Sok asik banget sih jadi cewek, celetuk hati Anjeli dengan raut wajah yang berubah masam, melangkah mendekati Arzan.
"Pagi Arzan!" sapa Anjeli langsung memeluk lengan Arzan didepan adik kelasnya.
"Pagi." Arzan yang tak nyaman langsung menarik perlahan tangannya agar terlepas dari pelukan Anjeli, namun Anjeli terus mengandeng Arzan meski berkali-kali ditolak.
"Kamu baru dateng ya, ke kelas bareng yuk!" ajak Anjeli tersenyum lebar menampakkan gigi putih nan bersihnya.
Arzan hanya tersenyum kaku, panik. tangannya terus digandeng Anjeli, ia takut dosa bersentuhan dengan yang bukan mahram.
Para junior menunduk takut ketika kedua teman Anjeli menatap sinis mereka seakan mengisyaratkan untuk tidak mendekati Arzan, mereka memilih kembali ke kelas daripada berurusan dengan para senior.
"Kak kami permisi dulu ya," Pamin mereka.
"Eh..." Arzan ingin menghentikan mereka sebab pembicaraan mereka belum selesai tentang informasi ekskul.
"iya, sana ya pergi jauh-jauh, jangan dekat-dekat kakak ini lagi ya," sahut Anjeli tersenyum terpaksa.
"Nanti kakak informasi di grup ya," kata Arzan dengan nada yang sedikit naik.
"siap kak," sahut mereka dari kejauhan sambil mengajukan jempol. Senyum mereka yang tadinya ngembang seketika luntur melihat tatapan datar Anjeli, cepat-cepat mereka berbalik badan dan melangkah menjauh.
"Kok kamu ngomongnya gitu sama adik kelas?" tanya Arzan menunjukkan rasa tidak sukanya atas perkataan Anjeli barusan.
"ih! kenapa? aku hanya bercanda kok. lagian mereka yang mau pergi." Anjeli memanjakan suara.
Arzan memutar bola matanya gak tahu harus ngomong apa, kata-kata di otaknya seakan hilang. Tangannya dari tadi berkali-kali menipis lembut tangan Anjeli yang terus nempel.
Ketika tangannya sudah terlepas, Arzan bergegas menjaga jarak dan berjalan menjauh dari Anjeli, "E, aku pergi dulu ya?"
"Mau kemana?"
"Cari Kak Rudi." Arzan bergegas pergi meninggalkan anjeli sebelum dirinya ditahan lagi.
"Semakin lama gue semakin suka dengan tu cowok," gumam Anjeli tersenyum geli.
"Tapi sayangnya dia ngindarin lu terus," sambung
"Iya, gue juga heran kenapa dia nghindari gue terus? Kebanyakan cowok ngejar Gus."
"Pakai logika aja, Arzan tuh cowok kek gimana. Dia berbeda dengan cowok yang selama ini dekatin elu, dia paling gak demen gandeng cewek kek elu tadi, makanya dia ngindar."
Anjeli terdiam, dalam hati dia setuju dengan pernyataan well selama ini dia sering banget gandeng Arzan kek tadi dan selalu setelahnya dijauhi.
"Besty yuk ke kelas, punggung gue pegel gendong buku kelamaan." Carrel mengeluh dengan wajah bete.
Mereka bertiga berjalan menaiki anak tangga menuju kelas, dijalan kebetulan mereka berpasaan dengan Karin dan Mira yang tergesa-gesa menuruni anak tangga.
Mereka saling melempar tatapan sinis ketika berpasaan seakan ada rasa benci ditatapan mereka.
Tap...
Langkah kaki Anjeli seketika berhenti ketika ia mendengar suara Mira yang melengking memeriaki temannya.
"Ya Tuhan kok bisa gini?!"
Anjeli berbalik badan melihat ke arah suara yang mana dibawah anak tangga ada tiga orang dan satu diantara tengah memakai tongkat.
"Itu bukannya si Mega ya yang waktu itu gangguin elu, Jel? Kenapa tuh kakinya?"
"Kena azab kali," kata Carrel yang langsung disambar Mira.
"HEH! PUNYA MULUT ITU DIJAGA! LU KIRA KITA GAK DENGAR APA?!"
Carrel memutar bola matanya malas, melipat tangan di depan dada, mulutnya bergumam menyebut kalimat yang memancing emosi Mira, hampir saja Mira naik dan menghajar Carrel, namun aksinya dihentikan Karin.
Anjeli dan Mega saling menatap sebelum akhirnya Anjeli dan temannya memutuskan untuk pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments