Ānaru dan Kaharap tumbuh bersama sejak kecil. Kaharap berasal dari keluara uluwero kenamaan, sementara keluarga Ānaru hanyalah gembala biasa. Meski begitu, sejak kecil Ānaru sangat populer di desanya karena wajahnya yang tampan serta sifatnya yang ramah. Sementara itu Kaharap, walaupun berasal dari keluarga terpandang, namun tidak banyak memiliki teman karena perangainya yang buruk.
Meski begitu Kaharap punya dua orang teman yang selalu mengikutinya. Mereka bertiga kerap melakukan kekerasan dan perundungan kepada anak-anak lain. Ānaru adalah salah satu korban Kaharap yang paling parah. Tidak hanya kekerasan fisik, bahakan hinaan dan cacian kerap dilontarkan Kaharap.
Bukan sekali dua kali Kaharap memukuli Ānaru. Hampir setiap hari Ānaru pulang dengan tubuh penuh luka. Ānaru selalu melawan, namun Kaharap jauh lebih kuat daripada Ānaru pada saat itu. Orang tua Ānaru juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Kaharap dilindungi oleh keluarganya yang terhormat. Ānaru hanya bisa memendam amarah. Bertahun-tahun ia tumbuh di bawah bayang-bayang Kaharap. Hingga saat dewasa, Ānaru pun harus merelakan kekasihnya yang lebih memilih bersama musuh bebuyutannya itu dan meninggalkan dia.
Karena hal itulah Ānaru berambisi menjadi uluwero. Ia harus menjadi lebih kuat dari Kaharap. Ia harus bisa mengalahkannya. Mengalahkan Kaharap sama artinya dengan mengalahkan ketakutan Ānaru yang terdalam. Membuktikan bahwa dirinya bukanlah seorang pecundang yang hanya diam saat diperlakukan semena-mena.
“Ānaru, perhatikan. Musuhmu sedang bertarung,” kata Airyung memecah lamunan Ānaru.
Ānaru mengembalikan fokusnya pada pertarungan di arena. Kaharap kini tengah berkelahi melawan Bitna, salah satu dari anteknya yang mengikuti Kaharap sejak kecil. Pertarungan yang sia-sia untuk dilihat. Ānaru sudah langsung bisa menebak akhir dari pertarungan itu. Bitna tidak mungkin melawan Kaharap dengan serius. Dan benar saja, pertarungan yang tidak memakan waktu lama itu berakhir dengan kemenangan Kaharap.
“Apa-apaan itu? Bukankah lawannya sengaja mengalah? Jelas sekali si Kaharap ini hanya bermain-main? Memangnya pertarungan suci bisa diselesaikan dengan cara semacam ini?” protes Airyung yang berdiri di sebelah Ānaru.
Ānaru diam saja. Matanya masih fokus menatap Kaharap yang berdiri pongah di arena. Kaharap kemudian menoleh dan menatap balik Ānaru. Ia menyeringai dengan ekspresi meremehkan, membuat Ānaru kembali mengepalkan tangannya untuk menahan diri. Pemuda itu sudah tidak sabar untuk melakukan pertarungan dengan Kaharap. Tapi ia harus bersabar hingga saatnya tiba.
Beruntung pertandingan babak kedua hari itu berjalan dengan cepat. Hari masih senja saat empat pertandingan putaran kedua selesai. Karena itu pertandingan putaran ketiga diputuskan untuk dilakukan pada hari itu juga. Empat orang yang lolos pada putaran kedua bersiap melakukan pertandingan selanjutnya.
Sekali lagi Ānaru mendapat giliran pertama. Ia sudah menunggu di arena cukup lama hingga akhirnya salah seorang uluwero pembawa pesan mengabarkan bahwa kandidat lawan Ānaru mengalami cidera parah akibat pertarungan sebelumnya. Ānaru pun dinyatakan menang tanpa melakukan pertarungan. Ānaru sedikit kecewa karena sebenarnya ia ingin mengukur kemampuannya sambil melawan orang lain selain Airyung.
Tapi Ānaru tidak mengatakan apa-apa dan memilih keluar arena lantas mendatangi Airyung.
“Kau beruntung bocah budak.” Tiba-tiba Kaharap menyenggolnya sambil memasang ekspresi memuakkan saat Ānaru melewatinya.
“Aku bukan budak, Kaharap. Aku sudah menjadi uluwero,” desis Ānaru tajam.
Kaharap mendengus jijik. “Jangan sombong. Sebelum upacara penobatan, kau itu cuma gembala rendahan. Aku akan menghancurkanmu di putaran terakhir sampai kau tidak akan bisa menggerakkan seujung jari pun. Jadi kau tidak perlu repot-repot ikut upcara penobatan,” kata Kaharap sambil menyeringai bengis.
“Kita lihat siapa yang akan hancur saat itu,” balas Ānaru setengah menggeram.
Ānaru berbalik pergi meninggalkan Kaharap. Tapi lengannya ditahan oleh cengkeraman Kaharap.
“Kata siapa kau boleh pergi? Aku belum selesai bicara,” sergah Kaharap sambil melotot.
“Aku tidak suka berlama-lama bicara denganmu. Memuakkan!” Ānaru mencoba menepis cengkeraman Kaharap. Tapi cengkeraman itu terlalu kuat. “Lepaskan,” kata Ānaru gusar.
