Ardi melihat Dinda yang sangat tidak bertenaga duduk di bangku panjang depan rumah.
"Kenapa dek? perutnya masih nggak enak ya? Besok Abang ambil cuti biar kita bisa liburan ke Jawa ya. Kita temui ibu Abang disana" Ardi membelai rambut Dinda.
"Iya bang" senyum Dinda.
***
"Ibu suka apa bang?" tanya Dinda di tempat toko oleh-oleh.
"Ibu nggak pemilih. Belikan yang menurutmu cocok" ucap Ardi.
Adinda memilih buah tangan khusus untuk mertuanya. Ia nampak bahagia sambil mengusap perutnya.
"Kita ketemu Oma ya besok"
Ardi tersenyum melihat kebahagiaan Dinda.
"Makan siang dulu yuk! Kamu mau makan apa dek?" tanya Ardi.
"Sate kambing boleh?"
"Terik begini mau makan sate kambing. Apa nggak panas badanmu dek?"
Wajah Adinda tampak kecewa dan hal ini membuat Ardi tak sampai hati menolak keinginan istrinya.
"Ya sudah.. ayo kita cari" Adinda langsung tersenyum gembira dan memeluk lengan Ardi dengan manja.
"Dasar bini" gumamnya sambil tertawa.
***
Sore hari Ardi dan Adinda sudah bersantai di dalam kamar sambil menonton TV. Ardi memeluk Adinda, rasa sayangnya begitu dalam. Bahkan sekarang ia merasa sudah tidak bisa jauh dari Adinda.
"Dek.. berjanjilah apapun yang terjadi, kamu tidak akan meninggalkan Abang"
"Dinda nggak akan kemana-mana bang"
Maaf sayang, semoga kamu bisa beradaptasi dengan ibu Abang.
"Sate kambingnya bereaksi nih dek. Panas!!" goda Ardi.
"Terus bang??"
"Kita samakan suhu dulu yuk!!" ajak Ardi mulai iseng.
"Nakal banget sih bang" tawa Adinda melihat wajah suaminya yang sudah menginginkan dirinya.
"Ayolaahh" ajaknya memelas.
***
Dalam perjalanan, Adinda lebih banyak diam karena ia juga merasa lelah di saat hamil muda ini. Adinda lebih banyak bersandar di bahu Ardi agar bisa tidur dalam duduknya yang kadang gelisah.
"Bang.. Dinda mau p***s" bisiknya pada Ardi.
"Ayo Abang antar!!" ucapnya di pesawat. Pengalaman pertama ini membuat Dinda sedikit merasa takut.
Di dalam toilet Dinda juga muntah. Pertama ia mabuk di pesawat, kedua ia masih merasa mabuk kehamilan.
"Abaaanngg.. Dinda terkunci bang!!!" panik Dinda.
"Dinda..sayang.. jangan panik begitu. Lihat instruksi nya, Kalau panik tidak akan terbuka" kata Ardi.
Setelah menghela napas panjang akhirnya pintunya bisa terbuka.
"Naahh.. bisa khan? Masa istri Danki sebegitu paniknya"
"Iya bang, Dinda gugup ini pengalaman pertama"
"Nggak perlu sepanik itu, khan ada Abang"
***
Pesawat mendarat di malam hari. Ardi dan Adinda masih lanjut perjalanan kurang lebih 6 jam lagi. Mereka lanjut naik bis malam.
"Sudah enakan??" tanya Ardi pada Adinda yang sudah turun di terminal bus dan akan mengambil mobil yang sudah di sewa Ardi selama beberapa hari di kampung halamannya.
"Iya sudah bang. Maaf ya bang" sesal Dinda tidak menikmati perjalanan bersama dengan Ardi.
"Nggak apa-apa sayang. Yang penting anak Abang sama kamu baik-baik saja"
Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk sampai ke rumah Ardi.
"Ardi...anak ibu" Ibu Nuri memeluk anak laki-laki nya. sudah sangat rindu sekali tidak melihat anaknya satu setengah tahun lamanya.
"Ini istri yang kamu ceritakan???" ketus ibu Nuri.
"Iya Bu"
"Salim sama ibu dulu dek" Adinda menunduk menyalami ibu mertuanya. Ibu Nuri langsung secepatnya menarik tangannya dari Adinda.
Astagfirullah.. ibu tidak pernah berubah
"Ini janda yang kamu ceritakan itu???" ketus ibu Nuri.
"Alhamdulillah kamu bisa pulang nak. Ini menantu ayah???" kata Pak Slamet mencairkan suasana. Saat Adinda menyalami menantunya, Pak Jamal memelototi istrinya.
" Masuk dan duduk dulu di dalam!" ajak pak Jamal.
Ardi mandi setelah mengobrol beberapa saat di ruang tamu tadi. Adinda mencari pakaian Ardi. Sekarang badannya sangat lelah setelah perjalanan jauh, punggungnya terasa sakit. Adinda bersandar pada dinding dan memejamkan mata sesaat.
"Enak ya sudah menikah dengan anak saya, sekarang mau santai seperti ratu di rumah saya!!!" ketus Bu Nuri.
"Iya Bu maaf. Saya bantu ibu sekarang" Adinda berdiri, pandangan matanya berputar karena ia merasa letih bepergian jauh.
Sampai di dapur, ibu Nuri memberi banyak bahan makanan dan sayuran dari dalam kulkas.
"Masak ini semua. Jangan enak-enakan" bisiknya jahat. Adinda hanya tersenyum meskipun hatinya terasa sakit.
-_-_-_-
Ardi baru saja mandi langsung memeluk Adinda dari belakang.
"Mau apa? kamu harus istirahat dulu. Kasihan si utun dek" bisik Ardi.
"Iya bang.. sebentar lagi ya. Kasihan ibu kalau masak sendirian"
"Nggak boleh. Kamu nggak boleh terlalu capek. Kandunganmu masih muda banget dek. Abang nggak mau ada apa-apa sama anak kita" ucapnya pelan.
"Kamu tidur saja temani Ardi!" ucap ibunya ketus melihat Ardi memeluk Dinda dengan sayang.
Ardi menggandeng tangan Dinda memisahkan kerasnya hati ibunya pada Dinda.
***
"Mas Ardi!!" seorang wanita datang menghampiri Ardi di rumahnya dan langsung memeluk Ardi.
Ardi melepaskan pelukan wanita itu.
"Vania, jaga sikapmu. Ada istriku disini"
"Ibumu nggak suka dia, ibumu hanya suka padaku" jawabnya percaya diri.
"Oyaaa... tapi aku suka sama Dinda" jawab Vania.
"Jadi janda itu namanya Dinda" kata Vania mencibir.
"Janda atau tidak, itu bukan urusanmu dan tidak pernah menjadi masalah untuk ku. Yang jelas dia halal untukku" bisik Ardi.
"Aku mau temui ibumu" kata Vania kesal.
"Silahkan.. asal tidak untuk menggunjingkan istriku" kata Ardi memberi jalan.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Al Fatih
kasian Dinda....,,yg kuat ya Bun
2023-11-16
0
Dwi Ara
Vania si ulet keket datang mengacau...😡😡😡
2022-03-17
0
Nur Inuhan
Alhamdulillah almarhummah mertua q sangat baik. Alfatihah,,,, buat kedua mertua q
2022-02-07
0