Bab 10

Sebelum kembali ke pondok, Adam mengajak Pak Solihin, Hawa, Aish dan Asi, untuk melakukan sholat magrib terlebih dulu. Di karenakan waktu magrib hampir habis.

Setelah sholat magrib, mereka singgah di warung makan namun bukan cafe atau pun restoran. Adam, mengajak mereka makan nasi goreng yang berada di pinggiran jalan.

Adam, bukan tidak mampu untuk membayar makanan di cafe juga resto. Selain untuk menghemat. Sedari kecil Adam, sudah terbiasa makan-makanan yang berada di pinggir jalan. Walau pun hidupnya bercukupan namun Adam, selalu di ajarkan untuk tidak sombong dan juga royal.

Di saat semuanya sedang makan Hawa, sengaja menjadikan kesempatan untuk pergi. Tidak peduli hari sudah malam atau pun sepi. Apalagi kondisi jalanan yang di lewatinya sangat sepi dan jauh dari kata ramai.

"Akhirnya aku bisa lolos!" Hawa, begitu ceria. Namun, seketika wajah cerianya kembali sendu saat melihat keadaan jalanan yang gelap dan sepi.

"Eh, aku dimana ini?" Karena, sibuk mencari jalan untuk kabur Hawa, sampai lupa jalan mana yang ia lewati.

"Aduh! Ini dimana nih perasaan tadi banyak gedung-gedung deh kenapa aku malah masuk ke perkampungan gini ya!" Tanpa Hawa, sadari saat dirinya tengah mengendap ia malah berbelok ke sebuah gang yang menuju ke sebuah kampung. Hingga masuk terlalu jauh dan meninggalkan jalan raya.

Di sisi lain Adam, dan yang lain belum menyadari hilangnya Hawa, karena mereka masih fokus pada nasi gorengnya.

"Alhamdulillah, nikmat," ucap Adam, dan pak solihin setelah menghabiskan nasi gorengnya.

"Alhamdulillah kenyang ya Aish," ujar Asi, setelah menghabiskan nasi gorengnya.

"Hawa, gimana kamu kenyang gak? Gak akan ngeluh dong karena malam ini kita makan enak gak makan sama tahu tempe lagi." Asi, mengajak Hawa, berbicara namun Asi, merasa aneh karena tidak ada sahutan dari Hawa.

"Aish Hawa dimana?"

"Bukannya tadi di sampingmu?"

"Ayo kita pulang," ajak pak solihin juga Adam. Yang langsung di sanggah oleh Aish dan Asi.

"Tunggu dulu ustadz Hawa, hilang!"

"Hilang!" ucap Adam dan pak Solihin serempak.

"Astagfirullah al,adzim Hawa." Adam, beristigfar sambil meraup wajahnya kasar.

Kini mereka pun pergi mencari Hawa. Namun bagaimana mencarinya di kota besar seperti ini.

Untuk memudahkan pencarian, mereka pun berpencar. Aish dan Asi bersama pak Solihin sedangkan Adam, mencarinya sendiri.

Di sisi lain Hawa, bingung sendiri mencari arah jalan yang di tuju. beruntung Hawa, melihat sekumpulan pemuda yang berkumpul di sebuah gardu, mereka terlihat sedang bermain kartu. Hawa, pun melangkah maju untuk menghampiri pemuda itu, Hawa, bertanya dan meminta petunjuk arah.

"Permisi Bang!" Hawa, menghampiri pemuda itu tanpa rasa takut. "Bang saya mau tanya ini kampung apa ya? Arah menuju jalan raya kemana ya?" tanya Hawa, yang tak menyadari tatapan mencurigakan dari pada pemuda itu.

Ke empat pemuda itu saling memberi isyarat. Entah, isyarat apa itu yang pasti senyumannya terilhat licik. Walau pun pakaian Hawa, tertutup tetapi kecantikan wajahnya mampu mengundang gairah.

"Neng mau ke jalan raya?" tanya salah satu pemuda.

"Ya udah ayo, kami tunjukan gak jauh dari sini kok!"

"Makasih Bang."

Keempat muda itu pun melangkah bersama tak lupa yang diikuti Hawa. Namun, keempat pemuda itu bukan menunjukan arah jalan raya melainkan masuk lebih dalam lagi dan jauh dari penduduk.

"Lo, kok dari tadi gak sampai-sampai ya! Kenapa malah semakin masuk hutan sih! gak terlihat gedung-gedung atau rumah." keluh Hawa.

