Aldrich kembali ke butik setelah mendengar banyak nasihat dari Ghea. Sedikit banyak Ghea membuat pikiran Aldrich terbuka.
Belum lagi perkataan dari Chelsea, meskipun nyelekit dan terkadang suka bercanda, segala perkataan Chelsea slalu benar.
Beruntung Aldrich kembali disaat Clara sedang pergi menemani Ragil menemui Klien, membuat Aldrich tidak akan di brondong banyak pertanyaan oleh Clara.
Aldrich memutuskan, akan mengundurkan diri dari Erlasha tepat di tiga bulannya nanti ia bekerja. Aldrich akan beralasan diterima bekerja diperusahaannya sendiri. Sedikit demi sedikit Aldrich akan membuka jati dirinya pada Clara, kemudian ia akan mengutarakan isi hatinya pada Clara.
**
Minggu ini Anak kembar Alesha akan berulang tahun yang ke lima. Alesha mengundang karyawannya untuk datang diacara ulang tahun anak kembarnya itu.
Clara mengajak Aldrich untuk mencari kado yang akan ia bawa untuk anak kembar Alesha, dan Aldrich sangat senang menyambut ajakan Clara.
"Jadi anaknya Miss Alesha kembar laki laki dan perempuan?" Tanya Aldrich yang baru mengetahui anak kembar Alesha.
Clara mengangguk, "Yang satu namanya sama seperti namaku, Clara dan yang satunya bernama Gerald atau biasa dipanggil Gery." Jawab Clara.
"Mereka suka datang ke butik?" Tanya Aldrich lagi, pasalnya hampir tiga bulan Aldrich bekerja di Erlasha belum pernah melihat anak kembar Alesha dan suaminya.
"Dulu iya, sekarang udah lama gak pernah kebutik. Semenjak masuk TK, mungkin udah capek sekolah dan pulang kerumahnya." Jawab Clara sambil melihat lihat isi didalam mall.
Aldrich hanya mengangguk anggukan kepalanya. "Kalau suaminya Miss Alesha?"
"Pak Erlang? Hmm dia sih hampir gak pernah ke butik kecuali kalo lagi gak ada lagi Miss Ragil " Kata Clara.
"Kenapa?" tanya Aldrich heran.
"Pak Erlang itu, takut sama Miss Ragil, soalnya Miss Ragil pernah ngedipin satu matanya ke Pak Erlang." Clara tertawa mengingat kejadian lucu saat awal awal ia baru bekerja di Erlasha.
"Oh ya?" Aldrich pun ikut tertawa.
"Besok kamu datang sama siapa, Al?" Tanya Clara.
"Sendiri, mungkin." Jawab Aldrich. "Kamu?" Aldrich balik bertanya.
"Claraaa." Panggil seseorang dan Clara juga Aldrich menoleh seketika.
"Ibu." Gumam Clara yang masih terdengar oleh Aldrich.
Intan yang kebetulan sedang berada didalam Mall bersama teman teman genk arisan sok sosialitanya. Ia melihat Clara sedang berjalan bersama Aldrich dan segera memanggil lalu menghampirinya.
"Kamu lagi ngapain disini, Ra?" Tanya Intan dengan tatapan menghujam, lalu ia mengalihkan tatapannya pada sosok Aldrich.
"Kamu bermain dibelakang bersama dia ya?" Tanya Intan lagi sambil menunjuk wajah Aldrich.
Clara memutar malas bola matanyanya, "Dia ini teman kerjaku, Bu. Kami sedang mencari kado untuk ulang tahun anak bos kami, besok." Jawab Clara malas.
"Tapi tetap saja dia ini seorang pria, Ra. Sementara kamu itu seorang wanita bersuami." Ketus Intan.
Deg..
Jeddarrr..
Bak disambar petir, Aldrich merasakan hatinya begitu sesak.
"Apa dia bilang? Clara wanita bersuami?" Tanya Aldrich dalam hatinya.
"Terserah Ibu, deh. Yang jelas dia ini teman saya." Jawab Clara yang sudah mulai jengah.
Intan tidak percaya dengan ucapan Clara, "Ya sudah, kamu ikut Ibu aja, temani Ibu kumpul sama teman teman Ibu." Kata Intan. Ia ingin sekalian memanfaatkan Clara untuk membayar uang arisannya bulan ini.
"Maaf Bu, aku gak enak sama teman aku. Aku pergi sama dia dan pulang juga sama dia lah." Jawab Clara.
"Tuh kan bener, kamu ada apa apa sama dia." Tuduh Intan.
Aldrich masih terlihat shock karna mendengar perkataan Intan soal Clara wanita bersuami, sehingga ia masih diam mencerna semua ucapan Intan.
