Pulang sekolah

"Hihihihi..." Mira cekikikan menatap kedua temannya yang berjalan di sebelahnya. Wajah Karin kusut dan tak bersahabat begitu juga dengan Mega.

Gara-gara terjatuh di toilet tadi bokong Mega terasa sakit dan ia terpaksa memakai rok basah di lapisi jaket yang diikat di perut.

Diantara mereka bertiga mira yang paling beruntung, bagaimana tidak beruntung dia satu-satunya yang tidak ditimpa musibah.

"Sekali lagi kau tertawa gue rontokin gigi lu," ancam Karin mengepal tinju dihadapan Mira, ia sudah muak ditertawakan dari tadi.

Mira mengatup kedua bibirnya menahan tawa, ia ingin berhenti tapi pikirannya terlalu selalu melawak kedua temannya membuat dirinya ingin tertawa terus.

"Sial banget gue hari ini," gumam Karin menghempas tinjunya.

"Gue pengen bogem seseorang untuk melampiaskan kekesalan gue." Kali ini Mega yang bergumam, moodnya benar-benar hancur saat ini sampai ia ingin bogem seseorang.

Mira yang mengatup bibir menahan rasa geli ingin tawa tiba-tiba melihat tiga sosok dari ujung tangga koridor. Setelah dilihat dengan teliti, Mira mengenali ketiga orang itu.

"eh eh lihat siapa tuh, Arzan." Mira berseru menunjuk ke arah Arzan dan kedua temannya.

Mega menatap Arzan sinis moodnya semakin buruk ketika melihat wajah nyebelin Arzan.

"Hari ini kau tidak les biola?" tanya Arzan pada Dafit, ekor matanya menangkap sosok Mega dari kejauhan, ia menatap mega yang sedang menatapnya tajam itu.

"Tidak, aku libur sementara sebab missnya lagi pergi, katanya urusan keluarga," jawab Dafit.

Arzan tak begitu mendengarkan jawaban Dafit dia hanya fokus melihat Mega yang seragamnya kelihatan basah. ketika mereka bertemu Mega membuang muka seakan enggan melihat Arzan, ya Arzan biasa aja dia tahu sifat Mega emang gitu.

"Hay Arzan!" Mira menyapa sesaat sebelum Mega menarik kerahnya untuk segera pergi sana.

Arzan hanya tersenyum kecil membalas sapaan Mira dengan lambaian tangan.

"Bocah itu lagi, sehari harus berapa kali aku bertemu mereka terus," gumam Saman.

"Kalau dilihat-lihat seperti mereka habis dihukum." Saman kembali berujar melihat dengan teliti mereka bertiga.

"Sepertinya begitu," sahut Arzan berbalik badan melanjutkan langkahnya.

"Mereka berulah lagi ya?" Dafit bertanya.

"Iya," jawab Arzan singkat.

kedua temannya tidak terlalu kepo apa yang tiga gadis itu perbuatan, cukup tahu mereka berbuat ulah saja sudah cukup karena tidak ada gunanya juga mereka tahu.

"Kapan lah mereka berubah, sudah kelas 2 masih nakal. Niat sekolah atau tidak?" Saman bergumam sepertinya ia menyimpan sedikit rasa peduli pada ketiga gadis itu.

"Aku juga tidak tahu kapan mereka akan berubah, para guru juga ingin mereka berubah. Namun jika tidak ada niat di hati mereka untuk berubah sepertinya akan sulit, yang bisa kita lakukan sekarang ini hanya menasehati dan menegur mereka secara baik." Arzan menyahut.

"Ngeri oi mau negur mereka, salah salah bisa aku yang kena bogem. Setahuku cewek itu (Mega) dekat dengan Zian, kau kenal kan siapa Zian?" ujar Saman yang diangguki mengangguki Arzan, siapa yang tidak tahu dengan Zian di sekolah ini, namanya dikenal satu sentoro sekolah.

"Kemarin sebelum dia diskor aku melihat mereka berdua pulang bersama, pikirku mereka pacaran." Arzan yang mendengarkan perkataan saman mengerutkan dahi, dia tahu Zian dan Mega siswa bermasalah di sekolah, tapi ia tidak menyangka jika Mega dan Zian jadian, lagian cewek tomboy kayak Mega mana mungkin mau pacaran. Pikir Arzan begitu.

"Aku lihat kau sering banget ikut campur urusan Mega bahkan terang-terangan melaporkan kenakalannya pada guru, sebagai teman aku ingin mengingatkan kau untuk tidak terlalu ikut campur urusan Mega, takutnya kau di keroyok Zian." Lanjut Saman.

Arzan tersenyum kecil, mengangguk dan menepuk pelan punggung Saman, ia berkata, "Terimakasih sudah mengingatkan."

Keduanya saling lempar senyum, tiba-tiba Dafit nyeletuk ria, "Ghibah Mulu kerja kalian, gak boleh loh. Dosa."

