Ardi mengangkat rangsel dan menggendongnya di punggung, senjata juga sudah bertaut di bahunya. Adinda melihat suaminya dengan perasaan campur aduk
Bersama para istri yang lain Adinda mengantarkan keberangkatan Ardi di Batalyon. Adinda tidak bisa menghentikan tangisnya. Ardi segera menenangkan istrinya
"Hanya sebentar dek, satu bulan saja. Yang kuat lah sayang. Hati abang ini semakin berat kalau melihatmu seperti ini" Ardi menghapus air mata istrinya
"Iya bang, Dinda hanya ingin di peluk abang seperti ini sebentar lagi. Boleh ya bang!" Adinda semakin mengeratkan pelukannya
"Iya dek, boleh" Tak menyangka keberangkatan kali ini Ardi sudah memiliki seorang istri yang akan selalu menunggunya untuk pulang.
"Ijin Let.. waktunya berangkat sekarang" Seorang Bintara mengingatkan Ardi untuk segera berangkat
"Saya akan segera kesana" jawab Ardi
"Abang berangkat ya dek, nanti abang hubungi kalau sudah sampai" Ardi melepaskan pelukannya dan mendaratkan ciuman sekilas pada Adinda, tanpa menoleh Ardi menaiki truknya. Adinda menatap suaminya yang sudah perlahan menjauh dari pandangan matanya
----
"Istrimu manja Ar?" tanya Danu yang melihat Ardi menunduk menyiratkan senyum tapi ada seulas sedih di dalamnya
"Layaknya istri yang lain Dan" jawab Ardi
"Biasanya yang "begitu" lebih mandiri dan tegar, tapi kulihat yang ini beda"
"Iya Dan.. yang ini memang beda" Ardi menyunggingkan senyum melihat Danu dalam kacamatanya.
----
"Mbak Ardi gapapa khan? Ayo pulang sama saya" Ajak istri Danu pada Adinda
Adinda tersenyum mengiyakan. Mereka berbincang sepanjang jalan dan mulai nampak akrab. Setidaknya Adinda tidak begitu kesepian karena ada teman yang senasib dengan dirinya
***
Ardi sudah tiba di camp latihan. Setelah mengarahkan anak buahnya bersama Danu baru lah Ardi bisa duduk dengan santai, tak lupa Ardi mengabari istrinya. Hidupnya sudah tidak hampa lagi. Ada yang setiap saat selalu di rindukannya.
Adinda menerima panggilan telepon dari suaminya, Senang sekali rasanya ada yang selalu menjaga dirinya. Biarpun jauh dari kenangan indah, tapi Ardi adalah sosok yang sangat menenangkan untuk dirinya
Hari demi hari Ardi selalu menemani Adinda malalui panggilan telepon juga wa, setiap ada waktu selalu mereka gunakan untuk berkomunikasi. Ardi ingin hubungannya dengan Adinda tidak terputus, sebisa mungkin Ardi menyempatkan diri menghubungi istrinya.
***
Adinda selesai dengan kegiatannya menjadi istri seorang tentara yang sekarang sudah membuatnya mulai terbiasa. Jabatan suaminya mengharuskannya mendukung segala kegiatan yang ada.
Adinda melihat ponselnya tapi tidak biasanya belum ada pesan atau panggilan telepon dari suaminya. Perasaannya mulai cemas
***
"Lettu Ardi keluar jauh dari tempat pendaratan Let" Ucap Serda Budi mengabarkan pada Danu
"Bukannya sudah menyesuaikan dengan arah angin" Danu menghentikan kegiatan melipat paracute
"Saat di atas angin stabil Let, setelah meluncur, angin berubah kecepatan dan menggeser Lettu Ardi jauh dari titik pendaratan" Serda Budi menjelaskan
"Saya akan buat laporan untuk pencarian Lettu Ardi" titah Danu
"Siap Let" Serda Budi meninggalakan Lettu Danu
"Kamu harus baik baik saja Ar.. kasihan istrimu itu" Danu melangkah cepat dan melaporkan kejadian pada atasannya.
***
Tiga jam pencarian belum juga ada tanda Ardi di temukan, hingga Danu menemukan Alti milik Ardi. Danu mengerahkan anak buahnya untuk menyebar, hingga ada teriakan yang mengabarkan bahwa Ardi telah di temukan.
Danu berlari dan melihat kondisi sahabatnya yang bersimbah darah. Ardi pun di angkat menggunakan tandu dan mendapatkan segera perawatan.
"Ar sadar.. bercandamu tidak lucu" Danu menampar pelan wajah Ardi
Ardi masih tidak sadarkan diri. Danu sangat gelisah melihat sahabat seperjuangannya. Ardi memang seniornya dalam profesi Danu adalah Lettu junior, sedangkan Ardi adalah Lettu senior tapi Ardi tidak menganggap orang lain lebih rendah dari dirinya
"Kalau kamu nggak bangun, Adinda istrimu yang cantik itu akan kujadikan istri keduaku" Danu mengecek nadi Ardi lemah, tapi Ardi masih bisa bernapas dengan baik meskipun sedikit tersengal.
"Aawwhh... sakit sekali, Kamu akan mati kalau berani menyentuh Dinda" Ardi meringis menahan sakit
"B******n... mendengar nama Adinda langsung bangun dia" Danu kesal tapi juga merasa lega
***
Ardi mengirim pesan suara pada Adinda. Ardi tau istrinya pasti sudah menunggu kabar darinya. Hari menjelang malam Ardi baru menghubungi istrinya setelah nyeri di tubuhnya mulai berkurang. Beberapa saat tadi Ardi hanya bisa menggelinjang menahan sakit di tubuhnya
"*Apa kabar hari ini dek, Maaf abang baru bisa menghubungimu, abang sibuk sekali, jangan telat makan. jaga kesehatan. Abang akan menghubungimu kalau sudah senggang"
"Iya bang, abang juga baik baik ya disana"
"Iya sayang.. sudah dulu ya! Abang rindu kamu sayang"
Mata Adinda berkaca kaca mendengar pesan suara itu. Ardi mengabarkan bahwa ia sangat sibuk dengan kegiatannya dan akan menghubunginya apabila sudah senggang
"Dinda rindu abang, cepat pulang bang"
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
siccasiccasic
Bu Ardi seharusnya thor, bukan "mbak". Kalo istri tentara emang dipanggil ibu+nama suaminya dikalangan mereka.
2024-10-12
0
Mira Lusia
bang ardi lembut ya sama iatri..nggak kayak lainnya yg selalu main bentak..adindanya juga bersikap dewasa🥰🥰
2024-06-03
0
Viska ChintyaKhan
suka ceritanya, pernah pacaran sama tni sering kasih kabar telfonan tapi blm jodoh
2023-06-25
1