Bab 11- Contekan Hawa.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam Mama!" teriak Hawa, yang terkejut melihat kedatangan ibunya Marwah. Hawa, turun dari ranjang dan berlari memeluk sang ibu yang melangkah masuk ke dalam kamar.

Adam, yang berdiri di ambang pintu bersama kiyai merasa heran, sebab dua hari ini Hawa, selalu mengeluh jika di tanya soal hapalan. Dan Hawa, selalu beralasan masih sakit, dan pusing bahkan belum kuat untuk berjalan. Namun, tingkah Hawa, yang berlari tadi membuat Adam, curiga bahwa selama ini Hawa, hanya membohonginya.

"Sudahku tebak anak itu pasti berbohong " batin Adam, lalu melangkah pergi meninggalkan kamar Hawa. Begitupun dengan kiyai dan ummi yang melangkah pergi membiarkan Hawa, bersama ibunya.

"Hawa kangen." Peluk Hawa pada Marwah dengan manja. "Papa gak ikut?" tanya Hawa, yang mencari keberadaan Marwan.

"Papa ada diluar bersama Kiyai," ujar Marwah.

"Papa Mama mau jemput Hawa, ya? Hawa, kangen banget sama rumah, disini gak enak Ma." Kata Hawa, seraya mengerucutkan bibirnya.

"Mama, dengar kamu sakit jadi Mama, dan Papa datang kemari. Kenapa dengan keningmu Nak?" Marwah, bertanya seraya membawa Hawa, untuk duduk.

"Jatuh Ma," jawab Hawa, singkat. Karena tidak memberitahukan kejadian sebenarnya. Hawa, tidak berani jika kedua orangtuanya tahu kalau ia berencana untuk kabur.

"Kamu tidak nakal, kan! Hawa, kiyai sudah cerita sama Mama dan Papa. Jika kamu sering berulah dan berencana untuk kabur. Kenapa kamu lakukan itu?" tanya Marwah.

Percuma di tutup-tutupi ternyata mereka sudah mengetahuinya.

"Ya, karena Hawa, gak betah disini Ma. Hawa, mau pulang." Bu Marwah hanya bisa menghela nafasnya panjang. Bibirnya melengkung, kedua tangannya mulai menyentuh tangan Hawa, mengusapnya dengan lembut.

"Apa yang membuatmu tidak betah? Katakan sama Mama," tanya Marwah.

"Pokoknya gak betah. Masa tiap hari di suruh nyapu, bersih-bersih. Aku di sini itu belajar atau jadi babu Ma!" keluh Hawa. Marwah hanya mengulum senyum.

"Hawa, dengarkan Mama. Kamu harus belajar mandiri Nak, jika Mama dan Papa tiada siapa yang akan menjaga kamu jika bukan kamu sendiri. Apa yang diajarkan di sini, termasuk piket setiap hari itu mengajarkan kamu untuk mandiri. Itulah tujuan Mama dan Papa memintamu untuk mondok."

"Mama kok ngomong gitu. Lagian Hawa masih punya kak, Yusuf bukan!"

"Di pesantren ini akan banyak ilmu yang kamu dapatkan. Mama tidak ingin kamu hidup tanpa punya tujuan. Tidak hanya harta, kepintaran dan bakat yang kamu miliki, tetapi juga iman dan agamamu yang harus kamu miliki juga. Pergaulan bebas yang kamu jalani selama ini membuat Mama takut, takut kehilangan kamu Hawa. Kamu anak perempuan satu-satunya yang harus kami jaga, tapi kami tidak bisa menjaga dirimu. Dan kamu juga harus pintar memilih teman, kenapa Mama tidak suka kamu bermain dengan Sherly dan Mira? Kenapa Papa selalu marah? Karena mereka bukanlah teman yang baik. Teman yang baik tidak akan membawa pengaruh buruk padamu. Apalagi menuntunmu ke jalan yang sesat. Main ke club malam, dan bolos sekolah itu bukanlah hal yang baik. Kamu mengerti 'kan?"

