Ngomong yang jelas b******

"Karma."

Seorang laki-laki duduk tertunduk menyaksikan ruangan kantornya porak poranda dihancurkan sekumpulan mafia.

"Karma itu nyata, anda cuma perlu inget itu." Ucapnya penuh amarah namun tidak berani menghentikan kebrutalan mereka.

Semua orang di ruangan itu berhenti sejenak membuat ruangan yang sebelumnya penuh dengan suara pecahan kaca dan barang, tiba-tiba sunyi.

Pada detik berikutnya, seorang wanita yang duduk di depannya tertawa lepas sejadi-jadinya. Tawanya kemudian diikuti oleh semua anak buahnya.

"Ga, ga, justru sekarang ini karma buat lo. Nipu orang sana sini, sadar dong!"

Wanita itu kemudian mencondongkan badannya kedepan, bertumpu pada kedua lengannya di lutut.

Hari itu hujan lebat. Gemuruh petir mengiringi aktivitas mereka, memperdalam kengerian yang terjadi disana.

"Kalo Tuhan masih peduli sama orang kaya lo, gua keluar kesamber petir."

Dalam ruangan yang minim pencahayaan itu, wanita tersebut menyeringai. Senyumnya menggambarkan bayangan mengerikan saat cahaya kilat menerangi ruangan itu untuk sesaat. Beberapa orang berdiri tersebar di belakangnya, dengan panorama ruangan yang hancur berantakan.

Dewi Kehancuran,

itulah sebutan yang mereka berikan kepada Ashley Miller, ketua mafia yang menguasai kota tersebut. Kekerasan adalah nama tengahnya dan menghancurkan adalah kegemarannya.

"Lo punya waktu 1 bulan."

Ashley menepuk pipi laki-laki paruh baya itu dan berkata, "Gausah berulah lain kali."

Sambil menyisir rambut hitam pendeknya ke belakang menggunakan jari, ia bejalan meninggalkan ruangan tersebut diikuti oleh para bawahannya.

Salah seorang anak buahnya membukakannya pintu dan sederet orang dengan badan kekar dan wajah garang sudah menunggunya di luar. Mereka kemudian mengikutinya dari belakang, meninggalkan rasa intimidasi mendalam bagi siapapun yang melihatnya.

Melewati tangga menuju lantai 1, mereka berjalan menuju pintu keluar. Beberapa orang dengan jas hitam sudah menunggu di depan pintu. Salah seorang darinya sudah menyiapkan payung untuk menghindarkan wanita itu dari basah.

Baru beberapa langkah menuju mobilnya, Ashley berhenti dan menengok ke arah ruangan yang ia datangi beberapa saat lalu.

Sebuah gedung 4 lantai dengan berbagai macam bisnis yang bahkan tidak memiliki lift. Matanya tertuju pada lantai paling tinggi dan satu-satunya ruangan yang lampunya padam karena dipecahkan oleh anak buahnya.

Bukan hal pertama baginya melakukan hal seperti ini. Dari perusahaan kecil hingga besar, tidak ada yang bisa menghentikan Ashley dan orang-orangnya. Bahkan pemerintahan bekerja sama dengan mereka untuk menertibkan masyarakat.

Benarkah tidak ada yang bisa menghentikannya?

Secara tiba-tiba wanita itu melihat kilatan cahaya menuju ke arahnya. Ia spontan mendorong anak buahnya yang membawa payung menjauh.

Gledar!

Hanya itu hal terakhir yang ia dengar, sebelum kesunyian menyelimutinya.

"...Dewi?"

Seorang gadis memastikan kesadaran orang yang tergeletak di depannya telah kembali setelah terdiam sekitar satu menit.

'...hah?'

Ashley mendengar suara gadis yang sangat asing baginya. Ia langsung membuka matanya dan melihat ke arah sumber suara.

Seorang gadis muda yang terlihat baru saja menginjak usia dewasa menatapnya dengan tatapan takut. Ia mengenakan pakaian pelayan wanita, seperti kostum yang biasa digunakan hanya untuk bermain peran.

