[Sign 1: Aries] Domba yang Hilang

Ānaru dan Airyung tengah berdebat sambil keluar dari rumah Kepala Suku saat kemudian Ānaru menyadari di muka halaman sudah berdiri dengan marah matu danumanya. Ānaru menghela napas panjang, bersiap menerima segala serapah yang mungkin disemburkan matunya. Tanpa disuruh, Ānaru pun berjalan ke tempat kedua orang tuanya berdiri.

Sebuah pukulan mendarat di kepala Ānaru, disusul punggungnya, dan bertubi-tubi ke seluruh tubuh Ānaru. Ānaru membungkuk mencoba melindungi diri, namun tidak berniat membalas. Matunya menghardik Ānaru dengan bahasa Suku Khitai yang tidak dimengerti Airyung. Suara matunya terdengar sangat marah dengan nada tinggi yang keras. Melihat Ānaru yang terpojok, Airyung segera menahan pukulan lelaki tua itu dengan tangannya. Seketika ketiga orang yang berdiri di tempat itu mematung sambil menatap Airyung.

“Kenapa kau memukulinya?” tanya Airyung masih menggenggam pergelangan tangan matu Ānaru.

“Airyung, dia ayahku…” Ānaru mencoba menjelaskan.

Airyung segera melepaskan genggaman tangannya. “Maafkan ketidaksopananku, tapi anda tidak seharusnya memukuli Ānaru seperti ini.”

Sang ayah sepertinya tidak mengerti kata-kata Airyung dan malah mengomel lebih panjang lagi dengan bahasa suku Khitai. Akhirnya Ānaru membalas kata-kata matunya dan keduanya kini terlibat perang mulut. Airyung yang tidak mengerti satu katapun hanya menyaksikan pertengkaran mereka dengan bingung.

Cekcok itu pun akhirnya mencapai puncak. Ayah Ānaru menampar pipi pemuda itu dengan sangat keras hingga Ānaru terjatuh ke tanah. Airyung buru-buru membantu Ānaru berdiri sambil menatap garang ayah Ānaru, bersiap untuk melakukan serangan balik. Tapi Ānaru menahannya.

“He wheekadang! Kotu ore tok tamai! Kau toa haere ki whare![1]” seru sang ayah mengakhiri pertengkaran mereka. Laki-laki tua itu kemudian berbalik pergi meninggalkan mereka, disusul istrinya yang sedari tadi menangis tanpa melakukan apa-apa.

Ānaru terdiam melihat kepergian matu dan umanya. Mulutnya berdarah karena tamparan matunya dan sepertinya seluruh tubuhnya akan membiru karena pukulan tanpa ampun yang diterimanya tadi.

“Apa yang terjadi?” tanya Airyung kemudian, sambil menepuk-nepuk baju Ānaru yang sudah penuh tanah.

“Ayahku mengusirku dari rumah,” jawab Ānaru sembari menyeka darah dari mulutnya.

Airyung tampak prihatin dengan keadaan Ānaru. Sepertinya ayah Ānaru murka karena Ānaru pulang tanpa membawa domba seekor pun. Airyung agak merasa bersalah karena ia juga turut andil dalam membunuh dua domba terakhir Ānaru. Mungkin kalau setidaknya masih ada dua domba tersisa, ayah Ānaru tidak akan semarah itu.

“Sepertinya aku harus tidur di luar lagi,” kata Ānaru sambil meringis menatap Airyung.

“Kalian bisa tinggal di rumahku untuk beberapa saat,” sekali lagi Ngaio datang di saat yang tepat. “Kuda milik Nona ini sudah aku tambatkan di kandang dombaku. Aku juga tinggal sendiri karena orang tuaku sudah lama meninggal. Kalian bisa beristirahat dengan nyaman, setidaknya untuk malam ini.”

“Memangnya Kaharap tidak akan mengamuk kalau kami tidur di rumahmu?” tanya Ānaru.

