tok..tok..tok..
"Apa mas Ardi kembali lagi" gumam Adinda. Ia berjalan membuka pintu rumahnya. tampak Rudi dengan seringainya yang langsung cepat menemukan keberadaan Adinda di sana
"Halo cantik.. kenapa kamu lari kesini?" Goda Rudi pada Adinda. Rudi mendorong pintu hingga kepala Adinda terbentur tembok.
"Tolong mas, aku tidak mau berurusan sama kamu lagi" pinta Adinda
"Aku tidak punya uang sayang, kamu harus beri aku uang, menikahlah denganku" Rudi menghambur ingin memeluk Adinda tapi Adinda menghindar. Rudi mengejarnya dalam rumah itu hingga Adinda terpojok. Rudi menarik jilbab Adinda, wanita itu menariknya kembali sekuat kuatnya.
bruuugghhh
"Kamu sungguh kurang ajar, beraninya kamu ganggu perempuan lemah, dasar banci" Ardi menghajar Rudi karena kesal
"Dia akan kunikahi, dia harus bekerja" ucap Rudi dengan tidak tau malu
"Baru akan..tapi dia istriku sekarang. Pergi dari sini atau kucincang kamu karena mengganggu istri orang" Ardi menarik pria yang selalu mabuk itu dan melemparnya ke luar kontrakan. Rudi pergi dari sana dengan sempoyongan.
Ardi kembali masuk ke dalam kamar. dilihatnya gadis itu menangis di pojokan kamar
"Ceritakan padaku, kenapa dia selalu mengejarmu" Tanya Ardi sambil memasukkan dompetnya yang tadi tertinggal. Jika bukan karena dompet itu, pasti sudah terjadi sesuatu pada Adinda.
"Dia kakak iparku, setiap hari kerjanya mabuk dan berjudi. setiap aku kerja, dia selalu mengambil uangku. aku selalu kabur tapi dia bisa menemukanku. 6 bulan yang lalu suamiku meninggal, dan mas Rudi selalu menggangguku setiap hari. Di desaku tidak ada yang berani berhadapan dengannya, aku sendirian..ayah ibuku juga meninggal karena ulahnya " Adinda terisak dalam ketakutannya.
Ardi mendengarkannya dengan baik, kemudian dia berpikir sejenak lalu mengambil ponselnya mengirim pesan pada beberapa orang
***
"Kita mau apa kesini mas?" tanya Adinda.
"Kamu akan aku nikahi" ucap Ardi
"Tidak mas, aku tidak mau menikah lagi. lagi pula aku ini janda, banyak masalah yang menimpaku aku tidak mau mas masuk dalam masalahku" Tolak Adinda dan pergi dari sana
"Jangan pergi dulu, dengarkan aku" Ardi memegang lengan Adinda lalu melepaskannya lagi
"Anggap saja ini jodoh dari Tuhan. tidak ada yang tau bagaimana cara Tuhan mempertemukan kita. Aku tidak ingin menjalin hubungan di luar pernikahan. Aku sudah lelah" Ardi membujuk Adinda
***
"Ar..bagaimana?" tanya Danu yang datang dengan tergopoh gopoh.
"Kamu tunggu disana dulu Din.." Tunjuk Ardi pada sebuah kursi rotan di teras rumah pak Abdullah, seorang kyai yang telah di hubungi untuk menikahkan Ardi dan Adinda
-----
"Kamu sudah yakin Ar..ini terlalu cepat" ucap Danu
"Ya karena masalah ini..jadi aku hanya bisa menikah siri dulu. yang penting dia bisa selamat dari ancaman Rudi" jawab Ardi.
"Kamu bahkan tidak mengenalnya.. dia tidak tau masa lalumu" ucap Danu ragu.
"Tapi dari sorot matanya yang teduh.. Aku yakin dia bukan wanita sembarangan" Ardi hanya tersenyum mendengar penuturan sahabatnya.
"Baiklah aku mengerti, yang penting ini bukan pelarian dari Ines" Danu menepuk bahu Ardi
------
Akad nikah sudah di laksanakan. Ardi dan Adinda sudah sah menjadi suami istri di mata agama. Sebelum akad nikah Danu merekam akad nikah itu sampai selesai dan meminta anak pak kyai mendokumentasikannya pada ponselnya juga ponsel Ardy. Tangan Adinda gemetar saat meraih tangan Ardi dan menciumnya. Ardi mencium kening Adinda yang sekarang telah menjadi istrinya.
"Sekarang kamu adalah istriku, Lahir batin kamu tanggung jawabku. Tidak ada lagi yang bisa menyentuhmu selain aku." ucap Ardi
"Iya mas" hanya isak tangis yang terdengar dari Adinda
Hari pun semakin sore, Ardi dan Adinda pulang ke kontrakan. Ardi sudah melaporkan statusnya pada perangkat RT untuk membuat laporan dan data diri agar di kemudian hari tidak akan menjadi masalah, bahkan pak RT juga menjadi saksi pernikahan mereka.
***
Malam ini Ardi tidur di kontrakan menemani Adinda yang masih terlihat takut dengan kejadian tadi pagi. Ardi memberi ruang agar istrinya tidur di sisi tembok dan dia sendiri tidur di sebelah Adinda.
Adinda tidur menghadap tembok dengan tetap memakai jilbabnya. Ardi tidak melarangnya, Ia tau istrinya masih belum siap dengan semua ini. Mereka nampak canggung.. Ardi mencoba mencairkan suasana
"Dinda, maaf aku menggantikan sosok suamimu"
"Nggak apa-apa mas, dia sudah bahagia disana" jawab Adinda
"Kamu masih merindukannya?"
"Dia Ustadz muda yang sangat di segani di desaku. Dia sangat sabar. Dia mengajariku banyak hal. tapi dia sakit dan meninggalkanku saat aku sangat mencintainya" Adinda terisak
"Maaf Dinda..maafkan aku" Ardi tidak ingin Adinda bersedih karena mengingat suaminya yang dahulu. bagaimanapun saat ini dialah suami Adinda.
"Mas, tolong beri aku waktu untuk menata hatiku" Adinda masih terbayang saat berdua dengan suaminya sebelum dia meninggal
Ardi hanya tersenyum melihat Adinda
"Iya"
Biar Tuhan yang menentukan arah kita akan kemana Adinda. Aku pasrah pada Yang Memberi kehidupan.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Mira Lusia
emang masa lalu semua tentara "kayak gitu" ya
2024-06-03
0
Eka Permata
menarik ... semoga cerita nya tetap bagus
2023-11-21
0
Kaira Caem
aku mampir
2022-02-09
1