Organisasi Bocah Lali Omah.

Setelah menyerahkan uang. Abim menatap Diah yang sedang duduk di sofa seraya menepuk-nepuk kan uang di paha.

Abim geleng-geleng kepala. Heran dengan tingkah istrinya.

"Mas, nanti malam aku mau jalan-jalan sama kamu. Mau ya," Diah berdiri membujuk suaminya itu. Ketika ingin memegang tangan Abim. Abim justru sibuk mencari sesuatu didalam tas kerja.

Setelah tidak menemukan yang dicari Ambim menyudahi pencariannya.

"Kita ini, sekarang bukan anak remaja lagi Diah, yang hanya mementingkan jalan-jalan." Abim memutar bola matanya. Benar-benar heran dengan sikap Diah, baru tadi malam ribut. Dan meributkan sesuatu, yang sangat berharga. Tetapi seolah tidak ada kata menyesal, bahkan maaf dari bibirnya pun tidak.

"Ingat Diah, jika saya bersikap begini sama kamu, bukan berarti saya sudah memaafkan kamu" Abim menatap Diah yang berdiri didepanya sambil menunduk, tidak mau menatap Abim.

"Saya juga bukan pria yang baik, tetapi... kita harus berusaha menjadi orang baik. Karena kita ini calon orang tua, yang akan menjadi contoh anak-anak kita kelak." Abim menasehati panjang lebar. Mendengar ceramah Ustadz di Masjid tadi membuat dirinya bisa mengambil sikap.

Walaupun bagaimana ia akan berusaha merubah Diah sedikit demi sedikit. Saat ini Diah tanggung jawabnya dunia akhirat.

"Saya berangkat." ucap Abim sambil berlalu.

"Oh iya, saya minta, biasakan bersih-bersih rumah, paling tidak mencuci piring bekas sendiri." Abim berhenti beberapa menit kembali menasehati istrinya seperti anak abg. "Kamu dengar Diah?" Abim menatap Diah yang hanya diam seribu bahasa entah mendengarkan atau tidak.

"Iya dengar Mas."

"Satu lagi! kamu belajar memasak, biar hemat, jika makan diluar terus akan boros." imbuhnya.

"Iya Mas, nanti malam... jangan makan dimana-mana. Aku akan memasak spesial untuk, Mas." ucapnya meyakinkan.

Abim kemudian pergi saat ini memang benar-benar pergi.

Diah kembali merogoh uang di saku piama. "Yes" gumamnya sambil tertawa sendiri. Kemudian duduk di sofa. Ia membayangkan jalan ke mall membeli parfum sekarang memang sudah habis. Membeli perlengkapan kosmetik pun sudah habis. Membeli baju untuk pergi sama teman-teman nanti.

Ye yeee... nanti bisa kumpul dengan teman-teman, sudah lama juga nggak jalan bareng.

Diah senyum-senyum sendiri lantas meletakkan uang dilemari menata bantal kembali tidur.

******

Abim mengendarai motornya tidak langsung ke kantor melainkan kerumah orang tuanya dulu.

"Bim, kamu kesini lagi nak? ayo sarapan dulu" ucap mama Sahina, semua sudah berkumpul dimeja makan kecuali papa Wahid.

Abim tampak masuk kerumah tergesa-gesa.

"Sebentar Ma, ada yang tertinggal" Abim segera kelantai atas.

"Pasti kak Abim kesini mau numpang sarapan doang." ketus Intan seraya menatap Abim yang sedang menapaki tangga. Namun Abim tidak mendengar.

"Hus, kamu! biar saja, Mama senang kalau kakakmu setiap hari makan kesini." Kata Mama tersenyum rasanya belum rela berpisah dengan anaknya.

"Masalahnya, aku kesal sama Diah Ma, pasti kak Abim sudah mulai merasakan kesengsaraan." Intan kesal. "Di dukunin kali Ma, kak Abim mau menikahi orang seperti itu." sambung intan ngomel sendiri. Sembari memotong roti kasar untuk melampiaskan kekesalan.

"Intan, cek! nggak boleh kamu mendoakan kakakmu yang jelek," mama menasehati.

"Oh iya, Astagfirlullah..." Intan menutup mulutnya menyesal telah berucap jelek untuk kakaknya sangking kesalnya dengan Diah, Intan menjadi lupa.

