"Al... Aldii..." Panggil Clara saat Aldrich hendak pergi mengantar pesanan ke salah satu alamat klien.
Aldrich menoleh dan tersenyum, "Iya, Ra."
"Mau pergi ya? Bentar lagi jam makan siang, aku buatkan rendang ayam untukmu." Kata Clara.
"Tunggu aku ya, kita makan siang bareng di pantry." Ucap Aldrich.
"Enak dibawah pohon aja, Al. Diparkiran." Kata Clara memberi ide.
Aldrich tersenyum dan mengangguk, tangannya terulur untuk mengacak rambut Clara, "Aku pergi dulu."
Clara mengangguk sambil merapihkan kembali rambutnya. Ia menghela nafas saat mobil yang Aldrich bawa menjauh dari depan ruko.
"Orangnya udah pergi masih dilihatin aja." Suara Ragil membuat Clara terkesiap dan Clara menoleh seketika.
"Ehh, ada Miss. Ngagetin aja sih Miss." Kata Clara seraya mengusap dadanya.
Ragil menepuk pundak Clara, "Ra, kayanya Aldi suka deh sama kamu."
"Ishh, Miss ada ada aja. Gak mungkinlah, kan aku udah nikah." Jawab Clara.
"Yaa emangnya Aldi tau kamu sudah nikah? Kamu udah bilang ke Aldi tentang statusmu?" Tanya Ragil menyelidik.
Clara diam dan menggigit bibirnya, entah mengapa Clara tidak menceritakan soal statusnya pada Aldrich, "Aku hanya tidak ingin Aldi menjadi canggung padaku, Miss. Aku nyaman berteman dengannya." Jawab Clara pada akhirnya.
Ragil menghela nafas, entah mengapa ia mempunyai feeling jika rumah tangga Clara dan suaminya tidak baik baik saja. Sewaktu datang kepernikahan Clara, Ragil merasa Clara menikahi pria yang salah.
"Hati hati, Ra. Terkadang merasa nyaman dengan seorang pria, bisa membuatmu jatuh cinta." Ucap Ragil.
Clara sedikit tertawa, "Miss ada ada aja. Aku kan wanita bersuami, mana mungkin jatuh cinta lagi pada pria bujangan seperti Aldi. Kasian Aldi lah Miss." Clara tertawa menutupi rasa gelisahnya jika memang benar apa yang dikatakan oleh Ragil.
"Aldi pria yang baik, Miss. Aku menganggapnya hanya sebagai teman. Jika memang Aldi belum tau statusku, itu hanya karna tidak ada obrolan kami yang menjurus kesana. Aku rasa, cepat atau lambat Aldrich akan tau dengan sendirinya." Kata Clara lagi dengan tersenyum getir.
"Ra, Eike rasa, suamimu tidak membahagiakanmu. Mudah mudahan Eike salah duga ya, Ra." Kata Ragil.
"Itu benar, Miss, aku memang tidak bahagia bersama suamiku." Jawab Clara dalam hatinya. "Miss udah kayak cenayang." Jawab Clara dengan nada bercanda.
**
Aldrich dengan semangat mengantar pesanan klien VIP Erlasha, Ia bekerja dengan baik dan semakin menghargai sebuah profesi sebagai supir dan juga kurir. Dengan gaji yang menurut Aldrich tidak seberapa namun berharga untuk orang orang yang berprofesi seperti dirinya. Terkadang Aldrich menerima tips saat mengantar pesanan Klien, dan ia menggunakan uang tips itu untuk membelikan makanan atau minuman segar untuk Clara.
Seperti saat ini, Aldrich menerima tips lebih ia membelikan sebuah minuman boba yang mempunyai stand di dalam mall.
Aldrich menenteng minuman itu, ia berjalan menuju bawah pohon dimana Clara sudah menunggunya.
"Bawa apa, Al." Tanya Clara.
"Boba, kamu suka kan?" Tanya Aldrich.
"Ya ampun, Al. Kamu mampir ke Mall dulu untuk beli ini? Ini kan lumayan harganya, Al. Hemat dong." Kata Clara.
"Aku tadi dapat tips dari klien VIP. Masih ada kembaliannya, Ra. Tenang aja sih." Kata Aldrich. "Aku lapar, mana makananku." Ucap Aldrich mengalihkan pembicaraan.
Clara memberikan satu kotak makanan pada Aldrich. "Aku bikin rendang ayam, nanti kalau hutangku di Erlasha udah lunas, aku janji buatin kamu rendang daging sapi."
Aldrich tersenyum. "Ini juga enak, Ra." Jawab Aldrich sambil mengunyah makanannya. "Memang kamu hutang bekas apaan ke Erlasha?" Tanya Aldrich mencari tau.
"Untuk bayar perpanjangan kontrak rumah slama setahun, Al." Jawab Clara.