"Ini sudah sampai neng!" ucap salah seorang pemuda.

"Ngapain neng ke jalan raya, mending sama kita saja disini." timpal pemuda lainnya.

"Hei, kalian jangan macam-macam ya! Aku teriak nih!"

"Teriak saja emang ada yang dengar!" ucap pemuda itu yang tergelak.

Tolong … tolong …

Hawa, pun berteriak berharap akan ada yang datang menolongnya. Keempat pemuda itu mencoba mendekat dan memeluknya. Namun, Hawa terus melawan dan berontak. Tidak peduli hijab syar'i nya yang sudah terlepas.

Hawa, terus berteriak memukul, dan melawan hingga akhirnya Hawa, pun bisa kabur. Hawa, berlari semakin dalam menyusuri semak-semak juga pepohonan yang tak beraturan. Tak peduli sekujur tubuhnya sudah terasa sakit dan pegal.

"Ya Tuhan kenapa aku jadi nyasar gini sih! Aish … Asi … ustadz dimana kalian!" Hawa, terus berteriak memanggil-manggil temannya.

"Kualat nih karena kabur. Aduh dimana ini." Hawa, semakin ketakutan saat mendengar suara-suara aneh. Entah itu serigala, anjing, atau binatang buas lainnya.

"Serem banget sih kaya di film horor saja."

Tiba-tiba sesuatu yang bergoyang di semak-semak. Menakutkannya hingga suara erangan kucing yang mengejutkannya. Tanpa menunggu lama Hawa, langsung berlari tanpa melihat jalanan di depannya hingga kakinya tersandung batang pohon dan membuatnya tersungkur.

Aww … ringis Hawa, saat merasakan sakit di area keningnya. Yang memperlihatkan cairan kental berwarna merah, mengalir pelan di sudut keningnya. Karena Hawa, terbentur pada sebuah ranting pohon yang tajam.

"Aww … sakit banget!" Hawa, bangun dari duduknya lalu melanjutkan perjalanannya.

Di sisi lain Adam merasa kesal dan geram saat mencari Hawa, yang tak kunjung di temukan.

"Ya Allah, berilah hambamu ini petunjuk temukanlah hamba dengan murid hamba ya Allah."

Adam, terus berdoa saat dirinya bimbang dan ragu memilih jalan yang terdapat beberapa belokan. Namun, entah kenapa Adam, memilih jalan yang paling sepi dan gelap. Jalan yang sempat Hawa, lewati.

"Bismillah, Hawa … kamu dimana?"

Di saat Adam, sedang gelisah dan juga kebingungan mencari Hawa, tiba-tiba Hawa, muncul di balik semak-semak. Keadaannya yang berantakan juga rambut yang acak-acakan tanpa hijab. Membuat Adam, sedikit terkejut dan tidak begitu mengenalinya.

Hingga saat jarak mereka lebih dekat. Barulah Adam, sadar jika itu adalah Hawa.

"Astagfirullah Hawa!" teriak Adam, yang langsung menghampiri Hawa.

"Hawa, apa yang terjadi? Kemana jilbabmu." Adam, segera melepas hoodie nya yang langsung di berikan pada Hawa, untuk menutupi rambutnya.

Hawa, yang merasa pusing karena benturan itu membuat dirinya jatuh pingsan.

"Astagfirullah." Dengan terpaksa Adam, menahan tubuh Hawa, agar tidak jatuh ke atas tanah. Adam, pun langsung menghubungi pak Solihin, untuk datang padanya dan membawa mobilnya.

****

Setelah membawa Hawa, ke rumah sakit Adam, dan yang lainnya kembali lagi ke pesantren. Kiyai dan Ummi di buat kaget dengan kedatangan Adam, yang menggendong tubuh Hawa, apalagi kening Hawa, yang di ikat perban.

Setelah membawa Hawa, ke kamarnya Adam, pun menjelaskan awal kejadian itu pada ummi dan kiyai. Akhirnya kiyai memutuskan untuk menghubungi keluarga Hawa, untuk datang ke pesantren.

"Aby sudah menghubungi pak Marwan, insya allah beliau akan segera datang."

"Syukurlah," ucap Ummi.

"Kita bicarakan nanti dengan pak Marwan, apa Hawa, masih ingin tetap disini atau pulang."

"Sepertinya Hawa, belum terbiasa tinggal di tempat kita," ujar Ummi.