Ia bangun dari posisi tidurnya sambil terus menatap gadis itu. Kewaspadaan Ashley sedang berada pada level tinggi. Bukan hanya tiba-tiba melihat orang asing di tempat yang asing, ia juga merasakan hal aneh saat ia hendak duduk.

Ia mengubah fokus pandangannya sejenak untuk mengecek keadaannya. Diatas meja batu dengan coretan-coretan mencurigakan ia duduk mengenakan gaun panjang.

Saat pikirannya dipenuhi dengan hal membingungkan, pendengarannya tetap terbuka lebar. Pergerakan kecil yang dilakukan gadis itu membuat Ashley kembali fokus padanya.

Dengan cepat Ashley meraup lilin yang ada di sebelah kirinya dan melemparkannya ke arah wajah gadis itu. Ashley berguling ke kiri menjauhi gadis itu, menjadikan meja tempatnya tertidur sebagai blokade.

Gadis muda tersebut berteriak saat lelehan panas lilin mengenai kulitnya.

Diantara teriakan gadis itu, pikiran Ashley mencoba menangkap segala informasi yang ada. Termasuk rasa janggal yang ia rasakan saat berguling barusan.

Ia menyingkap gaunnya hingga lutut dan mendapati bahwa setengah dari kaki kirinya menghilang. Pandangannya juga terhalang untaian-untaian rambut pirang yang berakar dari kepalanya.

Saat ia mencoba menelaah semua hal yang tidak masuk akal tersebut, gadis dengan pakai pelayan itu berteriak memohon ampun sambil bersujud.

"Ampuni hamba Dewi! Hamba hanya pelayan utusan nona Ashelia. Tolong jangan-"

Kata-katanya terputus. Bagaimana tidak, saat ia sedikit mengangkat kepalanya karena mendengar suara, ia dikejutkan dengan Ashley yang sudah berguling ke arahnya.

Gadis itu langsung mengagkat kepalanya tegak lurus menghindari kaki Ashley yang mengarah tepat di kepalanya. Suara hentaman tumit Ashley yang semula ditujukan pada dirinya membuatnya merinding.

"Siapa?"

Dengan cepat Ashley menarik kaki kanannya kesamping dan memutarkannya searah jarum jam. Ia menjatuhkan badannya ke kanan dan bertumpu pada kedua lengannya. Sambil memberikan dorongan untuk mengangkat tubuh bagian bawahnya,

"Nona Asheliagh-" Ashley menghantamkan kakinya ke kepala gadis itu.

Serangan Ashley mengenai pelipis kanannya dengan keras, membuatnya pingsan seketika. Ashley menggunakan kesempatan itu untuk menggeledahnya.

Tidak ada senjata api atau senjata lainnya. Mereka hanya berdua di dalam sana, dikelilingi dinding batu dan lilin-lilin.

Ashley menggunakan tali pada jubah yang ia pakai untuk mengikat kedua ibu jari gadis itu kebelakang. Ia juga merobek jubahnya dan menggunakannya untuk mengikat kaki gadis itu.

Sembari menunggu gadis itu bangun, Ashley memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Namun, tidak ada hal masuk akal yang bisa menjawabnya. Satu-satunya orang yang dapat memberinya jawaban adalah gadis yang terbujur lemas di hadapannya.

Ashley mendekatinya dan menamparnya dengan keras. Kesadaran gadis itu pun perlahan kembali.

Sesaat setelah ia membuka mata, tubuhnya gemetar melihat Ashley di depannya, ia semakin ketakutan saat menyadari kedua tangan dan kakinya terikat.

Ia mulai menangis. Gadis itu memohon-mohon agar ia diampuni. Tanpa mengatakan hal lain yang dapat menjawab pertanyaan Ashley, gadis itu terus menangis dan meminta pengampunan.

