drama klasik

"Tolonglah tuan, nyonya..aku belum makan selama tiga hari! tolong, bantulah aku, kasih aku pekerjaan"

Semua yang ada disana menggeleng apalagi melihat wanita lusuh yang tengah hamil muda didepan mereka.

"Aku akan berterima kasih pada nyonya dan tuan, tolong bantukah saya" Kavi menyatukan tangan didada. Tidak jauh darinya ada seorang pria yang membawa kamera tertawa melihat akting Kavi. Dikira semua orang bisa tertipu dengan dramanya.

Bolehlah, untuk bahan tawaan pagi ini. Ternyata wanita ini sangat pintar akting.

"Ada apa ini? kenapa berkumpul disini?" Amapola datang dengan anggun menegur para karyawannya yang sedang berkerumun.

Belum dijawab oleh karyawannya Kavi udah nyelonong ngasih tau.

"Saya mohon bantuan untuk dikasih pekerjaan bu, kasihanilah saya"

Amapola melihat ke gadis didepannya. rasanya ia pernah kenal tapi dimana?

"Kamu kenapa?" tanya Amapola dengan suara agak tinggi karena Kavi menanggu ketenangan ditempatnya.

"Aku butuh pekerjaan"

Amapola meneliti Kavi dari atas sampai bawah "kamu sedang hamil, apa suami kamu tidak menafkahi kamu?"

"Suami saya mati tenggelam dilaut"

Mendengar itu Amapola langsung menutup mulutnya, kasihan. Ia ingat dengan anaknya yang lahir juga tanpa seorang ayah. Ia tau perjuangan itu. Wajah Amapola jadi lembut dan perhatian.

"Kamu mau kerja apa?"

"Apa saja yang penting tidak nyolong"

"Sanggup bersih- bersih?"

kavi mengangguk.

"Ikut aku!"

Amapola membawa Kavi keruangannya. Semua orang melongo. Begitu mudahnya sang pemilik resort mengizinkan seseorang untuk bekerja.

Sementara itu Dera menahan tawa. kavi luar biasa mampu membujuk ibunya dengan mudah.

Pria itu menenteng kameranya menuju belakang resort. Disana ada lima orang model sedang menunggunya untuk pemotretan. Sekarang ia bekerja sama dengan beberapa majalah online ternama. Selain bisa memajukan resortnya juga bisa menambah uang kekantongnya.

Para model itu sudah dirias oleh penata rias mereka masing-masing dan juga punya asisten pribadi. Dera hanya tinggal memotret mereka.

Sementara itu Kavi dibawa oleh Amapola kamar-kamar VIP. Wanita itu sangat ramah pada Kavi. Ia mengenalkan beberapa room yang mereka lalui.

"Ini adalah deretan kamar tamu VIP, kamu harus membersihkannya dengan baik dan tidak boleh mengecewakan"

Mengapa tidak di resort kecil-kecil itu?" tanya Kavi. Maksudnya adalah deretan villa yang berjajar didepannya.

Ia meminta tempat itu agar bisa menyeret si wisatawan sialan itu. Kavi ingat waktu itu Dera disana bersama dengan kekasihnya.

"Itu sudah ada yang mengerjakannya, hanya bagian ini yang masih kurang, disana ada ruangan ganti, kamu ganti pakaian kamu lalu keruangan bagian kepala housspeker untuk mendengarkan arahan secara langsung"

"Baiklah, terima kasih, tapi pemiliknya tidak marahkan kalau aku bekerja disini?"

"Aku jamin tidak karena aku penanggung jawab disini" ujar Amapola tersenyum. Wanita yang bernama Kavi ini terlalu polos ia tidak tau dengan banyak hal.

Kavi mengangguk sok mengerti.

"Terima kasih, anda baik sekali ibu cantik"

Amapola hanya tersenyum lalu pergi dari sana. kavi mengingat wanita itu hanyalah seorang atasan yang baik hati. beruntung pemilik resort itu memiliki bawahan seperti ibu itu.

Kavi mengganti pakaiannya di ruang ganti dengan pakaian seragam. Disana sangat rapi dan bersih. masing-masing ada lokernya. Setelah itu ia keruangan yang dimaksud oleh wanita baik tadi.

Kepala bagian housspeker adalah seorang wanita setengah baya berpipi kaku mungkin semumur hidupnya tidak pernah tersenyum.