Aldrich mengangguk. "Aku akan membahagiakanmu, Ra. Tunggu aku sebentar lagi, aku akan melamarmu." Batin Aldrich. "Nanti aku belikan kamu, Rumah. Ra." Kata Aldrich tersenyum.
"Rumah barbie ya, Al." Clara tertawa.
Aldrich pun ikut tertawa. "Iya, kan kamu barbienya."
Mereka tertawa bersama.
Selesai makan siang bersama, Clara masuk kembali kedalam kantor Erlasha, dan Aldi mengikutinya karna akan ke toilet didalam ruko. Butik Erlasha memang hanya memiliki satu akses pintu masuk dari depan, menjadikan karyawan pun bisa keluar masuk hanya dari depan. Dan Alesha sebagai pemilik butik tidak mempermasalahkannya, pasalnya semua karyawan, dari supir dan hingga bagian teratas, memakai pakaian yang sopan.
"Kalian dari mana?" Tanya Alesha yang melihat Clara dan Aldrich masuk bersamaan.
"Makan siang dibawah pohon, Miss." Jawab Aldrich jujur.
Wajah Alesha seperti menanyakan sesuatu pada Clara. Wajar Alesha seperti itu karna yang Alesha tau, Clara sudah menikah dan kini dekat dengan Aldrich.
"Hanya makan siang bersama, Miss." Jawab Clara "Sambil ngobrol." Kata Clara lagi.
Alesha mengangguk.
"Permisi, Miss, saya ijin kebelakang." Kata Aldrich dengan sopan yang diangguki oleh Alesha.
"Ra, Akan ada tamu baru, rekomendasi dari klien VIP kita, kasih pelayanan yang bagus ya, aku percaya sama kamu bisa handel mereka." Ucap Alesha.
Clara mengangguk. "Iya, Miss." Jawab Clara.
"Sepertinya itu orangnya, yang satu istri pengacara terkenal, yang satunya istri dari dosen senior di Universitas XX. Mereka terlihat sederhana namun begitu elegan, hati hati dalam bersikap ya, Ra." Kata Alesha.
Clara menyambut dua orang wanita yang sudah tidak lagi muda namun masih terlihat cantik diusianya.
"Selamat datang, Silahkan masuk Nyonya." Clara tersenyum ramah.
Alesha menghampiri tamu tamunya tersebut.
"Selamat siang, senang bertemu dengan..." Kata Alesha sambil menggantung ucapannya dan mengulurkan tangannya seraya mengajak berkenalan.
"Ghea, dan ini Jessica." Kata Ghea dengan senyum khasnya.
"Ah Nyonya Ghea, selamat datang di Butik kami. Selamat datang juga Nyonya Jessica." Alesha tersenyum ramah.
"Anda pemilik butik ini?" Tanya Jessi.
Alesha nengangguk. "Saya Alesha, dan ini salah satu karyawan terbaik saya, Clara." Ucap Alesha.
Ghea dan Jessica tersenyum.
Clara memperlihatkan berbagai rancangan terbaik milik butik Erlasha. Sementara Jessi melihat katalog ditemani oleh Alesha.
"Al..." Panggil Ghea saat melihat Aldrich yang melewati ruangan butik.
Aldrich yabg merasa dipanggil namanyapun menoleh kearah sumber suara. "Tante Ghea, mati aku!!" Batin Aldrich.
Aldrich berjalan mendekati Ghea. "Selamat siang, Ibu." Ucap Aldrich sambil mengedipkan satu matanya pada Ghea.
Ghea mengernyitkan dahinya.
"Nyonya kenal sama Aldi?" Tanya Clara.
"Aldi?" Tanya Ghea meyakinkan.
Clara mengangguk, sementara Aldrich hanya menunduk menyembunyikan kebingungannya.
"Ra, dulu aku pernah menjadi supir dirumah Ibu Ghea." Ucap Aldrich menatap wajah Clara.
Ghea yang bingung segera menangkap maksud ucapan Aldrich saat Aldrich menatap wajah Clara dengan tatapan teduh.
"Kamu kerja disini sekarang, Al?" Tanya Ghea mencoba mengikuti alur drama Aldrich.
"Iya, Bu. Sudah mau tiga bulan." Jawab Aldrich.
Ghea mengangguk, "Sering seringlah main kerumah, Al. Davan akan kembali bulan depan untuk liburan." Kata Ghea.
Aldrich mengangguk.
"Ghe.. ini Bagus..." Kata Jessica sambil membawa katalog, namun matanya terbelalak saat melihat Aldrich dengan pakaian safari hitam khas supir.
"Al...."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yus Warkop
🤣🤣🤣🤣🙈
2025-02-12
0
reza indrayana
Dasar boCah Gemblung ...Al...dikau bikin Gemes ajee...😍😍😍
2024-06-27
1
Sweet Girl
nah luuuu Al... tambah bingung deh luuu
2024-04-21
2