Geram, Ashley mencengkram mulut gadis itu dan menatapnya tajam.

"Diem atau gua robek mulut lo."

Dengat cepat gadis itu menganggukan kepalanya berkali-kali.

"Lo cuma boleh ngomong kalo gua tanya."

Ia mengangguk sekali lagi.

"Dimana ini?"

"I-ini tower kosong di gunung Halla. Uh- A-anda- kita ada di kerajaan Durman, w-wilayah Lozan. A-anda ada di bumi sekarang."

Ashley mengerutkan dahinya sedikit dan gadis itu langsung meminta maaf. Namun ia tidak mengoreksi jawabannya sebelumnya.

"Siapa Ashelia?" Lanjut Ashley.

"Pu-putri tunggal Count Vincent Faramis Middgraff. N-nona Ashelia yang melakukan perjanjian dengan Anda."

Ashley menatapnya tajam tanpa berkedip. Bukan karna kagum namun lebih ke 'jangan main-main jika masih ingin hidup'. Namun, apakah semua ini masuk akal?

"Kenapa penampilan gua kek gini?"

"Uh- Anda- Anda ada didalam tubuh nona Ashelia."

Dalam sekejap tangan Ashley meraih leher gadis itu dan mencekiknya. Mata gadis itu terbelalak karena serangan Ashley yang begitu tiba-tiba. Ia menangis dan meminta maaf kepada Ashley meski ia tidak tahu apa kesalahan yang telah ia perbuat.

"Ngomong yang jelas b*ngsat."

Gadis itu terus meminta maaf meski kini suaranya tidak lagi terdengar.

Ashley melepaskan cekikannya. Gadis itu terbatuk-batuk seakan tersedak oksigen yang beberapa detik lalu sangat ia inginkan. Rasa cengkraman tangan Ashley di lehernya masih tetap tertinggal, memperdalam teror yang ia rasakan.

"Sa- Hamba- Nona Ashelia dan hamba melalukan ritual pemanggilan untuk memanggil Anda turun ke bumi. Nona Ashelia memberikan tubuhnya sebagai mediator untuk Anda, d-dan saya yang bertugas memberi penjelasan kepada Anda."

Semakin lama mendengar penjelasan yang tidak masuk akal tersebut, Ashley semakin naik darah.

Gerakan sekecil apapun yang dilakukan Ashley mampu membuat gadis itu tersentak. Ia tampak sangat ketakutan. Dan lagi, entah ektingnya sangat bagus atau memang ia terlihat tidak sedang berbohong. Satu hal yang Ashley tahu pasti, tubuhnya saat ini jelas bukan miliknya.

"Jadi, lo sama majikan lo manggil gua pake ritual apalah, trus sekarang gua didalem badan majikan lo? Orang yang bikin perjanjian sama gua?"

"I-iya, Dewi."

Kepalan tangan kanan Ashley melayang ke pipi kiri gadis itu. Tubuh gadis itu gemetar hebat, air matanya mengalir tanpa henti, suara isakan tangis terdengar menggema memenuhi ruangan tak bersudut tersebut.

"Lo ga sadar posisi lo? Ngaco ada batesnya, s*alan."

Ashley menarik rambut gadis itu kebelakang.

"Lo bilang kita di bumi, dan lo paham bahasa gua. Lo pikir gua elien?"

"Ha... hamba... j-juga tidak tahu... kalau Anda juga menggunakan bahasa D-durman." Jawab gadis itu di sela-sela isakannya.

Ashley semakin bingung dibuatnya, karena setiap ucapan dari gadis itu terasa jujur meski sangat tidak masuk akal. Ia menyibak dan menarik rambutnya sendiri kebelakang karena frustasi.

Kulit putih pucat, tangan kurus tanpa otot sedikit pun, tubuh lemah tidak gesit, kelenturannya juga kurang. Setiap pergerakan yang Ashley lakukan, seolah memaksa tubuh yang kurang gerak itu untuk bergerak. Terlebih lagi batasan pergerakan yang bisa ia lakukan karena hanya memiliki satu kaki. Tubuh lemah ini jelas bukan miliknya.

