Adinda menuruti keinginan Ardi. Bagaimana pun juga sekarang Adinda adalah istri Ardi walau status mereka saat ini masih siri tapi tetap mereka sudah sah.
Ardi membuka mata dengan heran saat perasaannya merasakan sesuatu yang berbeda. Ardi menyingkirkan selimut yang menutup wajah istrinya. Adinda menangis tanpa suara, wajahnya terlihat ketakutan
"Apa aku salah Dinda???" Ucapan Ardi terhenti karena ia lebih memilih untuk tidak menyerang dan menyelesaikan lagi tugasnya. Sebenarnya Ardi juga belum pernah merasakannya, tapi bukan berarti ia tidak bisa menggunakan perasaannya.
Setelah selesai Ardi merebahkan tubuhnya sesaat dan melihat istrinya dekat lekat. Ardi bangun lagi dan menyibakkan selimutnya perlahan. Adinda menarik sedikit selimut untuk menutup tubuhnya sembari tangannya menyambar bantal untuk menutupi kegugupannya.
Ardi melihat istrinya dengan perasaan tidak tega
"Tidak usah kita lanjutkan. Aku ingin kamu ikhlas menerimaku dan menjadi ibu dari anak anakku"
Adinda menubruk tubuh Ardi dan menangis. Ardi terkejut dan membalas ringan pelukan Adinda
"Mas akan jadi yang pertama" Jawab Adinda dalam tangisnya
"Heii..apa maksudmu Dinda??" Ardi tidak memahami maksud Adinda
------
"Maaf ya mas, bersabarlah sebentar lagi. Aku janji, aku hanya butuh sedikit waktu"
Ardi sekarang mengerti alasan istrinya takut tadi. Ardi menyembunyikan senyum bahagia dan kemenangan
"Terima kasih Dinda, kamu mau berjuang bersamaku dan berusaha menerimaku" Ardi mencium kening istrinya.
Tak pernah aku bayangkan aku akan mendapatkanmu dengan cara seperti ini Adinda.
-----
Adinda tidak bisa tidur. Tidak ada lagi bayangan Ridho di hatinya. Perlakuan lembut Ardi membuatnya seakan lupa kenangan tiga tahun mengenal Ridho.
Adinda melihat wajah tenang Ardi yang sedang tidur. Seulas senyum tersungging di bibir Indahnya. Hatinya merasa sejuk dan tenang.
***
"Bahagia banget yang sudah selesai cuti" Ledek Ardi pada Danu
"Iyalah, Indahnya malam pertama. hahahaha.." Danu tertawa sangat bahagia
"Daripada kamu, menikah tapi di anggurin aja bini di rumah" imbuh Danu lagi
"Haahh..itu saja yang ada di pikiranmu Dan" sahut Ardi
"Waahh..enak tau..nggak rugi kamu Ar?" tanya Danu penasaran
Ardi mendekat seolah ingin membisikkan Danu sebuah cerita
"Rahasia...." Ardi tertawa terbahak sambil meninggalkan Danu yang tampak kesal
Ini akan jadi rahasia kita berdua Adinda.. biar aku saja yang tau tentang kamu.
***
Siang terasa sangat panas menusuk kulit. Selepas membersihkan area kantor Ardi duduk di bawah sebuah pohon sambil meminum air mineral.
"Aku harus segera mengajukan nikah ke kantor, Aku harus membuat kejelasan hukum. Adinda bisa saja hamil kalau aku tidak sanggup menahan diri. Bagaimana Adinda adalah istri sah ku" Gumam Ardi
"Mikir apa Ar?" tanya Bang Satria
"Ini bang, saya mau mengajukan nikah" jawab Ardi
"Sama Ines itu?" Tanya Bang Satria
"Bukan bang, janda dari desa B"
"Kepincut Janda Ar???" bang Satria melotot tidak percaya
"Terlanjur bang"
"Hamil Ar?" Bang Satria melotot
"Terlanjur cinta bang" Tawa renyah Ardi mendapatkan tonjokan ringan di dada Ardi
"Ikut aku.. Berkas persyaratannya di ruanganku" Ajak bang Satria. Ardi pun mengikuti langkah seniornya.
***
Ardi mengumpulkan data diri milik Adinda. Ardi ingin istrinya secara resmi di akui di kantor dan hukum
"Kita akan ke desamu hari minggu besok Din.. hanya sebentar saja"
"Aku takut pada warga desa mas" Adinda sangat tidak bersemangat mendengar desanya
"Apa yang kamu takutkan. Kamu sudah selesai masa iddah.. aku juga menikahimu setelahnya. Surat perpisahanmu juga sudah kamu terima" ucap Ardi
"Mas Rudi, pasti mas Rudi sangat tidak senang" Adinda menunduk lesu
"Ada aku.. tenang saja" Ardi mengambil beberapa surat penting dan di simpan pada tas kecil miliknya.
Ardi menyempatkan pulang setiap sore hanya untuk melihat Adinda. Sehari saja tidak melihat Adinda rasanya tidak tenang. Rasa rindu selalu membayangi setiap waktu. Hingga jam malam waktunya apel malam baru Ardi beranjak pulang
----
Ardi merebahkan tubuhnya yang lelah di ranjang yang hanya muat untuk satu orang saja. Besok akan padat kegiatan hingga beberapa minggu ke depan.
"Kapan akan selesai urusan pengajuan nikah ini? Aku ingin segera membawa Adinda ke asrama dinas. Ternyata begini rasanya kalau berjauhan dari istri, aku tersiksa sendiri" gumam Ardi
Ardi memejamkan mata. Perasaannya harus di tahan dengan kuat. Wajah cantik Adinda melebur masuk memenuhi pikiran menghantarkannya tidur nyenyak hingga apel remaja di pagi hari.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Erna Setiani
please, kujdi ingat seseorang baca novel ini 🥺🤲🏻. sangat menyentuh. kerasa bngt suasana barak bujangnya 🤣.
2024-02-06
0
Heni Hendrayani🇵🇸🇵🇸🥰🥰
kurang mengerti apa adinda nya msh virgin atau gimana gak jelas trs apa s bamg ardi nya udah melakukan mlm pertama ? walaupun gak detail tp coba d perjelas dong
2023-10-07
1
Nonengsupartika
oh barak bujangan itu terpisah ya, ya ya aku ngerti skrg
2022-05-11
0