"Hawa janji tidak akan lagi pulang malam, atau pergi ke club. Dan Hawa akan rajin sekolah. Tapi Hawa mohon … bawa Hawa pulang."

Dengan bibir mencebik Hawa memasang wajah sedih dan memohon. Berharap ibunya akan percaya. Namun, hanya gelengan kepala yang Marwah berikan. Menandakan jika Marwah tidak setuju dengan keinginannya. Yang akan tetap tinggal di pesantren.

*****

Marwah berjalan keluar menghampiri suaminya yang sedang bersama Kiyai dan Ummi juga Adam. Setelah merasa cukup berbicara dengan putrinya. Berharap ucapannya bisa meluluhkan hati Hawa.

"Itu Bu Marwah," ujar Ummi yang melihat Marwah berjalan ke arahnya. "Sudah ketemu Hawanya Bu?" tanyanya. Setelah Marwah mendaratkan bokongnya di atas sofa samping tempat duduknya.

"Sudah Ummi," jawab Marwah.

"Lalu bagaimana jawaban Hawa?" tanya Marwan yang penasaran dengan pembicaraan putri dan istrinya.

"Alhamdulilah, Hawa nurut setelah berbicara dari hati ke hati. Awalnya Hawa tetap ingin pulang, namun Mama tetap menolak. Mungkin karena kita selalu memanjakannya, Hawa sedikit berbeda, dan keinginannya harus terpenuhi," terang Marwah, pak Marwan pun hanya mangut-mangut.

"Pak Kiyai, Ummi, Adam?" panggil Marwan, membuat mereka semua menoleh menatapnya.

"Kami titip Hawa, jika kami tiada berjanjilah untuk menjadi orangtua Hawa, menjaganya, mendidiknya. Dan untuk kamu Adam, jangan pernah lelah mengajari Hawa tentang ilmu agama."

"Insya Allah pak, Bu," jawab Adam.

"Pak Marwan ini kok bicaranya seperti itu. Kami akan tetap menjaga Hawa," ujar Ummi.

"Terima kasih. Mohon maaf jika Hawa masih bersikap seperti anak kecil. Nakal."

"Tidak apa-apa. Insya Allah Hawa akan menjadi anak penurut."

"Aamin," jawab mereka serempak.

*******

Keesokan paginya, Hawa mulai beraktifitas kembali. Belajar, mengaji dan menghapal al-quran. Hingga sudah tiba saatnya bertemu Adam.

Hawa harus menyetor kembali surat hapalannya. Namun, Hawa terlihat santai dan tenang tidak seperti biasanya. Membuat Adam terheran-heran.

"Sepertinya kamu sudah tidak tegang lagi ya Hawa? Kamu sudah siap Menghapal 'kan?"

"Sudah siap Ustadz tenang saja." Adam hanya mengulum senyum ketika mendengar perkataan Hawa.

"Baguslah kalau begitu. Silahkan kamu bacakan surat al-baqoroh ayat 8-30."

Adam berkata dengan santai. Kedua tangan yang dilipat di bawah dada. Dengan mata terpejam Adam, siap mendengar alasan apa yang akan Hawa, katakan. Namun ternyata, kiraan Adam salah. Hawa sama sekali tidak mengeluh.

Dengan lancarnya lisan itu mengucap ayat-ayat Allah, sampai akhir ayat yang ditentukan.

Sedetik mata Adam mengerjap, menatap intens pada Hawa yang duduk di depannya. Mungkin Adam tidak menyangka jika Hawa akan membacakan ayat demi ayat dengan lancar. Mungkin hanya ada sedikit kekurangan yang harus lebih di perbaiki yaitu mahorijul huruf. Dalam pembacaannya atau pun tajwidnya.

"Bagus, kamu sudah bisa menghapalnya dengan lancar. Hanya saja masih ada sedikit hukum tajwid yang belum tepat," ucap Adam setelah mendengar hapalan surat dari Hawa.

"Apa kepalamu itu terbentur dengan keras?"

"Memangnya kenapa Ustad?"

"Setelah kepalamu terbentur, kamu semakin cepat menghapal."

"Aku tidak mau kalah sama anak yang usianya 7 tahun," sela Hawa, yang membuat Adam mangut-mangut.

Adam sedikit heran tapi tetap bersyukur karena Hawa semakin lebih baik dan menurut sekarang. Namun, entah Hawa memang sudah menghapalnya dengan benar atau ada cara licik yang Hawa pakai.

Adam, pun beranjak dari kursi lalu melangkah pergi meninggalkan kelas.

Bibir Hawa tersenyum licik, lengan gamis yang panjang ia angkat keatas. Memperlihatkan pergelangan tangan yang begitu mulus, putih dan halus.

Namun, ada sedikit coretan hitam pada permukaannya, sebuah tulisan latin yang panjang, yang ditulia dikedua tangannya.

"Ternyata Ustad Adam bisa di bohongi juga ya. Percaya saja kalau aku benar-benar menghapal. Mana bisa aku baca tanpa melihat ini. Contekan tersembunyi." Katanya yang tergelak.

Setelah puas tertawa dirinya beranjak dari bangku, membereskan buku-buku dan kitab yang ada di atas meja. Namun baru saja menginjak depan pintu Adam, tiba-tiba muncul menghadangnya.

Senyuman yang mekar kini kembali menciut. Tatapan Adam yang datar membuatnya mati kutu. Lalu Adam meminta Hawa, memperlihatkan tangannya.

Hawa pun memajukan kedua tangan itu, mengarahkannya pada Adam. Adam tidak membuka lengan gamis yang menutupi jari tangan Hawa, karena Adam sudah tahu apa yang ada di dalamnya.

Sepasang netra Hawa mendelik, apa yang dilakukan Adam dengan bukunya yang sengaja di lipat membulat panjang. Tiba-tiba satu pukulan mendarat ditangannya. Ternyata buku itu untuk memukulnya.

"Ustadz!" pekik Hawa.

"Hukuman untuk murid yang berbohong," ujar Adam. "Ini baru hukuman dari saya. Belum di akhirat nanti," lanjutnya.

"Kamu tahu apa hukumannya? Imam Bukhari mengetengahkan hadits tentang jenis ancaman hukum di akhirat bagi para pendusta, yaitu mulutnya akan disobek sampai ke telinga, karena mulutnya itulah yang menjadi lahan kemaksiatan," kata Adam penuh penekanan.

Hawa yang mendengar itu langsung membelalakan matanya.

"Kamu bisa bayangkan jika mulutmu di sobek sampai telinga. Apa kamu mau?"

"Tidak!"

"Kamu mau berbohong lagi?"

"Enggak! Janji."

"Hapus tulisan di tanganmu." Kata Adam, yang memukul tangan Hawa kembali.

"Iya Ustadz," lirih Hawa.