“Kaharap sudah dibawa kakaknya tadi. Aku menjelaskan bahwa ia terkena serangan kinokambe dan diselamatkan oleh Nona dari suku Giyatsa. Saat sadar nanti Kaharap pasti merasa berhutang budi pada Nona, jadi ia tidak akan banyak protes kalau aku membantu kalian,” jelas Ngaio panjang lebar.

Ānaru menimbang-nimbang. Kenapa Ngaio bersikap baik padanya. Masa lalu mereka sebenarnya cukup buruk mengingat Ngaio memilih meninggalkannya dan justru menjadi kekasih Kaharap, musuh bebuyutan Ānaru. Tapi Ānaru sepertinya tidak bisa meratapi sakit hatinya lebih lama lagi, karena alih-alih menolak, Airyung justru menanggapi tawaran Ngaio dengan positif.

“Namaku Airyung. Panggil saja aku begitu. Kami akan sangat berterimakasih bila kau bersedia menampung kami selama beberapa waktu,” jawab Airyung tanpa berdiskusi dengan Ānaru. Ānaru tampak hendak protes, tapi Airyung memelototinya dengan galak dan membuat pemuda itu hanya berdecih ringan.

“Namaku Ngaio, tenako,” jawab Ngaio. Ketiganya pun akhirnya berjalan menuju rumah Ngaio.

 

“Kenapa kau membantuku?” tanya Ānaru saat Ngaio tengah menyalakan pendiangan di dapur rumahnya, mempersiapkan makan pagi untuk tamu-tamunya.

Ānaru menatap gadis itu dengan seksama. Sejak dulu Ngaio memang sangat rajin dalam hal rumah tangga. Kedua orang tuanya meninggal dua tahun yang lalu, dan sejak itu Ngaio tinggal sendirian. Karena itu Ngaio sangat cekatan untuk mengurus hidupnya sendiri.

“Aku hanya melakukan hal yang menurutku paling tepat. Nona dari suku Giyatsa itu tidak tampak jahat.”

“Airyung… namanya Airyung,” potong Ānaru mengoreksi.

Ngaio terdiam beberapa saat sambil menatap Ānaru. “Kau ternyata sangat peduli padanya,” komentar Ngaio.

“Dia… sudah banyak membantuku,” jawab Ānaru salah tingkah, seperti pencuri yang tertangkap basah.

Ngaio tersenyum kecil. “Aku senang kalau kau sudah menemukan orang lain yang lebih baik dariku. Sejujurnya aku merasa bersalah padamu karena pergi begitu saja tanpa penjelasan. Dan justru memilih Kaharap…” ujar Ngaio lirih.

Keretak kayu bakar di pendiangan menjadi latar perbincangan mereka. Airyung sudah tidur di kamar yang disiapkan Ngaio.

“Kau tidak perlu merasa bersalah. Kaharap… memang punya lebih banyak hal dari pada aku. Bahkan kakaknya adalah seorang uluwero dan keluarganya juga cukup terpandang. Aku tidak punya apa-apa untuk bisa menahanmu agar tetap bersamaku,” kata Ānaru kembali diliputi perasaan marah. Ia marah pada dirinya sendiri yang tidak punya apa-apa lagi. Bahkan sekarang ia sudah dibuang oleh keluarganya dan dikasihani oleh mantan kekasihnya, apa lagi yang lebih menyedihkan dari ini?

Ngaio meraih tangan Ānaru yang mengepal di atas meja kayu. Gadis itu kemudian membungkuk menatap Ānaru yang tengah duduk di depan pendiangan.

“Ānaru, kau adalah orang paling berani yang pernah ku kenal. Kau punya kekuatan itu di dalam hatimu, dan itulah yang membuatku jatuh cinta padamu. Aku mungkin tidak bisa berada di sisimu saat ini. Tapi percayalah, kau pasti menemukan orang lain yang jauh lebih baik dariku,” ucap Ngaio tampak sungguh-sungguh.

