Dengan perasaan ragu dan cemas, Sara mengikuti Belva, pria itu akan membawanya dan mengenalkannya kepada istrinya.
Dalam perjalanan, Sara hanya diam. Pikirannya melayang.
Mengapa aku harus berkenalan dengan istrinya? Bagaimana saat kami bertemu nanti? Apakah istrinya tidak akan tersakiti?
Berbagai pikiran itu memenuhi otak Sara hingga membuat gadis berusia 24 tahun itu terasa pening. Dia hingga tidak menyadari jika mobil yang dikemudikan sendiri oleh Belva sudah berhenti di salah restoran mewah yang berada di pusat Ibukota.
“Turunlah ....” perintah Belva kepada Sara.
Sara pun turun dengan membuka pintunya sendiri, kemudian dia menarik kemeja, merapikan sejenak supaya terlihat lebih rapi.
“Euhm, seperti apa Istri Anda, Pak?” tanya Sara sembari berjalan di belakang Belva.
“Dia wanita yang baik, tetapi sangat sibuk. Kau bisa berkenalan dengannya sendiri nanti.” Ucap Belva sembari terus berjalan tanpa menoleh ke belakang.
Sara hanya menghela nafasnya, tangannya terasa dingin. Grogi? Tentu saja. Rasanya dia seperti seorang pelakor (perebut lelaki orang) saja saat ini, padahal dia sama sekali tidak menyukai Belva. Sara menerima tawaran Belva hanya untuk menyelamatkan diri dari pria hidung belang yang sering menggodanya dan melecehkannya selama dia bekerja di bar.
Belva berhenti di sebuah meja yang berada di sudut ruangan, di sana telah menunggu seorang wanita cantik, dengan satu pita bertenggar indah di sisi rambutnya, kulitnya yang putih bersih, dan gaun merah yang dipadukan dengan sebuah syal di lehernya, lipstik berwarna merah juga menyempurnakan penampilannya saat ini. Wanita yang sangat cantik dan berkelas.
Sementara Sara hanya mampu menundukkan kepalanya, dia merasa tidak ada apa-apa dengan istri CEO Agastya Property itu. Sara hanya mengenakan kemeja dan celana panjang, penampilannya sangat sederhana bahkan tidak berkelas sama sekali.
“Hei, sudah lama di sini?” sapa Belva kepada wanita yang dia temui itu.
“Sudah ... kenapa kau lama sekali?” sahut wanita itu sembari tersenyum dan memeluk Belva sejenak.
“Biasa, jalanan agak macet. Oh, iya ... Anin, kenalkan dia adalah Sara.” Ucap Belva yang mengenalkan Sara kepada istrinya yang bernama Anin itu.
Anin kemudian menatap wajah Sara dan matanya seolah memindai penampilan Sara dari kepala hingga ujung kaki.
“Saya Sara, Nyonya....” ucapnya yang memperkenalkan namanya sembari mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Anin.
“Oh, hei ... aku Anin, istrinya Belva.” Anin menyambut uluran tangan Sara dan tersenyum kepada gadis itu.
Anindya Fitriani yang tak lain adalah istri Belva Agastya adalah seorang model yang terkenal di Ibukota. Berlenggak-lenggok di lantai catwalk dan berpose di depan kamera menjadi profesi seorang Anindya.
Wanita yang terlihat sempurna di luar ini, tetapi memiliki kelemahan yang tidak terlihat. Ya, Anin mengidap Endometriosis yaitu kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Berawal dari nyeri yang dialami Anin setiap kali mendapatkan siklus menstruasi, hingga akhirnya orang tuanya membawa Anin untuk berobat. Akan tetapi, endometriosis yang dideritanya cukup parah hingga membuat Anin merasakan nyeri panggul, nyeri saat berhubungan suami-istri, dan memicu kemandulan. Endometriosis ini juga membuat Anin terserang Tokophobia sebuah fobia atau rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan.
“Silakan duduk Sara ....” ucap Anin dengan ramah dan mempersilakan Sara untuk duduk.
Sara tidak mengira bahwa mungkin Anin akan marah dan menyudutkannya layaknya di novel-novel atau film yang dia lihat di waktu senggang. Dia tidak mengira Sara justru bersikap ramah kepadanya.
Menganggukkan kepala, Sara pun duduk di depan Belva dan juga Anin.
“Kamu tinggal di mana Sara? Berapa usiamu?” tanya Anin kepada Sara.
“Saya kost saja di Ibukota juga Nyonya. 24 tahun ... ya usia saya 24 tahun.” Jawab Sara dengan lidah yang terasa kelu.
