Bab 20- Tabayyun

Desas-desus kabar Hawa sudah tersebar. Seorang santri juga manusia yang tidak luput dari dosa, bahkan mereka pun bisa membuat kesalahan. 

Karena perlakuan Hawa pada Yusuf kemarin menimbulkan fitnah di antara pondok. Wajar saja mereka salah paham, karena mereka tidak tahu Yusuf adalah kakak dari Hawa. 

Sedangkan Hawa, memeluk tubuh Yusuf. Siapapun yang melihat itu akan salah paham. 

"Assalamualaikum Pak Kiyai." 

Ustadzah lili berlari memasuki rumah Kiyai. Semua orang yang berada di rumah itu langsung beralih menatapnya. Termasuk keluarga Marwan. 

"Walaikumsalam," jawab mereka serempak. Pak Kiyai pun bertanya ada apa? Namun, Ustadzah Lili sepertinya ragu untuk berkata tentang masalah yang terjadi karena di sana ada Hawa juga Yusuf. 

"Ustadzah ada apa?" tanya Ummi yang sedari tadi menunggu jawaban Ustadzah Lili. 

"Maaf mengganggu. Ada yang ingin saya katakan pada Ummi," ujar Ustadzah Lili. 

Ummi melirik Kiyai sejenak, lalu bangun dari duduknya pamit pada semua orang untuk berbicara dengan uatadzah Lili. 

Mereka menuju sebuah ruangan. Ustadzah Lili pun mulai berkata, menjelaskan pada Ummi masalah yang sedang terjadi di pondoknya saat ini. 

Tentu saja Ummi sangat terkejut, masalah itu harus segera di luruskan agar tidak terjadi fitnah yang lebih meluas yang akan mencoreng nama baik pesantrennya. 

"Astagfirullah, kenapa mereka bisa memutuskan satu perkara tanpa ada penjelasan itu bisa jadi Fitnah." 

"Itu masalahnya Ummi, saya pun tidak tahu siapa yang menyebarkan kabar itu." 

"Ini harus segera di luruskan. Tunggu di sini saya panggilkan pak Kiyai dulu." 

Ummi pun melangkah keluar dari ruangan itu. Ustadzah Lili menunggu dengan gelisah takut, jika kabar ini meluas ke masyarakat. Apa pandangan mereka nanti terhadap pondok pesantren ini. 

Ummi duduk di samping Kiyai, lalu berbisik setelah itu melangkah pergi. Kiyai bangun dari duduknya, berpamitan pada semua tamu izin pergi sebentar karena ada hal yang harus di selesaikan. 

Setelah pamit Kiyai pun pergi menemui Ummi dan Ustadzah Lili. Sedangkan Marwan, Marwah, Hawa, Yusuf dan Adam mereka saling pandang, bertanya-tanya ada masalah apa dengan pak Kiyai. 

"Ada apa ini? Ada masalah apa?" tanya Kiyai pada Ustadzah Lili. 

Ustadzah Lili pun menjelaskan, Kiyai cukup syok namun tetap tenang. 

"Ustadzah panggil semua santri untuk kumpul di aula. Saya akan bicarakan ini dulu dengan keluarga pak Marwan, dan kita akan pergi ke aula bersama." 

"Baik pak Kiyai. Saya permisi." 

Ustadzah Lili pun pergi. Kiyai dan istrinya langsung menuju ruangan utama, ruangan di mana keluarga Marwan berkumpul. 

Dengan pelan dan hati-hati Kiyai mengatakan pada Marwan tentang fitnah yang tersebar di area pondok. 

Hawa orang yang paling tidak terima dan sewot. Merasa semua teman-temannya menyebarkan hal yang tidak benar. Dengan emosi Hawa akan pergi menemui teman-temannya. Namun di tahan oleh Yusuf. 

"Mau kemana?" 

"Ya mau jelasin semuanya lah, kak." 

"Pergi dengan emosi seperti ini? Sudah, kita akan pergi sama-sama dan jelaskan sama-sama." 

Hawa masih terlihat kesal. Mereka semua melangkah bersama menuju aula. 

*****

Di ruangan yang luas para santri sudah berkumpul. Suasana mulai riuh saat Kiyai mulai memasuki aula. 

Tidak sedikit dari mereka yang bertanya-tanya ada apa semua santri di titah berkumpul di dalam aula. 

Apalagi saat melihat Hawa dan Yusuf suasana di aula semakin riuh. 

"Tolong tenang! Semuanya tenang izinkan pak Kiyai untuk bicara." Kata seorang Ustad menenangkan para santrinya. Barulah mereka terdiam.

Dengan pelan Kiyai Abdullah menghela nafasnya panjang sebelum memulai pembicaraan. 

"Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh." 

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." 

Dengan serempak para santri menjawab salam guru besar mereka. 

"Saya dengar ada kabar yang tidak baik di pondok ini. Sebuah kabar yang belum pasti jika itu benar atau tidak. Dan kabar itu terdengar langsung ke telinga saya, saya sebagai pemimpin pondok sangat sedih mendengar santri-santri saya percaya pada fitnah, sesuatu yang belum tentu benar, tetapi kalian sebarkan." 

Tidak ada satupun yang bicara, mereka semua menunduk dan diam. 

"Tabayyun. Apa kalian mengerti tentang tabayyun? Periksalah dulu, cari kebenarannya dulu sebelum kalian menyebarkan kabar yang belum tentu benar karena itu akan menjadi fitnah. Dan … seperti saat ini fitnah sudah tersebar. Ada seorang santri yang dengan mesranya memeluk, mencium seorang lelaki yang bukan mahrom. Apa kalian tahu seperti apa tampang orang yang kalian bicarakan?" 

Ada yang menggeleng ada juga yang mengangguk. Sebagian dari mereka ada yang tahu ada yang tidak. Itu artinya ada sebagian dari mereka yang hanya menanggapi dan ikut membicarakan tanpa tahu permasalahannya. 

Kiyai meminta Hawa dan Yusuf untuk mendekat, berdiri di sampingnya. Lalu mengenalkan pada para santri tentang siapa mereka. 

"Hawa Aqila Putri dan Yusuf Baskara Putra, dua orang yang kalian fitnah. Mereka adalah saudara kandung yang lama tidak berjumpa. Jadi wajar saja jika mereka meluapkan rasa rindunya, seperti Hawa yang memeluk kakaknya itu wajar karena mereka satu darah bukan laki-laki yang bukan mahrom." 

"Siapa yang pertamakali menyebarkan fitnah ini sungguh kalian telah dosa memfitnah teman kalian." 

Semua santri pun menunduk. Kiyai pun meminta mereka semu untuk meminta maaf pada Hawa dan Yusuf. 

Setelah masalah di luruskan Kiyai mendapat kabar, ada orang yang memberitahukan tentang santri yang pertamakali menyebarkan rumor itu. 

Kiyai pun memerintahkan seorang Ustadz untuk memanggilnya agar datang menemuinya.  

*****

Tok, tok, tok, 

"Assalamualaikum." 

"Waalaikumsalam." 

Seorang santriwati masuk ke dalam ruangan Kiyai. Yang di mana di sana sudah ada Kiyai, para Ustadz dan Ustadzah. Santriwati itu merasa bingung karena hanya dia seorang yang di perintahkan menghadap Kiyai.

"Duduklah," perintah Kiyai. 

Santriwati itu pun duduk di tengah-tengah mereka. 

"Aminah!" panggil Kiyai. 

Aminah adalah teman satu kamar Hawa, dan orang yang memang tidak menyukai Hawa. Ia melihat Hawa dan Yusuf yang berpelukan saat di taman. 

Rasa bencinya pada Hawa membuat Minah menyebarkan apa yang sudah ia

Lihat. Berharap akan menjadi bahan olokan dan di hukum oleh para Ustadz, bila perlu di keluarkan dari pondok.

Itu karena Minah masih kesal saat kepergian Asma dari pondok itu. 

"Siapa yang mengajarimu seperti itu? Kamu lihat apa dampaknya? Tidak hanya Hawa tetapi pondok pesantren ini juga akan terken dampaknya. Apa tujuanmu Minah?"

"Maaf Pak Kiyai." Hanya itu yang Minah katakan.

"Tabayyun dulu, periksa dulu informasi yang kamu tahu. Jangan asal menyebar luaskan. Kamu mengerti kan sekarang?. Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan." 

"Iya Pak Kiyai. " 

"Ya sudah, kamu boleh pergi jangan di ulangi lagi. Dan sebagai hukumannya kamu harus meminta maaf atas kesalahanmu di depan semua para santri. Apa kamu siap mempertanggungjawabkan kesalahanmu?" 

