"Lo, ngomong apa sih Clay? inget ya pernikahan kita ini hanya sebatas buat menuhin surat wasiat kedua kakek kita, nggak lebih. Lagian gue nggak suka sama lo, cowok yang gue suka itu cuman pak Austin nggak ada yang lain."
Jleb...
Bagai di hujam ribuan anak panah, hati Clay hancur berkeping-keping untuk kedua kalinya ketika mendengar sebuah pengakuan dari istrinya secara langsung.
Harusnya dirinya tidak merasa sakit hati, dengan apa yang di ucapkan oleh istrinya barusan. Karena saat di ruang UKS dia sudah mendengar sendiri jika istrinya tak mencintai dirinya dan satu sekolahpun tahu jika istrinya itu sangat menyukai guru olah raga, bahkan kemarin saja ia membuntuti istrinya yang pergi bersama dengan guru tersebut.
Tapi entah kenapa, ketika mendengar pengakuan Cherryl yang secara langsung. Membuat hati Clay remuk tak bersisa.
Clay melepaskan pelukannya, dan membiarkan istrinya itu menjauh.
"Dan satu lagi, lo harus patuhi aturan yang udah gue kasih ke lo. Jangan karena kita udah nikah terus lo kira gue bakal berubah sama lo, di mata gue lo itu cuman cowok yang super nyebelin!" setelah menghardik suaminya, Cherryl pergi meninggalkan Clay, yang masih berdiri menatapnya.
***
Ruang Makan.
Papa Cestaro dan Mama Dewi sudah, berada di meja makan menikmati sarapan pagi yang di buat oleh mbok jum. Karena menunggu sepasang pengantin baru terlalu lama jadi Mama dan papa sarapan lebih dulu
Clay, turun lebih dulu meninggalkan istrinya yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi.
"Pagi Clay," sapa Mama Dewi.
"Pagi, Ma pah," Clay menyapa kembali kedua mertuanya.
"Cherryl mana, Clay?" tanya papa Cestaro.
"Lagi mandi pah," jawab Clay singkat.
Hari ini wajah Clay tampak lebih dingin dari biasanya, ia akan menjawab jika di tanya. Dan dia akan tetap diam jika tidak ada yang bertanya padanya.
"Mau sarapan apa den?" tanya si mbok pada majikan barunya.
"Roti aja mbok," jawab Clay.
Tanpa banyak bertanya mbok Jum, mengambil dua lembar roti dan mengoleskan selai strawberry ke atas roti tersebut.
"Silahkan den."
"Terimakasih mbok," ucap Clay sedikit menyunggingkan senyumnya.
Clay, melahap roti itu dengan malas, sebenarnya ia tidak lapar karena mengingat ucapan Cherryl, tapi takut kedua mertuanya banyak bertanya jadi ia paksakan saja memakan roti tersebut.
"Pagi mah, pah," seru Cherryl yang baru saja turun dari kamarnya.
"Pagi sayang, ayo sarapan dulu," ujar Mama Dewi.
Mbok Jum, menyiapkan sarapan nasi goreng untuk nona mudanya. Jika pagi ini Clay terlihat murung berbeda dengan Cherryl setelah ia membuat hati suaminya hancur, Cherryl malah terlihat ceria bahkan tidak ada sedikitpun rasa bersalah dalam dirinya.
Ruang makan mulai terasa canggung, tidak ada yang berbicara satupun di antara mereka.
Mama Dewi yang merasakan atmosfer ruang makan sedang tidak baik, menatap ke arah papa Cestaro yang masih sibuk dengan ponselnya.
Melihat tatapan sangistri, papa Cestaro menyimpan ponselnya dan mulai membuka sebuah percakapan.
"Ekhem," papa Cestaro berdeham membuat Cherryl dan Clay melirik ke arahnya.
"Clay," panggil papa cestaro pada menantunya
"Ya pah."
