Pagi ini Asma, pergi meninggalkan pesantren. Minah, yang di tinggal pergi sahabatnya itu sangat sedih, hingga tak rela melepaskan pelukannya. Begitu pun Aisyah, dan Asiyah yang sangat menyayangkan.
Tetapi tidak dengan Hawa, yang bersikap biasa-biasa saja.
"Ngapain lo lirik gue! Ngarep gue peluk lo, kaya anak kecil saja." Hawa, berkata dengan sinis saat Asma, meliriknya. Hubungan mereka memang tidak begitu dekat apalagi saat Asma, lihat Hawa, yang mendapat ajaran khusus dari Adam.
"Aku juga tidak sudi di peluk kamu!" bantah Asma, yang memalingkan wajahnya. "Assalamualaikum," ketus Asma, yang mengucap salam dan berlalu pergi.
"Waalaikumsalam," jawab Aisyah, Asiyah, Minah, dan Hawa serempak.
"Gara-gara maneh da si Asma jadi ereun (Gara-gara kamu Asma, jadi berhenti)" ucap Minah, yang menatap sinis pada Hawa.
"Minah, kunaon bawa-bawa Hawa, emang Hawa, salah apa kitu! ( Minah, kenapa bawa-bawa Hawa, memangnya si Hawa, salah apa!)" Aisyah menimpali.
"Belaan we terus babaturan maneh ( Belain aja terus teman kamu)" ketus Minah, dan berlenggang pergi.
"Astagfirullah," ucap Aish dan Asi kompak.
"Kalian kenapa sih istigfar mulu?" celoteh Hawa, mengejutkan Aish dan Asi. "Lihat syetan ya?" sambung Hawa.
"Memangnya istigfar itu harus lihat setan saja," bantah Asi.
"Kali aja," ucap Hawa, membuat Asi dan Aish geleng-geleng kepala.
"Tidak ada waktu khusus untuk beristigfar. Istigfar itu untuk mengingatkan kita pada Allah, dan memohon ampun. Jika kita sedang khilaf, sedang terkejut, sedang stres, kita bisa beristigfar untuk menenangkan hati kita."
"Ya, ya, terserah kalian deh! Pagi-pagi udah denger ceramah bosan aku." Hawa, pun melangkah pergi keluar dari kamar. Tak lupa Aish dan Asi pun mengikutinya.
****
Seperti biasa sebelum kelas di mulai para santri melakukan piket terlebih dulu. Begitu pun dengan Hawa, dan yang lainnya. Menyapu halaman, kelas, mengepel, buang sampah dan masih banyak lagi yang di lakukan.
"Aish, Asi, kalian gak bosen apa tinggal disini? Gak bisa bebas dan gak bisa keluar. Setiap hari pemandangannya hanya ini-ini saja, membosankan."
"Kita di izinkan keluar kok. Saat mau belanja, ke pasar, dan setiap minggu kita suka pulang karena rumah kita, kan deket."
"Seminggu sekali? Oh my god" keluh Hawa.
"Memangnya kenapa Hawa?"
"Kalau aku di kota, pulang sekolah ya main, ke mal, shoping, nongkrong di kafe, ke bioskop banyaklah yang di lakuin gak kaya disini. Sumpek terasa di penjara tahu, gak!"
"Bioskop seperti apa sih?" tanya Aisyah antusias.
"Kalian gak pernah ke bioskop?" Aish dan Asi pun menggeleng.
"Sumpah gak pernah! Ya ampun kalian kuper banget sih!"
"Apaan tuh kuper?" tanya Asi polos. Maklum saja Asi dan Aish tidak sedari kecil mereka tinggal di pondok pesantren, dari sekolah dasar hingga saat ini. Apalsgi tempat tinggal mereka yang jauh dari kota tidak ada yang namanya mal atau pun bioskop.
Yang mereka tahu hanyalah doa-doa, surat-surat, dan Kitab-kitab yang sering mereka baca dan temui di pesantren. Tidak seperti Hawa, yang memang lahir dari keluarga berada dan tinggal di kota membuat pergaulannya begitu bebas.
"Kuper itu kurang pergaulan. Di bioskop itu kita bisa nonton film yang kita suka tapi di layar yang lebih besar."
"Oh … seperti layar tancep!" Hawa, langsung menepuk jidatnya, Aish dan Asi begitu polos, sehingga Hawa, lelah menjelaskannya.
"Kalian pernah ke kota gak sih! Kalau kalian belanja ke kota nanti aku tunjukan."
"Mau, aku mau!" Aish begitu antusias.
"Kalau gak salah, sore ini kita ke kota beli perlengkapan buku dan perlengkapan belajar lainnya."
"Kalau gitu aku ikut ya!" Hawa, begitu semangat karena jika dirinya pergi keluar pesantren apalagi pergi ke kota mungkin inilah kesempatannya untuk kabur.
****
Sore harinya mereka sudah siap pergi ke kota namun ekspresi Hawa, seperti tidak suka karena mereka pergi di dampingi guru pembimbing dan juga Adam, yang membawa mobil.
"Uh, males kalau dia ikut. Gagal lagi deh rencanaku" batin Hawa, yang terus memperhatikan Adam, yang tengah menyetir.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama mereka sampai di sebuah mal. Selain untuk belanja kebutuhan di pesantren mereka juga menjual hasil karya para santri seperti kerajinan dan lainnya.