"Siap Pak Kiyai, Minah tidak akan lagi mengulanginya." 

"Alhamdulillah," ucap semua para Ustadz dan Ustadzah serempak. 

Terpopuler

Comments

Yuli Purwa

Yuli Purwa

Oalah Aminah 😬😬

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 } Hawa
2 Masuk pondok
3 Hari pertama
4 Bab 4} Kedatangan Adam
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11- Contekan Hawa.
12 Bab 12- Nonton konser
13 Bab 13- Gagal nonton.
14 Bab 14- Kedatangan Yusuf
15 Bab 15- Membantu Ummi memasak
16 Bab 16- Belajar Bersyukur
17 Bab 17- Mengajar
18 Bab 18- Tips menghapal
19 Bab 19-
20 Bab 20- Tabayyun
21 Bab 21- Berteman itu Indah
22 Bab 22- Bendera Kuning
23 Bab 23- Kabar Duka
24 Bab 24- Bertemu Gio
25 Bab 25- Amarah Yusuf
26 Bab 26- Kembali mondok
27 Bab 27- Permintaan Yusuf
28 Bab 28- Berserah Diri
29 Bab 29- Hasil Istikhoroh
30 Bab 30- Fitnah
31 Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32 Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33 Bab 33- Gio Tertangkap
34 Bab 34-
35 Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36 Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37 Bab 37- Perjodohan
38 Bab 38- Di Khitbah
39 Bab 39- Naik Motor
40 Bab 40- Kegelisahan Adam
41 Bab 41- Potret Berdua
42 Bab- 42- Menikah
43 Bab 43- Malam Pertama
44 Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45 Bab 45- Pergi Honeymoon
46 Bab 46- Gara-gara Burung
47 Bab 47 Sinyal cinta
48 Bab 48-
49 Bab- 49 Malam Sunnah
50 Bab 50- Kebingungan Asma
51 Bab 51- Makan berdua.
52 Bab 52- Tamu Bulanan
53 Bab 53- Cemburu
54 Bab 54- Ungkapan Cinta
55 Bab 55
56 Bab 56- Jejak Cinta
57 Bab 57
58 Bab 58-
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61-
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66- Aborsi
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 The End
85 Pengumuman
86 Novel On Going
87 Badboy Untuk Tiara
88 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 } Hawa
2
Masuk pondok
3
Hari pertama
4
Bab 4} Kedatangan Adam
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11- Contekan Hawa.
12
Bab 12- Nonton konser
13
Bab 13- Gagal nonton.
14
Bab 14- Kedatangan Yusuf
15
Bab 15- Membantu Ummi memasak
16
Bab 16- Belajar Bersyukur
17
Bab 17- Mengajar
18
Bab 18- Tips menghapal
19
Bab 19-
20
Bab 20- Tabayyun
21
Bab 21- Berteman itu Indah
22
Bab 22- Bendera Kuning
23
Bab 23- Kabar Duka
24
Bab 24- Bertemu Gio
25
Bab 25- Amarah Yusuf
26
Bab 26- Kembali mondok
27
Bab 27- Permintaan Yusuf
28
Bab 28- Berserah Diri
29
Bab 29- Hasil Istikhoroh
30
Bab 30- Fitnah
31
Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32
Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33
Bab 33- Gio Tertangkap
34
Bab 34-
35
Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36
Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37
Bab 37- Perjodohan
38
Bab 38- Di Khitbah
39
Bab 39- Naik Motor
40
Bab 40- Kegelisahan Adam
41
Bab 41- Potret Berdua
42
Bab- 42- Menikah
43
Bab 43- Malam Pertama
44
Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45
Bab 45- Pergi Honeymoon
46
Bab 46- Gara-gara Burung
47
Bab 47 Sinyal cinta
48
Bab 48-
49
Bab- 49 Malam Sunnah
50
Bab 50- Kebingungan Asma
51
Bab 51- Makan berdua.
52
Bab 52- Tamu Bulanan
53
Bab 53- Cemburu
54
Bab 54- Ungkapan Cinta
55
Bab 55
56
Bab 56- Jejak Cinta
57
Bab 57
58
Bab 58-
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61-
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66- Aborsi
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
The End
85
Pengumuman
86
Novel On Going
87
Badboy Untuk Tiara
88
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!