"...anggep aja gua percaya. Trus, apa isi perjanjiannya?" Ashley berdiri dan duduk di meja altar tempatnya terbaring.

"I-itu..." Gadis itu terlihat ragu untuk melanjukan kalimatnya namun juga tidak bisa mengelak.

"...hamba tidak diberi tahu." Lanjutnya.

Tatapan Ashley yang menjadi tajam saat ia memiringkan kepalanya sedikit karena tidak habis pikir membuat gadis itu membenturkan keningnya ke lantai dan meminta maaf.

"N-nona Ashelia hanya berkata jika saya ingin hidup saya harus ikut dengannya ke tempat ini."

"Se-seharusnya Anda yang tahu isi perjanjianya."

Seolah ia pernah mendengar suara permohonan seseorang, Ashley mengingat-ingatnya sejenak. Sekilas, ia samar-samar ingat ia mendengar suara sebelum tersambar petir.

Wahai Dewi Kehancuran-

"Tolong saya?"

"Apa-apaan? Itu? Itu perjanjiannya?" Ucap Ashley heran.

Bukan hanya permintaannya sangat tidak jelas, namun juga tidak ada bukti hitam di atas putih. Ashley merasa ia tidak harus mengikuti keinginan Ashelia.

Ia berpikir bahwa ia hanya perlu mencari tahu bagaiman cara ia kembali ke tubuhnya.

Ashley bertanya pada gadis itu, ritual macam apa yang mereka lakukan. Gadis itu terdiam mendengar pertanyaan Ashley. Ia terkejut karena Dewi yang mereka panggil justru tidak mengetahui apapun.

Menyadari perubahan ekspresi Ashley saat ia tidak menjawab pertanyaan sang Dewi Kehancuran, gadis itu langsung memberikan penjelasan. Cukup singkat dan jelas.

Mereka melakukan ritual terlarang pemanggilan Dewi Kehancuran untuk membalas dendam dengan bayaran jiwa dari si peminta permohonan. Kemudian, sang Dewi akan memasuki tubuh si pemohon untuk membalaskan dendamnya. Setelah dendamnya terbalas, sang Dewi akan kembali ke dunianya.

Ashley hanya diam menatap gadis itu, membuatnya kesulitan, bahkan untuk menelan ludah karena gugup.

"Jadi, maksud lo,"

Gadis itu merinding merasakan ketidak puasan Ashley atas jawaban yang ia berikan.

"Gua harus ngabulin permintaan yang ga jelas targetnya, atau gua ga akan bisa balik?"

"Ah, em, i-iya? Ampun." Ucap gadis itu terbata-bata menyadari bahwa nonanya tidak pernah menyebutkan dengan jelas siapa target balas dendamnya.

"Gua bahkan ga dapet keuntungan apapun?"

Ashley bangkit dari posisi duduknya, dengan senyum di bibir dan mata penuh amarah. Gadis itu mematung, merasakan hawa dingin di sekujur tubuhnya. Ia tahu, hal buruk akan menimpanya dan ia tidak bisa melakukan apapun.

"Orang yang minta tolong harus tau diri, kan?"

"...ampun."

^^^Bersambung...^^^

Terpopuler

Comments

Lhina Bright

Lhina Bright

aduuuuh inj kan jiwanya udh berpindah ke zaman kerajaan. jdi thor gak usa lagi pake bahasa lo, gua atau bahasa gaul gto. kan gak nyambung bgt toh klo masih pake bahasa lo ,gua.

2025-02-12

0

zida_mufida

zida_mufida

masih mantau belum ngeh sama ceritanya.