“Ha! Kau bahkan tidak bisa melepaskan diri dari genggaman ringanku.” Seringai Kaharap semakin menjadi, menampakkan ekspresi kemenangan yang mengintimidasi.
Ānaru kembali mencoba menarik lengannya. Sekali lagi gagal.
“Keluar kau dari rumah Ngaio! Parasit sepertimu tidak seharusnya berada di dekat Ngaio,” ucap Kaharap lantas melepaskan cengkeramannya sambil mendorong Ānaru. Pemuda bermata nyalang itupun pergi meninggalkan Ānaru lantas memasuki arena untuk bersiap melakukan pertandingan ketiganya.
Ānaru mengutuk dalam hati. Sampai kapan ia harus direndahkan oleh Kaharap. Harga dirinya terluka dan kemarahannya sudah menumpuk hingga ke ubun-ubun. Tapi Ānaru tetap berusaha menahan diri. Ia tidak ingin didiskualifikasi dari pertandingan itu hanya karena melakukan tindakan gegabah seperti menonjok kandidat lain di luar arena.
“Ānaru, ada apa?” Airyung menyeruak dari kerumunan lantas mendatangi Ānaru.
“Tidak ada apa-apa,” jawab Ānaru dengan muka masam.
“Apa Kaharap itu mengganggumu lagi? Aku bisa diam-diam menghancurkannya dan membuatmu memenangkan pertandingan terakhir,” ucap Airyung berusaha menghibur.
Tapi dampak kata-kata Airyung ternyata berbeda dari yang dia harapkan. Ānaru justru mendelik galak menatapnya.
“Jangan coba-coba melakukan hal tidak berguna, Airyung. Aku yang akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri,” kata Ānaru setengah menggeram.
Airyung mengangkat kedua alisnya sambil tersenyum kecil. “Aku tahu, aku tahu… aku hanya bercanda. Jangan terlalu tegang, Ānaru,” ujar Airyung sembari menepuk puggung Ānaru.
Tapi Ānaru sama sekali tidak bisa diajak bercanda hari itu. Ia masih sangat kesal dengan segala ancaman dan intimidasi Kaharap. Kenapa Kaharap begitu membencinya sejak dulu? Kesalahan apa yang sudah diperbuat Ānaru hingga ia pantas menerima perlakukan kasar Kaharap selama bertahun-tahun?
Ānaru menghela napas kesal. Tidak penting menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kaharap hanya pemuda sombong yang kejam. Dan Ānaru akan memastikan Kaharap membayar semua perbuatannya.
Setelah menata pikiran, Ānaru lantas berjalan pergi menjauhi keramaian. Airyung mengikutinya dari belakang sambil masih berceloteh. Tapi tak satupun kata-kata Airyung yang masuk ke kepala Ānaru. Pemuda itu masih sibuk dengan rencana-rencananya menghancurkan Kaharap pada pertandingan terakhir.
...***...
“Kenapa kau tiba-tiba memberi makan kuda?” tanya Aiyung setelah keduanya sampai di kandang domba Ngaio, tempat Tsagan ditambatkan.
“Aku perlu menjernihkan pikiranku,” ucap Ānaru terus terang.
“Apa gara-gara Kaharap?”
Ānaru tak menjawab.
“Dengar, Ānaru. Aku tidak tahu apakah kata-kataku ini ada artinya, tapi sebagai orang yang melatihmu, aku ingin mengatakan ini: Di dunia ini, hal yang paling sulit ditaklukkan adalah ketakutan dalam diri sendiri. Hanya dengan mengalahkan ketakutan itu, kau baru bisa mendapatkan kekuatan yang tak tertandingi.
“Kaharap mungkin adalah sosok yang kau takuti. Bukan karena dia kuat, tapi karena masa lalumu yang mungkin banyak terluka gara-gara dia. Bayangan masa lalu itu yang menghantuimu dan melemahkanmu. Kalahkan dulu ketakutanmu. Dan nantinya kau akan dapat mengalahkan Kaharap dengan mudah,” kata Airyung sungguh-sungguh.
Ānaru menoleh ke arah Airyung dengan terpana. Jerami di tangannya berhenti sebelum mencapai mulut Tsagan. Beberapa detik berlalu dalam diam, hingga akhirnya Ānaru mampu mengeluarkan suara dengusan geli.
“Pfft… aku tidak menyangka kau bisa menghiburku dengan kata-kata semacam itu,” ujar Ānaru setengah tertawa.
Wajah Airyung memerah karena malu. “Jangan menertawaiku! Aku melakukannya karena kau tampak murung dan tidak bersemangat!” seru Airyung salah tingkah.
“Hahaha.. aku tahu. Meskipun menggelikan, tapi kata-katamu benar. Aku terintimidasi oleh ingatan masa laluku yang buruk. Aku setiap hari menjadi bulan-bulanan Kaharap saat itu. Aku harus menyingkirkan kenangan buruk itu agar dapat mengalahkannya,” ucap Ānaru. Tawanya kini sudah berubah menjadi senyuman lembut. “Terimakasih Airyung,” lanjutnya tulus.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
想像力(Sōzō-ryoku)
semangat
2022-05-26
0
𝕮𝕽𝕽.𝕽 𝖋𝖙. [𝐻𝐼𝐴𝑇𝑈𝑆]
nanti aku lanjut biar ga spam yaaa
2022-05-26
3