"HEEEG!" Mega menghentak kaki memasuki kelas membuat seisi kelas kaget, ruangan seakan diguncang gempa ketika mega masuk.
Mega mendengus mendaratkan bokongnya di kursi, kedua tangannya dilipat di depan dada sambil menatap tajam kedepan.
Dua orang cewek mendekat duduk di kursi depan mega.
kedua sahabatnya menatapnya bingung.
"Lu kenapa Meg?" Tanya cewek yang duduk di depan mega menoleh ke belakang sambil mengemut permen.
Gadis wajah jutek dan tidak bersahabat ini bernama karin, anak klub silat, sahabat mega dari smp. jutek jutek begini otaknya encer, kadang bisa ngeleng juga kalau bersama dua sahabatnya yang mana otaknya dibawah rata-rata.
"Sumpah kesel banget gue sama Arzan, haiss..." Mega mendesis gak bisa berkata-kata sangking kesalnya mahkluk yang bernama Arzan.
"Arzan kenapa?" Seorang cewek berambut kuncir tanduk dua muncul tiba-tiba dengan pop es ditangannya.
Senyum lebar merekah terpamapang diwajah manis gadis bernama Mira, anak grazy rice. tapi centil demen cowok ganteng, suka menggoda cogan mana saja yang ditemui. Meskipun anao grazy rice
"Itu mahkluk bikin gue kesal tau gak," keluh mega.
"iya, tapi dia bikin kesal lu karena apa?" tanya Mira sambil menyedot es miliknya, karin menatap datar temannya satu ini yang tidak bisa baca situasi.
"DIA TUH SUKA BANGET IKUT CAMPUR URUSAN GUE TAU GAK, SOK SOK PAKAI NASEHATIN GUE LAGI. JIJIK TAU GAK DENGAR NASEHAT DIA!" Mega meledak mengagetkan seisi kelas.
Seluruh perhatian penghuni kelas tertuju pada mereka bertiga, buru-buru karin membungkam mulut mega ketika ia ingin kembali berteriak.
"Kecilin suara lu," pinta karin menjauhkan tanggannya dari mulut mega.
"gue tuh pengen banget jauh dari dia, gak diikuti dia, gak perlu lihat wajah sok kegantengan dia dan gak perlu dengar nasehat dia," mega terlihat frustasi. Badgirl sepertinya merass tertekan jika berhadapan dengan Arzan, apalagi akhir-akhir ini ia sering masuk ruang Bk gara-gara Arzan. Paru-parunya juga terasa sesak gak ngirup asap rokok, Arzan terus memantaunya.
"lah dia kan memang ganteng," celetuk mira dengan wajah polosnya.
syiiiiing...
Mega menatap tajam mira, sektika mira yang lagi minum pop es tersedak.
"Kenapa natap gue gitu?" tanya mira menyeka lelehan air di dagunya dengan lengan bajunya, "Lagian kamu aneh, banyak cewek di sekolah ini yang mau didekati Arzan lah kamu malah mau dijauhi. Dia itu baik lo bukan badboy ataupun playboy."
"nye nye nye gue gak dengar, masa bodo!" mega menutup kedua telinganya mengabaikan pembicaraan.
"kepedean lu meg, Arzan juga gak mau ngikutin elu terus. kalau pengen dijauhi ya elu pindah sekolah, lagian bapak gue pernah bilang 'jangan membenci orang berlebihan nanti suka'." Karin bersuara setelah sekian detik terdiam.
yang dari tadi hanya diam
"dih, amit-amit mending gue mati daripasa suka atau hudup bersama dia," timpal mega.
"hus jangan bicara kayak gitu, pamali. tapi kalau urusan lu gak mau diganggu ya elu tinggal bersikap seperti cewek baik, jangan bandel." Mira berkata bijak setelah dirinya duduk di sebelah mega.
"Tumben banget lu bijak, tapi yah kan kita ini anak bandel apa kata guru kalau kita tiba-tiba berubah? nanti dikira buang perangai. Kalau kita berubah berarti pak anton nganggur dong," kata karin yang ada benar salahnya juga. Perlu diketahui mereka bertiga memang sering keluar masuk bk dan kerap kali ditegur para guru.
"Agh, masa bodo lah! gak mau gue mikirnya!" pekik Mega merebahkan kepalanya di meja dengan wajah yang masih sebal.
"Awas aja lu zan," gumam mega yang sudah gak dianggap aneh oleh kedua temannya.
*
KRRIIIIIIIING...