Nyala api pendiangan yang berkobar-kobar membuat siluet wajah Ngaio bergerak-gerak. Namun hal itu tidak lantas melebur kecantikan parasnya. Ānaru menatap balik ke mata Ngaio yang legam. Kecantikannya masih sama, bahkan jauh lebih cantik dari ingatan terakhir Ānaru. Rambut panjang bergelombang yang dulu sering dibelai oleh Ānaru, kini tak lagi dapat disentuhnya. Ānaru menarik napas panjang, lantas menarik kepalan tangannya dari genggaman Ngaio.

“Rupanya kau membantuku karena perasaan bersalah. Kau tidak perlu mengasianiku, Ngaio. Aku bisa menjaga diriku sendiri,” ucap Ānaru yang kemudian beranjak berdiri, hendak meninggalkan Ngaio. “Tapi aku tetap berterimakasih atas bantuanmu. Terutama saat kau bersaksi atas kebohonganku tentang adanya kinokambe di pantai tadi.”

Ngaio tampak kebingungan. “Tapi memang ada kinokambe di sana. Aku dan Nona Airyung melihatnya. Dia juga yang membunuh kinokambe itu tepat sebelum makhluk itu menyerang Kaharap.”

Kini Ānaru yang balik terkejut. “Tapi aku tidak melihat apapun,” sergahnya tak percaya.

“Kau sedang membungkuk karena pukulan Kaharap. Dan kinokambe itu berubah menjadi asap hitam setelah Nona Airyung membunuhnya. Serangannya nona itu kemudian mengenai Kaharap dan membuatnya pingsan,” jelas Ngaio.

Ānaru hanya bisa melongo mendengar penjelasan Ngaio. Sepertinya gadis itu memang tidak berbohong.

...***...

[1] Dasar sialan! Kau bukan anakku! Jangan berani-berani pulang ke rumah!

