Rencana bolos

"Sumpah malas banget gue masuk jam pak Kamarudin mana ada pr lagi, gue belum kerjain," keluh Mira dengan wajah lesunya.

Kedua temannya hanya diam mengabaikan Mira, sebenarnya mereka juga agak malas masuk kelas terutama Mega.

"Eh, Karin. PR lu udah selesai kan?" Mira menepuk pundak Karin.

"ngapain lu nanya pr gue? Mau nyontek?" ketus Karin.

"Hehehe... Udah tahu pakai nanya." Mira cengengesan yang membuat Karin serasa pengen bogem wajahnya.

"Gak ada."

"Eee...jangan gitu lah. Karin kan baik, cantik gak ganteng, masa lu tega sama sahabat lu yang imut ini." Mira merayu sambil menekan pipinya dengan kedua telunjuknya.

Karin menatap suram Mira, tangannya sudah benar-benar gatal ingin bogem wajah wanita ini, namun ia tahan takutnya nanti Mira nangis, maklum anak alay di sakiti sedikit nangis.

"Imut t@i kambing." ledek Karin membuat Mira mengerucutkan bibir sebel.

"Nanti gue bagi duit deh," tawar Mira.

"Lu kira gue orang kekurangan duit apa? Gue juga ada 3eg0." Karin mengetuk kepala Mira sangking geramnya dengan anak satu ini.

tuk...

"AW..." Mira merintih kecil seketika otaknya yang sempit melebar sempurna, sebuah ide jenius nan terkutuk muncul begitu saja.

"Gimana kalau kita bolos aja, lagi malas masuk kelas kan?" celetuk Mira spontan mengutarakan ide yang ada di otaknya, wajahnya seperti orang b0d0h tersenyum lebar.

Kedua temannya menatapnya B aja, sebab mereka sudah terbiasa dengan keb0d0han ini, saling menatap satu sama lain dan akhirnya mereka mengangguk menyetujui ide Mira. Mereka juga bosan lebih tepatnya malas masuk kelas. Kurang asik apa coba gurunya, pak Kamarudin Lo yang masuk ngajar guru yang terkenal supel dan suka melawak yang masuk ngajar bukan guru killer, tapi merekanya saja yang malas gak ketulungan.

"YES KITA BOLOS!" Mira berseru kencang, menarik perhatian teman-teman di sekitarnya, kedua temannya dengan cepat membungkam mulut ember tersebut.

"huuus... bisa diem gak, gue jahit mulut lu batu tau rasa!" ancam Mega menakutkan Mira.

"huump hump..." Mira mengangguk kecil mengiyakan sambil mengajukan dua jari berbentuk v sebagai janji, setelahnya Mega melepaskan mulut Mega, untung gak dijahit.

"Huh, selamat." Mira begumam mengusap dada.

"Yuk kita kebelakang sekolah," ajak Mega yang diangguki kedua temannya. Mereka bergegas menuju belakang sekolah.

Namun langkah mereka terhenti ketika mereka bertemu Arzan dan kedua temannya keluar dari kantin.

"Eh eh eh... Arzan tuh." Karin menepuk pundak Mega.

"Terus?" tanya Mega cuek berjalan seperti biasa.

"Bukan apa-apa sih, takutnya kita ditanya aja mau kemana? Kan sebentar lagi masuk?" Karin berkata mengikuti langkah Mega.

"Yakelah, lewat aja. Kalau dia nanya bilang aja kita ke kantin, lagian gak mungkin dia nanyain kita, gak ada untungnya juga," ketus Mega.

"Yah lu kan dengan dia anti banget kayak Tom and Jerry, apalagi berapa waktu terakhir lu sering diawasi dia kan?" Mira menyambung. Mega terdiam sesaat, wajahnya berubah datar menatap tajam ke depan.

"Berisik, lu pada jadi kaga melebos. Kalau gak kita balik ke kelas dengerin lawakan pak kamarud," kata Mira merendahkan nada suaranya agar gak kedengaran orang.

"Ya jadi lah masa enggak," balas Mira.

"Gue ikut aja," timpal Karin.

"yaudah ayok." Mega berjalan seperti biasa melewati Arzan dan kedua temannya, ketika berpasan mata mereka berdua bertemu Mega melemparkan tatapan tajam dan menusuk sedangkan Arzan B aja.

"Hay Arzan!" Mira menyapa.

"Hay!" Arzan balik menyapa dilanjutkan dengan pertanyaan, "Kalian mau kemana?"

"Bolos." Mira menjadi dengan polosnya.

Kedua temannya seketika membatu mendengar jawaban Mira, urat kesal Mega muncul tangannya terasa gatal ingin menjahit mulut ember tersebut.

'bolos?' pikir Arzan.

Mata Mira melotot, kaget baru menyadari apa yang barusan dia ucapkan.

"Eh maksudnya... E... Mau ke kantin beli air, haus." Mira gelagapan berharap Arzan percaya. Namun Arzan hanya menatap Mira, dari matanya tidak terlihat ia percaya dengan perkataan Mira barusan.

"Kita mau ke kantin." Mira meyakinkan sekali lagi dengan senyum getirnya. Mega berbalik menarik tangan Mira segera menjauh dari Arzan.