"Kenapa kamu Intan?" Papa yang baru keluar dari kamar, melihat Intan yang sedang tegang. Papa menyapa.

"Si Intan ngomel-ngomel karena Abim kemari," Mama menjelaskan.

"Abimanyu ada disini? kemana anak itu?"

"Masih di atas, katanya ada yang ketinggalan, Pa."

"Selamat pagi Pa" yang dibicarakan datang sambil membawa map coklat.

"Pagi, kamu membawa apa?" tanya Papa, menatap map ditangan Abim.

"Ini laporan kinerja karyawan selama sebulan Pa, jika tidak segera dilaporkan, bisa-bisa tidak gajian itu karyawan." terang Abim saking banyak pikiran barang sepenting itu bisa ketinggalan.

"Oh ya sudah, sekarang sarapan dulu," Mama sibuk mengoleskan roti dengan mentega untuk putra kesayangan.

"Bibi kemana Ma?" Abim menatap dapur mencari bibi.

"Ada, tumben, kamu menanyakan Bibi. Ada apa?" Mama menoleh Abim wajahnya lebih segar sedikit tidak seperti kemarin.

"Abim mau sarapan nasi saja Ma" Abim merasa lapar, sebab, tadi malam melewatkan makan malam.

"Oh gitu, Mama ambilkan" mama Sahina dengan senang hati bergegas kedapur ambil sarapan. Terdengar Bibi sedang mandi. Mama segera kembali, memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauk memberikan kepada Abim.

"Terimakasih Ma" Abim segera menyantap nasi dengan lahap.

Tidak lepas dari tatapan Intan. Intan yakin, perempuan seperti Diah itu tidak ada yang bisa diharapkan, pasti kakaknya kelaparan. Intan tahu, Abim selama ini tidak pernah sarapan nasi jika tidak terlalu lapar.

"Cepat sarapan Tan, kamu mau sarapan nasi juga?" Mama Sahina memperhatikan Intan yang sedang mengamati kakaknya menyantap makanan dengan lahap.

"Hehehe... nggak kok Ma, habis lihat kakak makan, sepertinya enak banget."

Abim tidak mendengarkan Intan, tetap menyantap makanan dengan lahap.

"Mama sama Intan, hari ini jadi menjenguk Melati?" tanya Papa kemudian.

Mendegar nama Melati disebut Abim berhenti mengunyah. Ia merasa bersalah, pasti Melati sakit gara-gara dia. Abim lantas menyudahi makan walaupun belum habis.

"Jadi, Pa" mama menyahut.

"Melati sakit Ma?" tanya Abim pada akhirnya.

"Iya, dia dirawat dirumah sakit dari kemarin," Mama menjawab risau, seperti ada yang dipikirkan.

"Sakit apa katanya Ma?" tanya papa.

"Belum tahu Pa, tadi aku telepon Riska, belum sempat tanya," jawab mama, tadi malam mama tiba-tiba ingin telepon Melati ingin minta maaf sekali lagi. Tetapi justeru mendapat kabar, bahwa Melati dirawat.

Sarapan pun selesai, mama kali ini tidak berangkat bersama papa, kebetulan tidak ada Jadwal mengajar. Beliau berboncengan motor dengan Intan menuju rumah sakit.

******

"Apa yang dirasa nak?" tanya Mama Sahina menggenggam tangan Melati.

"Kepala, sama perut, tapi sudah mendingan kok Tante..." Jawab Melati pelan.

"Loe telat makan ya?" sambar Intan. Intan tahu, sahabatnya ini punya penyakit asam lambung jadi harus makan sedikit-sedikit.

"Iya nak, Intan dua hari kemarin perutnya tidak ke isi makanan," sesal Bu Riska karena kemarin tidak langsung menemui anaknya dirumahnya sejak pernikahan Abim.

"Sudah lah Bu... barusan juga kan, sudah sarapan bubur," Melati menenangkan Bu Riska yang tampak sedih.

"Maafkan Mama nak, pasti kamu sakit gara-gara Abim ya" Mama mengusap-usap punggung tangan melati. Menatap mata Melati terlihat cekung.

"Tidak Tan... masa gara-gara kak Abim... apa hubunganya" kilah Melati.

