Langkah Kavi tersurut karena berhadapan lagi dengan pria yang merenggut kalung dilehernya secara paksa sore tadi. Setampan apapun wajah pria kalau kasar maka akan menakutkan.
Tidak sengaja Kavi melihat kalung itu lagi tergeletak dilantai seperti dibuang. Sayang saja, benda sebagus itu dibuang apalagi belinya mahal. Kavi tidak bakal nolak kalau kalung itu dikasihkan padanya.
"Maaf! aku mencari seorang anak yang bernama Dera, ada titipian dari seorang wanita tapi mungkin saya salah kamar, disini tidak ada anak kecil kayaknya"
"Mana titipannya? sini!"
"Apa anda kenal dengan anak yang bernama Dera?"
Bukannya menjawab, pria itu malah marah "bisa tidak kamu jangan banyak tanya? saya ada urusan yang lebih penting, semua ini gara-gara kamu!"
Kavi tersentak karena pria itu menudingnya padahal ia tidak tau apa-apa. Setelah itu si pria berwajah oriental itu berlari menyusul gadis cantik yang bernama Sania tadi. Sepertinya pria itu takut kehilangan dan seperti orang gila mengejar dan memanggil nama wanita itu. Pria itu berhasil menarik wanita itu kedalam pelukannya di jalanan resort, seperti roal film yang sering ditonton Kavi dirumah tetangganya.
Kata Feya itu romantis.
Tapi kata Kavi itu adalah orang kaya banyak drama
"Mana anak yang bernama Dera? tidak mungkin anak mereka kayaknya mereka belum nikah, tapi ya sudahlah...katanya dia kenal" Kavi menaruh kado ditangannya dekat pintu. Setelah dipikir bagaimana kalau benda itu hilang. Akhirnya ia berjingkat masuk kedalam. Ia mencari-cari seorang anak kalau saja ada disana.
Kamar nya sangat bersih dan rapi. Sepreinya berwarna putih dan disudut ruangan menyala lilin aromatheraphy. Kavi tidak bisa membayangkan bagaimana enaknya tidur dengan suasana senyaman ini. Tidur diatas tikar saja enak bangat apalagi tidur dikasur empuk bersuasana adem.
Ia meletakkan kado diatas nakas. Ia kaget ada benda berbungkus dengan kotak disana. Kok bisa pasangan sebelum menikah seperti ini? dimana letak kesakralan sebuah cinta kalau menabrak batas yang tidak seharusnya. Itu bukan romantis lagi tapi sudah nafsu.
Kavi surut, lagi-lagi ia kasihan melihat kalung cantik tempo hari tergeletak dilantai. Jiwa pemulung nya meronta ingin memungut benda itu dari sana tapi takutnya sipria itu menarik kembali dengan kasar.
BRAK!!!
Kavi kaget karena pintu tertutup dan sosok pria yang pemarah itu muncul sebelum ia keluar.
"Hey kau menutup pintunya? apa kau tidak lihat aku?"
"Apa peduli aku? bukan urusan aku! kalian para wanita hanya bikin ribet! suka semaunya! padahal aku sudah berusaha dengan keras menuruti apa yang diminta!!
BRAK!!
Pria itu membanting apa saja yang ada dikamar itu termasuk kado yang tadi ia bawa. Benda itu berhamburan. Kerang-kerang yang sudah dibentuk dicat berserakan dilantai. Kavi merasa pria ini gila. Hanya karena seorang wanita ia sebegitu emosinya.
Kavi menarik pintu, tidak bisa untuk dibuka. Wajahnya memucat. Tidak mungkin ia melihat pria temperamen ini disini.
"Hey buka pintunya!" teriak Kavi melengking seperti pakai toa.
Pria yang sedang marah itu membalikkan badan dan melihat Kavi dengan nanar. Dalam takutnya Kavi menghadapi pria itu.
"Kau pria gila! apa urusan aku dengan urusan kamu, kau hanya bermasalah dengan seorang wanita kenapa kau rambah seluruh wanita yang ada dibumi ini"
"Oh ya! kau merasa begitu?" pria itu mendekat dengan seringai. Kavi mundur kebelakang. Kali ini akan mampus berurusan dengan orang tidak waras.
