Abim kesal, pulang dari masjid Diah tidak mendengarkan perintahnya. "Bangun nggak Diah, jika tidak cepat bangun! saya tarik nih!" ancam Abim.
"Ketiduran..." kata Diah lalu bangun berjalan kekamar mandi.
Abim menatap langkah istrinya, mendengus kesal. Lalu membuka lemari ambil baju olah raga. Ia sudah janji dengan Papa ingin joging.
Abim lantas kebawah ambil air hangat meminumnya lantas duduk di kursi sambil menunggu Papa.
"Ayo berangkat"
Papa menghampiri Abim jarinya bertaut dengan jari Mama.
"Bentar Pa, Mama ambil sepatu dulu" Mama menuju rak sepatu ambil dua pasang untuknya, dan untuk Papa. Tidak lama kemudian kembali.
"Ini pakai dulu Pa" Mama meletakan sepatu didepan suaminya.
"Terimakasih istriku... cup" Papa Wahid mencium pipi Mama di depan Abim.
"Papa... iih" Mama menatap Abim wajahnya memerah menahan malu.
Abim baru menyadari, Papa dan Mama ketika muda dulu dijodohkan, menurut cerita beliau. Awalnya tidak saling cinta. Namun karena kelembutan Mama, cinta tumbuh subur dihati Papa.
Hingga saat ini rumah tangga beliau sangat harmonis.
Abim tertunduk malu merasa diperhatikan ibunya. Mau seberapa rapat Abim menyembunyikan kisruh rumah tangganya, orang yang sudah melahirkan, dan membesarkan tentu peka dengan apa yang dialami anaknya.
"Kita berangkat" kata Papa.
Mereka semua berdiri. "Tunggu" pekik Intan berjalan cepat menuruni tangga.
"Jangan terburu-buru Tan" Mama memperingatkan Intan.
"Lagian... mau joging aku nggak diajak" protes Intan manyun.
"Ya sudah... cepetan sana, kamu ganti baju dulu, Mama tunggu" titah Mama beliau kembali duduk.
"Yee... gitu doong..." Intan kembali ke atas.
"Istrimu nggak ikut Bim, ajak gih, biar kami semakin dekat, hanya dengan waktu seperti ini kan, kita bisa saling ngobrol," titah Mama.
"Lain kali Ma, mungkin sekarang sedang mandi" Abim beralasan.
"Paling masih molor dia!" todong Intan ketika sudah kembali kebawah.
"Sok tahu kamu!" Abim menoyor jidat Intan.
"Intan... kamu nggak boleh begitu," Mama memperingatkan.
"Nggak percaya, aku kan sering menginap dirumah kak Mawar sama Melati. Istri kak Abim tuh, kalau di bangunin suruh shalat subuh sama kak Mawar. Biuuuhh... susahnya.... ampun" Intan geleng-geleng ingat ketika itu.
"Sangking saja Ma, kak Mawar tuh sabar, kalau aku yang jadi kak Mawar sudah aku guyur pakai air," Intan mbrebet seperti petasan. Padahal sudah diplototi Abim.
"Sudah... sudah, kamu ini kalau gibah pintar amat sih..." Mama menjewer pelan mulut Intan. Intan hanya tersenyum.
Keluarga kecil yang saling menyayangi itu kembali melanjutkan joging hingga jam tujuh pagi baru kembali kerumah.
Sampai dirumah, Mama bersama Intan lalu kedapur membantu Bibi membuat sarapan.
Mama Sahina membuat sereal gandum utuh sarapan favorit Abim dan Papa.
Sedangkan Intan sedang memotong buah kecil-kecil. Bagi Mama dan Intan sarapan buah lebih sehat.
"Sudah selesai Ma" kata Intan menunjukkan buah.
"Dibawa ke meja sana gih" titah Mama. Mama mempunyai ART dua, tetapi Mama Sahina selalu mengajarkan kepada kedua anaknya untuk mengerjakan sendiri.
Tidak boleh mengandalkan ART selagi ada waktu santai dirumah.
"Iya Ma" Intan meletakkan sarapan dimeja makan lalu ingin mandi dulu sebelum sarapan.
Sementara Abim. Ia sedang mencari istrinya tidak ada dikamar. Pekerjaan yang ia perintahkan belum satupun yang ia kerjakan.
Abim menarik napas panjang lalu turun kebawah ambil sapu, pel, lap basah. Mau tidak mau harus mengerjakan sendiri.
"Mau merapikan kamar Den?" tanya Bibi ketika Abim melintas di dapur.
"Iya bi, pada kemana Bi? kok sepi?" tanya Abim tidak melihat Mama dan Intan didapur.
"Nyonya sama non Intan mandi dulu Den" jawab Bibi sambil mencuci piring.
"Oh" sahut Abim, lalu kembali kekamar, ia cepat-cepat membersihkan kamar. Merapikan tempat tidur, menyapu, mengepel, mengelap lemari dengan lap basah.
Setelah rapi Abim mengembalikan barang ke tempatnya. Ambil handuk hendak mandi, rasanya badanya sudah gerah.
Abim terperangah tatkala membuka pintu kamar mandi, melihat Diah yang tidur sambil duduk telungkup berbantal tangan di wastafel depan kaca besar.
"Astagfirlullah..." Abim berguman geleng-geleng berdiri terpaku di tengah pintu.
Kamar mandi Abim memang besar terdapat wastafel di belakangnya dipasangi kaca besar.
Abim kembali menutup pintu perlahan. Lalu menuju kekamar Intan.
Tok tok
Ceklek.