"Bye bye Zan." Mira melambaikan tangan Arzan menatapnya curiga.

Arzan terus menatap Mega dan kedua temannya yang kini sudah menjauh dari pandangan.

"Yuk Zan, ke kelas. Biarin aja mereka." Saman menepuk pundak Arzan. perhatian Arzan teralihkan, dia mengangguk sesaat pada Saman lalu kembali menatap ketiga gadis yang sudah menghilang dari pelupuk mata, Arzan sempat bingung dan ingin mengejar namun niatnya terhenti ketika mengingat jam istirahat akan berakhir, ia memutuskan untuk berbalik mengikuti langkah tememannya.

"Lu ngapain sih tadi pakek bilang segala ke Arzan?!" Mega mengomel dengan suara tertahan.

"Ya maaf mulut gue ember, keceplosan gue." Mira memasang wajah bersalahnya.

"Gara-gara elu gue jadi gak mod tau gak!" bentak Mega tertahan melepas cengkraman.

"Maaf." Mira mencicit.

"huuuus... udah udah jangan berantem, mending kita bergerak cepat sebelum ketahuan." Karin memberi saran. Mereka berdua bergerak cepat mengikuti saran Karin.

Kriiiing...

Bel masuk berbunyi nyaring, para siswa sibuk masuk ke kelas masing-masing sebelum guru datang.

"Pak!" Siswa yang berada di depan kelas menegur pak guru yang lewat, guru tersebut hanya mengangguk berseru kecil.

Guru tersebut melangkah masuk ke kelas 11 D kelas paling bermasalah seangkatan, tempat berkumpulnya para siswa teladan dan penuh prestasi dalam hal bermasalah.

"Assalamualaikum." Guru memberikan salam masuk kedalam kelas. Para siswa menatap datar sebagian dari mereka ada yang menjawab dan ada juga yang tidak asik dengan obrolan yang tiada sudahnya.

ketua kelas berdiri memimpin para siswa di kelas suaranya lantang sampai ke penjuru sekolah, pak guru sampai menutup kuping agar gendang telinganya tidak rusak.

"... BERI SALAM KEPADA BAPAK GURU!"

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATU!" pekik satu kelas memberikan salam. Suara mereka melengking sampai ke penjuru sekolah.

Siswa dari kelas lain sudah kenal dari mana asal suara ini. Hampir setiap hari mereka seperti ini, meski sudah dinasehati berkali-kali, tapi tetap saja diulangi lagi.

"Wa'alaikumsalam." Pak guru menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Lain kali kalau memberikan salam itu betul-betul lah jangan teriak kayak dihutan, kasihan kelas lain terganggu." lanjutnya memberikan nasehat.

"Baik pak," jawab sebagian dengan lemah gak seperti diawal teriak-teriak.

"Ingat ya jangan diulangi lagi."

"iya pak." iya di mulut di hati berteriak tidak, besoknya mereka juga akan melakukan hal yang sama kecuali yang masuk guru killer.

"Hari sudah siang, panas, perut lapar tapi kalian tetap harus belajar, ayo keluarkan buku pelajaran kalian," titah sang guru sambil tersenyum kecil, tangannya mengambil buku yang dia bawa.

Kamarudin, itulah nama guru tersebut. Wajah hitam manis senyum tak kalah manis ada lesung Pipit lagi, wajah tak kalah tampan sifatnya juga supel, suka bercanda, dan mudah bersahabat dengan orang.

"Itu bangku tiga di belakang kenapa kosong? Kemana orangnya?" tanya Kamarudin melihat tiga bangku di belakang kosong.

"Gak tau pak!" seru yang lainnya.

"Bolos kali!" sahut yang lainnya.

Kamarudin menggeleng pelan, sabar. Ia mengambil absen dan menganbsen siswa dikelas agar tahu siapa yang bolos, meskipun tidak diabsen pun dia tetap tahu siapa yang bolos. Siapa lagi kalau bukan si Mega dan kedua sahabatnya.

"Ck, anak-anak ini." Kamarudin berdecak kecil sambil menggelengkan kepala. Iya menutup absen dan kembali pada pelajaran.

Baru membuka buku yang sudah diberi tanda agar tidak lupa, Kamarudin melihat esai dan dia baru ingat sesuatu, ia menepuk jidat dan berkata, "oh iya kalian ada pr ya. Mana sini kumpulan bapak periksa."

HA! satu kelas syok.

"Gak ada pak." Mereka semua membantah tidak ada PR nyatanya ada, disebabkan mereka tidak ada satupun yang mengerjakannya.

"udah kalian jangan bohong, bapak ada catatannya ini." Kamarudin menunjukkan tempelan note di bukunya, seluruh siswa gak berkutik sedikitpun.

Kamarudin yang tahu jika anak-anak muridnya yang tercinta ini tidak mengerjakan PR akhirnya memberi hukuman berupa tugas tambahan, jadi mereka mendapat tugas dobel.

Terpopuler

Comments

Thata Chan

Thata Chan

sejak kapan Kamaruddin paman gue jadi guru👀

2022-05-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!