Terpopuler

Comments

Tatik Roviani

Tatik Roviani

Adam emang bikin hawa akan jadi Baek lanjutkan ustadz Adam misi mu 😂😂

2023-10-26

0

Yuli Purwa

Yuli Purwa

🤣🤣🤣 nyontek tertangkap pula

2023-05-22

0

Sri Mulyati

Sri Mulyati

huaaaaaa, ketahuan dehhhhh.
jangan dibuka dulu, bukanya nanti pas dikamar aja 🤭🤭🤭🤭🤦🤦🤦
dengan sering nya menghukum dan bertemu sbntar lagi ada rasa ini.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 } Hawa
2 Masuk pondok
3 Hari pertama
4 Bab 4} Kedatangan Adam
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11- Contekan Hawa.
12 Bab 12- Nonton konser
13 Bab 13- Gagal nonton.
14 Bab 14- Kedatangan Yusuf
15 Bab 15- Membantu Ummi memasak
16 Bab 16- Belajar Bersyukur
17 Bab 17- Mengajar
18 Bab 18- Tips menghapal
19 Bab 19-
20 Bab 20- Tabayyun
21 Bab 21- Berteman itu Indah
22 Bab 22- Bendera Kuning
23 Bab 23- Kabar Duka
24 Bab 24- Bertemu Gio
25 Bab 25- Amarah Yusuf
26 Bab 26- Kembali mondok
27 Bab 27- Permintaan Yusuf
28 Bab 28- Berserah Diri
29 Bab 29- Hasil Istikhoroh
30 Bab 30- Fitnah
31 Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32 Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33 Bab 33- Gio Tertangkap
34 Bab 34-
35 Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36 Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37 Bab 37- Perjodohan
38 Bab 38- Di Khitbah
39 Bab 39- Naik Motor
40 Bab 40- Kegelisahan Adam
41 Bab 41- Potret Berdua
42 Bab- 42- Menikah
43 Bab 43- Malam Pertama
44 Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45 Bab 45- Pergi Honeymoon
46 Bab 46- Gara-gara Burung
47 Bab 47 Sinyal cinta
48 Bab 48-
49 Bab- 49 Malam Sunnah
50 Bab 50- Kebingungan Asma
51 Bab 51- Makan berdua.
52 Bab 52- Tamu Bulanan
53 Bab 53- Cemburu
54 Bab 54- Ungkapan Cinta
55 Bab 55
56 Bab 56- Jejak Cinta
57 Bab 57
58 Bab 58-
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61-
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66- Aborsi
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 The End
85 Pengumuman
86 Novel On Going
87 Badboy Untuk Tiara
88 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 } Hawa
2
Masuk pondok
3
Hari pertama
4
Bab 4} Kedatangan Adam
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11- Contekan Hawa.
12
Bab 12- Nonton konser
13
Bab 13- Gagal nonton.
14
Bab 14- Kedatangan Yusuf
15
Bab 15- Membantu Ummi memasak
16
Bab 16- Belajar Bersyukur
17
Bab 17- Mengajar
18
Bab 18- Tips menghapal
19
Bab 19-
20
Bab 20- Tabayyun
21
Bab 21- Berteman itu Indah
22
Bab 22- Bendera Kuning
23
Bab 23- Kabar Duka
24
Bab 24- Bertemu Gio
25
Bab 25- Amarah Yusuf
26
Bab 26- Kembali mondok
27
Bab 27- Permintaan Yusuf
28
Bab 28- Berserah Diri
29
Bab 29- Hasil Istikhoroh
30
Bab 30- Fitnah
31
Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32
Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33
Bab 33- Gio Tertangkap
34
Bab 34-
35
Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36
Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37
Bab 37- Perjodohan
38
Bab 38- Di Khitbah
39
Bab 39- Naik Motor
40
Bab 40- Kegelisahan Adam
41
Bab 41- Potret Berdua
42
Bab- 42- Menikah
43
Bab 43- Malam Pertama
44
Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45
Bab 45- Pergi Honeymoon
46
Bab 46- Gara-gara Burung
47
Bab 47 Sinyal cinta
48
Bab 48-
49
Bab- 49 Malam Sunnah
50
Bab 50- Kebingungan Asma
51
Bab 51- Makan berdua.
52
Bab 52- Tamu Bulanan
53
Bab 53- Cemburu
54
Bab 54- Ungkapan Cinta
55
Bab 55
56
Bab 56- Jejak Cinta
57
Bab 57
58
Bab 58-
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61-
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66- Aborsi
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
The End
85
Pengumuman
86
Novel On Going
87
Badboy Untuk Tiara
88
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!