Adinda sudah tidur. Nampaknya rasa nyeri akibat hantaman bola tadi sudah tidak terasa lagi. Kegelisahan Ardi juga mulai menghilang
"Maafin papa ya sayang, papa tidak hati hati" gumamnya sambil mengusap perut Adinda yang tidak begitu terlihat.
***
"Ada pergerakan kerusuhan di pulau Z. Kita akan berangkat bersama pasukan untuk pengamanan" jelas komandan
"Siap laksanakan" Jawab Ardi dan rekan rekan serempak.
----
Ardi melepas baretnya dan meletakan di meja. Ardi melepas napas panjang. Hatinya gelisah memikirkan istrinya
Dinas lagi.. abang tidak akan bisa selalu menemanimu sayang
"Mikir apa? ayo di selesaikan besok pagi kita berangkat" ucap lirih Danu
"Kepikiran Adinda saja" jawab Ardi
"Aku juga kepikiran istriku tapi mau bagaimana lagi.. ini tugas" Danu ikut membuang napas panjang
----
Adinda menemani Ardi makan malam, seperti biasa ia hanya makan sedikit sekali. Ardi sudah selesai makan dan memperhatikan istrinya yang makan hanya dua sendok makan dalam waktu yang sangat lama.
"Sini abang suapin" Ardi mengambil sendok dari tangan Adinda, menyendok makanan dan menyuapi Adinda.
Adinda memakannya juga walau dengan lambat sebab kalau tidak makan, Ardi akan berubah tegas dan marah padanya
"Abang tidak tau rasanya mengandung, mungkin lelah, pusing, mual. Tapi cobalah makan untuk mengisi tenaga. Anak kita juga butuh nutrisi" Usapan lembut Ardi membuat Adinda menangis
"Dinda juga ingin makan bang, tapi rasanya tidak ingin masuk di perut" jawab Adinda
"Abang tau, ayo makan lagi!" Ardi tersenyum tetap menyuapi Adinda
-----
"Dek, besok abang berangkat dinas ke pulau Z. Maaf baru bilang karena ini mendadak" Ardi memeluk Adinda
"Iya bang" Ardi tau dari suara Adinda yang serak, istrinya sedang menahan tangis
"Apa masih suka ada flek dek?" Ardi bertanya karena sejak awal terkadang Adinda suka mengalami flek dan kram.
"Sudah tidak bang" Adinda berbohong karena tidak ingin Ardi cemas. Adinda tau suaminya sangat mencemaskannya juga ingin agar Ardi lebih memikirkan keselamatannya di tempat tugas dan pikirannya tidak terbagi karena dirinya.
Ardi merasa sangat lega, hanya itu yang dia inginkan. Istri dan anaknya aman di rumah sedangkan dirinya fokus terhadap pekerjaan
"Ini tidak akan lama, hanya beberapa hari.. semakin cepat selesai semakin cepat abang pulang"
***
Pagi buta Ardi sudah berangkat. Adinda menatap rumahnya dengan perasaan sepi. Adinda menangis sedih sesaat sebelum mengantar Ardi ke depan rumah untuk berangkat, ia harus melihat lagi flek yang kebali muncul
Kamu baik baik sama mama ya sayang, papa sangat mencemaskanmu, papa sangat bahagia saat tau kamu ada
***
Saling serang dan pukul antar warga. Ada beberapa orang memasuki kawasan hutan dengan bersenjata. Ardi dan rekan mengejarnya hingga ke dalam hutan dan mengintai kondisi sekitar.
Ardi menyiapkan taktik bersama anak buahnya, sedangkan Danu mengatasi kerusuhan di lingkar luar hutan.
***
Hari ke dua pagi ini Adinda memeriksakan janinnya ke dokter kandungan.