Bel sekolah berbunyi panjang menandakan waktunya untuk pulang. Selang berapa menit kemudian suara riuh terdengar dari seluruh penjuru sekolah bersamaan dengan keluarnya warga sekolah.
Tak butuh waktu lama sekolah mulai sepi sebagai dari siswa sudah berada diperjalanan pulang.
Arzan melangkah di lorong sepi menuju ruang kepsek dimana ini sudah menjadi rutinitasnya setiap pulang sekolah.
tok tok tok...
Arzan mengetuk pintu diiringi salam, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, masuk Zan," sahut seseorang dari dalam ruangan dengan suara bariton yang berat.
Arzan masuk kedalam dan mendapati kepala sekolah yang tengah sibuk dengan leptopnya.
"tunggu sebentar ya zan, ayah selesaikan ini dulu sedikit lagi," kata kepsek yang menyebut dirinya ayah.
Yah benar, Kepsek tersebut merupakan ayahnya arzan. Dia pemilik yayasan Ayyubiyah hing school, Afriadi M.Ed.
Wajah menawannya tak luntur kemakan usia, diusianya yang terbilang tidak muda lagi pria beranak tiga itu tetap terlihat awet muda.
"Iya." Arzan duduk di sofa menunggu ayahnya selesaikan pekerjaannya. Sambil menunggu ia memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa gabut.
"Gimana pelajarannya hari ini? Arzan nangkap gak?" tanya Afriadi disela-sela kesibukannya.
"Alhamdulillah bisa ayah, tadi ada beberapa yang tidak aku pahami tapi setelah bertanya dan guru mengulangi penjelasan Alhamdulillah aku paham," jawab Arzan mengalihkan fokusnya dari hp ke Afriadi, dia seakan benar-benar menyimak apa yang ayahnya bilang.
"Apa yang Arzan pahami? Coba jelaskan ulang." Afriadi mengetes anaknya, tes ini memang sering ia lakukan sebab ia ingin tahu apakah anaknya benar-benar belajar dengan benar? apakah anaknya benar-benar paham dengan pelajaran yang dia dapat hari ini?
Tanpa menunggu waktu lama Arzan menjelaskan pelajaran yang dia tangkap hari ini, terlebih dahulu Arzan menjauhkan ponselnya agar tidak menganggu fokus.
Afriadi mendengarkan dengan seksama sesekali ia menatap Arzan atau mengangguk kan kepala memberi tanda bahwa ia menyimak dengan seksama.
Waktu berlalu Arzan selesai menjelaskan Afriadi pun selesai dengan pekerjaannya.
"Bagus anak ayah, sampai rumah diulangi ya." Afriadi berpesan sambil mengemas barangnya, "Ayo, kita pulang bunda pasti sudah nunggu."
Arzan tersenyum, mengendong tasnya dan mereka keluar dari ruang kepsek bersama.
Jika berjalan berdua begini mereka terlihat seperti kembaran ketimbang ayah dan anak, banyak orang yang mengatakan begitu. Apalagi dengan tampang ayahnya yang awet muda membuat orang salah mengira jika mereka saudara.
nyatanya bagi Afriadi ia bersyukur memiliki anak pertama yang mirip dengannya, setiap kali ia bicara dengan putranya ia merasa seperti bicara dengan teman kadang saudaranya meski pada kenyataannya Afriadi tidak memiliki saudara.
Namun perlu diketahui istrinya Afriadi, latika. sangat tidak terima jika orang-orang mengatakan bahwa arzan lebih mirip Afriadi ketimbang dirinya, dia akan marah gak jelas jika hal tersebut terjadi. Tapi kalau dilihat sekali lagi pun memang iya dari hidung, mata, mulut, tubuh, rambut, dan sifatnya lebih condong ke Afriadi.
Dan ketika Latika cemberut gak jelas keduanya harus ekstra kerja keras buat menghiburnya.
tit...
klakson mobil berhenti di depan gerbang rumah, tak lama kemudian pagar rumah terbuka lebar memberi jalan untuk mobil tersebut masuk.
mobil terparkir di halaman rumah yang luar dan kedatangan mereka disambut Latika, percakapan kecil terjadi. Mereka masuk kedalam dan makan siang bersama, meski ini sudah lewat dari makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Thata Chan
si mega aneh👀 banyak cewek yg demen ama si Adzan, dia malah kek begitu
2022-05-31
1
Thata Chan
panjang mamat chapter nya? 👀 berapa k kata? 👀
2022-05-31
1