"Bu, aku malas ikut dengan Ibu kumpul sama teman teman sok sosialita itu. Ujung ujungnya Ibu akan menyindirku habis habisan soal keturunan." Jawab Clara. Bukan tidak tau, tapi Clara pernah mengalami hal ini satu kali, saat Clara mengantar Ibu mertuanya ikut arisan dan disana Intan menyindirnya habis habisan yang belum juga memiliki keturunan.
"Kamu berani ya?" Kata Intan menunjuk wajah Clara.
"Maaf, Bu. Aku tidak bisa mengikuti aturan Ibu. Permisi." Calara pergi begitu saja lalu menarik lengan Aldrich, dan aldrich sendiri mengikutinya.
Intan merasa geram dengan kelakuan menantunya itu menantu yang dulu ia banggakan kini membuatnya kesal.
Clara keluar dari Mall, dan didepan pintu Loby Clara melepaskan lengan Aldrich.
"Maaf, Al." Lirih Clara.
Aldrich menatap intens wajah Clara. "Untuk?" Tanya Aldrich. Ia ingin tahu mengapa Clara meminta maaf padanya.
"Kamu jadi melihat hal memalukan tadi." Jawab Clara yang ternyata malu dengan kejadian tadi.
Aldrich menghela nafasnya. "Ra. Tidak adakah yang ingin kamu jelaskan padaku?"
Clara tau arah pembicaraan Aldrich. "Kita ke taman yuk, Al. Aku akan ceritakan padamu." Ajak Clara.
Mereka duduk di bangku taman kota yang jaraknya dekat dengan Mall tadi.
"Apa yang ingin kamu tanyakan, Al?" Tanya Clara.
"Kamu sudah menikah?" Tanya Aldrich segera, mengeluarkan apa yang tertahan dibenaknya.
Clara menghela nafas, "Aku sudah menikah, sudah lewat satu tahun, Al." Jawab Clara.
"Kamu gak bilang sama aku, Ra." Ucap Aldrich pasrah.
"Maaf, Al. Bukan aku tidak ingin bilang padamu. Hanya saja tidak pernah ada obrolan kita yang menjurus kesana." Jawab Clara.
Aldrich menunduk, jemarinya memijit pangkal hidungnya.
"Kamu tidak mau berteman dengan wanita yang sudah bersuami, Al?" Tanya Clara.
Aldrich masih diam karna masih terlalu shock mengetahui wanita yang sedang ia kejar ternyata tlah bersuami.
"Al..." Panggil Clara pelan.
Aldrich menarik sudut bibirnya tersenyum getir, "Tentu saja kita berteman, Ra." Ucap Aldrich pada akhirnya, menyembunyikan perih yang ada dihatinya.
Sekali lagi Aldrich merasa, takdir mempermainkan perasaannya. Setelah ia pernah gagal memperjuangkan kekasihnya yang ternyata malah berselingkuh dengan pria lain. Kini Aldrich kembali gagal saat ingin mengejar wanita baik baik namun ternyata sudah bersuami.
"Yang tadi itu?" Tanya Aldrich.
"Dia ibu mertuaku, Al. Hubunganku dengannya tidak cukup baik."Kata Clara. "Maaf karna kamu melihat sedikit masalah dikeluargaku."
Aldrich mengangguk. "Dimana suamimu?" Tanya Aldrich lagi. Aldrich terdiam sambil memikirkan sesuatu yang menurutnya janggal. "Jika kamu memiliki suami, mengapa kamu meminjam uang ke butik untuk membayar kontrakan?" Tanya Aldrich pada akhirnya.
Clara terdiam, ia ragu untuk bercerita, meski bagaimanapun, Aldrich belum lama ia kenal meski Clara menyukai sikap Aldrich yang baik padanya.
"Karna suamiku sedang ada masalah keuangan, Al. Karna itu aku yang mencari pinjaman untuk membayar perpanjangan kontrakan." Jawab Clara.
Hati Aldrich semakin remuk, ini benar adanya, Clara sudah menikah dan memiliki suami.
"Mengapa hubunganmu tidak baik dengan ibu mertuamu?" Tanya Aldrich lagi.
Clara menghela nafas, "Karna Ibu mertuaku, slalu mencecarku soal keturunan. Ibu slalu menyalahkanku yang tak kunjung memberinya cucu." Jawab Clara dengan nada sedih.
Aldrich menatap wajah sedih Clara, entah mengapa ia ingin meraihnya dan membawanya kepelukannya. Namun pikirannya kembali tersadar saat mengingat status Clara.
"Tuhann.. Ini sakittt." Batin Aldrich.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Sweet Girl
sakit tak berdarah ya Al...
sabar dikit lagi Al....
2024-04-21
2
Ita rahmawati
jgn sakit al,,krn kamu blm tau yg sezunvguhnya
2024-02-01
3
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor sabar al
2022-06-11
1