*****

"Waah... sering-sering begini ya Diah, traktir kita-kita" celetuk salah satu teman nongkrong Diah. OBLO. (Organisasi Bocah Lali Omah.) anak-anak yang kerjanya nongkrong diluar hingga jarang pulang. Red.

Diah saat ini sedang traktir makan siang.

"Ini karena gw dapat suami tajir, melintir. Gaes." Diah bangga.

"Beneran? loe sudah menikah?" tiga wanita yang duduk melingkari meja itu melongo kaget.

"Beneran lah... lihat ini" Diah menunjukan cincin yang melingkar di jari manisnya.

.

.

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

aku mampir nyicil di sini juga kak, semangat terus 💪🏻💪🏻

2022-07-28

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

tajir melintir suami pulang beras gak ada kulkas masih kosong 😆😆😆

2022-07-13

0

Ufika

Ufika

kirain mau berubah

2022-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Akad nikah.
2 Kesucian Yang Ternoda.
3 Pengantin Nelangsa.
4 Bab 4
5 Jujur Itu Murah Tetapi Berat.
6 Pencerahan Pak Ustadz.
7 Organisasi Bocah Lali Omah.
8 Nasip Baik Sedang Tidak Bersama Diah.
9 Boro-boro Mendapat Jatah Yang Ada Bogem Mentah.
10 Pertengkaran.
11 Kepergok.
12 Pinjam Uang.
13 Bukan Diah Jika Tidak Membuat Ulah.
14 Terlambat Menyadari.
15 Mulai Terkuak.
16 Masalalu Reny.
17 Meuju Babak Baru
18 Satu Malam Dirumah Mertua.
19 Perang Ipar Dimulai.
20 Nasehat Mama Sahina.
21 Pertemuan Tak Terduga.
22 Kesedihan Mama.
23 Kejutan Pagi.
24 Kalap dan Jatuh.
25 Modus Diah.
26 Iri Hati.
27 Keributan Siang.
28 Kontraksi.
29 Kontraksi.
30 Suami Siaga.
31 Ternganga.
32 Tidak Mau Mengakui.
33 Fakta.
34 Andai Dia Adalah Kamu.
35 Akhirnya Menyerah.
36 Tidak Mau Menyusui.
37 Almassyifa.
38 Kembali Kepangkuan Ibu.
39 Perjuangan.
40 Pak Renggono Sakit.
41 Tak Kusangka.
42 Emosi.
43 Cemburu.
44 Daddy vs Mommy.
45 Gagal Beraksi.
46 Terjebak di Kamar.
47 Pesta.
48 Ada Dinding yang Sulit Ditembus.
49 Pria Misterius.
50 Asas praduga tak bersalah.
51 Cinta Tidak Harus Memiliki.
52 Masih Adakah Keajaiban.
53 Kejutan Pagi.
54 Hati Yang Luka.
55 Kini Aku Hanya Sendiri.
56 Besi Belok Mulai Lurus.
57 Kepribadian Ganda.
58 Penyergapan.
59 Penjemputan.
60 Pertemuan Tidak Terduga.
61 Aku Seorang Pelakor.
62 Bak Petir Ditengah Hari.
63 Aku Harus Pergi.
64 Bimbang.
65 Melati Telah Kupetik.
66 Perjalanan Panjang.
67 Honeymoon.
68 Kemarahan Ibu Arisan.
69 Pria Bertubuh Besar.
70 Cerai.
71 Come home Daddy.
72 Tiga Ronde.
73 Pertemuan Dua Wanita Yang Terluka.
74 Drama Masuk Kuliah Pertama.
75 Sabar Abang.
76 Pertolongan Direktur Utama.
77 Kesal.
78 Perselisihan.
79 Gagal.
80 Pertemuan Yang Menyakitkan.
81 Berserah Diri.
82 Sedih & Kecewa.
83 Uang dua ribuan tidak dapat ice tea.
84 Makan Siang.
85 Entog & Jago.
86 Baggaikan Sawah Mengering Menunggu Curah Hujan.
87 Mobilan Dan Boneka.
88 Tangisan Sore.
89 Tidak Terpengaruh.