"Aku hanya mengantarkan pesanan kesini, kau menuduh aku? atau jangan-jangan kau juga menuduh hidup kamu yang tidak waras ini juga karena orang lain" cibir Kavi padahal lututnya sudah gemetaran.
"Kau benar-benar wanita tidak tau diri!" pria itu mencengkeram bahu Kavi keras dan Kavi meringis. Seumur-umur baru kali ini ia dikasari pria.
"Kalau bukan karena kamu memakai kalung itu kekasihku tidak akan marah dan mengatakan aku mengasih hadiah bekas, kau tau?! itu adalah hadiah untuk ulang tahun kekasih aku!"
"Kau kaya! kau bisa membelikan yang baru lagi"
"Kalau bisa dibikin dalam waktu singkat aku tidak akan sepanik ini, kau tau kalung itu hanya satu-satunya"
Kavi menelan ludah, pasti harga kalung itu tidaklah murah. Dirinya bisa mampus untuk mengganti kalung itu kembali.
"Aku tidak punya uang untuk mengganti"
"Aku tidak minta ganti rugi! kau bisa apa?kalaupun aku jadikan kau pembantu akan tujuh keturunan untuk mengganti kalung itu"
kavi makin ketakutan dan merasa bersalah. Menyesal ia memakai kalung itu jika ia ikut terseret kedalam masalah hubungan orang lain. Apalagi pria ini mungkin saja jauh-jauh sudah datang kesini untuk merayakan ulang tahun kekasihnya. Semua rangkaian acar mereka jadi gagal total termasuk,....menganggurnya benda yang tersimpan dalam kotak itu.
"Maaf, aku tidak tau! benar-benar tidak tau"
"Harusnya kamu tidak memakai apa yang bukan milik kamu! Uang aku terbuang percuma, kau lihat akibatnya? kalung itu menjadi sampah karena tubuh kotor kamu"
Kavi tidak terima tubuhnya dibilang kotor walaupun sampai saat ini belum mandi dan tubuhnye lengket karena air laut seharian apalagi bajunya belum diganti sama sekali tapi Ia balas menuding pria itu "setidaknya otak aku tidak kotor seperti kamu! kau adalah pria mesum! mengurung aku disini"
"Ccck, wanita tidak tau diri! lihatlah dirimu! apa ada pria yang sudi menyentuhmu?"
Dua kali Kavi bertemu pria ini selalu saja mengejeknya.
"Kalau begitu buka pintunya! untuk apa kamu mengurung aku disini?! kau pria menakutkan!"
"Kau punya tangan! aku bukan pelayanmu!
Kavi menarik pintu dibelakangnya, tidak bisa. Ia menggeser pintu tersebut dan barulah terbuka. Ternyata membuka pintunya semudah itu.
"Kau harus mengganti kado itu kembali, kalau tidak aku akan mengasih tau wanita itu kalau kamulah yang telah menghancurkannya"
"Pergi sana! untuk kamu ribet mengurusi hidup aku dan ibu aku! mau aku pecahkan atau aku buang terserah aku!"
Dasar pria temperamen apa salahnya dia bilang kalau dirinyalah yang bernama Dera dan Kavi tidak akan capek untuk curiga. Pantas saja kekasihnya pergi meninggalkannya. Bukannya dibujuk atau minta maaf malah marah-marah. Pria yang tidak kreatif sedikitpun.
Kavi melihat seorang gadis duduk melamun di pinggiran pantai menghadap kelaut. Gadis itu adalah gadis yang tadi. Dan Kavi kembali menghujat sipria tadi. Cinta hanya sebatas nama tanpa rasa. Atau cintanya hanyalah cinta egois dan tidak mau berusaha sedikitpun. Padahal kebanyakan wanita akan luluh dengan kata-kata dari pada dari sebuah hadiah.
Kavi akan menghampiri gadis itu untuk minta maaf. Tapi kemudian gadis itu pergi kearah resort. Dan Kavi berbelok dengan langkah gontai.
Begitu Kavi keluar, ia menemukan Tomi berdiri menunggunya di dekat pintu masuk. Senyuman Kavi mengembang, kurang baik apa lagi punya teman seperti Tomi. Tidak seperti pria aneh tadi.
"Lama sekali Kav" keluh Tomi.
"Memangnya kamu disini dari kapan?"
"Aku tadi mengikutimu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments