Bab 7

Hawa, mengikat jilbabnya ke belakang, kedua kaki yang mengenakan celana panjang langsung berpijak pada batang pohon jambu yang begitu besar. Dengan hati-hati dan perlahan Hawa, menaiki pohon jambu itu agar bisa sampai pada dinding tembok yang tinggi. Namun, saat Hawa, akan kembali mengayunkan langkahnya tiba-tiba, 

"Ngapain kamu!" 

Suara bariton terdengar keras membuat Hawa, menghentikan langkahnya. Hawa, pun membalikan tubuhnya untuk melihat siapa yang datang. Mata Hawa, terbelalak mulutnya menganga lebar saat melihat Adam, di bawah sana.

'Ish, dia lagi-dia lagi' umpat Hawa dalam hati. 

"Hey, turun!" bentak Adam, mengejutkan Hawa, hingga kakinya tergelincir karena hilang keseimbangan.

Tubuh Hawa, pun terjatuh. Beruntung Adam, yang berada di bawah saat itu langsung memangku tubuhnya. Hingga mata keduanya saling bertemu. Seketika Adam, pun tersadar dan langsung menjatuhkan Hawa. 

Aww … ringis Hawa, saat tubuhnya mendarat di atas tanah. 

"Pak ustadz kok malah di jatuhin, sakit tahu." gerutu Hawa, yang mengelus pantatnya. 

"Maaf, bukan muhrim," jawab Adam, yang memalingkan wajahnya.

"Dasar cowok kuno. Memangnya tubuh ku guling apa bisa di jatuhin begitu saja. Kira-kira dong di bawah itu tanah bukan kasur!" Hawa, terus menggerutu.

"Kamu mau kabur ya hah! Kaya kemarin loncat dari sini benar begitu?" Adam, berkacak pinggang sambil menatap Hawa, tajam.

"Siapa bilang suudzon saja. Tadi tuh aku mau ambil jambu makannya aku naik." Hawa beralasan. 

"Beralasan saja, ikut saya!" ketus Adam, yang berbicara sangat dingin.

"Kemana?" 

"Ikuti saja cepat!" Mau tak mau Hawa, pun mengikuti Adam.

****

Hawa, duduk seraya menunduk, saat semua mata tertuju padanya. Saat ini Hawa, berada di rumah kiyai, seperti akan di sidang Hawa, harus berhadapan dengan Kiyai Abdullah, Ummi, Adam, dan Ustadzah pemimpin asrama putri. Mereka menatap Hawa, tajam kecuali kiyai dan ummi yang masih bisa tersenyum.

"Hawa, jika kamu ingin buah jambu tinggal bilang saja, tidak perlu naik ke atas pohon. Nanti biar pak ujang yang mengurus kebun yang mengambilkan," ujar Kiyai, begitu tenang. 

"Alah, paling mau kabur." skak Ustadzah Lulung sebagai pemimpin asrama putri. Hawa, hanya mencebik, kan bibirnya. 

"Hawa, lihat Ummi sayang." Hawa, mendongak mendengar perkataan lembut dari Ummi. "Kamu mau pergi? Apa kamu mau pulang? Jika kamu ingin pulang bicaralah pada Ummi, atau Kiyai, biar nanti kami menghubungi orangtuamu tidak perlu kabur, atau pergi diam-diam seperti itu. Apa lagi sampai manjat-manjat pohon itu bahaya." 

"Kalau bilang papa sama saja bohong!" batin Hawa. 

"Hawa, kedua orangtua mu sudah memberikan tanggung jawabmu pada kami, apa pun yang terjadi disini adalah tanggung jawab kami." Kiyai, tahu jika Hawa, masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru apalagi di kota santri ini yang jauh dari kehidupannya di kota.

"Kamu harus menuruti peraturan disini. Jika kamu mencoba untuk kabur lagi saya akan bertindak tegas." Kiyai, berbicara lebih tegas agar Hawa, merasakan takut pada orang yang lebih tua apalagi pada gurunya. Mungkin pergaulan Hawa, di kota yang membuatnya tidak sopan dalam bersikap, sehingga Hawa, selalu membangkang pada orang lain terutama orang yang lebih tua. 

"Adam," panggil Kiyai

"Iya Aby," sahut Adam.

"Mulai sekarang, Aby pasrahkan Hawa, padamu. Semoga kamu bisa menjadi guru yang baik untuknya." 

