Lo mau gua naik rongsokan ini?

Setelah Ashley memberikan gadis itu beberapa tamparan keras di pipi kanan dan kirinya, penderitaannya belum berakhir.

Awalnya, Ashley berniat membuatnya menjadi kursi berjalan. Namun, mengetahui betapa lemahnya gadis itu, Ashley memberikan sedikit keringanan padanya.

Karena tidak mampu berjalan, Ashley menyuruh gadis itu menggendongnya di punggung. Tentu saja, bagi gadis malang itu, hal ini belum cukup dikatakan sebagai 'keringanan'.

Kakinya sempoyongan, gadis itu merasa energinya terkuras habis akibat tekanan mental. Staminanya bahkan belum sepenuhnya pulih, namun sekarang ia masih harus berjalan menuruni ratusan anak tangga menuju pintu keluar tower sambil menggendong Ashley.

Sebelumnya, ia hanya membantu memapah Ashelia saat naik ke atas. Tak pernah terpikir olehnya, Dewi yang ia panggil akan begitu kejam. Padahal seharusnya ia dapat memprediksi bahwa ia akan bernasib buruk mengingat yang mereka panggil adalah Dewi jahat bukannya Dewi penyelamat.

Sesampainya dibawah, kakinya serasa akan patah jika ia melangkah satu langkah lagi. Beruntung, kursi roda Ashelia ada disana,

begitu pikirnya.

Ashley mengunci leher gadis itu dengan lengannya saat gadis itu hendak menurunkannya.

"Ngapain?" Tanya Ashley penuh ancaman.

"Kursi roda Anda-" Jawabnya panik sambil menunjuk ke arah kursi roda yang berada beberapa langkah di sampingnya.

Ashley mengeratkan kunciannya setelah melirik ke arah kursi roda yang keadaannya sudah sangat menghawatirkan itu. Tak heran karena kursi tersebut digunakan untuk melewati hutan dan gunung. Sudah cukup luar biasa mereka bisa sampai ke sini.

"Lo mau gua mati? Gimana kalo lo aja? Siapa tau target gua sebenernya elo?"

Gadis itu semakin panik. Pikirannya terbagi antara berusaha melepaskan diri dan meminta ampun. Ia, yang juga tidak mengetahui target balas dendam nonanya, tidak dapat mengelak ataupun membela diri.

Ia melayani Ashelia selama ini karena Ashelia adalah seorang penakut. Bukan hanya tidak pernah menyusahkannya, Ashelia juga sangat mudah dipengaruhi dan dimanfaatkan. Kini ia mulai berpikir mungkin Ashelia sudah mengetahui niatnya dan membawanya kemari untuk dibunuh.

Kurang dari 20 detik, karena tidak ingin gadis itu berakhir pingsan, Ashley melepaskan kunciannya. Ia tidak ingin menunggu gadis itu siuman untuk yang kedua kalinya. Meskipun yang pertama kali juga tidak bisa dikatakan menunggu.

Ada kemungkinan bahwa gadis ini adalah target Ashley. Namun itu juga masih belum jelas. Ashley tidak bisa membunuhnya sekarang karena ia tidak ingin terjebak di gunung sendirian tanpa kaki dan informasi.

Kepala gadis itu terasa pusing, karena hambatan darah yang dilakukan Ashley barusan. Namun itu bukan berarti Ashley akan memberinya waktu untuk beristirahat. Perjalanan mereka masih panjang dan gadis itu harus tetap berjalan menuruni gunung sambil menggendong Ashley.

Gadis itu hanya bisa berusaha mati-matian mengikuti semua instruksi Ashley. Ia hanya bisa berharap sang Dewi akan mengampuninya jika ia pingsan di tengah jalan. Membayangkan jarak tempuh dari tower ke desa sejauh 2 kilometer sudah membuatnya hampir pingsan.

Mengetahui gadis ini tidak akan sanggup menempuh jarak sejauh itu, Ashley menyuruhnya mencari kayu jika tidak ingin menggendong Ashley hingga rumah sembari berjalan menyisiri hutan.

Bukan hanya sampai desa, namun sampai ke kediaman yang jaraknya sekitar 5 kilometer dari desa. Membayangkannya saja ia tidak mau. Karena itu, setiap kali ia menemukan kayu, gadis ini menjadi bersemangat. Hal itu cukup lucu dimata Ashley.

Setelah mendapat beberap kayu yang pas, Ashley turun dari punggung gadis itu. Menggunakan tali yang ia gunakan untuk mengikat kaki gadis itu, Ashley membuat penopang untuk kakinya.