2022-06-17

5

lihat semua
Episodes
1 Aku tidak ingin mati
2 ...Dewi?
3 Ngomong yang jelas b******
4 Lo mau gua naik rongsokan ini?
5 Haruskah saya gendong?
6 Otaknya udah rusak dari awal jadi ga masalah kan?
7 Ada pertanyaan?
8 Langsung sikat semua aja kah?
9 Kakimu...
10 Cewe gila
11 Anda mau saya ambilkan gelas, Nona?
12 Bctbgt
13 You're dead
14 Gua tinggal sepatu gua
15 Saya hanya ingin hidup lebih lamaa!
16 Jadi emang pecah?
17 Don't try any funny business
18 Ngebekap?
19 Ba!!
20 All in! 400!
21 Kau mau coba?
22 Mending masukin ke pemotongan kan?
23 Apa? Ada apa? Kenapa?
24 Jadi benar kau sudah tahu
25 Gua sombong dari awal
26 Bisa tolong jauhkan sedikit?
27 This kid, really
28 Dia benar-benar asal
29 Bellena?
30 Tetap di dalam, Nyonya
31 Barusan lo-
32 Ashelia? Ada apa ini?
33 Nganggur, ya?
34 Anda menang?
35 Mandilah
36 Kau percaya teleportasi?
37 Unlucky
38 Gua kan juga pengen deket sama ibu baru gua
39 Dikasi parfum?
40 I'll die with you
41 Joan!
42 Ngikut aja napa
43 Anda teriak seperti perempuan
44 Mati pun lo tetep jadi aset gua
45 Keterlaluan. Don't you think?
46 Aram
47 Hey, you forget this
48 Si ***ing mau jadi nabi?
49 BELLENA!
50 Lakukan jika kau berani
51 Padahal tangan gua kurus, kecil, lemah
52 Hah!? Aku yang menjadi korban di sini!
53 Awasi adek lo
54 Hai
55 Calon suami gua niat banget nyariin gua
56 Masalah kadang justru membuatmu merasa hidup
57 Ngapain ga turun?
58 Congratulation
59 Holy sh*t!
60 Astaga. Nona Ashelia, kau pikir begitu?
61 berisik, mengganggu, dan tidak jelas
62 Kuman yang perlu dibasmi
63 ...Apa-apaan ini
64 Tolong! Aku dirampok!
65 Sebenernya gua lebih milih kaki lo
66 Dari awal, Lozan wilayah Vincent
67 Tunggu, Yang Mulia
68 Kau yang sedang apa!?
69 Kau kenal El?
70 Nona juga sedang kesulitan
71 Glad to be your daughter
72 T-tungggu, ini salah paham-
73 Mau tau rasanya?
74 Slash
75 T-tunggu! Ini aku!
76 On second thought
77 Aku, tidak akan pernah menyesal mengenalmu
78 Merepotkan saja, dasar
79 Masih takut akan menjatuhkanku?
80 Totally my type
81 Semua ada harganya
82 Aku yang akan mengantarkannya
83 Ini bukan cuma perang lo
84 Seminggu?
85 2 Sate Royal Oasis!
86 Terutama lo
87 Dear dog?
88 Pernah liat?
89 Nona bukan orang bodoh
90 Let's get straight to the point
91 I'll go straight.
92 Maybe because I haven't killed you yet
93 The point
94 Penipu?
95 How dare you say that
96 Jantung lo punya gua
97 Hey, jangan terlalu sensitif
98 Karna dari awal gua tau ini ga nyata
99 Don't cry
100 Isn't it sad?
101 Kalo gua bilang ya, lo percaya?
102 Satu aja cukup
103 No, sir!!!
104 Lo bilang apa?
105 Naik pangkat tapi otoritas turun
106 Aku bisa memberi tahumu
107 Apa kau berpihak pada keadilan sekarang?
108 I need to mark my assets
109 Gua lebih suka berbagi
110 Bukannya Far lebih cocok jadi bapa gua?
111 Cek
112 Can we talk now?
113 Nampak berita baru?
114 Akan saya ambil
115 Happy Birthday
116 Your turn
117 Gua kasi hadiah
118 He's way too invincible
119 You look good together