"Insya Allah Aby." 

"Hawa, mulai sekarang ustadz Adam, adalah gurumu, jadi kamu harus turuti semua perkataannya." perintah Kiyai. 

Karena, Kiyai sudah sangat lelah mendengar keluhan-keluhan dari para guru tentang kenakalan Hawa. Bahkan, di saat belajar pun Hawa, tetap nakal tidak pernah nurut atau mendengarkan gurunya. Oleh karena itu Kiyai, menunjuk Adam putranya untuk membimbing Hawa. 

Sebagaimana pengalaman Adam, yang telah banyak mengajar anak-anak di negri kairo mesir. Apalagi Adam, yang cukup tegas pada semua muridnya.

"Sebagai hukumanmu kamu harus menghapal surat Al-baqoroh setiap harinya." Hawa, membelalakan matanya ketika di perintahkan menghapal surat yang di pinta Adam. Jangankan Al-baqoroh surat An-nas saja dia sering lupa. Namun Hawa, tetap gengsi dan tidak mau jika Adam, meremehkannya hanya karena tidak bisa menghapal surat Al-baqoroh. 

"Berapa ayat?" tanya Hawa, enteng. Adam, mengerutkan keningnya. 

"Setiap harinya kamu harus setor minimal 10 ayat, dengan begitu dalam sebulan setoran ayatmu lunas. Mengerti!" 

"Mampus, sepuluh ayat, satu dua ayat sih gak apa-apa tapi ini sepuluh ayat sehari," batin Hawa, yang bermonolog. 

"Gak bisa satu ayat ustadzh!" Hawa, menawar sambil memelas. 

"Satu ayat?" tanya Adam, Hawa, pun mengangguk.  "Kamu lihat anak itu!" tunjuk Adam, pada seorang anak kecil berbaju syar'i yang sedang bermain dengan santriwati lain. 

"Dia sudah hapal 30 juz. Apa kamu tidak sanggup menghapal sepuluh ayat saja? Kamu kalah dengan anak kecil itu." Hawa, membelalakan matanya tidak percaya anak seusia 7 tahun sudah hapal 30 juz sedangkan dirinya surat pendek saja masih sering lupa.

Tapi tidak bagi Adam, karena dari usia kecil mereka sudah diajarkan mengaji dan menghapal alquran, tidak aneh jika anak yang usia tujuh tahun sudah hapal 30 juz. 

Bukan hanya sebatas hukuman Adam, meminta Hawa, menghapal alquran. Namun, sebagai awal dari didikannya agar terbiasa rutin dan telaten dalam membaca dan menghapal alquran. Tak hanya pada Hawa, juga pada para santri dan muridnya Adam, selalu menerapkan itu. Dalam waktu satu bulan setidaknya para santri sudah bisa menghapal satu surat. 

"Tidak ada tawar menawar mulai besok kamu mulai setor." Adam, berlalu pergi meninggalkan Hawa, yang menahan kesal. 

**** 

"Huh! Apes banget sih! Kabur gak bisa eh, malah dapat hukuman menghapal surat panjang lagi aduh … gimana nih! Belum tugas tauhid, akhlak, tizan, dan sapinah butek otak gue lama-lama tinggal disini, pelajaran disini aneh-aneh semua gak ngerti gue." 

Hawa, terus menggerutu biasanya ia hanya mendapat pelajaran seperti biologi, fisika, matematika, inggris dan seni budaya tapi di pondok banyak pelajaran-pelajaran agama yang tidak di mengerti seperti kitab-kitab yang telah di sebutkannya tadi.

Sepanjang masuk ke dalam kamarnya Hawa, terus menghentakan kakinya. Pada saat di depan ranjang tidurnya Hawa, menginjak sebuah gulungan kertas. Hawa, pun mengambil kertas itu lalu membukanya. 

Matanya terbelalak ketika tahu apa isi dalam surat itu. Surat yang di berikan Adam, untuk Asma. Namun, saat itu Asma, masih tersulut emosi sehingga melempar surat itu ke sembarang arah. 

"Jadi, karena ini dia nangis! Dasar ustadz so ganteng. Main tolak cewek saja, tapi … aku bisa pakai alasan ini besok." Hawa, tersenyum licik mengingat apa yang akan dilakukannya pada Adam.

****

Hawa, tersenyum-senyum saat Adam, memasuki kelasnya. Di karena, kan hanya Hawa, yang mendapatkan hukuman saat ini hanya ada mereka berdua di dalam kelas. Namun, dengan pintu terbuka. 