Ia membalut kakinya dengan kain berkali-kali sebelum akhirnya mengikatkan 3 buah kayu disekeliling kakinya dan mengikat bagian tengahnya untuk menghimpit kaki kirinya. Cukup kuat, namun sangat tidak nyaman karena rasa sakit akibat terhimpit. Ashley juga menggunakan tongkat untuk mengurangi beban tekanan pada kaki kirinya.

Gadis itu tertegun melihat apa yang dilakukan Ashley. Namun di saat bersamaan, ia merasa lega karena tidak harus menggendongnya sampai ke kediaman Ashelia.

Medan yang mereka lalui cukup datar namun masih tetap menyusahkan Ashley. Terlebih lagi kaki kanannya tidak memakai alas kaki apapun, membuatnya harus memilah-milah pijakannya karena telapak kaki Ashelia terasa seperti kaki bayi.

Gadis itu membantu Ashley dengan hati-hati. Ia juga mencarikan jalan yang lebih mudah dilalui oleh wanita itu. Bukan peduli, ia hanya tidak ingin Ashley berubah pikiran dan menyuruh gadis itu menggendongnya lagi karena merasa repot.

"Siapa nama lo?"

Untuk pertama kalinya setelah semua hal yang terjadi.

"Nama hamba Bellena, Dewi."

"Jangan panggil Dewi. Geli gua."

"Ini badan majikan lo kan? Anggep gua itu dia. Siapa namanya?"

"A-Ashelia Rosanna Midgraff, Dewi- maksud ham- s-saya-"

Bellena menelan ludahnya sambil menguatkan mental, menatap Ashley yang terlihat tidak bereaksi sama sekali terhadap ucapanya.

"Nama Anda, Ashelia Rosanna Midgraff, Nona." Ulang gadis itu memperbaiki kalimatnya.

Ashley mulai menanyakan tentang keluarga Ashelia, bagaimana sikap mereka, juga teman dekat dan siapa saja orang yang Ashelia kenal.

Tidak banyak, Ashelia adalah orang yang pemalu dan tertutup. Lebih tepatnya, tidak memiliki keberanian untuk berteman atau berinteraksi dengan orang lain. Hal itu membuat Ashelia tidak memiliki teman selain Bellena yang sebenarnya hanya memanfaatkan ketidak-berdayaan Ashelia agar hidupnya lebih mudah.

Count Vincent Faramis Midgraff, ayah Ashelia, adalah orang yang baik dan ramah. Ia memegang kendali di Lozan County. Ashelia memanggilnya 'Papa', sama seperti Ashey memanggil ayahnya.

Ibu kandung Ashelia meninggal 3 tahun lalu. Kemudian, ayahnya menikahi putri seorang Baron, Marion Moro 2 tahun lalu. Namun, Ashelia tidak memanggilnya 'Mama' melainkan 'Nyonya'. Ashley berfikir, mungkin Ashelia tidak ingin memanggil orang selain ibunya dengan sebutan mama.

Saat itu Marion telah menginjak usia 30 dan belum mendapatkan pasangan. Karena itu, meski terpaut jarak usia hingga 14 tahun, mereka tetap menerima lamaran Midgraff.

Orang-orang mengatakan bahwa hal itu adalah salah satu kebaikan Vincent Midgraff untuk menjaga kehormatan keluarga Baron Moro. Bagi mereka, wanita yang tidak menikah adalah sebuah penghinaan, dan wanita yang tak kunjung mendapatkan pasangan adalah aib keluarga.

Ashley melirik ke arah Bellena, membuat penjelasannya sedikit melambat karena khawatir telah melakukan kesalahan tanpa ia sadari. Ashley hanya sedikit mengernyit setelah mendengar tradisi dunia barunya. Ia merasa beruntung tidak tumbuh di lingkungan masyarakat semacam itu, namun ia juga cukup sial karena sekarang ia berada diantara mereka.

Usianya 29 tahun dan belum pernah berpacaran sama sekali. Bukan berarti tidak berpengalaman, Ashley hanya tidak tertarik dengan percintaan.

"Berapa umur Ashelia?" Tanya Ashley mengantisipasi.

"21 tahun ini." Jawabnya cepat karena hanya selisih satu tahun lebih tua darinya.

