"Kamu harus ikut aku Dinda" Pria tersebut mabuk dan menodongkan pisau pada Adinda
"Aku nggak mau mas" Adinda memohon pada Rudi dengan takut
"Kamu harus menikah denganku. aku tidak perduli meskipun kamu janda dari adikku" Rudi terus berbicara hingga membuat Adinda takut. Pisau di tangannya sudah di mainkan hingga Adinda nyaris pingsan karena terlalu takut
Ardi menendang pisau itu hingga terpelanting jauh jatuh ke tanah.
"Tidak bisa, dia calon saya" jawab Ardi sambil menggandeng Adinda keluar. Adinda menarik tangannya tapi Ardi tetap menggenggam erat tangannya.
Rudi mengejar mereka, tangannya menggapai lengan Adinda dan menariknya lagi. Adinda sangat ketakutan. Tangan Rudi merobek badge yang tertempel pada jaket Ardi
"Aku nggak mau mas, lepaskan tanganku. Mas Ardi tolong mas" Reflek kaki Ardi menendang hingga Rudi pingsan di tempat.
"Sebenarnya ada apa Dinda??" tanya Ardi penuh selidik
"Dia kakak iparku, dia ingin menikahiku sejak suamiku meninggal. Aku di rumah ini sendirian mas. Aku mau lari dari desa ini. tapi aku tidak tau harus kemana" jawab Adinda dengan tangan gemetar
"Ikutlah denganku, cepat kemasi barangmu, juga segala surat penting yang mungkin kamu butuhkan" Nada dingin Ardi terasa menusuk tulang
"Tapi mas.." Adinda sangat bingung
"Cepat kemasi.. aku tidak akan mengulang lagi perkataanku" tegas Ardi
"Tapi mas belum mengenalku"
"Bicarakan itu nanti..yang penting kamu keluar dari desa ini bersamaku" Tatapan dingin Ardi membuat Adinda menurut seketika.
Ardi dan Adinda pergi dengan cepat dari rumah itu.
***
"Ini kontrakanku, kamu tinggal disini. tenang saja disini jauh lebih aman" Ardi meletakan barang Adinda dan di kontrakan tiga petak miliknya.
Adinda mengikuti langkah Ardi. Matanya tertuju pada pakaian seragam loreng yang tergantung di tembok kamar.
"Mas seorang tentara?" tanya Adinda lirih
"Iya.. kenapa? gajinya kecil??" Ardi menjawab dengan tangannya masih mengotak atik slot pintu yang sedikit rusak. Tidak masalah jika pria yang tidur disana tapi kali ini yang akan tinggal adalah seorang wanita.
"Tidak mas bukan itu. Kamu membawaku kemari itu akan merusak harga dirimu" ucap wanita berjilbab itu.
"Harga diri yang mana? aku yang akan menanggungnya, kamu tenang saja"
Adinda tidak bisa berkata apapun lagi. pria di hadapannya ini sangat tegas dalam berbicara.
"Sudah, kunci dengan baik kontrakan ini. hubungi aku bila ada sesuatu. aku harus kembali ke messku"
"Iya mas"
"Hmm..mas, terimakasih banyak" ucap Adinda sambil menunduk
"Sama sama" jawab Ardi
-----
tok..tok..tok
"Mbak..ini ada titipan untuk mbak Adinda" Kata seorang wanita bernama Ida mengantarkan nasi bungkus dan minuman untuk Adinda.
"Oohh..iya terima kasih banyak ya mbak" jawab Adinda
"Siapa wanita itu, jangan sampai itu calon istri mas Ardi" ucap Ida dalam hati sambil pergi kembali ke warung nasi miliknya
***
"Dan.. aku ketemu janda di jalan, sekarang aku bawa ke kontrakanku" Ardi meminum kopi lalu menghisap rokok di teras belakang barak bujangan
"Gila kamu Ar.. segitu patah hatinya kamu sama Ines sampe janda kamu bawa pulang" Danu tidak percaya dengan ulah sahabatnya
"Jangan bicarakan dia lagi" Ardi menghisap kuat rokoknya
"Ngomong ngomong, biasanya kamu pulang ke kontrakan. kenapa ini nggak pulang? apel juga sudah selesai. Nggak pengen kamu cek dulu itu jandamu? ledek Danu yang langsung mendapat candaan tinju dari Ardi
"Sialan.. aku sudah malas mikir perempuan" Jawab Ardi
"Enak cewek clubing ya??" Seruan Danu membuat gelak tawa mereka berdua.
***
Minggu pagi Ardi ke kontrakan membawakan makanan untuk Adinda.
"Kamu makan dulu Dinda" titah Ardi pada Adinda yang merapikan kamar Ardi. sebenarnya kamar Ardi sudah cukup rapi, tapi sentuhan tangan perempuan memang jauh lebih baik.
"Iya mas, terima kasih ya. maaf selalu merepotkanmu" Adinda merasa bersalah telah merepotkan pria di hadapannya
"Mas, bolehkah aku keluar untuk mencari pekerjaan? Akuu.. tidak pegang uang mas, di kampung aku biasa berkeliling mencari apa saja buat di jual" tanya Adinda pada Ardi
Ardi menatap tajam Adinda dari atas sampai bawah. dia berpikir akan kerja apa Adinda di daerahny yang seperti ini.
"Jangan keluar, aku akan cari info.. sementara kamu pakai uang ini" Ardi menyerahkan seluruh uang di dompetnya isinya satu juta rupiah.
"Tidak mas, mas bawa saja. aku sudah terlalu merepotkanmu" Tolak Adinda dengan sopan
"Kalau kamu tidak mau terima, kamu akan membeli kebutuhan pakai apa?"
"Aku akan keluar sebentar untuk mencari kerja" Adinda bersikeras untuk menolak uang dari Ardi.
"Apa terlalu sedikit?"
"Tidak mas, tolong jangan bicara seperti itu..aku tidak pantas menerima uangmu. atas dasar apa aku menerimanya?" tanya Adinda
"Begini saja, dengan mengajakmu kesini..secara tidak langsung, aku memutus pekerjaanmu. Anggap saja aku bertanggung jawab dalam hal ini" Ardi memegang tangan Adinda dan meletakkan uang itu di tangannya. Adinda menolak bersentuhan dengan Ardi. Ardi pun mengerti
"Maaf...... terima uang itu. aku tidak bermaksud apa apa"
Setelah cukup lama mereka berbincang di teras, Ardi pamit untuk kembali ke barak.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
oalah status adinda janda yang ditinggal suami meninggal.. kasihan sekali nasibmu... bahkan kakak iparmu obsesi banget sangat nyeremin nekat sekali dia Rudi itu..
2024-03-30
0
Al Fatih
semangat Kaka....
2023-11-16
0
Alif Septino
semangat kak Nara 🥰🥰
2023-04-08
0