Bab 18- Tips menghapal

Dari dalam kelas Asma berjalan keluar sambil membawa beberapa tumpukan buku. Itulah tugas yang harus di kumpulkan dan di serahkan kepada Yusuf.

Asma mendapatkan tugas untuk mengantarkannya selaku ketua kelas.

Tok, tok, tok.

"Assalamualaikum," ucap Asma setelah mengetuk pintu.

"Masuk," ujar salah seorang guru.

"Asma mau ketemu siapa?"

"Ini Bu, mau mengantarkan tugas pada pak Yusuf."

"Masuk saja, ruangannya ada paling ujung."

"Makasih Bu." Asma pun menunduk hormat lalu pergi ke ruangan Yusuf.

Sesampainya di ruangan Yusuf Asma meletakkan buku-buku itu di atas mejanya. Yusuf melirik sekilas ingin tahu siapa yang meletakkan buku itu.

Sedangkan Asma, hanya berkata datar jika tugas kelasnya sudah selesai. Tiba-tiba Yusuf teringat pertanyaan Asma tadi, membuatnya ingin bertanya.

Di simpannya buku yang sedang ia baca, lalu menghentikan langkah Asma yang baru saja ingin pergi keluar.

"Tunggu sebentar," tahan Yusuf. Sedetik tubuh Asma berbalik menghadapnya.

"Kadang harapan tidak sesuai kenyataan. Jika kamu tersakiti karena calon imammu tidak memilihmu karena hasil sholat istikhoroh nya jangan sedih. Mungkin Allah sudah siapkan jodoh yang lebih baik untukmu."

"Tahu apa bapak tentang jodoh? Apa bapak sudah pernah alami?" ketus Asma.

"Saya tidak pernah melakukannya. Tapi …."

"Jangan so memberi saran ya Pak. Kaya sudah pernah saja. Coba Bapak rasakan saat bapak mencintai seorang wanita dan ingin mengkhitbahnya lalu saat sholat istikhoroh ternyata jodoh bapak bukanlah wanita itu. Sedangkan Bapak sudah mengharapkannya apa yang akan di rasakan? Hati Bapak akan sakit dan kecewa."

Dengan panjang lebar Asma berkata, membuat Yusuf diam melongo. Entah kenapa Asma selalu kesal saat melihat Yusuf, mungkinkah karena pendidikan yang sama membuat Asma teringat Adam.

Asma pun melangkah pergi karena tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Yusuf. Namun, Yusuf kembali menghentikan langkahnya.

"Tunggu sebentar," ujarnya. Asma pun berbalik dengan kesal.

"Apalagi Ba …."

"Stop!" tegas Yusuf menghentikan ucapan Asma.

Sedetik Asma terbelalak saat Yusuf berkata dengan tegas.

"Panggil saya Ustadz, bapak terlalu tua bagi saya."

"Baru kali ini ada seorang guru yang menawar," gerutu Asma dalam hati.

"Memang Bapak sudah tua bukan?"

"Kamu tidak lihat saya masih muda, sudah cepat kembali ke kelas."

Tangan Asma sudah sangat panas ingin meninju wajah sang guru. Namun itu hanya dalam hatinya saja, karena tidak mungkin Asma melakukan itu.

Yusuf kembali membaca bukunya bersikap acuh pada sang murid yang ada di hadapannya. Asma pun melangkah pergi meninggalkan ruangan itu dengan kesal.

Di saat Yusuf sedang fokus memeriksa tugas muridnya tiba-tiba ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk. Saat di lihat ternyata sang ibu telah menghubunginya.

Di usapnya ikon hijau itu ke atas, panggilan pun tersambung, ponsel itu segera ia dekatkan pada telinganya.

"Assalamualaikum Ma?" sapanya.

"Waalaikumsalam Suf, sudah selesai ngajarnya? Kapan kamu pulang?"

"Sebentar lagi Ma, ini sedang periksa tugas anak-anak dulu."

"Cepat pulang ya Suf, kita jenguk Hawa di pondok. Kamu juga tidak sabar 'kan ketemu adikmu."

"Iya Ma. Tunggu setengah jam lagi aku pulang."

"Iya, hati-hati di jalannya jangan buru-buru."

"Iya Ma. Sudah dulu ya Ma, Yusuf mau selesain ini dulu."

"Ya sudah Mama tunggu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Sambungan telepon pun di akhiri dengan salam.

Yusuf segera mempercepat memberikan nilai pada tugas murid-muridnya.

*****

Pondok Pesantren An-nur

Di sebuah asrama Hawa, sedang merebahkan tubuhnya. Sesekali matanya ia tutup lalu di buka. Bibirnya terus kumat-kamit seperti sedang membacakan sesuatu.