Ashley berfikir sejenak, memperkirakan waktu yang ia punya, namun beberapa detik kemudian ia tidak lagi memikirkannya. Ini bukan kehidupannya, kenapa ia harus peduli? Ia hanya perlu membuat orang-orang yang berani memandangnya sebagai 'penghinaan' mendapat pendidikan yang tepat darinya.

"Ada orang-orang yang perlu gua tau lainnya?"

"Orang-orang penting yang punya pengaruh besar, yang perlu gua hindari? Karna ga ada orang yang bisa gua andelin disini." Sindirnya kepada Bellena.

"Em... saya kurang tahu orang-orang seperti itu."

Setelah mendengarnya, Bellena tidak merasa tersindir sama sekali karena ia pun merasa tidak bisa membantu banyak.

"Tapi, untuk berjaga-jaga. Sebagai pengetahuan umum, mungkin Anda perlu tahu nama anggota kerajaan."

Bellena mulai menyebutkan nama mereka satu-persatu, meski tidak mengetahui nama lengkap mereka. Dari raja, ratu, mendiang ayah raja, pangeran pertama sampai ke empat, putri pertama, dan putri kedua.

Langkahnya terhenti, menyadari suara langkah kaki Ashley tidak lagi terdengar. Bellena menengok ke belakang, mendapati nona barunya terdiam di sana tenggelam dalam pikirannya.

"Asteron, Sylvana, Xavier..." Gumam Ashley.

Asteron adalah nama pangeran kedua, sedangkan Sylvana adalah nama putri pertama, lalu siapa Xavier? Bellena tentu tidak memahaminya. Namun nama-nama tersebut sangat tidak asing bagi Ashley, dan Xavier adalah nama pangeran dari kerajaan lain yang merupakan sekutu Asteron dan Sylvana.

Saat Ashley kecil, saat ia masih berada di sekolah dasar dan tinggal dengan ibunya, saat kehidupannya tidak jauh berbeda dari anak-anak seusianya, saat ia menyukai waktu dimana guru di sekolahnya menceritakan cerita-cerita menarik, Ashley meminta sebuah buku cerita kepada ibunya.

Sebuah novel tentang kerajaan di negri yang jauh, yang penuh dengan tipu muslihat, penuh dengan penghianatan dan kebencian, penuh dengan ambisi atas kemenangan. Sebuah novel politik tentang menjadi pemimpin di atas orang-orang yang haus akan nikmat dunia.

Buku pertama dan terakhir yang penah ibunya berikan kepadanya. Buku yang benar-benar berada di luar bayangan anak itu. Buku yang sangat cocok dengan kepribadian ibunya, namun sangat tidak dianjurkan dibaca oleh anak di bawah umur. Buku yang merubah sudut pandang Ashley kecil terhadap manusia.

Klaus adalah nama pemeran utama novel itu, sedangkan, Asteron, Sylvana dan Xavier adalah orang-orang yang mendukung dan mengikutinya.

Meski hal itu masih bisa dikatakan sebagai sebuah kebetulan, dan Ashley juga tidak mengingat nama-nama mereka maupun nama kerajaan mereka, Bellena telah menyebutkan nama-nama keluarga mereka yang membuat Ashley jadi teringat dengan tokoh-tokoh di dalam buku bengis yang ia benci itu. Tentu nama dan silsilahnya sangat bersinambungan, meningkatkan keyakinan yang tidak ingin dipercaya Ashley.

Ashley telah menemukan hal paling tidak masuk akal selama hidupnya, masuk ke dalam dunia novel. Dunia yang hanya tertulis di dalam buku.

Tersambar petir dan berpindah dunia, dipanggil menggunakan ritual pemanggilan ilmu sesat, memasuki tubuh seseorang, dan sekarang, dunia yang ia masuki adalah dunia novel. Kepalanya serasa akan pecah menghadapi semua hal-hal di luar nalar tersebut.

Bellena yang menadari perubahan ekspresi Ashley tidak berani mendekatinya. Ia hanya diam menunggu keadaan sedikit menbaik. Setiap detik yang ia lalui terasa menegangkan.

Ia sesekali menatap Ashley, mengecek apakah ada perubahan. Tidak ada yang tahu apa yang akan Ashley lakukan, dan itu yang membuat Bellena mengkhawatirkan keselamatannya.

Setelah beberapa saat mencoba menenangkan diri, Ashley akhirnya dapat menenangkan kekacauan di dalam kepalanya.

"Let's just go home first."

Bellena tidak merespon, ia tidak paham dengan apa yang dikatakan Ashley. Ia hanya menatapnya bingung.