Sara tetap saja merasa tidak enak karena harus berhadapan dengan Anin, usianya yang masih muda dan akan menyewakan rahim sudah tentu Anin akan menilai bahwa Sara adalah wanita murahan seperti di luaran sana.
“Jangan memanggilku Nyonya, panggil saja aku Kakak. Lagipula aku bukan seperti Nyonya-Nyonya bukan? Aku masih muda.” Ucap Anin sembari tertawa.
Sara pun menganggukkan kepalanya. “Baik Kak ....”
Anin kemudia menyerongkan sedikit posisi duduknya dan kini dia menatap Belva. “Jadi Sara yang akan mewujudkan impian kita, Sayang?”
Dalam hatinya Belva nampak ragu, tetapi Belva tetap menganggukkan kepalanya. “Ya, Sara sudah bersedia menolong kita.”
Anin menghembuskan nafasnya, kemudian senyuman keluar dari wajah ayunya. “Jadi apa kamu menerima tawaran suamiku, Sara? Kamu sungguh tidak keberatan?” tanya Anin hanya untuk memastikan bahwa Sara tidak keberatan dengan keputusan yang diambilnya.
Sara pun menganggukkan kepalanya. “Iya Kak, saya tidak keberatan.” Jawab Sara.
“Bolehkah aku tambahkan sedikit poin dalam kesepakatan kalian?” tanya Anin sembari menatap wajah Belva dan juga Sara.
“Apa?” sahut Belva dengan cepat.
Anin terlebih dahulu meminum jus orange di depannya. “Semua orang tahu bahwa kau adalah CEO yang cukup terkenal, dan aku juga memiliki karier di dunia modelling. Rumah tangga kita selama ini juga tidak pernah terkena gosip maupun skandal, karena itu bisakah semua ini hanya kita bertiga yang mengetahuinya? Jika tidak, sudah pasti akan berdampak pada perusahaanmu dan juga karierku. Aku sangat mencintaiku karierku, Belva. Mimpiku adalah aku bisa turut serta dalam Paris Fashion Week dan aku ingin mewujudkan itu.”
Belva dan Sara sama-sama mendengarkan ucapan Anin, hingga akhirnya Belva pun mengeluarkan suaranya. “Bagaimana caranya supaya tidak ada yang tahu jika kita menyewa rahimnya?” tanya Belva dengan tenang.
Sekilas terpikir di dalam otak Anin yang cemerlang. “Pernikahanmu kita rahasia dan setelahnya biar Anin menempati rumah kita. Biarkan dia tinggal bersama kita. Dengan demikian, tidak akan ada yang tahu kemana saja tempat yang kau sambangi. Kau tidak terjebak skandal, dan karierku di dunia modelling juga akan aman. Bagaimana Sayang?”
Belva nampak mengernyitkan keningnya sebagai tanda bahwa pria itu tengah berpikir, sesekali Belva mencuri pandang pada Sara yang tengah duduk di depannya sembari melipat kedua telapak tangannya.
Belva mengambil nafas sebelum dia berbicara, tetapi rupanya Sara lah yang terlebih dahulu membuka suara dan mendahuluinya.
“Apakah dengan membawaku ke rumahmu, aku tidak merusak hubungan rumah tangga kalian berdua?” tanya Sara dengan lirih.
Matanya nampak berkaca-kaca, tetapi Sara berusaha menahannya supaya air matanya jangan sampai menetes. Perlahan dia mendongakkan kepalanya dan menatap wajah wanita cantik yang saat itu duduk di depannya.
Anin lantas tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Kita bertiga hanya akan bekerja sama bukan? Tidak ada cinta di antara kalian berdua? Jika hanya bekerja sama dan tidak melibatkan perasaan tentu saja kau tidak merusak rumah tangga kami.” Jawab Anin dengan mudahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
🌹Barcayl_Elquenna🌹
Astaga. Awal tidak ada cinta. Cinta hadir karena terbiasa. Menikah ➡ Melakukan suami istri ➡ Hamil ➡ ngidam ➡ Melahirkan. 9 bulan 😲 Gak mngkin sedikit demi sedikit tidak ada cinta ..? Bulsyiiit itu
2022-09-25
1
Aida Kartina
lanjut dulu,
2022-09-22
0
Sinta aulia
aku curiga sama s Anin jangan2 dia bohong dengan penyakitnya agar badan nya bagus ga terganggu dengan kehamilan nya jdi dia terus bisa berkarir di dunia model
2022-09-07
2