Ceklekk.
Suara pintu kamar terbuka.
Aldrich membolakan matanya kemudian langsung berbalik badan kembali menghadap pintu. "Metha, apa yang kau lakukan? Cepat pakai pakaianmu." Seru Aldrich.
Metha yang terkejut pun langsung menutup tubuhnya memakai selimut tebal.
"Al, kenapa tidak ketuk pintu dulu?" Kesal Metha.
"Ini kan apartemenku Tha, tersersh aku dong ketuk pintu atau tidak." Jawab Aldrich sekenanya.
Jawaban Aldrich membuat Metha menelan salivanya kasar, ia tidak menyangka jika Aldrich bisa berkata seperti itu, padahal biasanya, Aldrich tidak pernah mengungkit apa yang pernah diberikannya.
"Aku ke kamar mandi duku, Al." Kata Metha lalu masuk kedalam kamar mandi yang letaknya masih berada didalam kamar utama tersebut.
Metha menatap dirinya dicermin, "Semoga Aldrich tadi tidak melihat tanda merah ini." Gumam Metha, "Dimas sialannn, beraninya dia memberikan tanda merah ditubuhku."
Selesai membersihkan diri, Metha langsung memakai pakaiannya yang tadi ia sempat bawa masuk kedalam kamar mandi. Ia terpaksa memakai pakaian tertutup untuk menutupi bekas gigitan Dimas. Padahal biasanya, Metha slalu memakai pakaian terbuka apa lagi memperlihatkan belahan dua buah dada nya, tapi tidak dengan saat ini, ia tidak mau mengambil resiko membuat Aldrich marah padanya, bahkan bisa jadi memutuskan lalu mengusirnya.
"Sayangg.." Panggil Metha lalu duduk bersandar manja pada lengan Aldrich.
"Kenapa kamu tidur tidak memakai pakaian? Seperti orang yang habis....."
"Al, kamu kan tau, aku kalau tidur slalu seperti itu, tidak pakai dalaman juga karna agar tidak sesak." Potong Metha cepat.
Aldrich menghela nafasnya, ia memang cukup tau kekasihnya itu kerap kali tidur hanya memakai segitiga pengaman nya saja.
"Tha, kenapa apartemen ini berantakan sekali, kamu kan tau aku tidak suka jika apartemen ini kotor. Bajumu berserakan, tidak bisakan kamu menaruh pakaian kotormu langsung ke tempat cucian." ucap Aldrich dengan nada kesal.
Metha memutar malas bola matanya, "Aku butuh asisten rumah tangga, Al." Jawab Metha.
Aldrich menghela nafas, "Kamu hanya tinggal sendiri, harusnya bisa membersihkan tempat tinggalmu sendiri." Ketus Aldrich.
"Tapi tempat ini terlalu besar, Al. Aku lelah kalau hanya membersihkannya sendirian." Kata Metha mencoba merayu Aldrich.
Namun sepertinya pikiran Aldrich sedikit terbuka. Entahlah, selepas melepas Davan di bandara, pikiran Aldrich seolah memikirkan sesuatu, "Cinta boleh, tapi tetap gunakan akal pikiranmu, Al." Kata kata Davan seolah berputar dalam pikiran Aldrich.
"Jika kamu merasa apartemenku ini terlalu besar, aku akan menyuruh asistenku untuk mencari kost kost an saja untukmu. Bagaimana?" Tanya Aldrich yang membuat Metha melongo.
"Al...." Panggil Metha tidak percaya.
"Aku tidak suka tempatku kotor, Tha. Jika kamu tidak bisa merawat apartemenku dengan alasan lelah, maka aku akan mencarikanmu kost kost an saja." Aldrich berdiri dari duduknya. "Aku harus segera kekantor, lebih baik kamu bersihkan apartemenku, bukankah kamu masih libur semester?" Aldrich melangkahkan kakinya namun sebelumnya dia berkata, "Dan satu lagi, aku tidak suka jika kamu keluar malam malam, apa lagi minum minuman keras hingga mabuk, bau alkohol dari nafasmu saja masih tercium olehku."
Brakkk
Aldrich menutup pintu dengan sedikit kasar, membuat Metha tersadar dari lamunannya.
"Apa itu benar Aldrich? Siapa yang berani mempengaruhinya?" Gumam Metha sambil mengepalkan telapak tangannya.
**
Seminggu terlewati, Aldrich yang larut dalam kesibukan hingga tidak ada celah untuk bertemu dengan Metha. Tentu saja ini ulah Fariz dan Stevi yang membuat Aldrich disibukan dengan pekerjaan agar tidak memiliki waktu untuk bertemu dengan Metha.
Pernikahan Clara dan Bisma pun akan digelar hari ini, Clara merasakan detak jantung yang berdebar, ia tidak menyangka jika hidupnya akan berlabuh dalam sosok Bisma, pria yang dikenal cuek dan susah didekati oleh wanita.