"Maafkan, papa ya. Semenjak kamu menikah sama Cherryl papa belum sempat ngobrol banyak sama kamu, akhir-akhir ini pekerjaan papa banyak banget. Jadi tidak punya banyak waktu buat kamu."
"Tidak apa-apa pah, Clay mengerti dengan kesibukan papa," ujar Clay
"Oh iya Ma, pah. Hari ini Mamy sama papi Clay, berangkat keluar negeri. Clay sama Cherryl mau mengantar ke bandara. Sekalian Clay mau ijin sama Mama dan papa kalau Clay mau ajak Cherryl pindah ke rumah baru."
Uhhukk... uhhukk.
Cherryl tersedak saat mendengar Clay mengatakan akan membawa dirinya ke rumah baru.
"Sayang, pelan-pelan makannya," mama Dewi mengasongkan segelas air putih pada putrinya.
"Kok pindah, kamu nggak betah emang di sini?" tanya Mama Dewi, kecewa.
"Bukan, mah bukan nggak betah. Clay hanya ingin belajar mandiri, lagi pula sayangkan jika rumah hadiah dari papi di biarkan kosong begitu saja," ucap Clay menjelaskan pada Mama mertua.
"Hem, iya juga sih. Tapi kenapa kalian buru-buru pindah? kenapa nggak nunggu kalian lulus dulu?"
"Clay, ada urusan yang harus di kerjakan di sana mah."
"Urusan? urusan apa?" Mama Dewi terus saja melontarkan pertanyaan pada Clay.
"Mah, biarkan anaknya makan dulu baru tanya-tanya lagi. Kasiankan Clay mau makan sampai tidak jadi gara-gara Mama nanya terus," tegur papa Cestaro pada istrinya yang tak henti bertanya seperti wartawan.
Mama Dewi tersenyum, ia mempersilahkan menantunya untuk melanjutkan sarapannya.
Setelah sarapan selesai, Clay menjelaskan lagi pada kedua mertuanya. Papa Cestaro setuju dengan Clay, tapi Mama Dewi terlihat kecewa.
Mama menarik napasnya dalam, sebenarnya ia tidak rela jika anak dan menantunya pisah rumah dengannya. Selain khawatir Mama juga takut terjadi hal-hal yang tidak di inginkan terjadi dalam rumah tangga putrinya.
Mama tau betul sifat putrinya yang manja dan cerewet, usia mereka masih sama-sama muda. Ego keduanya juga masih sama besarnya, bahkan saat ini saja keduanya masih keras kepala jika sudah cekcok beradu mulut tidak ada yang mau mengalah satupun.
Setelah papa Cestaro, memberi pengertian pada Mama. akhirnya Mama Dewi setuju dan mengijinkan Clay memboyong putrinya ke rumah barunya, Mama Dewi yakin jika kedua orang tua Clay sudah mempersiapkan semuanya. Selain itu juga mama Dewi tahu betul siapa tuan Gerald, dia pasti tidak akan gegabah meninggalkan putranya sendirian di negara Edelweis ini.
Ketika Mama yang sudah setuju, sekarang giliran Cherryl yang menolak, mendengar istrinya yang tidak ingin ikut pindah Clay hanya diam tak bergeming.
"Pokoknya Cherryl nggak mau ikut pindah mah," protes Cherryl pada sangMama.
"Sayang, kamu itu Sekarang sudah menjadi seorang istri. Sudah seharusnya kamu ikut dengan suami kamu," ucap Mama Dewi, memberikan wejangan pada putrinya.
"Apapun yang di katakan oleh suami kamu, selagi itu baik kamu nggak boleh membantah nak," sambung Mama Dewi.
"Cherryl nggak mau mah, Cherryl mau di sini sama Mama dan papa."
"Tidak apa-apa mah, kalau Cherryl tidak mau. Clay tidak akan memaksa," seloroh Clay, dengan tenang.
"Tuhkan Ma, dia aja nggak apa-apa aku di sini kenapa Mama, malah kayak ngusir aku sih," cetus Cherryl pada sang Mama.