Aish, Asi, dan Hawa, begitu ceria melihat mal itu. Apalagi Hawa, yang sudah lama tidak berkeliling dan bermain bebas membuat Hawa, langsung berlari masuk ke dalam mal.
"Hawa!" teriak Adam, saat Hawa, pergi begitu saja. Sedangkan yang lainnya masih diam di tempat.
"Dia tidak dengar apa aku memanggilnya." Adam, dan yang lain pun melangkah masuk ke dalam mal yang begitu padat pengunjung. Mereka mulai menyusuri setiap toko untuk membelin perlengkapan belajar.
"Wah, ada film terbaru, drakor baru, aku ketinggalan nih pokoknya aku harus nonton."
"Nonton apa hah!" Hawa, langsung terdiam saat Adam, tiba-tiba datang. Padahal dirinya sedang melihat DVD kesukaannya.
"Tidak ada kata nonton!" ujar Adam, yang kembali meletakan DVD itu yang di genggam Hawa. Bibir Hawa, langsung mengerucut karena kesal.
"Kalau ini kamu boleh beli!" ujar Adam, yang memberikan satu kaset DVD kumpulan lagu-lagu qosidah. Yang tertulis jelas nama pelantun lagu qosidah yang sangat legenda yaitu Al-manar, yang lagu-lagunya banyak di gemari masyarakat muslim terutama para area 90-an.
"Lagu apaan ini nora banget! Nih, lagu ini yang aku suka." skak.Hawa, yang mengambil satu kaset DVD dari grup band populer kebanggan indonesia, juga kebanggan masyarakat baik di area 90-an atau pun area 20-an yaitu Noah, yang lagu-lagunya selalu hits.
"Kita kesini bukan untuk membeli DVD mengerti!" ujar Adam, yang meletakan kembali kaset itu. Dan berlalu pergi
"Ih … nyebelin!" rutuk Hawa, seraya menghentakan Kakinya.
Adam, Hawa, dan yang lain kembali memutari mal lalu masuk ke dalam sebuah toko baju. Adam, terlihst memilih pakaian syar'i sepertinya Adam, ingin membelikan pakaian itu untuk ummi.
"Ustadzh Adam mau beli buat siapa?"
tanya pak Solihin, guru pembimbing.
"Pak solih ini bisa saja. Ya siapa lagi kalau buat ummi."
"Saya kira untuk calon istrinya ustadz." Pak Solihin sedikit menarik bibirnya yang tersenyum.
"Insya Allah, nanti setelah saya menikah saya akan membelikan untuk istri saya."
Hawa!
Teriakan Aish dan Asi membuat kedua ustad yang sedang berbincang pun menoleh. Adam, mengerutkan keningnya saat melihat Hawa, membawa beberapa pakaian.
"Untuk siapa pakaian itu?" tanya pak Solihin.
"Untukku untuk siapa lagi. Ustadz Adam, saya beli ini semua." Adam menatap Hawa, kesal.
"Segitu banyaknya Hawa?" ucap Aish, dan Asi. yang melihat Hawa, mengambil beberapa pakaian yang begitu banyak.
Hawa, sudah terbiasa berbelanja sesukanya, bahkan uang saku nya tidak pernah di batasi. Hawa, langsung membawa pakaian itu pada kasir pak Solihin terlihat panik, begitu pun Aish dan Asi yang sudah bisa menebak berapa uang yang harus di keluarkan. Namun, Adam, tetap diam dan santai memperhatikan Hawa.
"Semuanya 2 juta mba."
"Astagfirullah," ucap Pak solihin, Asi dan Aish serempak.
"Hawa, kamu kenapa cari masalah sih!" gumam Asi, begitu pun Aish. Adam, melangkah maju menuju kasir. Tadinya Hawa, ingin mempermalukan Adam, karena Adam, tidak mungkin sanggup membayar namun nyatanya Adam, memberikan kartu debitnya dan membayar semua pakaiannya.
Hawa, membelalakan matanya.
"Ustad Adam, kenapa di bayar? Pak kiyai bisa, marah kalau tahu uang kas terpakai dua juta."
"Pak Solihin, tenang saja aku membayar dengan uangku. Ya itung-itung sedekah."
"Apa sedekah." Hawa, terkejut mendengar ucapan Adam, dirinya merasa tersinggung.
"Untuk kalian jangan di contoh. Sifat boros itu salah satu sifat syetan. Berbelanjalah seperlunya, jangan melebihi batas. Ingat boros itu sifat syetan dan Allah, sangat tidak suka dengan manusia yang boros."
"Iya ustadz Adam," jawab Aish, dan Asi. serempak.
"Ya sudah ini sudah hampir magrib. Kita cari mesjid untuk sholat magrib lalu kita pulang."
"Baik ustadz." Adam, dan yang lain pun pergi. Meninggalkan Hawa, yang terus mengumpat.
"Ish, nyebelin aku di samakan dengan syetan. Dasar ustad kuno." rutuk Hawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Zaka Jack
tuh adam udah beliin pakaian utk calon istrinya😅
2023-11-27
1
Zaka Jack
kenapa disini hawa gk berani lagi melawan?
2023-11-27
0
Yuli Purwa
hampir sama wa 🤣🤣🤣
2023-05-22
0