"Aku Kavi pekerja speaker yang baru" kavi mengenalkan namanya pada wanita itu.

"Hm,..kau harus membersihkan bagian depan terlebih dahulu, bereskan barang yang berserakan, ganti seprai dengan rapi, bersihkan lantai dari debu lalu terkahir kamar mandi harus bersih dan rapi"

"Baiklah nek!"

Wanita itu mengangkat kepala melihat Kavi dengan tajam "panggil aku bibi Rosa"

"Oh bibi...aku permisi bibi"

"bersihkan kamar 2 0 0"

"Baiklah"

"Ingat jangan ada benda yang pecah atau barang pengunjung yang hilang" ujar bibi Rosa sambil mencatat nomor kamar kavi.

Kavi mencari kamar itu dengan mendorong peralatan kebersihannya dengan meja khusus mulai dari pel, mesin pengisap debu dan cairan pembersih serta seprai dan peralatn lainnya.

Baru dibuka saja hidungnya langsung diterjang oleh bau aromatheraphy. Ada banyak gaun di kasur, berbagai jenis sepatu dilantai serta peralatan mike up di meja rias. Seeprtinya yang menghuni kamar itu adalah seorang perempuan kelas atas.

Kavi menyusun gaun-gaun itu kedalam lemari, menyusun sepatu dan mengganti seprai. Semua itu ia kerjakan dengan cekatan.

Terakhir tinggal kamar mandi. Ia mengerjakan apa yang disuruh oleh bibi rose. Menyusun peralatan mandi, membersihkan toilet.

Ternyata semua itu sangat melelahkan. Ia melap keringatnya dengan tisu toilet lalu membuang ketempat sampah.

Ia mendengar pintu terbuka didepan mungkin itu adalah pemilik kamar tersebut. Suara tawa cekikikannya terdengar sampai ke toilet. Cepat-cepat Kavi menyelesaikan pekerjaannya.

Sepertinya pemiliknya tidak sabaran bahkan mereka mengabaikan kehadiran Kavi yang menekur kelantai untuk keluar dari sana.

BRAK!!

Sial!

Meja yang ia dorong tersandung kesepatu pemilik kamar itu. Sontak pasangan itu menoleh ke Kavi yang juga membola.

Ternyata pasangan itu adalah Dera dengan seorang wanita cantik, putih, tinggi dan langsing seperti model. Pelukan pasangan itu terlepas dan nafas wanita cantik itu ngos-ngosan.

Dasar pria buaya. Lihat saja aku akan mengakhiri semua petualanganmu itu desis kavi dengan hati gemuruh. Pegangan tangannya mengerat ke meja yang ia dorong.

"Maaf!" ujr Kavi pada wanita cantik itu karena telah menganggu dengan tidak sopan takutnya nanti ia akan langsung dipecat karena menganggu penghuni kamar.

"kenapa ada pembersihan dijam segini?" protes Dera yang kemudian dijawab oleh gadis cantik itu "aku yang minta karena tadi berantakan sekali"

Pria itu mengangguk mengerti. Ia melihat kepintu. Jadi akhirnya Kavi diterima bekerja sebagai housspeker.

Kavi mengalihkan atensi Dera. Ia mengambil kameranya yang tergeletak di kasur lalu minta maaf pada wanita itu sebelum pergi dengan alasan lupa sesuatu.

Wanita itu menutupi ketersinggungannya dengan senyuman tipis tapi diraut wajahnya terlihat kekecewaan yang amat berat.

"Hey kau gadis balon!"

Dipanggil gadis balon membuat Kavi berhenti. Ia sensitif sekali dipanggil balon oleh pria itu.

"Udah ngerti kayaknya, langsung peka" Dera tertawa seenak jidat.

"Bagaimana keadaan ibumu? maaf aku tidak sempat kesana lagi setelah hari itu"

"Baik-baik saja jangan sok perhatian" Kavi terus mendorong meja beroda berisi peralatan kebersihan. Dera berjelan disampingnya sambil ngoceh.

"Jangan ge er, aku peduli bukan perhatian, kamu pengen bangat ya dapat perhatian?"

"Naj*s!"

"Aku juga gak mau, kamu saja yang mengharap"

Pria ini bikin Kavi darah tinggi. Ia tidak sadar kalau kena bidik. Suatu hari nanti ia akan membayar mulut dan perbuatannya di dalam penjara. Ingat saja hari itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!