Nasip Baik Sedang Tidak Bersama Diah.

Dirumah sakit, Melati sangat terharu. Sebab, dari pagi mama Sahina bersama Intan menemani nya. Menggantikan ibu Riska dan pak Sutisnya yang dari kemarin beliau belum istirahat.

Sebenarnya, tadi malam Mawar dan Adit datang, tetapi terpaksa pulang lagi. Karena, pengasuhnya telepon katanya Bhanu dari sore rewel terus, mencari bunda nya.

Jika bisa memutar waktu Melati tidak ingin bersikap seperti kemarin, menyesali yang sudah jelas bukan hak nya.

Melati berjanji dalam hati, harus bangkit, masa depanya masih panjang. Jika Abim pria yang dicintainya itu bahagia, seharusnya ikut bahagia. Bukan malah bersikap cengeng seperti sekarang.

Terimakasih, Tante... Intan..." lirih Melati. Saat mama Sahina menawarkan diri bergantian menunggu Melati. Mama tidak tega melihat Riska sahabatnya yang tampak lelah.

"Terimakasih untuk apa?" tanya mama.

"Tante sudah merelakan waktunya untuk saya," Melati tahu, keluarga mama Sahina orang yang sibuk, jika sampai rela menungguinya dirumah sakit, adalah satu kehormatan.

"Kamu ini loh, menganggap Mama tuh siapa," mama menegaskan.

"Tante sama Intan, sebaiknya pulang saja, beristirahat" kata Melati merasa merepotkan orang-orang terdekatnya.

"Tenang saja, sih Mel, loe dari tadi ngusir gue melulu," ucap Intan pura-pura kesal. Memang benar yang dibilang Intan, dari pagi Melati sudah berapa kali menyuruhnya pulang.

"Benar apa kata Intan nak, Mama sama Intan menganggap kamu itu bukan orang lain, tetapi... sudah kami Anggap keluarga," kata mama Sahina tulus. Tanganya dari tadi tidak mau diam, kadang mengusap kepala Melati, mengusap punggung tangan, lalu saat ini sedang memijit kaki Melati.

"Jadi... kamu jangan punya perasaan, bahwa kami direpot kan sama kamu. Kami rela kok melakukan ini." Mama sepertinya tahu apa yang dirisaukan Melati.

Mereka ngobrol hingga siang hari, petugas mengantarkan makan siang untuk pasien.

Melati menatap menu siang ini, bubur Ayam, tim tahu, tempe, sayur bening, dan sepotong buah melon kas makanan untuk pasien.

"Sebaiknya... kamu makan, minum obat terus tidur, penyakit tipus itu, kuncinya istirahat yang cukup, makan cukup, tidak boleh stres," mama menjelaskan.

"Baik Tante, Melati memaksakan diri untuk makan. Tekatnya, ia harus cepet sembuh, kembali pulang kerumah, melanjutkan kuliah jika malam. Lalu kerja di Rose shop milik kakanya jika siang.

Selesai makan, Intan menuntun Melati membantunya kekamar mandi.

"Sebaiknya kamu istirahat" mama menyelimuti Melati setelah keluar dari kamar mandi. Lalu memberinya obat.

Intan lalu main handphone disofa rumah sakit setelah Melati tidur. Bola matanya membulat tatkala membuka Instagram. Kakak iparnya sedang life di aplikasi tersebut.

"Lihat Ma, kelakuan menantu Mama," Melati menunjukkan aplikasi dimana Diah sedang happy bersama teman-temanya.

"Biar saja" jawab mama enteng.

"Bukan begitu Ma, tempat itu restoran mahal loh, kasihan kak Abim." Melati merengut sebal. Gaya kakak Iparnya seperti orang kaya.

"Hus! jangan su udzoon, memang kamu tahu, kalau Diah makan disitu menggukan uang Abim? bisa jadikan, kalau Diah sedang di traktir teman-temanya."

"Tan, sekarang jangan mencampuri urusan rumah tangga kakakmu. Jika kakakmu saja sudah merasa bahagia bersama Diah... kita bisa apa?" mama mengangkat kedua telapak tangan.

"Mama kenapa sih... suka membela Diah? bukanya Mama nggak merestui hubungan mereka?" tanya Intan setiap membahas Diah mama Sahina selalu melarangnya.

"Ya. Memang, Mama awalnya tidak menyetujui mereka. Tetapi... kita harus terima kenyataan bahwa jodoh kakakmu itu Diah. Sekarang lebih baik kita mendoakan agar mereka bahagia," pungkas mama.

*******

"Mas Adit... lihat, kelakuan Diah" Mawar yang sedang dibengkel mengantarkan makan siang untuk suaminya pun heran. Menunjukkan postingan Diah bersama teman-temanya kepada suaminya.

"Ya Allah... itu restoran mahal loh" Adit geleng-geleng, bingung dengan cara apa menasehati adik nya itu. Tentu Adit malu dengan Abim jika adiknya itu tidak mau berubah dan masih senang berhura-hura.

"Tapi Abim hebat loh Mas, demi istri tercintanya rela mengeluarkan badged besar." puji Mawar. Pasalnya yang berani makan di restoran itu tidak sembarang orang.

"Kamu menyindir Maw?" Adit mengehentikan pekerjaannya menatap Mawar. "Bukanya aku sering mengajak kemanapun kamu mau, tapi kamu kan sering menolak." kata Adit serius.

"Jangan baper" cubitan mendarat diperut Adit. Adit tersenyum.

"Bukan begitu Mas, dulu aku pernah di ajak Mama Latania dan Papa Johan makan disitu, satu porsi harga paling rendah hampir empat ratus ribu loh." Mawar heran ingat itu. Baginya empat ratus ribu bisa buat makan keluarga kecilnya empat hari.

"Aku juga mikir begitu Maw, tapi ya sudah lah... tidak ada restoran yang paling enak berapa pun harganya, bagi aku. Selain masakan istri tercintaku," kata Adit tersenyum, lantas membuka rantang yang di kirim Mawar.

"Ayo, makan dulu Maw, lapar aku, ditambah bau masakan kamu menggoda sekali." memang benar bagi Adit. Ia jarang makan di luar jika tidak terpaksa masakan istrinya lebih enak, memanjakan lidah Adit.

*******

Ternyata benar apa yang dibicarakan Intan kepada mamanya. Dan Mawar kepada suaminya.

Di salah satu restoran jepang, demi menjaga gengsi dengan geng nya. Diah rela merogoh kocek untuk traktir sahabat OBLO. Tidak tanggung-tanggung. Ia mengajak makan siang di restoran mahal yang biasa hanya di hadiri para pembisnis sukses, maupun para publik figur.

"Yakin loe, mengajak kami kemari Diah?" tanya Serly.

"Kalau Diah sudah berani mengajak kita-kita kesini... berarti Diah serius, lah Ser" Sarah menjawab, sambil mengedipkan mata, agar Serly diam khawatir Diah membatalkan.

"Ya benar lah... kan sudah gw bilang tadi, laki gw tuh, tajir," sombong Diah.

"Ya sudah, kita pesan dulu" mereka memesan makanan, setelah Waittress menyerahkan buku menu.

Memang benar, restoran disini melihat harganya selangit. Diah sempat terperangah setelah membaca buku menu, tetapi ya sudahlah, sudah terlanjur masuk mau bagaimana lagi. Mau balik keluar? oh, no... mau di taro di mana mukanya.

Mereka memesan menu sesuai kesukaan empat wanita tersebut.

Sambil menunggu makanan datang mereka berbincang-bincang.

"Loe menikah kok nggak mengundang kita sih, Diah?" protes Serly.

"Yeah, suami gw itu orang kaya raya, Ser, yang diundang tidak sembarangan orang." Diah beralasan.

Tak lama kemudian pesanan datang. Mereka menyantap makanan tersebut. Sebenarnya, tidak sesuai dengan lidah mereka. Maklum, biasa makan dengan menu tumis oncom diremas-remas lalu di beri lencak. (Menu favorit budhe 🤣🤣🤣)

Namun, sebelumnya mereka makan, mengabadikan momen itu dengan bergai gaya, lalu Diah upload foto tersebut di IG.

Ditengah asyik menyantap hidangan, mata Diah menangkap sosok yang dikenal. Jantungnya hampir copot bagaimana tidak? suaminya tengah berjalan ke arahnya.

Bersama dua orang tersohor. Siapa yang tidak mengenal pak Johan? pria kaya raya sebagai pemilik PT Primajaya dimana suaminya bekerja. Dan juga sang direktur utama PT Primajaya, Wahyu Aditia suami dari Ais. Di tambah satu pria asing, mungkin klien pak Johan.

Wajah Diah pucat pasi, ia menghentikan makan yang baru beberapa suap. Bingung apa yang harus dilakukan. Jika sampai ketahuan suaminya, pasti akan marah besar. Sebab, baru tadi pagi suaminya mewanti-wanti, jangan keluyuran harus beres-beres rumah.

Duh bagaiman ini? mudah-mudahan mereka tidak duduk di dekat sini.

Diah ambil buku menu yang ada didepanya guna menutup wajahnya. Namun, matanya tetap mengerling waspada, dimana suaminya akan duduk ketika suaminya semakin dekat jangan sampai tahu keberadaannya disini.

Jantung Diah hampir loncat dari sarang ketika rombongan suaminya duduk tepat dibelakangnya. Ternyata nasip baik tidak berpihak kepadanya.

"Gw ketoilet dulu" ucapnya pelan jangan sampai rerdengar suaminya.

"Jangan lama loh Diah!" ucap temanya.

Terpopuler

Comments

mom mimu

mom mimu

lanjut lagi kak, semangat selalu 💪🏻

2022-07-28

0

Buna_Qaya

Buna_Qaya

kapok loh

2022-07-13

0

Hiatus

Hiatus

semangat up y ka🤗🤗

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Akad nikah.
2 Kesucian Yang Ternoda.
3 Pengantin Nelangsa.
4 Bab 4
5 Jujur Itu Murah Tetapi Berat.
6 Pencerahan Pak Ustadz.
7 Organisasi Bocah Lali Omah.
8 Nasip Baik Sedang Tidak Bersama Diah.
9 Boro-boro Mendapat Jatah Yang Ada Bogem Mentah.
10 Pertengkaran.
11 Kepergok.
12 Pinjam Uang.
13 Bukan Diah Jika Tidak Membuat Ulah.
14 Terlambat Menyadari.
15 Mulai Terkuak.
16 Masalalu Reny.
17 Meuju Babak Baru
18 Satu Malam Dirumah Mertua.
19 Perang Ipar Dimulai.
20 Nasehat Mama Sahina.
21 Pertemuan Tak Terduga.
22 Kesedihan Mama.
23 Kejutan Pagi.
24 Kalap dan Jatuh.
25 Modus Diah.
26 Iri Hati.
27 Keributan Siang.
28 Kontraksi.
29 Kontraksi.
30 Suami Siaga.
31 Ternganga.
32 Tidak Mau Mengakui.
33 Fakta.
34 Andai Dia Adalah Kamu.
35 Akhirnya Menyerah.
36 Tidak Mau Menyusui.
37 Almassyifa.
38 Kembali Kepangkuan Ibu.
39 Perjuangan.
40 Pak Renggono Sakit.
41 Tak Kusangka.
42 Emosi.
43 Cemburu.
44 Daddy vs Mommy.
45 Gagal Beraksi.
46 Terjebak di Kamar.
47 Pesta.
48 Ada Dinding yang Sulit Ditembus.
49 Pria Misterius.
50 Asas praduga tak bersalah.
51 Cinta Tidak Harus Memiliki.
52 Masih Adakah Keajaiban.
53 Kejutan Pagi.
54 Hati Yang Luka.
55 Kini Aku Hanya Sendiri.
56 Besi Belok Mulai Lurus.
57 Kepribadian Ganda.
58 Penyergapan.
59 Penjemputan.
60 Pertemuan Tidak Terduga.
61 Aku Seorang Pelakor.
62 Bak Petir Ditengah Hari.
63 Aku Harus Pergi.
64 Bimbang.
65 Melati Telah Kupetik.
66 Perjalanan Panjang.
67 Honeymoon.
68 Kemarahan Ibu Arisan.
69 Pria Bertubuh Besar.
70 Cerai.
71 Come home Daddy.
72 Tiga Ronde.
73 Pertemuan Dua Wanita Yang Terluka.
74 Drama Masuk Kuliah Pertama.
75 Sabar Abang.
76 Pertolongan Direktur Utama.
77 Kesal.
78 Perselisihan.
79 Gagal.
80 Pertemuan Yang Menyakitkan.
81 Berserah Diri.
82 Sedih & Kecewa.
83 Uang dua ribuan tidak dapat ice tea.
84 Makan Siang.
85 Entog & Jago.
86 Baggaikan Sawah Mengering Menunggu Curah Hujan.
