Pagi hari, Clara sudah bangun, ia segera membersihkan diri dan bersiap kedapur untuk memasak sarapan.
Bisma pun baru bangun setelah Clara keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk melingkar ditubuhnya.
Bisma hanya melirik kemudian ia berdiri dari tempat tidurnya. "Jam berapa pesawat kakekmu akan berangkat?" Tanya Bisma, pasalnya hari ini Kakek Clara akan bertolak ke Singapura untuk menjalankan pengobatan disana bersama tantenya.
"Jam sepuluh, Mas." Jawab Clara grogi. Ia berfikir dengan penampilannya seperti ini akan memancing hasrat suaminya dipagi hari.
Namun lagi lagi Clara salah, Bisma tetap bersikap cuek dan datar, ia berjalan melewati Clara.
"Segera pakai pakaianmu, nanti kamu masuk angin." Kata Bisma sambil berlalu begitu saja.
Clara menghela nafas. "Apa yang salah dengan diriku? Kenapa Mas Bisma sangat cuek, apa aku ini tidak menarik baginya?" Batin Clara.
**
Aldrich menatap layar ponselnya, ia mendapati pesan dari Metha.
"Sayang, kamu berubah. Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" -Metha-
Aldrich menghela nafasnya, ia sudah cukup lelah dengan pekerjaannya dan kini dihadapkan dengan sikap Metha yang makin membuatnya lelah.
Aldrich memilih mengabaikan pesan itu.
Drrttt..
Ponsel Aldrich kembali menerima sebuah pesan.
"Baikah, Sayang. Kalau begitu aku menyerah, Sore ini aku akan mengosongkan apartemenmu. Terimakasih sudah mau menampungku disini." -Metha-
Aldrich menggusar rambutnya kebelakang, "Arrgggg Shhiiiitttt." Aldrich berdiri dari kursi kebesarannya lalu ia bergegas pergi meninggalkan kantor menuju apartemennya.
Sementara itu di apartement, Metha menggenggam layar ponselnya yang ia tempelkan di dagunya.
"Kita lihat, Al. Siapa yang menang. Berani sekali kamu mengacuhkan aku." Gumam Metha.
Benar saja, dua puluh menit kemudian, Aldrich tiba diapartement, ia melihat dua buah koper yang sudah siap diangkut.
"Tha.. Methaaaa." Panggil Aldrich dengan suara menggema.
Dari dalam kamar, Metha tersenyum penuh kemenangan. "Ayo Metha, mainkan aktingmu." Batinnya.
Brakkk
"Methaaa!!" Panggil Aldrich lalu menghampirinya.
Metha menoleh kearah Aldrich seolah memberikan senyumnya.
"Tha, kamu mau kemana?" Tanya Aldrich penuh rasa khawatir.
"Aku mau pindah, Al." Jawab Metha dengan tenang.
"Pi.. Pindah kemana?" Tanya Aldrich lagi.
"Aku sudah dapat kontrakan petakan, dan aku sudah bekerja jadi pelayan di restoran, setidaknya aku bisa berdiri sendiri tanpa bantuanmu lagi, Al." Kata Metha dibuat buat sesedih mungkin.
"Tha, aku tidak masalah jika kamu tinggal disini." Ucap Aldrich.
Metha menghadap Aldrich dan menangkup kedua pipi Aldrich. "Aku gak apa apa, Al. Aku tidak bisa hanya menunggu mendapatkan uang darimu, aku juga ingin berusaha sendiri dan tidak mengemis."
"Aku tidak menganggapmu mengemis padaku, Tha. Hanya saja aku tidak suka kamu sering main di club dan minum alkohol." Aldrich menjelaskan.
"Aku bukan bermain di club, Al. Tapi aku bekerja karna tidak ingin terus merepotkanmu. Dan soal bau alkohol itu, aku tidak sengaja meminumnya. Sungguh hanya itu." Metha berusaha membodohi Aldrich.
Dan seketika jawaban Metha membuat Aldrich merasa bersalah. "Maafkan aku, Tha. Aku tidak mendengar penjelasanmu dulu." Kata Aldrich yang diangguki oleh Metha.
"Jangan pindah, dan jangan bekerja dimanapun, kamu hanya harus fokus kuliah. Aku kan sudah janji akan membiayai hidupmu." Aldrich menarik Metha kedalam pelukannya.
Dan didalam pelukan itu Metha tersenyum penuh kemenangan. "Kena kau, Al. Siapa suruh berani mengabaikanku."
***
Sudah tiga bulan Clara menjalani hidup berumah tangga dengan Bisma. Namun hingga detik ini, Bisma belum pernah menyentuh Clara. Bisma hanya memberikan nafkah lahir berupa uang belanja dan itu juga hanya pas untuk keperluan rumah tangga. Bahkan Clara masih harus menggunakan uangnya sendiri untuk menutupi kebutuhannya sendiri.
Rumah tangga Clara dan Bisma hanya seperti sebuah status saja, dan kadang berubah seperti sebuah Drama pernikahan, dimana Bisma akan bersikap lembut jika didepan keluarganya dan juga teman kantornya.