"Ngapain? Jalan. Milih ngerangkak?" Ancam Ashley yang langsung membuat Bellena mengerti.

Setelah berjalan sekian lama, akhirnya mereka keluar dari hutan. Karena belum sepenuhnya mempercayai Bellena, Ashley ikut dengannya mencari kereta kuda di sekitaran desa.

Kebanyakan adalah kereta untuk mengangkut barang yang jelas tidak mungkin ditawarkan oleh Bellena. Setelah berjalan agak jauh ke daerah pinggiran kota, mereka menemukan beberapa kereta penumpang.

Melihat wujud kereta kuda yang akan ia tunggangi, Ashley berpikir. Bukannya teringat ataupun terkesan bahwa ia kini ada di era kerajaan, melihat kereta kayu yang terlihat tua itu, memikirkan ia harus menaiki 'benda' itu, Ashley benar-benar merasa ingin membakarnya bersamaan dengan Bellena dan kusirnya.

"Lo mau gua naik rongsokan ini?"

"Ah! Maaf Nona! Saya akan cari yang lain."

Mereka berdua pun berbalik, berniat mencari kereta yang lebih layak dinaiki.

"Hey!" Panggil si kusir.

"Pikirmu keretaku rongsokan? Bicara seenak ******. Tidak tahu diri. Ada yang mau sudah bagus."

Ashley tertawa.

"N-Nona, Anda tidak boleh membuat keributan di depan publik!"