Episodes
1 [Sign 1: Aries] Tok Ara Anaru
2 [Sign 1: Aries] Suku Giyatsa
3 [Sign 1: Aries] Ramalan
4 [Sign 1: Aries] Padang Gersang
5 [Sign 1: Aries] Permintaan
6 [Sign 1: Aries] Awal Mula Penderitaan
7 [Sign 1: Aries] Tekad
8 [Sign 1: Aries] Guru
9 [Sign 1: Aries] Kecepatan
10 [Sign 1: Aries] Uluwero
11 [Sign 1: Aries] Suku Khitai
12 [Sign 1: Aries] Putri Aroha
13 [Sign 1: Aries] Domba yang Hilang
14 [Sign 1: Aries] Carnelian
15 [Sign 1: Aries] Tangaroa
16 [Sign 1: Aries] Tangaroa (2)
17 [Sign 1: Aries] Harapan
18 [Sign 1: Aries] Ujian
19 [Sign 1: Aries] Putaran Kedua
20 [Sign 1: Aries] Kaharap
21 [Sign 1: Aries] Pertandingan Terakhir
22 [Sign 1: Aries] Serangan
23 [Sign 1: Aries] Pengadilan
24 [Sign 1: Aries] Solar Plexus
25 [Sign 1: Aries] Melarikan Diri
26 [Sign 1: Aries] Pengejaran
27 [Sign 1: Aries] Hamal
28 [Sign 1: Aries] Pemulihan
29 [Sign 1: Aries] Hamal (2)
30 [Sign 1: Aries] Kenyataan
31 [Sign 1: Aries] Resonansi
32 [Sign 1: Aries] Sadar
33 [Sign 1: Aries] Takuta
34 [Sign 1: Aries] Perpisahan
35 [Sign 1: Aries] Perjalanan
36 Pengumuman Author
37 [Sign 2: Taurus] DelMonte
38 [Sign 2: Taurus] Perkelahian
39 [Sign 2: Taurus] Malignos
40 [Sign 2: Taurus] Beatrisia Manolette
41 [Sign 2: Taurus] Suku Nuchas
42 [Sign 2: Taurus] Pertarungan Torero
43 [Sign 2: Taurus] Ancaman
44 [Sign 2: Taurus] Ekhtuya
45 [Sign 2: Taurus] Permintaan Tolong
46 [Sign 2: Taurus] Serangan Mendadak
47 [Sign 2: Taurus] Bekerja
48 [Sign 2: Taurus] Kebun Anggur
49 [Sign 2: Taurus] Pekerja Bar
50 [Sign 2: Taurus] Pertemuan Tak Terduga
51 [Sign 2: Taurus] Pembicaraan
52 [Sign 2: Taurus] Pertengkaran
53 [Sign 2: Taurus] Serangan Malignos
54 [Sign 2: Taurus] Alasan
55 [Sign 2: Taurus] Pengakuan
56 [Sign 2: Taurus] Pertengkaran
57 [Sign 2: Taurus] Pemecatan
58 [Sign 2: Taurus] Kematian
59 [Sign 2: Taurus] Selamat
60 [Sign 2: Taurus] Kota Pinggiran
61 [Sign 2: Taurus] Safir Biru
62 [Sign 2: Taurus] Pasar Gelap
63 [Sign 2: Taurus] Pencuri
64 [Sign 2: Taurus] Ruangan Tersembunyi
65 [Sign 2: Taurus] Penumbalan
66 [Sign 2: Taurus] Kekuatan Misterius
67 [Sign 2: Taurus] Menyelamatkan Diri
68 [Sign 2: Taurus] Pelatihan
69 [Sign 2: Taurus] Pertikaian
70 [Sign 2: Taurus] Rekan Lama
71 [Sign 2: Taurus] Siksaan
72 [Sign 2: Taurus] Mimpi
73 [Sign 2: Taurus] Kebangkitan
74 [Sign 2: Taurus] Kehilangan
75 Pengumuman Author
76 [Sign 3: Gemini] Pertaruhan
77 [Sign 3: Gemini] Takdir
78 [Sign 3: Gemini] Alasan
79 [Sign 3: Gemini] Mengendap-endap
80 [Sign 3: Gemini] Venetian
81 [Sign 3: Gemini] Sang Rubah dan Ratu Es
82 [Sign 3: Gemini] Kemarahan
83 [Sign 3: Gemini] Diabos
84 [Sign 3: Gemini] Altan
85 [Sign 3: Gemini] Penyamaran
86 [Sign 3: Gemini] Bertemu
87 [Sign 3: Gemini] Pengakuan
88 [Sign 3: Gemini] Suaka
89 [Sign 3: Gemini] Pertemuan Rahasia
90 [Sign 3: Gemini] Harga Diri
91 [Sign 3: Gemini] Berbaikan
92 [Sign 3: Gemini] Benedict
93 [Sign 3: Gemini] Sosok
94 [Sign 3: Gemini] Nihil
95 [Sign 3: Gemini] Serangan Diabos
96 [Sign 3: Gemini] Pulang
97 [Sign 3: Gemini] Mimpi
98 [Sign 3: Gemini] Saudara Kembar
99 [Sign 3: Gemini] Jebakan
100 [Sign 3: Gemini] Penculikan
101 [Sign 3: Gemini] Kenyataan
102 [Sign 3: Gemini] Berubah
103 [Sign 3: Gemini] Kematian
104 [Sign 3: Gemini] Ingatan
105 [Sign 3: Gemini] Pesan Perpisahan
106 [Sign 3: Gemini] Kawan Lama
107 [Sign 4: Cancer] Damian Castor
108 [Sign 4: Cancer] Gosip
109 [Sign 4: Cancer] Prahara
110 [Sign 4: Cancer] Penengah
111 [Sign 4: Cancer] Red Lotus
112 [Sign 4: Cancer] Surat
113 [Sign 4: Cancer] Perkelahian
114 [Sign 4: Cancer] Hubungan Ayah dan Anak
115 [Sign 4: Cancer] Pengadilan
116 [Sign 4: Cancer] Perayaan
117 [Sign 4: Cancer] Serangan Deimheim
118 [Sign 4: Cancer] Kutzo
119 [Sign 4: Cancer] Penasaran
120 [Sign 4: Cancer] Pulang
121 [Sign 4: Cancer] Tamparan
122 [Sign 4: Cancer] Mad Tonic with Rosemary
123 [Sign 4: Cancer] Kasus Baru
124 [Sign 4: Cancer] Masa Lalu
125 [Sign 4: Cancer] Skandal
126 [Sign 4: Cancer] Serangan
127 [Sign 4: Cancer] Bantuan
128 [Sign 4: Cancer] Luceila Brutus
129 [Sign 4: Cancer] Batu Zodiak
130 [Sign 4 Cancer] Mimpi
131 Pengumuman singkat
Episodes

