Rahim Sewaan Mr. CEO
“Tidak! Kumohon jangan lakukan ini padaku.” Sara menepis dengan kasar tangan seorang pria yang berusaha meraba pahanya.
Sekalipun Sara hanyalah seorang pelayan di Bar ini, tetapi Sara adalah gadis baik-baik yang menjadi kehormatannya. Bekerja di sebuah bar tidak menjadikan Sara sebagai wanita yang mudah disentuh para pria hidung belang yang sering menyambangi bar untuk mendapatkan kepuasan bersama seorang wanita.
Sara beringsut ke ujung sofa untuk menghindar, sayangnya pria yang tengah mabuk tidak mau melepaskan Sara begitu saja. Dalam pengaruh alkohol, pria itu justru semakin mendekat.
“Anthony nekat juga ya! Segitu penasarannya sama cewek pelayan bernama Sara itu!”
“Udah lo diem aja. Biarin aja Anthony seneng-seneng. Lo tau sendiri kan Anthony gak pernah mau dikasih tau apalagi sekarang dia tengah dalam pengaruh alkohol.”
“Akan tetapi, gimana jika Sara itu masih perawan. Bisa-bisa Anthony dituduh sudah memerkosanya.”
“Sssttt ... berisik lo! Jangan kenceng-kenceng. Kita cuma diminta nunggu di sini, menjaga pintu biar tidak ada yang masuk ke ruangan ini sebelum Anthony kelar sama cewek bernama Sara yang sok jual mahal itu. Cuma pelayan bar aja sok jual mahal banget!”
Langkah seorang pria bernama Belva Agastya berhenti saat melewati salah satu ruangan VIP yang dijaga oleh tiga orang pria. Sekalipun bar ini cukup bising, tetapi Belva masih sempat mendengar ada teriakan wanita yang minta tolong.
“Tolong! Jangan menyentuhku. Tolong!” teriakan suara wanita yang sayup-sayup terdengar di telinga Belva.
Perlahan Belva memperlambat langkah kakinya, dan dia menangkap ada kegiatan mencurigakan di salah ruangan VIP tersebut.
“Udah jangan berisik. Kalau ternyata pelayan itu masih perawan, berarti memang Anthony baru hoki malam ini.” Ucap kedua pria yang berdiri di depan pintu ruangan VIP tersebut.
Pelayan yang masih perawan?
Apakah ini pemerkosaan?
Gumam Belva dalam hati.
Mendengar perkataan kedua pria itu, Belva menghentikan langkah kakinya. Beberapa langkah dia mundur ke belakang dan kini dia berdiri tidak jauh dari ruangan VIP tersebut. Kemudia dia berjalan ke arah dua orang pria yang sedang asyik berbisik kencang di depan pintu itu.
“Minggir!” sentak Belva.
Belva menyentak kerah baju salah satu pria yang berdiri di depan pintu itu, dan menghempaskan tubuhnya supaya minggir dari depan pintu itu.
“Woi, lo mau ngapain? Lebih baik jangan ikut campur!” sahut salah pria yang berdiri di sana.
Belva menyentak kasar dua pria yang berada di sana, tanpa menunggu lama Belva mendaratkan bogem mentahnya di wajah kedua pria tersebut. Kemudian dia merangsek maju guna membuka pintu yang tertutup itu.
“Tolong ... jangan. Jangan melecehkan saya.” isak Sara dengan dua tangan yang berusaha memegangi dadanya, menangkis serangan dari Anthony, pria mabuk yang tengah gelap mata ingin melecahkan Sara.
Begitu pintu itu terbuka, mendadak darah Belva menjadi mendidih dari ujung kepala hingga ujung kaki melihat seorang pelayan yang tengah meronta dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan seorang pria.
Gadis itu terbaring di atas sofa, menangis terisak, dan meraung minta dilepaskan dari pria yang menatap lapar tubuh gadis itu.
Belva langsung mengambil langkah lebar, berusaha menolong gadis tak berdaya yang tengah meronta minta tolong. Akan tetapi, langkahnya terhenti karena hadangan ketiga pria yang sebelumnya menjaga pintu ruangan VIP itu.
Dengan gerakan cepat, Belva menjambak rambut kedua pria itu masing-masing dengan kedua tangannya, dan membenturkannya kepala keduanya yang membuat dua orang pria itu terhuyung lantaran merasakan sakit yang luar biasa di keningnya.
Belva kembali melangkahkan kakinya, dan menarik kerah baju pria bernama Anthony yang saat ini tengah menindih gadis pelayan itu, Dengan satu tangan, Belva menyeret pria hidung belang itu menjauh dari atas tubuh tubuh pelayan yang saat ini bergetar hebat.
“Brengsek!”
Umpat Belva sembari mendaratkan pukulan tinju di area wajah pria itu di tepi mulutnya yang membuat darah segar mengalir begitu saja dari sudut bibirnya, Tidak sampai disitu, Belva juga menghempaskan tubuh pria itu ke lantai dan kembali mendaratkan beberapa pukulan tinju di wajah dan perutnya.
Sementara Anthony yang tengah dipukuli dan terkena pengarah alkohol menatap Belva dengan nyalang sembari berusaha membalas pukulan Belva. Akan tetapi, Belva yang masih sadar mampu mengelak dan justru menghujani pukulan kepada pria itu dengan bertubi-tubi.
“Anj*ng! Siapa lo berani-beraninya merusak kesenangan gue!” umpat Anthony sembari menyeka darah segar di sudut bibirnya.
Belva hanya diam saja, tetapi rahamnya mengeras sempurna.
Melihat Belva yang hanya diam, Anthony meminta kepada kedua temannya untuk mengangkat Belva dan menghajarnya. Akan tetapi, Belva dengan cepat bergerak, pria yang juga ahli Tae Kwon Do dengan sukarela menghujami pukulan dan tendangan kepada dua pria itu. Puas menghajar kedua pria itu, Belva kembali menghajar dan melakukan tendangan berputar yang membuat Anthony tumbang seketika.
“Brengsek lo!” hanya itu umpatan yang terus Belva ucapkan sembari menjatuhkan bogem mentah ke wajah Anthony. Hingga pada akhirnya Belva menghempaskan dengan kasar tubuh Anthony yang tidak berdaya itu ke atas lantai dengan napas yang memburu dan matanya yang memerah karena amarahnya yang memuncak.
“Sekali lagi lo sentuh cewek itu. Gue tidak segan-segan membuat perhitungan dengan lo. Gue yang akan menghancurkan lo dengan tangan gue sendiri. Ingat itu!” ucapnya sembari menunjuk Anthony yang tengah terkapar dengan luka lebam di wajahnya.
Puas menghajar Anthony dan dua temannya, Belva lantas menghampiri Sara, pelayan di bar itu yang nyaris dilecehkan dan kehilangan mahkota. Belva menatap iba pada Sara yang tengah meringkuk dengan dua tangan yang menutupi area dadanya, lantaran beberapa kancing kemeja seragamnya tengah hilang akibat ulah kasar Anthony.
Gadis itu duduk dan menangis, sebuah darah juga keluar dari sudut bibirnya dan wajahnya yang memerah di satu sisi akibat tamparan yang diberikan Anthony sebelumnya.
Belva semakin marah ketika dia mendekat dan mendapati gadis itu dengan rambut yang acak-acakan, lipstik yang belepotan, dan luka cakar di lengannya. Dengan perlahan Belva menyentuh lengan kiri Sara yang membuat gadis itu terkesiap hingga refleks memundurkan duduknya hingga menyentuh sandaran sofa. Sara masih shock saat ini, sebagai korban pelecahan, Sara takut jika Belva juga sama seperti Anthony, pria yang menyentuhnya dan ingin melecehkannya.
“Jangan....” ucap Sara dengan terisak dan menghindari sentuhan tangan Belva.
“Sssttts ... It’s okay. Sekarang kamu aman.” Bisik Belva yang mencoba menenangkan.
Sontak Sara menengadahkan wajahnya guna melihat wajah Belva, pria yang telah menjadi penyelamatnya.
Sara menatap Belva dengan wajah sendu dengan sisa-sisa air mata di kedua pipinya dan isakan kecil yang menyahat hati Belva.
“T-terima kasih Pak ... pria tad ....” lanjutnya dengan masih terisak.
“Sstttss ... kamu sudah aman. Sekarang ayo ikut saya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 320 Episodes
Comments
Dini Lestari
lanjut kak
2023-10-10
0
lalalicious
Hai thor salam kenal ya👋 "My Favorite Wife" sudah mampir nih, jangan lupa mampir baca juga ya thor🤗
2023-05-30
0
Momd JuJo
ikut hadir ya🙏
2023-04-01
0