sebuah kejadian

Kampung nelayan tidak akan pernah ada matinya kecuali siang hari dimana sebagian dari mereka pergi melaut dan bekerja yang tinggal hanyalah perempuan yang mempunyai anak kecil dan itupun mengasuh sambil bekerja membuat kerajinan dari kerang.

Ketika malam datang perumahan itu akan ramai. Para nelayan dan para pemuda sudah pulang dan mereka akan duduk mengobrol didepan rumah atau berkumpul disebuah warung kecil yang ada ditengah perumahan itu.

Meskipum riuhnya sama dengan pasar malam. Kavi bisa tidur nyenyak diatas dipan dari kayu berlaskan kasur gepeng kesayangannya yang sudah menemaninya sejak kecil.

Dari arah dapur berbatasan dengan dinding papan bolong-bolong terdengar suara benda peralatan dapur beradu. Itu ibunya kavi yang menghabiskan waktu memasak masakan disana untuk dijual pada keesokan harinya. Kadang pintu rumah mereka akan diketuk tengah malam oleh para pemuda untuk membeli kopi ataupun makanan kecil.

Hidup mereka apa adanya tanpa terganggu satu sama lain walaupun didermaga belakang perumahan suara tawa dan suara speaker membahana.

"Kav..bangun, ada pesanan pisang goreng didermaga, ibu akan antar kesana..kamu kunci pintu yang rapat" ibu Kavi mengasih tau kalau dirinya akan pergi.

Kavi mengucek matanya dan menguap lebar- lebar.

"Ibu berangkat dulu"

"Biar aku saja ibu..." Kavi bangkit dari tempat tidur kesayangannya.

"Ibu saja.."

"pekerjaan ibu sudah selesai?"

"Masih ada sedikit , nanti ibu sambung lagi"

Kavi meraih jaketnya di dinding lalu rentangan ditangan ibunya. ia bersikeras untuk pergi.

"Kau wanita tidak baik berjalan tengah malam sendirian"

"Aku akan minta temani dengan Tomi"

Kavi turun dari rumah. Udara malam yang dingin langsung menyambutnya apalagi ini didaerah pantai akan angin bertiup kencang. Rumah didepannya, rumah Inka masih terlihat beberapa orang mengobrol diteras.

Ia mencari Tomi kerumahnya. Jarak rumah Tomi dan Kavi terpisah dua buah rumah. Masih bisa bicara dari teras keteras. Pintu rumah Tomi tertutup rapat.

" Tomi belum pulang" beritahu Javian, pria paruh baya yang baru pulang dari warung. Javian tau saja kalau Kavi mencari Tomi.

"Oh, dia dimana mungkin Pak Javi?"

"Dia tadi ada diujung jalan"

Kavi melihat keujung jalan, tidak ada orang disana dan ia mencari kesumber musik yang terdengar dari arah belakang perumahan.

Terlihat Tomi bersama teman-temannya yang masih lajang duduk berjuntai didermaga main gitar ditemani riak ombak kiri kanan.

Tomi sedang bersama teman- temannya. Mungkin saja Kavi mengganggu kesenangan anak itu.

Akhirnya Kavi pergi sendirian.

Dermaga tidak jauh dari perumahan. Dari kejauhan bisa terlihat lampu- lampu disana. Lagi pula ia biasa pergi sendirian. Tidak apa- apa pikirnya sambil melangkah dimalam dingin.

****

Pertengkaran Dera dan Sania makin berlajut panjang meskipun berkali-kali Dera minta maaf dan berjanji akan mengganti hadiah itu.

Dera mengerti bagaimana perasaan kecewa Sania. Tapi sikap kekanakan Sania membuat ia pusing tujuh keliling. Ia memohon pada Sania agar jangan ngambek berlebihan. Tapi permohonannya tidak digubris.

"Aku gak ada artinya buat kamu? apa itu yang namanya cinta?" tuntut Sania.

"Harus bagaimana lagi Dera bilang kalau dia mencinta Sania, ia selalu mengikuti semua kemauan Sania hanya karena kali ini ia salah dan Sania menghukumnya. Ini tidak adil. Harga dirinya sebagai pria pun sudah tidak ada artinya lagi karena cinta yang ia punya.

"Bukan aku yang salah Nia, tapi gadis itu, dia seenaknya memakai barang yang bukan miliknya" geram Dera. Ia sangat kesal pada gadis kotor itu karena dia ia dan Sania jadi bertengkar hebat.

Seandainya Dera bisa menyulap agar Sania bisa tersenyum dan tidak marah padanya maka akan ia lakukan. Sebegitu parahnya Dera pada Sania.

"Sania..."

Sania tetap tidak bergeming. Ia masih enggan menatap wajah Dera.

"Aku mau kita sampai disini"

Darah Dera menggelegak. Begitu mudahnya Sania bicara seperti ini hanya karena suatu kesalahan. Apa Sania tidak sadar, ia telah menghabiskan waktu dan menyerahkan seluruh hatinya. tapi inikah balasan Sania?.