"Dia bukan tidak terbiasa ummi, tapi memang sangat nakal," ketus Adam, yang sudah kesal dengan tingkah laku Hawa.

Terpopuler

Comments

Zaka Jack

Zaka Jack

harus sabar dalam mendidik

2023-11-27

0

Yuli Purwa

Yuli Purwa

sing sabar pak ustadz 😅😅😅

2023-05-22

1

Sri Mulyati

Sri Mulyati

Adam sudah capek ternyata.
semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 } Hawa
2 Masuk pondok
3 Hari pertama
4 Bab 4} Kedatangan Adam
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11- Contekan Hawa.
12 Bab 12- Nonton konser
13 Bab 13- Gagal nonton.
14 Bab 14- Kedatangan Yusuf
15 Bab 15- Membantu Ummi memasak
16 Bab 16- Belajar Bersyukur
17 Bab 17- Mengajar
18 Bab 18- Tips menghapal
19 Bab 19-
20 Bab 20- Tabayyun
21 Bab 21- Berteman itu Indah
22 Bab 22- Bendera Kuning
23 Bab 23- Kabar Duka
24 Bab 24- Bertemu Gio
25 Bab 25- Amarah Yusuf
26 Bab 26- Kembali mondok
27 Bab 27- Permintaan Yusuf
28 Bab 28- Berserah Diri
29 Bab 29- Hasil Istikhoroh
30 Bab 30- Fitnah
31 Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32 Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33 Bab 33- Gio Tertangkap
34 Bab 34-
35 Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36 Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37 Bab 37- Perjodohan
38 Bab 38- Di Khitbah
39 Bab 39- Naik Motor
40 Bab 40- Kegelisahan Adam
41 Bab 41- Potret Berdua
42 Bab- 42- Menikah
43 Bab 43- Malam Pertama
44 Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45 Bab 45- Pergi Honeymoon
46 Bab 46- Gara-gara Burung
47 Bab 47 Sinyal cinta
48 Bab 48-
49 Bab- 49 Malam Sunnah
50 Bab 50- Kebingungan Asma
51 Bab 51- Makan berdua.
52 Bab 52- Tamu Bulanan
53 Bab 53- Cemburu
54 Bab 54- Ungkapan Cinta
55 Bab 55
56 Bab 56- Jejak Cinta
57 Bab 57
58 Bab 58-
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61-
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66- Aborsi
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 The End
85 Pengumuman
86 Novel On Going
87 Badboy Untuk Tiara
88 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 } Hawa
2
Masuk pondok
3
Hari pertama
4
Bab 4} Kedatangan Adam
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11- Contekan Hawa.
12
Bab 12- Nonton konser
13
Bab 13- Gagal nonton.
14
Bab 14- Kedatangan Yusuf
15
Bab 15- Membantu Ummi memasak
16
Bab 16- Belajar Bersyukur
17
Bab 17- Mengajar
18
Bab 18- Tips menghapal
19
Bab 19-
20
Bab 20- Tabayyun
21
Bab 21- Berteman itu Indah
22
Bab 22- Bendera Kuning
23
Bab 23- Kabar Duka
24
Bab 24- Bertemu Gio
25
Bab 25- Amarah Yusuf
26
Bab 26- Kembali mondok
27
Bab 27- Permintaan Yusuf
28
Bab 28- Berserah Diri
29
Bab 29- Hasil Istikhoroh
30
Bab 30- Fitnah
31
Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32
Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33
Bab 33- Gio Tertangkap
34
Bab 34-
35
Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36
Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37
Bab 37- Perjodohan
38
Bab 38- Di Khitbah
39
Bab 39- Naik Motor
40
Bab 40- Kegelisahan Adam
41
Bab 41- Potret Berdua
42
Bab- 42- Menikah
43
Bab 43- Malam Pertama
44
Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45
Bab 45- Pergi Honeymoon
46
Bab 46- Gara-gara Burung
47
Bab 47 Sinyal cinta
48
Bab 48-
49
Bab- 49 Malam Sunnah
50
Bab 50- Kebingungan Asma
51
Bab 51- Makan berdua.
52
Bab 52- Tamu Bulanan
53
Bab 53- Cemburu
54
Bab 54- Ungkapan Cinta
55
Bab 55
56
Bab 56- Jejak Cinta
57
Bab 57
58
Bab 58-
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61-
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66- Aborsi
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
The End
85
Pengumuman
86
Novel On Going
87
Badboy Untuk Tiara
88
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!