Terpopuler

Comments

Yuli Purwa

Yuli Purwa

ada aja akal nya hawa,,, awas suka loh 🤣🤣

2023-05-22

1

Sri Mulyati

Sri Mulyati

mau ngapain lagi Hawa?
Adam lho gurunya sekarang,malah di hukum lagi nanti.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 } Hawa
2 Masuk pondok
3 Hari pertama
4 Bab 4} Kedatangan Adam
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11- Contekan Hawa.
12 Bab 12- Nonton konser
13 Bab 13- Gagal nonton.
14 Bab 14- Kedatangan Yusuf
15 Bab 15- Membantu Ummi memasak
16 Bab 16- Belajar Bersyukur
17 Bab 17- Mengajar
18 Bab 18- Tips menghapal
19 Bab 19-
20 Bab 20- Tabayyun
21 Bab 21- Berteman itu Indah
22 Bab 22- Bendera Kuning
23 Bab 23- Kabar Duka
24 Bab 24- Bertemu Gio
25 Bab 25- Amarah Yusuf
26 Bab 26- Kembali mondok
27 Bab 27- Permintaan Yusuf
28 Bab 28- Berserah Diri
29 Bab 29- Hasil Istikhoroh
30 Bab 30- Fitnah
31 Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32 Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33 Bab 33- Gio Tertangkap
34 Bab 34-
35 Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36 Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37 Bab 37- Perjodohan
38 Bab 38- Di Khitbah
39 Bab 39- Naik Motor
40 Bab 40- Kegelisahan Adam
41 Bab 41- Potret Berdua
42 Bab- 42- Menikah
43 Bab 43- Malam Pertama
44 Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45 Bab 45- Pergi Honeymoon
46 Bab 46- Gara-gara Burung
47 Bab 47 Sinyal cinta
48 Bab 48-
49 Bab- 49 Malam Sunnah
50 Bab 50- Kebingungan Asma
51 Bab 51- Makan berdua.
52 Bab 52- Tamu Bulanan
53 Bab 53- Cemburu
54 Bab 54- Ungkapan Cinta
55 Bab 55
56 Bab 56- Jejak Cinta
57 Bab 57
58 Bab 58-
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61-
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66- Aborsi
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 The End
85 Pengumuman
86 Novel On Going
87 Badboy Untuk Tiara
88 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 } Hawa
2
Masuk pondok
3
Hari pertama
4
Bab 4} Kedatangan Adam
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11- Contekan Hawa.
12
Bab 12- Nonton konser
13
Bab 13- Gagal nonton.
14
Bab 14- Kedatangan Yusuf
15
Bab 15- Membantu Ummi memasak
16
Bab 16- Belajar Bersyukur
17
Bab 17- Mengajar
18
Bab 18- Tips menghapal
19
Bab 19-
20
Bab 20- Tabayyun
21
Bab 21- Berteman itu Indah
22
Bab 22- Bendera Kuning
23
Bab 23- Kabar Duka
24
Bab 24- Bertemu Gio
25
Bab 25- Amarah Yusuf
26
Bab 26- Kembali mondok
27
Bab 27- Permintaan Yusuf
28
Bab 28- Berserah Diri
29
Bab 29- Hasil Istikhoroh
30
Bab 30- Fitnah
31
Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32
Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33
Bab 33- Gio Tertangkap
34
Bab 34-
35
Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36
Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37
Bab 37- Perjodohan
38
Bab 38- Di Khitbah
39
Bab 39- Naik Motor
40
Bab 40- Kegelisahan Adam
41
Bab 41- Potret Berdua
42
Bab- 42- Menikah
43
Bab 43- Malam Pertama
44
Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45
Bab 45- Pergi Honeymoon
46
Bab 46- Gara-gara Burung
47
Bab 47 Sinyal cinta
48
Bab 48-
49
Bab- 49 Malam Sunnah
50
Bab 50- Kebingungan Asma
51
Bab 51- Makan berdua.
52
Bab 52- Tamu Bulanan
53
Bab 53- Cemburu
54
Bab 54- Ungkapan Cinta
55
Bab 55
56
Bab 56- Jejak Cinta
57
Bab 57
58
Bab 58-
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61-
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66- Aborsi
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
The End
85
Pengumuman
86
Novel On Going
87
Badboy Untuk Tiara
88
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!