Intan masuk kedalam ruangan Bisma, hendak melihat persiapan Bisma.
"Sudah siap, Bis?" Tanya Intan sang Ibu.
Bisma mengangguk lalu memasukan ponselnya kedalam jasnya.
Pada akhirnya, Bisma bersanding dengan Clara dipelaminan. Selesai akad, acara langsung dilanjutkan dengan resepsi.
Chelsea datang bersama Zayn. Ia memberi selamat dan doa tulus pada salah satu sahabatnya itu.
Dari jauh Sammy melihat dengan rasa penuh tidak suka, ia mengepalkan jemarinya melihat Bisma bersanding dengan seorang wanita.
Sammy naik ke pelaminan untuk memberikan selamat pada Bisma.
"Selamat, Bisma. Akhirnya kamu menikah juga." Kata Sammy yang terdengar sindirian oleh Bisma.
"Dia temanmu, Mas?" Tanya Clara.
Sammy tersenyum smirk pada Clara, "Aku Sammy, teman satu kantor Bisma, su_a_mi mu." Kata Sammy menekan kata suami pada Clara.
"Oh ternyata ini kak Sammy, salam kenal Kak." Clara membalas senyuman Sammy tanpa rasa curiga.
Sementara Bisma, ia hanya bersikap datar tanpa ekspresi.
Selesai pernikahan, Bisma langsung membawa Clara kerumah yang sudah ia sewa. Sebelum pernikahan, hal ini sudah ia bicarakan dengan Clara dan Clara menyetujui jika selesai acara pernikahan, Bisma langsung memboyongnya.
Rumah minimalis dengan dua kamar itu memang tidak terlalu besar, hanya saja didalam kamar utama sudah ada kamar mandinya.
Beruntung Bisma dapat menyewa rumah ini dengan isinya, memudahkan Bisma dan Clara yang tidak perlu bersusah payah membeli perabotan rumah tangganya lagi.
Clara merapihkan pakaiannya dan juga pakaian Bisma kedalam lemari, sementara Bisma langsung membersihkan diri.
Ponsel Bisma berdering, Clara yang berada didekatnya pun mencoba melihat siapa yang menelpon pria yang belum genap satu hari menjadi suaminya tersebut.
Nama Sammy tertera dilayar ponsel milik Bisma. "Kak Sammy, apa ada hal penting ya sampai menelpon dimalam oengantin Mas Bisma dengan aku." Gumam Clara.
Clara tidak ambil pusing, ia kembali melanjutkan aktifitasnya. Clara juga menyiapkan pakaian ganti untuk Bisma.
Selesai Bisma membersihkan diri, gantian Clara yang membersihkan diri. Tidak membutuhkan waktu lama, kemudian Clara berinisiatif memakai lingerie sekksiinya.
"Ahh memalukan sekali, tapi ini malam pengantinku. Aku ingin membuat bekesan untuk Mas Bisma." Gumam Clara didalam kamar mandi sambil menatap dirinya pada cermin.
Ceklek..
Clara perlahan keluar kamar, ia melihat Bisma yang duduk bersandar pada sandaran tempat tidur.
Bisma yang mendengar suara pintu terbukapun menoleh, ia melihat Clara sekilas lalu matanya manatap layar ponsel kembali.
Clara yang merasa Bisma mengacuhkannya merasa bingung, "Ada yang salahkah dengan diriku?" Tanya Clara dalam hatinya.
Clara mendekati tempat tidur dan naik perlahan, Bisma sama sekali bersikap cuek.
"Mas..." Panggil Clara kemudian.
"Hem.." Jawab Bisma singkat tanpa melirik kearah Clara.
Clara hanya diam, jujur ia merasa malu, namun malam ini adalah malam pengantinnya, bukankah seharusnya Bisma bersemangat akan hal ini? Namun rupanya harapan Clara tidak sesuai dengan ekspektasinya. Bisma bersikap cuek.
"Malam ini malam pengantin kita, Mas." Lirih Clara pada akhirnya.
Bisma menghela nafasnya kasar. "Tidurlah, Ra. Ini sudah malam dan aku lelah sekali hari ini." Kata Bisma yang membuat Clara tertegun.
Bisma langsung merebahkan dirinya dan tidur membelakangi Clara, ia menaikan selimutnya hingga leher. Sementara Clara, hanya bisa menatap punggung Bisma.
"Mungkin Mas Bisma memang lelah." Batin Clara.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Lindo Riee
bisma lebih suka terong kayakny dan si sammy pasti pacarny,ud mulai curiga aq/Proud/
2025-01-04
0
Puteri Mawineywell
apakah Bisma gay? wkwkwkw otakku kotor sekali
2024-12-22
0
Yus Warkop
amit" yah jizay
2025-02-12
0