87 Mobilan Dan Boneka.
88 Tangisan Sore.
89 Tidak Terpengaruh.
90 Pulang ke Indonesia.
91 Lamaran.
92 Kesedihan Diah.
93 Kucing vs Tikus.
94 Siapa Yang Salah?
95 Gangguan Bocil.
96 Tertangkap Basah.
97 Kembali Terluka.
98 Tidak Percaya Diri.
99 Prenjak & Kedasih.
100 Resepsi Pernikahan.
101 Babe Bejaw Bejo & Jaja.
102 Biji Salak.
103 Jangan Pernah Berpaling Walaupun Melati Mengering.
104 Kepanikan.
105 Memetik Buah Kesabaran.
106 Pengumaman
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1 Akad nikah.
2
Kesucian Yang Ternoda.
3
Pengantin Nelangsa.
4
Bab 4
5
Jujur Itu Murah Tetapi Berat.
6
Pencerahan Pak Ustadz.
7
Organisasi Bocah Lali Omah.
8
Nasip Baik Sedang Tidak Bersama Diah.
9
Boro-boro Mendapat Jatah Yang Ada Bogem Mentah.
10
Pertengkaran.
11
Kepergok.
12
Pinjam Uang.
13
Bukan Diah Jika Tidak Membuat Ulah.
14
Terlambat Menyadari.
15
Mulai Terkuak.
16
Masalalu Reny.
17
Meuju Babak Baru
18
Satu Malam Dirumah Mertua.
19
Perang Ipar Dimulai.
20
Nasehat Mama Sahina.
21
Pertemuan Tak Terduga.
22
Kesedihan Mama.
23
Kejutan Pagi.
24
Kalap dan Jatuh.
25
Modus Diah.
26
Iri Hati.
27
Keributan Siang.
28
Kontraksi.
29
Kontraksi.
30
Suami Siaga.
31
Ternganga.
32
Tidak Mau Mengakui.
33
Fakta.
34
Andai Dia Adalah Kamu.
35
Akhirnya Menyerah.
36
Tidak Mau Menyusui.
37
Almassyifa.
38
Kembali Kepangkuan Ibu.
39
Perjuangan.
40
Pak Renggono Sakit.
41
Tak Kusangka.
42
Emosi.
43
Cemburu.
44
Daddy vs Mommy.
45
Gagal Beraksi.
46
Terjebak di Kamar.
47
Pesta.
48
Ada Dinding yang Sulit Ditembus.
49
Pria Misterius.
50
Asas praduga tak bersalah.
51
Cinta Tidak Harus Memiliki.
52
Masih Adakah Keajaiban.
53
Kejutan Pagi.
54
Hati Yang Luka.
55
Kini Aku Hanya Sendiri.
56
Besi Belok Mulai Lurus.
57
Kepribadian Ganda.
58
Penyergapan.
59
Penjemputan.
60
Pertemuan Tidak Terduga.
61
Aku Seorang Pelakor.
62
Bak Petir Ditengah Hari.
63
Aku Harus Pergi.
64
Bimbang.
65
Melati Telah Kupetik.
66
Perjalanan Panjang.
67
Honeymoon.
68
Kemarahan Ibu Arisan.
69
Pria Bertubuh Besar.
70
Cerai.
71
Come home Daddy.
72
Tiga Ronde.
73
Pertemuan Dua Wanita Yang Terluka.
74
Drama Masuk Kuliah Pertama.
75
Sabar Abang.
76
Pertolongan Direktur Utama.
77
Kesal.
78
Perselisihan.
79
Gagal.
80
Pertemuan Yang Menyakitkan.
81
Berserah Diri.
82
Sedih & Kecewa.
83
Uang dua ribuan tidak dapat ice tea.
84
Makan Siang.
85
Entog & Jago.
86
Baggaikan Sawah Mengering Menunggu Curah Hujan.
87
Mobilan Dan Boneka.
88
Tangisan Sore.
89
Tidak Terpengaruh.
90
Pulang ke Indonesia.
91
Lamaran.
92
Kesedihan Diah.
93
Kucing vs Tikus.
94
Siapa Yang Salah?
95
Gangguan Bocil.
96
Tertangkap Basah.
97
Kembali Terluka.
98
Tidak Percaya Diri.
99
Prenjak & Kedasih.
100
Resepsi Pernikahan.
101
Babe Bejaw Bejo & Jaja.
102
Biji Salak.
103
Jangan Pernah Berpaling Walaupun Melati Mengering.
104
Kepanikan.
105
Memetik Buah Kesabaran.
106
Pengumaman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!