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

msh memantau

2022-09-15

3

lihat semua
Episodes
1 Aku tidak ingin mati
2 ...Dewi?
3 Ngomong yang jelas b******
4 Lo mau gua naik rongsokan ini?
5 Haruskah saya gendong?
6 Otaknya udah rusak dari awal jadi ga masalah kan?
7 Ada pertanyaan?
8 Langsung sikat semua aja kah?
9 Kakimu...
10 Cewe gila
11 Anda mau saya ambilkan gelas, Nona?
12 Bctbgt
13 You're dead
14 Gua tinggal sepatu gua
15 Saya hanya ingin hidup lebih lamaa!
16 Jadi emang pecah?
17 Don't try any funny business
18 Ngebekap?
19 Ba!!
20 All in! 400!
21 Kau mau coba?
22 Mending masukin ke pemotongan kan?
23 Apa? Ada apa? Kenapa?
24 Jadi benar kau sudah tahu
25 Gua sombong dari awal
26 Bisa tolong jauhkan sedikit?
27 This kid, really
28 Dia benar-benar asal
29 Bellena?
30 Tetap di dalam, Nyonya
31 Barusan lo-
32 Ashelia? Ada apa ini?
33 Nganggur, ya?
34 Anda menang?
35 Mandilah
36 Kau percaya teleportasi?
37 Unlucky
38 Gua kan juga pengen deket sama ibu baru gua
39 Dikasi parfum?
40 I'll die with you
41 Joan!
42 Ngikut aja napa
43 Anda teriak seperti perempuan
44 Mati pun lo tetep jadi aset gua
45 Keterlaluan. Don't you think?
46 Aram
47 Hey, you forget this
48 Si ***ing mau jadi nabi?
49 BELLENA!
50 Lakukan jika kau berani
51 Padahal tangan gua kurus, kecil, lemah
52 Hah!? Aku yang menjadi korban di sini!
53 Awasi adek lo
54 Hai
55 Calon suami gua niat banget nyariin gua
56 Masalah kadang justru membuatmu merasa hidup
57 Ngapain ga turun?
58 Congratulation
59 Holy sh*t!
60 Astaga. Nona Ashelia, kau pikir begitu?
61 berisik, mengganggu, dan tidak jelas
62 Kuman yang perlu dibasmi
63 ...Apa-apaan ini
64 Tolong! Aku dirampok!
65 Sebenernya gua lebih milih kaki lo
66 Dari awal, Lozan wilayah Vincent
67 Tunggu, Yang Mulia
68 Kau yang sedang apa!?
69 Kau kenal El?
70 Nona juga sedang kesulitan
71 Glad to be your daughter
72 T-tungggu, ini salah paham-
73 Mau tau rasanya?
74 Slash
75 T-tunggu! Ini aku!
76 On second thought
77 Aku, tidak akan pernah menyesal mengenalmu
78 Merepotkan saja, dasar
79 Masih takut akan menjatuhkanku?
80 Totally my type
81 Semua ada harganya
82 Aku yang akan mengantarkannya
83 Ini bukan cuma perang lo
84 Seminggu?
85 2 Sate Royal Oasis!
86 Terutama lo
87 Dear dog?
88 Pernah liat?
89 Nona bukan orang bodoh
90 Let's get straight to the point
91 I'll go straight.
92 Maybe because I haven't killed you yet
93 The point
94 Penipu?
95 How dare you say that
96 Jantung lo punya gua
97 Hey, jangan terlalu sensitif
98 Karna dari awal gua tau ini ga nyata
99 Don't cry
100 Isn't it sad?
101 Kalo gua bilang ya, lo percaya?
102 Satu aja cukup
103 No, sir!!!
104 Lo bilang apa?
105 Naik pangkat tapi otoritas turun
106 Aku bisa memberi tahumu
107 Apa kau berpihak pada keadilan sekarang?
108 I need to mark my assets
109 Gua lebih suka berbagi
110 Bukannya Far lebih cocok jadi bapa gua?
111 Cek
112 Can we talk now?
113 Nampak berita baru?
114 Akan saya ambil
115 Happy Birthday
116 Your turn
117 Gua kasi hadiah
118 He's way too invincible
119 You look good together
120 Gua mau ketemu bos lo
121 Lo lagi ngetes gua?
122 I just love the thrill
123 ...tapi kau bilang iya
124 Bunuh dia!!!
125 You'll be sorry if you don't take out your weapon
126 Kenapa Anda berjalan mundur?
127 Saya lebih baik mati daripada harus melawan Anda
128 Jangan jadi pengecut yang pake senjata
129 Begini rasanya dipukul preman?
130 Dasar gorila
131 Segini cukup?
132 Sampai jumpa besok
133 I swear, if you bite, gua sarapan sate kuda
134 Calon istri Tuan Daryl?
135 So, cheer up. Will you?
136 Hey, gua pinjem baju lo
137 ...ya. Lebih dari yang kukira
138 Sebuah mawar yang tak hanya berduri namun juga beracun
139 Saya akan bertanggung jawab!
140 Saya sedang membicarakan Nona Ashelia Rosanna Midgraff
141 Mendebarkan
142 Waktu
143 I don't have time for this
144 You won't be the fifth, right?
145 Jauhi Daryl
146 I'll ruin your lil secret instead
147 No touching, b*tch
148 Apa bedanya denganmu?
149 Mungkin
150 Dia bilang dia tahu tempatnya
151 Anj***, rasanya kek bangke
152 Kau yang membuatnya lari, kau yang tanggung jawab
153 Berenti nangis, berisik
154 Sakit?
155 Tidak, kau tidak mengerti
156 Tentu saja akan kuberi tahu
157 Aku hanya memberimu pilihan
158 Dan kenapa lo masi pake baju?
159 Tour guide mana boleh komplain
160 If you got no guts, scram
161 Knock, Knock
162 Lakukan sekarang atau tidak untuk selamanya
163 Primadona
164 Beban
165 Bukan, aku bisa
166 No one lives, after messing with my people
167 Terima kasih