90 Pulang ke Indonesia.
91 Lamaran.
92 Kesedihan Diah.
93 Kucing vs Tikus.
94 Siapa Yang Salah?
95 Gangguan Bocil.
96 Tertangkap Basah.
97 Kembali Terluka.
98 Tidak Percaya Diri.
99 Prenjak & Kedasih.
100 Resepsi Pernikahan.
101 Babe Bejaw Bejo & Jaja.
102 Biji Salak.
103 Jangan Pernah Berpaling Walaupun Melati Mengering.
104 Kepanikan.
105 Memetik Buah Kesabaran.
106 Pengumaman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 Akad nikah.
2
Kesucian Yang Ternoda.
3
Pengantin Nelangsa.
4
Bab 4
5
Jujur Itu Murah Tetapi Berat.
6
Pencerahan Pak Ustadz.
7
Organisasi Bocah Lali Omah.
8
Nasip Baik Sedang Tidak Bersama Diah.
9
Boro-boro Mendapat Jatah Yang Ada Bogem Mentah.
10
Pertengkaran.
11
Kepergok.
12
Pinjam Uang.
13
Bukan Diah Jika Tidak Membuat Ulah.
14
Terlambat Menyadari.
15
Mulai Terkuak.
16
Masalalu Reny.
17
Meuju Babak Baru
18
Satu Malam Dirumah Mertua.
19
Perang Ipar Dimulai.
20
Nasehat Mama Sahina.
21
Pertemuan Tak Terduga.
22
Kesedihan Mama.
23
Kejutan Pagi.
24
Kalap dan Jatuh.
25
Modus Diah.
26
Iri Hati.
27
Keributan Siang.
28
Kontraksi.
29
Kontraksi.
30
Suami Siaga.
31
Ternganga.
32
Tidak Mau Mengakui.
33
Fakta.
34
Andai Dia Adalah Kamu.
35
Akhirnya Menyerah.
36
Tidak Mau Menyusui.
37
Almassyifa.
38
Kembali Kepangkuan Ibu.
39
Perjuangan.
40
Pak Renggono Sakit.
41
Tak Kusangka.
42
Emosi.
43
Cemburu.
44
Daddy vs Mommy.
45
Gagal Beraksi.
46
Terjebak di Kamar.
47
Pesta.
48
Ada Dinding yang Sulit Ditembus.
49
Pria Misterius.
50
Asas praduga tak bersalah.
51
Cinta Tidak Harus Memiliki.
52
Masih Adakah Keajaiban.
53
Kejutan Pagi.
54
Hati Yang Luka.
55
Kini Aku Hanya Sendiri.
56
Besi Belok Mulai Lurus.
57
Kepribadian Ganda.
58
Penyergapan.
59
Penjemputan.
60
Pertemuan Tidak Terduga.
61
Aku Seorang Pelakor.
62
Bak Petir Ditengah Hari.
63
Aku Harus Pergi.
64
Bimbang.
65
Melati Telah Kupetik.
66
Perjalanan Panjang.
67
Honeymoon.
68
Kemarahan Ibu Arisan.
69
Pria Bertubuh Besar.
70
Cerai.
71
Come home Daddy.
72
Tiga Ronde.
73
Pertemuan Dua Wanita Yang Terluka.
74
Drama Masuk Kuliah Pertama.
75
Sabar Abang.
76
Pertolongan Direktur Utama.
77
Kesal.
78
Perselisihan.
79
Gagal.
80
Pertemuan Yang Menyakitkan.
81
Berserah Diri.
82
Sedih & Kecewa.
83
Uang dua ribuan tidak dapat ice tea.
84
Makan Siang.
85
Entog & Jago.
86
Baggaikan Sawah Mengering Menunggu Curah Hujan.
87
Mobilan Dan Boneka.
88
Tangisan Sore.
89
Tidak Terpengaruh.
90
Pulang ke Indonesia.
91
Lamaran.
92
Kesedihan Diah.
93
Kucing vs Tikus.
94
Siapa Yang Salah?
95
Gangguan Bocil.
96
Tertangkap Basah.
97
Kembali Terluka.
98
Tidak Percaya Diri.
99
Prenjak & Kedasih.
100
Resepsi Pernikahan.
101
Babe Bejaw Bejo & Jaja.
102
Biji Salak.
103
Jangan Pernah Berpaling Walaupun Melati Mengering.
104
Kepanikan.
105
Memetik Buah Kesabaran.
106
Pengumaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!