Sekolah

"Bim udah siap belum?" Arzan memanggil Bimbi dari ruang tamu, suaranya menggema ke seluruh ruangan.

"Iya bang, sebentar." Bimbi menyahut dari dalam, terdengar dari langkah kaki dia menuruni anak tangga.

"Jangan lari-lari nanti jatuh." Arzan kembali mengingat, adiknya itu sering banget lari-lari padahal badannya gemuk.

"hosh... Yuk bang berangkat." Bimbi ngos-ngosan menghampiri Arzan.

"Sudah dibilang jangan lari-lari, gak ditinggal juga." Arzan menasehati, "Udah ketemu buku tugasnya?"

Bimbi tak sanggup menjawab ia hanya mengangguk, mereka berangkat menaiki mobil ke sekolah.

"Om jalan," perintah Arzan. Taufiq mengangguk kecil, mulai menghidupkan mesin, ketika mobil berjalan tiba-tiba saja ada yang memanggil dari belakang.

"Aden tunggu! Bekalnya ketinggalan!" teriak Hasnah dari belakang.

Bimbi menoleh ke arah belakang melihat Husna, ibu Dani berlari mengejar mobil.

"Om berhenti om!" pekik Bimbi, Taufiq segera menginjak rem mendadak, untung saja mereka memakai sabuk pengaman sehingga tidak terjadi benturan.

Taufiq melihat ke arah kaca spion dimana Husna mendekati mobil. Bimbi membuka membuka jendela mobil.

"Bekalnya ketinggalan den," ujar Husna terhengah-engah.

"Hehehe... Makasih bik, kelupaan tadi." Bimbi cengengesan menerima kotak bekal. Arzan menggeleng kecil.

"Hati-hati dijalan." Husan melambaikan tangan ketika mobil kembali berjalan. Samsul sebagai penjaga rumah membukakan pintu pagar untuk mereka lewat.

"Da~" Arzan melambaikan tangan pada Dani yang duduk di depan pos menunggu ayah mengantarkannya ke sekolah.

Dani tersenyum kecil membalas lambaian tangan Arzan.

"Pak kita kapan berangkat?" tanya Dani pada ayahnya, Samsul.

"Iya, sebentar ya."

Dani menatap kosong mobil yang sudah menjauh, lamunannya seketika buat ketika iya dikejutkan dengan ayahnya yang mengajaknya untuk pergi sekolah. Dani bergegas pergi naik dan duduk di belakang ayahnya.

*

"Belajar yang baik ya." Arzan berpesan ketika Bimbi salam padanya dan turun dari mobil. Arzan mengamati punggung Bimbi yang memasuki gerbang sekolah, setelah mengamati Arzan meminta Taufiq untuk mengantarkannya ke sekolah.

Setibanya di sekolah Arzan disapa banyak siswa, itu karena dia disegani di sekolah bukan hanya karena ayahnya kepala sekolah, karena dianya yang mencuri perhatian, wajah gantang cerah gitu siapa yang gak minat coba?

Disisi lain penduduk sekolah juga pada tercengang melihat tiga orang gadis berjalan memasuki koridor, cahaya pesona Amazing seakan terpancar dari mereka, terutama untuk cewek cantik yang berada di tengah dan menganakan jaket kulit berwarna hitam.

Anjeli, cewek berparas cantik dan berambut bergelombang bak ombak di laut itu merupakan bunga disekolah, banyak para siswa yang menggilainya karena parasnya dan uangnya. Anjeli tipe cewek yang pilih-pilih dalam segala hal termasuk cowok, tipe cowoknya harus perfac, ganteng dan kaya itu yang paling utama.

Dan salah satu dari sekian banyak kandidat pacarnya, Arzan termasuk diantaranya. Anjeli sangat menyukai Arzan sebab kriteria cowok idamannya ada pada Arzan.

"Eh eh eh Arzan tuh!" seru teman Anjel dari sebelah kanannya. Cewek berwajah cute berkacamata bulat itu bernama carrel.

Anjeli mengikuti arah telunjuk Carel yang menunjik Arzan di tikungan koridor tengah bicara dengan beberapa cewek, yang tidak lain adalah adik kelasnya sendiri.

"Crush lu didekati cewek lain noh," kata Jesica cewek tomboy beraroma bawang yang tak lain teman Anjeli.

Sok asik banget sih jadi cewek, celetuk hati Anjeli dengan raut wajah yang berubah masam, melangkah mendekati Arzan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!