Senyum Arzan dan Saman seketika luntur, mereka menatap dafit datar, lantas Saman tidak segan-segan mencubit pipi Dafit niat awal ingin ketuk kepalanya, tapi takut otak anak ini konslet.

"Siapa yang ghibah hah?!" tanya Saman kesal seirama dengan cubitannya yang kian menguat.

"Ampun." rengek Dafit, Saman melepas cubitannya.

Tak terasa mereka sudah berada di pintu gerbang sekolah, kerena terlalu asik berbincang mereka tidak menyadarinya, kecuali dafit.

Ting...

Pesan masuk di ponsel Arzan, bergegas

Arzan mengeluarkan ponselnya saat dirasa pahanya bergetar sebentar, ia membaca pesan yang masuk.

"Kau pulang dengan apa, man?" Dafit bertanya.

"Kaki," jawab Saman singkat, wajah Dafit berubah datar. Ditanya serius dianya bercanda, ia bercanda dianggap serius bingung banget dengan pertemanan mereka.

"Pulang bareng aku aja yuk," ajak Dafit yang diangguki Saman.

tit tit...

Klakson mobil berhenti di samping jalan tepat di hadapan Arzan.

"Jemputan udah sampai, aku duluan ya." Arzan melambaikan tangan pada kedua temannya.

Drup...

Pintu mobil tertutup, tak butuh waktu lama mobil melaju perlahan di jalan.

"Aden sudah tahu ayah bunda pergi menjenguk adik Aden?" soal Taufiq supir di keluarga Arzan.

"Iya, tadi bunda sudah bagi tahu." Arzan menjawab, menyenderkan tubuhnya di senderan kursi penumpang.

"Anu den, kita singgah di minimarket dulu ya soalnya ada titipan dari Aden Bimbi," kata Taufiq melihat Arzan dari spion mobil.

"Iya gak apa."

"Kalau Aden lelah, Aden tunggu aja di mobil biar saya yang pergi masuk sendiri."

"iya." Arzan menjawab singkat sambil mengangguk kecil.

Taufiq terus mengajak Arzan bicara, meski Arzan lelah dengan aktivitas belajar dia tetap merespon dan mendengarkan perkataan dari Taufiq.

Sesampainya mereka di minimarket terdekat Taufiq segera keluar membelikan jajanan untuk Bimbi. Arzan menunggu di mobil, selama menunggu Taufiq ia membaca buku pelajaran. Tak lama kemudian Arzan melihat Taufiq keluar dari minimarket membawa sekantong besar jajan, lalu ia masukkan di bagasi mobil.

"Maaf den nunggu lama, antriannya panjang tadi," ujar Taufiq nyengir kambing masuk ke dalam mobil.

Arzan merespon dengan senyuman, lalu Taufiq menjalankan mobil keluar dari parkiran minimarket, melaju di jalan raya. Ketika lampu merah mobil berhenti. Pas disebelah mobil mereka sebuah motor ikut berhenti, yang dikendarai oleh Mega. Arzan tak melihat siapa yang berhenti di sebelahnya mobilnya, ia fokus membaca. Mobil melaju ketika lampu sudah hijau.

Disisi lain Saman dan Dafit sedang diperjalanan pulang sama seperti Arzan.

"Btw, kenapa kau takut dengan Zian?" tanya Dafit penasaran, dia tadi menyimak pembicaraan kedua temannya itu.

"Aku bukan takut, hanya saja aku tidak ingin berurusan dengan yang namanya Zian. Kau tahu kan dia seperti apa? Jika kesenggol dengan uang, keluarga bisa apa? Aku lebih memilih jalan aman saja," tutur Saman melihat pemandangan dari luar jendela.

"Ais, bisa gak bicara jangan pakai teka teki, otakku sulit mencernanya." Dafit memasang wajah sebalnya, "Maksud kau tadi apa?"

Saman melirik Dafit, berkata dengan tenang, "Seandainya jika aku dan dia bertikai dan dia tak senang dengan aku, bisa saja dia menuntut keluargaku. Keluargaku bisa apa jika dia menuntut?"

Dafit mengangguk paham.

"Paman berhenti di sini saja," tutur Saman pada supir. Pak supir mengangguk pelan dan segera menepi, Saman turun ketika mobil berhenti.

"Thanks fit buat tumpangannya," kata Saman melambaikan tangan. Dafit tersenyum kecil dari dalam mobil membalas lambaian Saman.

***

"Yey, om Afik udah pulang." Bimbi berlari keluar dari rumah, ia sudah menunggu lama di ruang tamu.

"Jangan lari-lari nanti jatuh," tegur Arzan mengusap kepala Bimbi, berlalu melewatinya.

Bimbi tidak menghiraukan kakaknya ia fokus pada jajanan yang dibawa Taufiq.

"Ini den jajannya." Taufiq menyerahkan jajan pada Bimbi.

"Terimakasih om Afik."

"Sama-sama."

Bimbi berlari masuk ke dalam, ia duduk di sofa sambil ngemil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!