120 Gua mau ketemu bos lo
121 Lo lagi ngetes gua?
122 I just love the thrill
123 ...tapi kau bilang iya
124 Bunuh dia!!!
125 You'll be sorry if you don't take out your weapon
126 Kenapa Anda berjalan mundur?
127 Saya lebih baik mati daripada harus melawan Anda
128 Jangan jadi pengecut yang pake senjata
129 Begini rasanya dipukul preman?
130 Dasar gorila
131 Segini cukup?
132 Sampai jumpa besok
133 I swear, if you bite, gua sarapan sate kuda
134 Calon istri Tuan Daryl?
135 So, cheer up. Will you?
136 Hey, gua pinjem baju lo
137 ...ya. Lebih dari yang kukira
138 Sebuah mawar yang tak hanya berduri namun juga beracun
139 Saya akan bertanggung jawab!
140 Saya sedang membicarakan Nona Ashelia Rosanna Midgraff
141 Mendebarkan
142 Waktu
143 I don't have time for this
144 You won't be the fifth, right?
145 Jauhi Daryl
146 I'll ruin your lil secret instead
147 No touching, b*tch
148 Apa bedanya denganmu?
149 Mungkin
150 Dia bilang dia tahu tempatnya
151 Anj***, rasanya kek bangke
152 Kau yang membuatnya lari, kau yang tanggung jawab
153 Berenti nangis, berisik
154 Sakit?
155 Tidak, kau tidak mengerti
156 Tentu saja akan kuberi tahu
157 Aku hanya memberimu pilihan
158 Dan kenapa lo masi pake baju?
159 Tour guide mana boleh komplain
160 If you got no guts, scram
161 Knock, Knock
162 Lakukan sekarang atau tidak untuk selamanya
163 Primadona
164 Beban
165 Bukan, aku bisa
166 No one lives, after messing with my people
167 Terima kasih
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Aku tidak ingin mati
2
...Dewi?
3
Ngomong yang jelas b******
4
Lo mau gua naik rongsokan ini?
5
Haruskah saya gendong?
6
Otaknya udah rusak dari awal jadi ga masalah kan?
7
Ada pertanyaan?
8
Langsung sikat semua aja kah?
9
Kakimu...
10
Cewe gila
11
Anda mau saya ambilkan gelas, Nona?
12
Bctbgt
13
You're dead
14
Gua tinggal sepatu gua
15
Saya hanya ingin hidup lebih lamaa!
16
Jadi emang pecah?
17
Don't try any funny business
18
Ngebekap?
19
Ba!!
20
All in! 400!
21
Kau mau coba?
22
Mending masukin ke pemotongan kan?
23
Apa? Ada apa? Kenapa?
24
Jadi benar kau sudah tahu
25
Gua sombong dari awal
26
Bisa tolong jauhkan sedikit?
27
This kid, really
28
Dia benar-benar asal
29
Bellena?
30
Tetap di dalam, Nyonya
31
Barusan lo-
32
Ashelia? Ada apa ini?
33
Nganggur, ya?
34
Anda menang?
35
Mandilah
36
Kau percaya teleportasi?
37
Unlucky
38
Gua kan juga pengen deket sama ibu baru gua
39
Dikasi parfum?
40
I'll die with you
41
Joan!
42
Ngikut aja napa
43
Anda teriak seperti perempuan
44
Mati pun lo tetep jadi aset gua
45
Keterlaluan. Don't you think?
46
Aram
47
Hey, you forget this
48
Si ***ing mau jadi nabi?
49
BELLENA!
50
Lakukan jika kau berani
51
Padahal tangan gua kurus, kecil, lemah
52
Hah!? Aku yang menjadi korban di sini!
53
Awasi adek lo
54
Hai
55
Calon suami gua niat banget nyariin gua
56
Masalah kadang justru membuatmu merasa hidup
57
Ngapain ga turun?
58
Congratulation
59
Holy sh*t!
60
Astaga. Nona Ashelia, kau pikir begitu?
61