"Tidak bisa begini Sania? aku tidak mau itu terjadi! ingat itu!" Dera kalap. Ia menarik tubuh Sania dan mengguncangnya kasar.

"Lepaskan Dera! sakit!!"

"Jangan harap kamu bisa lepas.....!"

Dera bukannya melepaskan tapi makin beringas. Sorot matanya sangat menakutkan. Sania sadar, kalau saat ini dera dalam keadaan mabuk. Bau alkohol tercium dari mulut Dera.

Ini sangat gawat, Dera bisa melakukan apa saja diluar kesadarannya. Sania mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan Dera.

"Sania tunggu!!"

Dera mengejar Sania diatas pasir yang basah. Apapun itu ia tidak akan melepaskan Sania begitu saja.

Ia melihat sebuah bayangan dikegelapan. Itu pasti Sania, bagaimanapun Sania bersembunyi ia akan dapatkan gadis itu.

"Jangan..!"

Sayup- sayup terdengar suara pekikan memecah malam.

***

Warna jingga muncul malu-malu di ufuk Timur. Dibalik pohon kepala itu terlihat sebuah bayangan bergerak melenguh panjang.

Wanita itu terbangun karena embun dan udara dingin menyelimuti bumi. Ia menggeliat dan menyadari kalau ia terridur ditempat asing bukan diatas kasur gepeng kesayangannya. Sekujur tubuhnya terasa sangat kesakitan.

Kavi mencoba untuk bangkit dan mengingat semuanya. Semalam ia menuju dermaga sendirian. Ditengah perjalanan ada seseorang menariknya dengan kasar dan paksa. Selanjutnya orang tersebut melakukan hal yang tidak terduga sampai ia tidak sadarkan diri.

Kavi melihat kesebelahnya. Pria itu masih ada tergeletak dan tidur nyenyak. Wajahnya terlihat jelas dikeremangan. Kavi terkesiap melihat wajah pria itu.

Apa mungkin pria itu dendam atau dibawah pengaruh minuman keras atau lagi karena itu dibawah nafsu.

Tangan Kavi menjulur akan mengakhiri pria itu. Biar pria itu mati. Tapi kemudian terbayang olehnya sang ibu, ibunya pasti sedih di cap oleh orang- orang.

Kavi sempoyongan bangkit dari sana.

ia bertekad untuk melupakan semuanya.

Ia jalan memintas kedalam perkebunan kelapa. Sampai diujung jalan segerombolan pemuda menuju kearahnya. Gerombolan itu dipimpin oleh Tomi.

Begitu melihat Kavi. Tomi mempercepat jalannya dan bertanya.

"Kemana saja kamu Kavi?" sonsong Tomi.

" perumahan cemas kamu tidak pulang dari semalam, ibu kamu juga mengasih taunya telat" Rajes ikutan cemas dengan Kavi yang menghilang dari semalaman.

Kavi masih berdiri dengan tatapan nanar.

"Kamu tidak apa-apa kan Kavi?" tanya Tomi mulai cemas. Karena Kavi masih diam tak bergeming.

"Aku tadi..mengobrol dengan mereka sampai pagi, sekarang aku mengantuk sekali"

Tomi yang tadinya cemas menjadi sedikit lega. Jika dengan warga nelayan tidak akan ada apa-apa karena mereka saling menjaga. Kehormatan seorang perempuan dijunjung tinggi disana begitu juga sebaliknya. Jika seorang perempuan yang melanggar maka itu adalah aib. Aib itu akan membawa bencana bagi perkampungan mereka. Meskipun kampung nelayan sudah tau dengan dunia modern tapi mereka masih berpegang teguh pada nasehat leluhur. Berpantang bagi mereka melakukan hal yang tercela diluar nikah.

Kavi jalan duluan dengan Tomi diikuti oleh pemuda lainnya dibelakang.

"Kenapa kamu tidak pulang saja Kavi?" tanya Tomi.

"Aku takut pulang sendirian, mereka juga pada sibuk membetulkan kapal" Kavi mengasih alasan dengan nada suaranya lemah.

***

"Kau harus punya bukti nona, tidak bisa sembarangan menuduh orang" polisi bertubuh tegap itu tidak bisa menerima laporan Kavi tanpa punya bukti.

"Aku liat dengan mata kepala aku sendiri pak, aku bersumpah" tegas Kavi.

"Baiklah, isi formilir anda, kami akan menyelidikinya, tulis alamat anda"

Dalam pikiran Kavi, polisi akan menyamperi rumahnya lalu orang- orang akan tau kalau dia tidak suci lagi.

Orang- orang akan mentertawakannyanya.

Perumahan akan geger dan dia akan malu.

Kavi menggeleng, lalu berlari meninggalkan tempat itu.

Kedua polisi itu menggeleng lalu berdecak " gadis aneh!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!