"Ada apa kak?" tanya Intan yang sudah rapi selesai mandi. Memakai baju santai memang biasa seperti itu jika hari minggu.
"Gw mau mandi dikamar mandi loe," kata Abim langsung masuk.
"Mandi? memang kenapa dikamar mandi kakak?" tanya Intan heran sambil menutup kembali pintu kamar.
"Dipakai Diah," jawab Abim cepat langsung masuk sebelum dicecar Intan.
Intan curiga, suami istri bukanya lebih baik mandi bersama. Lalu mengapa Abim justeru mandi dikamarnya?
Intan masuk kekamar kakaknya untuk menghilangkan rasa penasaran.
Mengetuk pintu tidak dibuka Intan segera masuk. Kamar Abim tampak sepi. Ya iya lah Diah kan masih dikamar mandi.
Intan berdiri didepan pintu kamar mandi tetapi tidak mendengar gemericik air.
Intan semakin curiga lalu kembali mengetuk pintu. Tidak ada yang menyahut Intan membukanya perlahan.
Jika Diah sedang mandi pun tidak akan terlihat oleh Intan. Sebab, jika masuk pertama yang dilihat wastafel dan kaca besar sedang tempat mandi harus belok kiri dulu terhalang tembok.
Intan menutup mulutnya menahan tawa, dugaanya benar Diah masih tidur dan yang menggelikan sampai tidur dikamar mandi.
Intan membiarkan saja, kembali menutup pintu perlahan. Lalu kebawah.
"Kakakmu kok belum kebawah Tan?" tanya Mama sudah menunggu dimeja makan bersama Papa.
"Yah... Mama ini, seperti nggak merasa pernah menjadi pengantin baru saja," kilah Intan seraya menarik kursi.
"Memang kalau pengantin baru kenapa?" Papa memandang Intan dengan dahi berkerut.
"Papa" sahut Intan pasti Papanya hanya pura-pura tidak tahu.
Mama Sahina manggut manggut mengerti. Tidak lama kemudian Abim bergabung dimeja makan ia memakai kaos dan celana jins.
"Istrimu mana Bim?"
Mama heran dari tadi pagi Abim tidak pernah mengajak istrinya bergabung.
"Capek kayaknya Ma, habis beres-beres kamar, dia tidur lagi" Abim beralasan yang tepat.
Mama menatap rambut Abim yang basah baru selesai keramas lalu tersenyum.
Sementara Diah menahan tawa.
"Kenapa loe senyum-senyum?" tanya Abim lalu duduk disebelah Intan.
"Membalas senyum Mama," jawab Intan ambil buah di piring kecil dengan garpu.
"Sudah... sebaikanya kita sarapan dulu, nanti Diah biar menyusul." pungkas Mama.
Setelah sarapan Papa, Mama, pergi ingin menghadiri acara pernikahan sesama Dosen.
Sedangkan Abim naik taksi ingin mengambil pakaian Diah. Sebenarnya Papa menawarkan agar memakai mobil milik Abim yang sempat Papa tarik. Namun Abim menolak. Abim bertekat sudah saatnya mandiri.
Waupun masih terpaksa numpang dengan ortu paling tidak Abim sudah memesan kapling di perumahan kepada pihak properti.
Pembangunan sudah dimulai karena sudah membayar DP. Jika deposito sudah cair ia akan lunasi.
******
Jam sepuluh pagi, Diah keluar dari sarangnya lalu kebawah perutnya terasa lapar.
Rumah tampak sepi hanya ada kedua bibi yang sedang mengerjakan tugas-tugas nya. Selesai sarapan nanti Diah berniat ingin berenang.
Diah membuka tudung dimeja makan hanya ada roti dan buah. Diah menutupnya kembali, sarapan begitu tentu tidak akan nendang bagi perut Diah.
"Bibi..." panggil Diah sambil memainkan ponsel dimeja makan.
"Ya non" Bibi bergegas mendekati Diah.
"Buatkan saya nasi goreng dong," pinta Diah tanpa menatap Bibi.
"Baik non," Bibi hendak kedapur.
"TUNGGU!" Intan yang sudah berdiri memegangi tangga terakhir menghentikan langkah bibi.
Diah menoleh cepat.
"Bibi, lanjutkan pekerjaan, jika Diah ingin nasi goreng biar membuat sendiri," tegas Intan.
"Tetapi non" Bibi tampak bingung langsung beralih memandang Diah.
"Tidak ada tapi-tapi-an, dirumah ini tidak ada yang main perintah, seperti bos."
Memang benar apa yang dikatakan Intan. Intan kesal dia sendiri saja jika ingin sesuatu tidak pernah menyuruh bibi jika bukan karena terpaksa.
"Dan kamu Diah, disini jangan bersikap seperti bos! jika ingin sesuatu kerjakan sendiri," Intan bersedekap dada.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Buna_Qaya
bagus intan
2022-07-15
1
Senajudifa
3 bab dulu y thor kutukan cinta selalu mendukungmu
2022-06-22
0
Eka ELissa
astaga diah kmu orang apa kbo di mna aja bisa tidur...astaga😏bner kata intan hrus y abi tu guyur diah pke kmbang🌺🌹tuju rupa biar tu orang bangun bhkn setan"pemales itu minggat dari diah....😈😈😈good joob intan orang songong gtu hrus di tegasin lok gk lma"😏😏ngelunjak tu
cie diah rubah betina😏smoga abi cpt"tendang tu bini gk tau diri dari hati bhkn rumah nya ke laut dalam
biar insaf sadar....😏😏😏😏
2022-05-26
3