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Aku tidak ingin mati
2
...Dewi?
3
Ngomong yang jelas b******
4
Lo mau gua naik rongsokan ini?
5
Haruskah saya gendong?
6
Otaknya udah rusak dari awal jadi ga masalah kan?
7
Ada pertanyaan?
8
Langsung sikat semua aja kah?
9
Kakimu...
10
Cewe gila
11
Anda mau saya ambilkan gelas, Nona?
12
Bctbgt
13
You're dead
14
Gua tinggal sepatu gua
15
Saya hanya ingin hidup lebih lamaa!
16
Jadi emang pecah?
17
Don't try any funny business
18
Ngebekap?
19
Ba!!
20
All in! 400!
21
Kau mau coba?
22
Mending masukin ke pemotongan kan?
23
Apa? Ada apa? Kenapa?
24
Jadi benar kau sudah tahu
25
Gua sombong dari awal
26
Bisa tolong jauhkan sedikit?
27
This kid, really
28
Dia benar-benar asal
29
Bellena?
30
Tetap di dalam, Nyonya
31
Barusan lo-
32
Ashelia? Ada apa ini?
33
Nganggur, ya?
34
Anda menang?
35
Mandilah
36
Kau percaya teleportasi?
37
Unlucky
38
Gua kan juga pengen deket sama ibu baru gua
39
Dikasi parfum?
40
I'll die with you
41
Joan!
42
Ngikut aja napa
43
Anda teriak seperti perempuan
44
Mati pun lo tetep jadi aset gua
45
Keterlaluan. Don't you think?
46
Aram
47
Hey, you forget this
48
Si ***ing mau jadi nabi?
49
BELLENA!
50
Lakukan jika kau berani
51
Padahal tangan gua kurus, kecil, lemah
52
Hah!? Aku yang menjadi korban di sini!
53
Awasi adek lo
54
Hai
55
Calon suami gua niat banget nyariin gua
56
Masalah kadang justru membuatmu merasa hidup
57
Ngapain ga turun?
58
Congratulation
59
Holy sh*t!
60
Astaga. Nona Ashelia, kau pikir begitu?
61
berisik, mengganggu, dan tidak jelas
62
Kuman yang perlu dibasmi
63
...Apa-apaan ini
64
Tolong! Aku dirampok!
65
Sebenernya gua lebih milih kaki lo
66
Dari awal, Lozan wilayah Vincent
67
Tunggu, Yang Mulia
68
Kau yang sedang apa!?
69
Kau kenal El?
70
Nona juga sedang kesulitan
71
Glad to be your daughter
72
T-tungggu, ini salah paham-
73
Mau tau rasanya?
74
Slash
75
T-tunggu! Ini aku!
76
On second thought
77
Aku, tidak akan pernah menyesal mengenalmu
78
Merepotkan saja, dasar
79
Masih takut akan menjatuhkanku?
80
Totally my type
81
Semua ada harganya
82
Aku yang akan mengantarkannya
83
Ini bukan cuma perang lo
84
Seminggu?
85
2 Sate Royal Oasis!
86
Terutama lo
87
Dear dog?
88
Pernah liat?
89
Nona bukan orang bodoh
90
Let's get straight to the point
91
I'll go straight.
92
Maybe because I haven't killed you yet
93
The point
94
Penipu?
95
How dare you say that
96
Jantung lo punya gua
97
Hey, jangan terlalu sensitif
98
Karna dari awal gua tau ini ga nyata
99
Don't cry
100
Isn't it sad?
101
Kalo gua bilang ya, lo percaya?
102
Satu aja cukup
103
No, sir!!!
104
Lo bilang apa?
105
Naik pangkat tapi otoritas turun
106
Aku bisa memberi tahumu
107
Apa kau berpihak pada keadilan sekarang?
108
I need to mark my assets
109
Gua lebih suka berbagi
110
Bukannya Far lebih cocok jadi bapa gua?
111
Cek
112
Can we talk now?
113
Nampak berita baru?
114
Akan saya ambil
115
Happy Birthday
116
Your turn
117
Gua kasi hadiah
118
He's way too invincible
119
You look good together
120
Gua mau ketemu bos lo
121
Lo lagi ngetes gua?
122
I just love the thrill
123
...tapi kau bilang iya
124
Bunuh dia!!!
125
You'll be sorry if you don't take out your weapon
126
Kenapa Anda berjalan mundur?
127
Saya lebih baik mati daripada harus melawan Anda
128
Jangan jadi pengecut yang pake senjata
129
Begini rasanya dipukul preman?
130
Dasar gorila
131
Segini cukup?
132
Sampai jumpa besok
133
I swear, if you bite, gua sarapan sate kuda
134
Calon istri Tuan Daryl?
135
So, cheer up. Will you?
136
Hey, gua pinjem baju lo
137
...ya. Lebih dari yang kukira
138
Sebuah mawar yang tak hanya berduri namun juga beracun
139
Saya akan bertanggung jawab!
140
Saya sedang membicarakan Nona Ashelia Rosanna Midgraff
141
Mendebarkan
142
Waktu
143
I don't have time for this
144
You won't be the fifth, right?
145
Jauhi Daryl
146
I'll ruin your lil secret instead
147
No touching, b*tch
148
Apa bedanya denganmu?
149
Mungkin
150
Dia bilang dia tahu tempatnya
151
Anj***, rasanya kek bangke
152
Kau yang membuatnya lari, kau yang tanggung jawab
153
Berenti nangis, berisik
154
Sakit?
155
Tidak, kau tidak mengerti
156
Tentu saja akan kuberi tahu
157
Aku hanya memberimu pilihan
158
Dan kenapa lo masi pake baju?
159
Tour guide mana boleh komplain
160
If you got no guts, scram
161
Knock, Knock
162
Lakukan sekarang atau tidak untuk selamanya
163
Primadona
164
Beban
165
Bukan, aku bisa
166
No one lives, after messing with my people
167
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!