Updated 131 Episodes

1
[Sign 1: Aries] Tok Ara Anaru
2
[Sign 1: Aries] Suku Giyatsa
3
[Sign 1: Aries] Ramalan
4
[Sign 1: Aries] Padang Gersang
5
[Sign 1: Aries] Permintaan
6
[Sign 1: Aries] Awal Mula Penderitaan
7
[Sign 1: Aries] Tekad
8
[Sign 1: Aries] Guru
9
[Sign 1: Aries] Kecepatan
10
[Sign 1: Aries] Uluwero
11
[Sign 1: Aries] Suku Khitai
12
[Sign 1: Aries] Putri Aroha
13
[Sign 1: Aries] Domba yang Hilang
14
[Sign 1: Aries] Carnelian
15
[Sign 1: Aries] Tangaroa
16
[Sign 1: Aries] Tangaroa (2)
17
[Sign 1: Aries] Harapan
18
[Sign 1: Aries] Ujian
19
[Sign 1: Aries] Putaran Kedua
20
[Sign 1: Aries] Kaharap
21
[Sign 1: Aries] Pertandingan Terakhir
22
[Sign 1: Aries] Serangan
23
[Sign 1: Aries] Pengadilan
24
[Sign 1: Aries] Solar Plexus
25
[Sign 1: Aries] Melarikan Diri
26
[Sign 1: Aries] Pengejaran
27
[Sign 1: Aries] Hamal
28
[Sign 1: Aries] Pemulihan
29
[Sign 1: Aries] Hamal (2)
30
[Sign 1: Aries] Kenyataan
31
[Sign 1: Aries] Resonansi
32
[Sign 1: Aries] Sadar
33
[Sign 1: Aries] Takuta
34
[Sign 1: Aries] Perpisahan
35
[Sign 1: Aries] Perjalanan
36
Pengumuman Author
37
[Sign 2: Taurus] DelMonte
38
[Sign 2: Taurus] Perkelahian
39
[Sign 2: Taurus] Malignos
40
[Sign 2: Taurus] Beatrisia Manolette
41
[Sign 2: Taurus] Suku Nuchas
42
[Sign 2: Taurus] Pertarungan Torero
43
[Sign 2: Taurus] Ancaman
44
[Sign 2: Taurus] Ekhtuya
45
[Sign 2: Taurus] Permintaan Tolong
46
[Sign 2: Taurus] Serangan Mendadak
47
[Sign 2: Taurus] Bekerja
48
[Sign 2: Taurus] Kebun Anggur
49
[Sign 2: Taurus] Pekerja Bar
50
[Sign 2: Taurus] Pertemuan Tak Terduga
51
[Sign 2: Taurus] Pembicaraan
52
[Sign 2: Taurus] Pertengkaran
53
[Sign 2: Taurus] Serangan Malignos
54
[Sign 2: Taurus] Alasan
55
[Sign 2: Taurus] Pengakuan
56
[Sign 2: Taurus] Pertengkaran
57
[Sign 2: Taurus] Pemecatan
58
[Sign 2: Taurus] Kematian
59
[Sign 2: Taurus] Selamat
60
[Sign 2: Taurus] Kota Pinggiran
61
[Sign 2: Taurus] Safir Biru
62
[Sign 2: Taurus] Pasar Gelap
63
[Sign 2: Taurus] Pencuri
64
[Sign 2: Taurus] Ruangan Tersembunyi
65
[Sign 2: Taurus] Penumbalan
66
[Sign 2: Taurus] Kekuatan Misterius