Namun, ternyata Hawa sedang menghapal surah yang akan ia setorkan pada Adam. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, yang selalu santai dan tidak khusu. Tapi kini Hawa begitu khusu karena surah yang harus di hapalkan sebanyak 20 ayat. Dan Hawa harus mengulanginya dari awal.

"Lahumma pi …," ucap Hawa terhenti karena lupa dengan kalimat selanjutnya.

Segera dirinya kembali membuka halaman Qur-an yang berbunyi ayat tersebut. Berbeda dengan Hawa yang sedang sibuk, teman-teman satu kamarnya sedang tertidur.

"Enak banget mereka tidur. Lah aku, malah harus menghapal. Kesel banget tuh Ustadz, gak kira-kira apa minta 20 ayat." Kesal Hawa seraya melipat kedua tangannya di bawah dada.

Hawa berpikir bagaimana caranya agar bisa menghapal dengan cepat. Menulis salinan lagi? Itu tidak mungki nanti Adam tahu, karena Hawa pernah menulis contekan di tangannya.

Tiba-tiba Hawa teringat, pada seorang bocah kecil, salah satu santri di sini yang pernah di puji Adam karen kepintarannya. Di usianya yang masih 7 tahun sudah menghapal 30 Juz.

Hawa pun penasaran apa benar bocah kecil itu hapal 30 Juz. Karena rasa penasarannya akhirnya Hawa pergi menemui bocah itu.

Sudah hampir 30 menit dirinya berkeliling asrama putri. Namun tidak sama sekali menemukan bocah itu. Hingga saat Hawa mencari ke taman, halaman pondok yang luas di lengkapi dengan penuh bunga-bunga.

Bocah itu sedang bermain dengan santri lainnya. Dengan segera Hawa menghampiri.

"Hai?" kata Hawa seraya melambaikan tangan pada bocah itu.

"Assalamualaikum, kak." seru bocah itu protes, karena Hawa tidak mengucapkan salam

"Ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab bocah tersebut.

"Nama siapa"

"Amira, kak."

"Oh Amira. Duduk di sana yuk!" tunjuk Hawa pada sebuah Kursi.

Amira pun melirik kursi itu, lalu bertanya untuk apa?. Bocah itu tidak dengan mudahnya di ajak pergi dengan siapa. Karena tidak mau di ajak duduk di kursi yang Hawa tunjukan.

Terpaksa Hawa mengatakan tujuannya langsung. Bertanya pada Amira, apa benar dirinya sudah menghapal 30 Juz, karena Hawa ragu jika Adam berbohong.

Dan Hawa pun bertanya bagaimana cara dirinya menghapal.

"Kakak tahu dari mana aku sudah hapal 30 Juz?"

"Dari Ustadz Adam, apa kamu benar sudah menghapalnya?"

"Jika itu kata Ustadz Adam, berarti benar kakak meragukan kata-katanya? Ustadz Adamlah panutanku, aku menghapal 30 Juz karena ingin seperti Ustadz Adam, pergi sekolah ke negri yang jauh, negrinya para nabi."

"Kakak tahu tidak ada berapa nabi yang di muliakan Allah SWT?

Sontak mata Hawa membulat sempurna. Dirinya yang bertanya kenapa malah bocah itu yang bertanya. Gengsilah jika tidak bisa menjawab.

"Jangan pikir kakak tidak tahu, nama nabi yang di muliakan Allah itu ada 25 nabi," jawab Hawa dengan bangga.

"Ya, masa kakak lupa itu pelajaran madrasah anak SD juga hapal." Seketika nyali Hawa menciut saat di rendahkan oleh anak 7 tahun.

"Sombong banget sih ini bocah," batin Hawa.

"Sudahlah jangan bahas nabi lagi. Sekarang kakak mau tanya bagaimana caranya kamu menghapal dengan cepat? Sebab kakak selalu lupa."

"Aku mendapat saran dari guruku. Beliau pernah berkata 'Menghapal itu tidak perlu di bulak-balik. Cukup baca 7 kali berulang-ulang setelah itu tutup halamannya dan cobalah di baca lagi dengan cara di hapal' Insya Allah bacaan yang kita hapal akan kita ingat di hati dan di pikiran kita."

"Sama, aku juga melakukan hal yang sama."

"Kapan kakak menghapalnya?"

"Baru saja."

"Coba kakak hapal pada waktu tengah malam, tepatnya setelah sholat tahajud sebelum subuh. Karena pada waktu tersebut pikiran kita kembali tenang, dan bersih. Akan sangat mudah bacaan yang kita hapal untuk di ingat," jelas bocah itu Hawa hanya diam merasa di nasehati oleh anak kecil.

