Di Ujung Peluru
Long weekend, kata yang amat di tunggu oleh para "remaja". Sekelompok remaja itu bersuka cita mereka tertawa riang di pinggir pantai menikmati indahnya ombak menari, menghabiskan rokok, camilan dan kelapa muda.
Biasa jika kampung halaman mereka jauh dari tempat berdinas, mereka akan habiskan waktu seperti ini saja. Namun tidak sebahagia hati Ardi saat itu. Kawannya yang lain memegang ponsel dan sibuk dengan pujaan hati masing masing bahkan ada yang mau menikah, hanya dia saja yang tidak lagi memiliki kekasih.
Kenangan masa lalu begitu membayangi hati dan pikirannya. Sambil menghela napas panjang Ardi berpikir dalam hati apakah bisa dia segera mendapatkan pasangan hidup yang bisa menerima segala tentang dirinya terlebih pada profesinya.
"Heeyy.. Ada apa melamun saja. Nikmati aja liburan ini, kita santai, lupakan ketegangan sementara waktu" ucap Danu membuyarkan lamunan Ardi. Ardi hanya tersenyum saja dan tak menanggapinya. Hanya hatinya sedikit merasa ada yang kurang, entah apa.
"Kita mau jalan lagi, kamu ikut gk Ar?" tanya Dian pada Ardi.
"Sudah, kalian duluan aja. Aku ada perlu sebentar, nanti aku langsung balik ke barak" jawab Ardi.
Teman temannya mulai meninggalkan Ardi dan beranjak melanjutkan malam itu. Ardi beranjak dari tempat duduknya dan mulai menaiki motor bebek kesayangannya.
Perjalanan keluar dari pantai itu amat berkelok kelok, tiba tiba gerimis mulai turun dan Ardi sedikit menyesali karena mengabaikan ajakan kawannya untuk pergi bersama tadi. Dalam sunyi perjalanan Ardi di kejutkan sosok wanita yang hendak melompat dari sebuah karang yang tinggi. Ombak berdebur mengenai tubuh wanita yang sedang menatap sayu ke arah lautan.
Ardi menekan klakson, wanita itu tidak bereaksi. Saat akan melompat Ardi mendekati wanita tersebut
"Kalau kau mau mati, jangan takut untuk melompat. Tapi kalau kamu masih takut. Jangan kekanakan untuk melakukannya. Kau akan menyusahkan keluargamu saja" Ucap Ardi sembari duduk di batu karang.
"Aku tak punya keluarga, siapa yang akan kehilangan aku?
"Setidaknya takutlah pada Tuhanmu" Jawab Ardi
***
"Rumah mbak dimana? Biar saya antar. maaf pakai jaket saya ya? Udara di sini juga sangat dingin" kata Ardi sambil memakaikan jaket pada wanita itu. Dengan hanya menunduk, wanita itu menunjukkan arah rumahnya dan Ardi segera mengantarkannya pulang.
Rumah wanita itu berjarak sangat berjauhan dari rumah lainnya, yang nampak hanya kebun yang berdiri pohon kelapa, pohon singkong, pepaya, dan beberapa tanaman khas pedesaan.
"jangan panggil aku mbak, panggil saja aku Adinda.
"Iya Adinda, namaku Ardi" jawab Ardi.
"Terima kasih mas Ardi sudah mau menyelamatkanku tadi. Aku tinggal sendirian di sini" ucap wanita itu pertama kali sejak dalam perjalanan hingga tiba di rumah itu
"Iya nggak apa-apa, tapi apakah sendirian disini gk bahaya buatmu? Sedangkan aku tadi bertemu denganmu dalam kondisi seperti itu" tanya Ardi yang melihat daerah rumah Adinda saling berjarak jauh dari tetangga.
Adinda hanya menatap mata Ardi, tatapanya tiba tiba membuatnya mengalihkan pandangan. Adinda menuju ke belakang rumah bersiap membuat teh untuk tamunya itu. Dapur lawas yang amat sederhana.
Dalam hati Ardi. Ia masih bertanya tanya ada masalah apa Adinda ini. Tak berapa lama, Adinda datang dengan membawa segelas teh untuk tamunya tersebut.
"Silahkan diminum dulu mas. Maaf gara - gara saya perjalanan mas jadi terganggu" ucap Adinda.
"Tidak apa - apa Dinda" kata Ardi sambil menyunggingkan senyum. Hujan di luar begitu deras.
"Bagaimana ini.. aku harus segera kembali, lagipula tidak enak berdua di rumah seorang wanita seperti ini, bang Pandu pasti mengabsen adik - adiknya walaupun ini longweekend " gumam Ardi dalam hati.
"Mas..maaf saya tinggal ke dalam dulu ya, di minum mas tehnya mumpung masih hangat?" pamit Adinda sambil masuk ke dalam menuju dapur rumahnya yang amat sederhana itu. rumah keluarga yang sebenarnya tidak layak di tinggali karena sudah rusak dimana2.
"Iya..silahkan" Jawab Ardi sambil meminum teh yang ada di hadapannya. Tiba - tiba saja terdengar suara
"(gubraaaaakkk) Aaahhhh".
"Apa itu??"pikir Ardi. Ardi segera beranjak melangkah ke tempat asal suara tadi.
"Dinda.. permisi..ada apa di belakang?" Ardi perlahan melangkah ke arah dapur
"Siapa kamu?" tanya Ardi melihat seorang lelaki yang menempelkan pisau di leher Adinda.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Adinda ternyata hidup sendirian... memang dinamakan ayah dan ibunya? sudah meninggal kan?
Ardi orang pertama yang mengenal dan jumpa dengan Adinda rupanya.. hmmm... siapa yaa pria jahat yang menodongkan sajam ke Dinda??
2024-03-30
0
Al Fatih
mampir Kaka....
2023-11-16
0
IstiQomah
dari judulnya udh menarik
2023-04-20
0