"Ibu Ardi, janin ibu tidak berkembang dengan baik. Kalau sampai beberapa hari ini perawatan di rumah sakit tetap ada pendarahan. terpaksa janin ibu sudah tidak bisa di pertahankan" Jawab dokter setelah memeriksa dari alat USG
Adinda menangis sejadi jadinya dalam ruangan dokter, saat ini dia tidak bisa mengabari Ardi bahwa anak mereka sedang dalam keadaan tidak baik. Dokter akan mengambil janinnya malam ini juga
Maafkan Dinda bang, Dinda tidak bisa menjaga anak kita
----
Penyergapan terjadi, Ardi menembakan senapannya berkali kali. Perusuh tersebut bersembunyi di balik semak. Ardi mengendap perlahan hening dan tanpa suara tiba tiba tangannya sudah melingkar pada leher perusuh itu
"Aku menemukanmu kawan" seringai Ardi berbisik di telinga Perusuh itu. Terjadi perlawanan sengit di antara keduanya hingga akhirnya Ardi bisa membekuk parusuh itu dan kemudian di tindak lanjuti bagian lain.
----
Sedangkan Adinda sedang bergulat dengan pengangkatan janinnya. Kondisi kandungannya sudah tidak bisa di pertahankan lagi.Beberapa anggota menunggu istri Lettu Ardi hingga selesai. Mereka di tugaskan berjaga setidaknya sampai Ardi kembali.
Adinda belum sadar setelah beberapa waktu mendapatkan penanganan dari dokter. Adinda pun sudah di dorong dan di pindahkan ke ruang perawatan
***
Ardi menghapus penyamaran wajahnya di dalam truk yang berjalan. Ardi meminta kembali dengan cepat ke kesatuannya dan di kabulkan oleh pimpinan.
Ardi mengaktifkan ponselnya dalam keadaan loading. Setelah aktif banyak sekali pesan dan panggilan tak terjawab. 2 hari ini tidak ada kabar dari istrinya. Yaaa.. 2 hari Ardi menyelesaikan tugasnya.
Tiba tiba ponsel berbunyi. Ardi mengangkat ponselnya
"Syukurlah bisa di angkat Ar.." Sapa bang Zakaria di seberang sana
"Iya bang, saya tidak di tempat kemarin" Jawab Ardi
"Ya sudah kalau pesawat sudah mendarat, cepat ke rumah sakit" titah bang Zakaria
deegg
Perasaan Ardi tidak enak, ia teringat istrinya yang berada di rumah
"Ada apa bang" tanya Ardi
"Istrimu baru menjalani pengangkatan janin. Sekarang belum sadar juga Ar" Jawab bang Zakaria
Ardi tersandar hingga ponselnya terjatuh. Tubuhnya lemas tak bertenaga
Anggota di dalam truk itu menggoyangkan tubuh pimpinannya yang termenung dengan mata memerah berkaca kaca
"Heh Ar.. ada apa?" tanya Danu yang melihat perubahan drastis Ardi.
"Adinda Dan" Ardi tak sanggup melanjutkan. Ardi hanya bisa mengusap kepalanya dan mengacak rambut cepaknya.
"Info dari group telah membuat seluruh anggota dalam group itu mengerti tentang masalah yang dihadapi oleh pimpinannya.
Ardi menyentuh dadanya yang sangat sesak. Danu menepuk bahu sahabatnya
"Kita ini manusia biasa. Laki laki juga manusia biasa, dalam profesi kita juga manusia biasa"
"Anakku Dan.. Bagaimana Adinda disana?"
"Jangan di tahan Ar" Danu sangat mengerti kegelisahan
Akhirnya sebulir air mata menetes juga di pipinya. anggota lain yang melihat pemandangan itu ikut tertegun. Pasalnya Ardi adalah sosok pemimpin yang garang, kuat, tegas, tegar, pintar dan di segani tapi kali ini mereka melihat sosok Ardi begitu sangat mencintai istrinya dan penyayang.
"Adindaaaaaaaa" Ardi berdiri dan berteriak sekuatnya di sisi luar truk meluapkan perasaan tidak nyaman yang memenuhi hatinya
Danu menarik tangan Ardi agar sahabatnya kembali duduk dengan tenang.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Wilda
aku pernah merasakan hal yang sama.kandungan ku tak berkembang dan diangkat janinya. 😭😭😭
sudah masuk umur 4 bulan
ikut nangis jga bacanya Thor😭😭😭
2022-01-08
0
1%_
pernah di posisi adinda aku Thor😭😭😭
2021-11-27
0
Udo Fatan
😭😭😭😭😭
2021-10-25
0