berisik, mengganggu, dan tidak jelas
62
Kuman yang perlu dibasmi
63
...Apa-apaan ini
64
Tolong! Aku dirampok!
65
Sebenernya gua lebih milih kaki lo
66
Dari awal, Lozan wilayah Vincent
67
Tunggu, Yang Mulia
68
Kau yang sedang apa!?
69
Kau kenal El?
70
Nona juga sedang kesulitan
71
Glad to be your daughter
72
T-tungggu, ini salah paham-
73
Mau tau rasanya?
74
Slash
75
T-tunggu! Ini aku!
76
On second thought
77
Aku, tidak akan pernah menyesal mengenalmu
78
Merepotkan saja, dasar
79
Masih takut akan menjatuhkanku?
80
Totally my type
81
Semua ada harganya
82
Aku yang akan mengantarkannya
83
Ini bukan cuma perang lo
84
Seminggu?
85
2 Sate Royal Oasis!
86
Terutama lo
87
Dear dog?
88
Pernah liat?
89
Nona bukan orang bodoh
90
Let's get straight to the point
91
I'll go straight.
92
Maybe because I haven't killed you yet
93
The point
94
Penipu?
95
How dare you say that
96
Jantung lo punya gua
97
Hey, jangan terlalu sensitif
98
Karna dari awal gua tau ini ga nyata
99
Don't cry
100
Isn't it sad?
101
Kalo gua bilang ya, lo percaya?
102
Satu aja cukup
103
No, sir!!!
104
Lo bilang apa?
105
Naik pangkat tapi otoritas turun
106
Aku bisa memberi tahumu
107
Apa kau berpihak pada keadilan sekarang?
108
I need to mark my assets
109
Gua lebih suka berbagi
110
Bukannya Far lebih cocok jadi bapa gua?
111
Cek
112
Can we talk now?
113
Nampak berita baru?
114
Akan saya ambil
115
Happy Birthday
116
Your turn
117
Gua kasi hadiah
118
He's way too invincible
119
You look good together
120
Gua mau ketemu bos lo
121
Lo lagi ngetes gua?
122
I just love the thrill
123
...tapi kau bilang iya
124
Bunuh dia!!!
125
You'll be sorry if you don't take out your weapon
126
Kenapa Anda berjalan mundur?
127
Saya lebih baik mati daripada harus melawan Anda
128
Jangan jadi pengecut yang pake senjata
129
Begini rasanya dipukul preman?
130
Dasar gorila
131
Segini cukup?
132
Sampai jumpa besok
133
I swear, if you bite, gua sarapan sate kuda
134
Calon istri Tuan Daryl?
135
So, cheer up. Will you?
136
Hey, gua pinjem baju lo
137
...ya. Lebih dari yang kukira
138
Sebuah mawar yang tak hanya berduri namun juga beracun
139
Saya akan bertanggung jawab!
140
Saya sedang membicarakan Nona Ashelia Rosanna Midgraff
141
Mendebarkan
142
Waktu
143
I don't have time for this
144
You won't be the fifth, right?
145
Jauhi Daryl
146
I'll ruin your lil secret instead
147
No touching, b*tch
148
Apa bedanya denganmu?
149
Mungkin
150
Dia bilang dia tahu tempatnya
151
Anj***, rasanya kek bangke
152
Kau yang membuatnya lari, kau yang tanggung jawab
153
Berenti nangis, berisik
154
Sakit?
155
Tidak, kau tidak mengerti
156
Tentu saja akan kuberi tahu
157
Aku hanya memberimu pilihan
158
Dan kenapa lo masi pake baju?
159
Tour guide mana boleh komplain
160
If you got no guts, scram
161
Knock, Knock
162
Lakukan sekarang atau tidak untuk selamanya
163
Primadona
164
Beban
165
Bukan, aku bisa
166
No one lives, after messing with my people
167
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!