Clara merasakan ada yang aneh, namun ia terlalu malu untuk menanyakannya. Tak jarang Clara menggoda Bisma sesekali dengan berpenampilan sekksi bahkan nyaris tel*a*njang didepan Bisma, namun itu tidak berpengaruh sama sekali. Bisma sama sekali tidak tergoda.
Mereka memang tidur di satu kamar, bahkan berbagi tempat tidur, namun hanya sekedar tidur. Bisma sering menghindari Clara, ia sengaja pulang larut malam agar terlihat lelah dan bisa langsung tertidur.
Awalnya Clara slalu menaruh curiga, namun tidak ada bukti, ia tidak pernah mencium aroma parfum wanita dipakaian Bisma.
Clara pun pernah menguntit Bisma slama dua hari, ia rela mengambil cuti dua hari hanya karna ingin mengikuti suaminya itu. Namun tidak ada hal yang mencurigakan, Bisma hanya keluar bersama Sammy untuk bertemu klien atau hanya sekedar makan siang bersama.
Kini Clara tengah melamun dimeja kerjanya. Ia memikirkan nasib rumah tangganya yang menurutnya tidak sehat itu.
"Ra, tolong antarkan ini ke ruangan Miss Alesha ya, ini beberapa contoh desain untuk koleksi yang akan diluncurkan diawal tahun." Kata Ragil orang kepercayaan Alesha, pemilik butik tempat dimana Cara bekerja sebagai sekertaris Alesha..
"Iya Miss Ragil." Jawab Clara tidak bersemangat.
"Hei, Ra. Kamu kenapa? Sakit? Atau karna kelelaahan makan terong tiap malam?" Goda Ragil Pria yang agak kemayuan tersebut.
"Ishh Miss Ragil, terong apaan sih. Makanya Miss Ragil cepet tobat, biar ngerasain surga dunia." Jawab Clara kesal.
"Ya gimana dong, Ra. Eike juga doyannya terong." Ragil tertawa lalu berlalu begitu saja.
Clara menggeleng gelengkan kepalanya, "Ya tuhan, semoga hanya Miss Ragil yang seperti itu, tidak ada pria lain yang kukenal seperti itu lagi." Batinnya.
**
"Apa ini Al?" Fariz melemparkan kertas berisikan tagihan kartu kredit milik Aldrich keatas meja kerjanya.
Adlrich yang baru saja menyelesaikan pekerjaanya menghela nafas sejenak.
"Papap apa apaain sih." Kesal Aldrich.
"Jelaskan pada Papap apa ini? Kamu memberikan kartumu pada wanita itu, Hah? Lihat tagihannya, Al." Ucap Fariz berapi api.
Aldrich meraih kertas kertas yang berserakan itu, terihat nominal berjumlah fantastis yang membuat Aldrich membolakan kedua matanya.
"Mau bilang apa, Al? Bisa kamu jelaskan semua ini pada Papap?" Tanya Fariz.
"Pap, ini...." Kata Aldrich terbata bata.
"Al, cukup. Hentikan semua ini. Putuskan dia. Baru berpacaran saja sudah membuat kamu hampir bangkrut. Apa lagi jika menjadi istrimu nanti, bisa bisa dia membuatmu bangkrut beneran, Al." Kata Fariz yang masih terlihat kesal.
"Al cinta sama Metha, Pap." Lirih Aldrich.
"Persyettaan dengan cintamu itu, Al. Papap tidak mau menerima dia menjadi menantu Papap. Dia hanya parasit dikehidupanmu. Jika kamu sudah tidak memiliki apa-apa, pasti dia akan meninggalkanmu." Geram Fariz.
"Metha tidak seperti itu, Pap." Bela Aldrich.
Fariz menatap tajam sang putra. "Benarkah? Buktikan pada Papap, buktikan jika wanita itu bisa menerimamu tanpa embel embel Dewantara, pewaris tunggal DW group." Fariz berbicara penuh penekanan, ia keluar sambil menutup pintu dengan kasar.
Aldrich menghela nafas, ia duduk dikursi kebesarannya sambil menopang kepalanya. Aldrich memang terlalu memanjakan Metha, terbukti saat Metha meminta ingin jalan jalan bersama teman temannya ke singapura, Aldrich dengan begitu saja memberikan kartu tanpa limit miliknya. Bahkan Aldrich mentransfer jumlah uang yang banyak setiap bulannya hanya untuk kehidupan Metha.
Fariz segera memblokir kartu kartu milik Aldrich, bahkan Fariz memblokir sementara rekening milik Aldrich. Berharap sang parasit akan meninggalkan Aldrich.
***
Ada yang ingat Alesha dan Ragil? Baca novelku yang lain yang berjudul CINTA ERLANG.
Jujur, Aku agak males cari nama dan pemeran baru, kebetulan karna di Novel CINTA ERLANG, Alesha itu mempunyai butik, dan mempunyai partner bernama Ragil, jadi agak cocok aku masukin mereka disini sebagai figuran.
Gak apa apa ya? Gak bosen kan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yus Warkop
duuh sayang banget uangmu aldrick
2025-02-12
0
Sweet Girl
O'on kamu Drich
2024-04-19
2
Sweet Girl
Baguslah klo begitu ...
semoga aja Aldrick ngomong begitu...
2024-04-19
2