"Lu bisa manjat gak sih?" celetuk Karin mendorong bokong Mira dibantu Mega.
"Gue bisa manjat pagar tapi gak setinggi ini juga!" pekik Mira berusaha naik mencapai ujung tembok.
"Kecilkan suara lu waloh!" geram Karin tanpa sengaja melepas tumpuannya membuat Mira yang hampir menggapai ujung tembok terjatuh menimpa mereka berdua.
Bruuuk...
Mereka merintih, bokong semok mereka terasa sakit setelah mencium tanah.
"Lu bisa gak sih diem jangan teriak-teriak kayak di hutan, ntar kalau ketahuan gimana?!" omel Karin dengan suara yang ditekan, Mira hanya memasang wajah polos tak berdosa.
"Jangan salahin gue, temboknya yang ketinggiannya kayak distrik Maria." Mira membela di menunjuk tembok di depannya menyamakan dengan tembok di anime attack on Titan.
Tembok belakang sekolah memang didesain tinggi agar tidak mudah dilewati orang untuk menghindari adanya kerusakan properti sekolah saat sekolah sedang sepi.
"Alasan lu dasar beban!" Mulut Karin yang sopan melempar kata hinaan pada Mira, yang mana ditanggapi balik dengan tatapan datar.
"Gimana nih? Jadi bolos gak? Masa kita balik ke kelas, nanti dihukum gimana?" celetuk Mira, kedua temannya memandangnya datar.
Jelas-jelas mereka berdua bisa keluar dari sini terkecuali Mira. ingin sih mereka tinggalkan Mira, tapi tak mungkin pula sebab Mira teman mereka lebih tepatnya mereka takut Mira ngadu dan mereka berdua kena hukum. Meski mereka tahu Mira gak mungkin mengadu, tapi mulut embernya yang dipermasalahkan.
"begini saja, Rin kau naik dulu setelah itu Mira baru gue. Lu bantu Mira dari atas dan gue bantu dari bawah." Mega menjelaskan menatap tinggi tembok sekolah.
Karin bangkit, ikut menatap tembok sekolah. keduanya mengangguk, bersiap untuk melancarkan misi. Karin melangkah mundur dan Mega mempersiapkan tangannya untuk dijadikan tumpuan.
Dirasa cukup.
Dalam hitungan ketiga Karin berlari ke arah Mega dengan cepat kakinya menginjak tangan Mega yang sebagian tumpuan dan Mega membantu mendorong Karin untuk mencapai puncak.
Mega menghala nafas lega setelah karin tiba di ujung tembok, sekarang tinggal giliran Mira si beban.
"Ayo mir, giliran lu." Karin mengulurkan tangan, Mega bersiap memberikan tumpuan.
"Giliran gue ya," Mira tersenyum miring.
"Kecil ini mah." Mira menyepelekan merasa dirinya mampu memanjat tembok dengan dibantu kedua temannya.
"Bacot, jangan banyak gaya lu. Cepat sebelum ada yang datang!" gurutu Karin gak sabaran.
Mega hanya diam menangamati tingkah temannya dalam hati jika rencana bolos ini gagal, ketahuan, dan mereka dihukum. Awas saja mereka berdua.
Mira bersiap mengambil ancang ancang seperti yang dilakukan Karin, namun realita tak seindah ekspetasi. niat ingin keren malah sebaliknya, burik.
"KYAAA! TOLONG WEH! RIN, LU JANGAN LEPASKAN GUE! KAKI DIKIT LAGI GUE SAMPAI NIH!" jerit Mira memekakkan telinga.
"Bisa gak sih lu diam! Gue lepas nih!" bentak Karin.
"eh jangan!"
"Woi berisik, lu pada pengen gue-" kalimat Mega terhenti ketika ada suara mencegat mereka dari belakang.
"Berhenti!"
Deg...
Mereka bertiga kaget, mematung di tempat. Keringat dingin bercucuran disertai jantung mereka yang berdetak kencang bak kena pukul.
Perlahan melirik ke belakang melihat siapa yang menegur barusan. Betapa kagetnya mereka bertiga mengetahui siapa orang yang menegur mereka barusan, siapa lagi kalau bukan Arzan.
Karin melepas tangan Mira mengakibatkan Mira jatuh tertimpa Mega.
Bruuuk...
Bumi bergetar untuk kedua kalinya mereka terjatuh.
"ups... sorry." Karin menutup mulutnya dengan tangan.
"Kalian ngapain? Mau bolos?" tanya Arzan melipat kedua tangannya di depan dada sambil nyender di pohon yang tidak jauh dari tembok.
Mereka bertiga tersenyum pasif sudah tau akhir dari tindakan yang gagal ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Thata Chan
patut di contoh😀 jadi inget masa sekolah, suka bolos suka nyuri buah juga di pinggiran rumah orang yang ada di sekitar sekolah🚴
2022-06-02
1