"Masa adikku ini kalah sama anak kecil." Tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Hawa.

******

Ayo di sini ada yang pernah ngalamin gak seperti Hawa? Apalagi saat menghapal soal-soal ujian. Ayo siapa?

Bisa di coba nih sahabatku, saran dari Amira.

Terpopuler

Comments

Yuli Purwa

Yuli Purwa

kak Yusuf 🥰🥰🥰🥰🥰

2023-05-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 } Hawa
2 Masuk pondok
3 Hari pertama
4 Bab 4} Kedatangan Adam
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11- Contekan Hawa.
12 Bab 12- Nonton konser
13 Bab 13- Gagal nonton.
14 Bab 14- Kedatangan Yusuf
15 Bab 15- Membantu Ummi memasak
16 Bab 16- Belajar Bersyukur
17 Bab 17- Mengajar
18 Bab 18- Tips menghapal
19 Bab 19-
20 Bab 20- Tabayyun
21 Bab 21- Berteman itu Indah
22 Bab 22- Bendera Kuning
23 Bab 23- Kabar Duka
24 Bab 24- Bertemu Gio
25 Bab 25- Amarah Yusuf
26 Bab 26- Kembali mondok
27 Bab 27- Permintaan Yusuf
28 Bab 28- Berserah Diri
29 Bab 29- Hasil Istikhoroh
30 Bab 30- Fitnah
31 Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32 Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33 Bab 33- Gio Tertangkap
34 Bab 34-
35 Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36 Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37 Bab 37- Perjodohan
38 Bab 38- Di Khitbah
39 Bab 39- Naik Motor
40 Bab 40- Kegelisahan Adam
41 Bab 41- Potret Berdua
42 Bab- 42- Menikah
43 Bab 43- Malam Pertama
44 Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45 Bab 45- Pergi Honeymoon
46 Bab 46- Gara-gara Burung
47 Bab 47 Sinyal cinta
48 Bab 48-
49 Bab- 49 Malam Sunnah
50 Bab 50- Kebingungan Asma
51 Bab 51- Makan berdua.
52 Bab 52- Tamu Bulanan
53 Bab 53- Cemburu
54 Bab 54- Ungkapan Cinta
55 Bab 55
56 Bab 56- Jejak Cinta
57 Bab 57
58 Bab 58-
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61-
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66- Aborsi
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 The End
85 Pengumuman
86 Novel On Going
87 Badboy Untuk Tiara
88 Reveal Death Iseul
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 } Hawa
2
Masuk pondok
3
Hari pertama
4
Bab 4} Kedatangan Adam
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11- Contekan Hawa.
12
Bab 12- Nonton konser
13
Bab 13- Gagal nonton.
14
Bab 14- Kedatangan Yusuf
15
Bab 15- Membantu Ummi memasak
16
Bab 16- Belajar Bersyukur
17
Bab 17- Mengajar
18
Bab 18- Tips menghapal
19
Bab 19-
20
Bab 20- Tabayyun
21
Bab 21- Berteman itu Indah
22
Bab 22- Bendera Kuning
23
Bab 23- Kabar Duka
24
Bab 24- Bertemu Gio
25
Bab 25- Amarah Yusuf
26
Bab 26- Kembali mondok
27
Bab 27- Permintaan Yusuf
28
Bab 28- Berserah Diri
29
Bab 29- Hasil Istikhoroh
30
Bab 30- Fitnah
31
Bab 31- Fitnah semakin menyebar
32
Bab 32- Sesuatu mengejutkan.
33
Bab 33- Gio Tertangkap
34
Bab 34-
35
Bab 35- Terungkap siapa di balik teror
36
Bab 36- Suka Duka di Kantor Polisi
37
Bab 37- Perjodohan
38
Bab 38- Di Khitbah
39
Bab 39- Naik Motor
40
Bab 40- Kegelisahan Adam
41
Bab 41- Potret Berdua
42
Bab- 42- Menikah
43
Bab 43- Malam Pertama
44
Bab44- Pagi Yang Mendebarkan
45
Bab 45- Pergi Honeymoon
46
Bab 46- Gara-gara Burung
47
Bab 47 Sinyal cinta
48
Bab 48-
49
Bab- 49 Malam Sunnah
50
Bab 50- Kebingungan Asma
51
Bab 51- Makan berdua.
52
Bab 52- Tamu Bulanan
53
Bab 53- Cemburu
54
Bab 54- Ungkapan Cinta
55
Bab 55
56
Bab 56- Jejak Cinta
57
Bab 57
58
Bab 58-
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61-
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66- Aborsi
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
The End
85
Pengumuman
86
Novel On Going
87
Badboy Untuk Tiara
88
Reveal Death Iseul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!