67
[Sign 2: Taurus] Menyelamatkan Diri
68
[Sign 2: Taurus] Pelatihan
69
[Sign 2: Taurus] Pertikaian
70
[Sign 2: Taurus] Rekan Lama
71
[Sign 2: Taurus] Siksaan
72
[Sign 2: Taurus] Mimpi
73
[Sign 2: Taurus] Kebangkitan
74
[Sign 2: Taurus] Kehilangan
75
Pengumuman Author
76
[Sign 3: Gemini] Pertaruhan
77
[Sign 3: Gemini] Takdir
78
[Sign 3: Gemini] Alasan
79
[Sign 3: Gemini] Mengendap-endap
80
[Sign 3: Gemini] Venetian
81
[Sign 3: Gemini] Sang Rubah dan Ratu Es
82
[Sign 3: Gemini] Kemarahan
83
[Sign 3: Gemini] Diabos
84
[Sign 3: Gemini] Altan
85
[Sign 3: Gemini] Penyamaran
86
[Sign 3: Gemini] Bertemu
87
[Sign 3: Gemini] Pengakuan
88
[Sign 3: Gemini] Suaka
89
[Sign 3: Gemini] Pertemuan Rahasia
90
[Sign 3: Gemini] Harga Diri
91
[Sign 3: Gemini] Berbaikan
92
[Sign 3: Gemini] Benedict
93
[Sign 3: Gemini] Sosok
94
[Sign 3: Gemini] Nihil
95
[Sign 3: Gemini] Serangan Diabos
96
[Sign 3: Gemini] Pulang
97
[Sign 3: Gemini] Mimpi
98
[Sign 3: Gemini] Saudara Kembar
99
[Sign 3: Gemini] Jebakan
100
[Sign 3: Gemini] Penculikan
101
[Sign 3: Gemini] Kenyataan
102
[Sign 3: Gemini] Berubah
103
[Sign 3: Gemini] Kematian
104
[Sign 3: Gemini] Ingatan
105
[Sign 3: Gemini] Pesan Perpisahan
106
[Sign 3: Gemini] Kawan Lama
107
[Sign 4: Cancer] Damian Castor
108
[Sign 4: Cancer] Gosip
109
[Sign 4: Cancer] Prahara
110
[Sign 4: Cancer] Penengah
111
[Sign 4: Cancer] Red Lotus
112
[Sign 4: Cancer] Surat
113
[Sign 4: Cancer] Perkelahian
114
[Sign 4: Cancer] Hubungan Ayah dan Anak
115
[Sign 4: Cancer] Pengadilan
116
[Sign 4: Cancer] Perayaan
117
[Sign 4: Cancer] Serangan Deimheim
118
[Sign 4: Cancer] Kutzo
119
[Sign 4: Cancer] Penasaran
120
[Sign 4: Cancer] Pulang
121
[Sign 4: Cancer] Tamparan
122
[Sign 4: Cancer] Mad Tonic with Rosemary
123
[Sign 4: Cancer] Kasus Baru
124
[Sign 4: Cancer] Masa Lalu
125
[Sign 4: Cancer] Skandal
126
[Sign 4: Cancer] Serangan
127
[Sign 4: Cancer] Bantuan
128
[Sign 4: Cancer] Luceila Brutus
129
[Sign 4: Cancer] Batu Zodiak
130
[Sign 4 Cancer] Mimpi
131
Pengumuman singkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!