Ketika Mama Dewi dan Cherryl berdebat, beberapa orang asing mulai berdatangan ke rumah cherryl. Mereka masuk menuju kamar Cherryl dan mengambil barang-barang hantaran pernikahan yang di berikan oleh kedua orang tua Clay untuk Cherryl termasuk uang mahar yang di berikan waktu akad.
Cherryl dan Mama melihat orang-orang asing itu, dengan hantaran pernikahan di tangan mereka. Gadis itu seketika terdiam dan melirik ke arah suaminya seolah mencari jawaban.
"Karena kau, tidak mau ikut denganku jadi aku mengambil kembali apa yang sudah aku berikan padamu," ujar Clay, dengan wajah datar seperti biasa.
"Ish sial, gue baru tahu ternyata selain nyebelin dia juga licik," desis batin Cherryl.
"Mana gue udah janji lagi, mau ngasih ke si Aulya. Kalau gue tetep nolak pindah bisa-bisa gue kehilangan semuanya, mana Tante Val pindah lagi. Uang mahar pasti di tarik lagi sama si kampret, dan mama belum tentu balikin ATM gue lagi... His mimpi apa sih gue? kenapa bisa nikah muda kayak gini?"
Setelah lama ia berpikir, akhirnya Cherryl setuju ikut pindah dengan suaminya.
Setelah Cherryl dan Clay berkemas mereka berpamitan pada mama Dewi dan papa Cestaro, kedua mertuanya bukan tidak ingin mengantar kepergian besannya. Tapi karena kesibukan yang membuat mereka tidak bisa mengantar orang tua Clay ke bandara.
Cherryl dan Clay masuk ke dalam mobil, karena waktu yang telat akibat sebuah drama yang di ciptakan oleh istrinya. Clay menyuruh pada supirnya untuk mempercepat laju mobilnya.
Mobil pun melaju dengan kencang, memecah jalanan yang cukup padat.
***
Sun flower airport.
Clay memeluk kedua orang tuanya cukup lama, Clay terlihat berat melepaskan keluarganya pindah ke luar negeri.
Tapi mau bagaimana lagi, perusahaan papi Gerald yang ada di sana sedang terkena masalah membuat mereka mau tidak mau harus tinggal di negara tetangga.
Papi Gerald terlihat sangat serius ketika berbicara dengan putra sulungnya, sementara mamy Val sibuk menitipkan putranya pada menantu barunya.
"Cher, mamy titip Clay ya. jaga kesehatan kalian berdua, mamy akan sering menelpon kalian."
"Jangan khawatir Mam, Cherryl bakal jagain Clay dengan baik," jawab Cherryl pada mamy Val.
Clay yang saat itu berada di belakang Cherryl, hanya tersenyum kecut saat mendengar ucapan istrinya.
"Ck, dasar wanita bermuka dua!" decak batin Clay.
"Queen, jagain Mamy ya," pesan Clay pada adiknya.
"Siap, aku bakal jagain mamy papi, sampai darah titik penghabisan," celoteh Queenara, sembari mengangkat tangannya ke kepala.
"Lebay lu."
Tuk...
Clay menjitak kepala adiknya, sampai mengaduh.
"Aduh, Mamy!... liat nih ka Clay KDRT sama aku," rengek Queenara mengadu pada ibunya.
"Eh, kalian udah mau berpisah masih saja bertengkar. Ayo cepet Queen angkat koper kamu pesawat sebentar lagi landing," ujar Mamy Val.
"Kak Cherryl, hati-hati ya kalau Deket kak Clay dia galak. Hahaha," Queen masih saja menggoda kakaknya.
Cherryl hanya melontarkan senyuman pada adik iparnya, Keluarga Clay pun perlahan menjauh dan menghilang dari pandangan Cherryl dan Clay.
Clay terlihat begitu berat melepaskan kepergian keluarganya, ia terus saja melambaikan tangan ke arah mereka meski mereka sudah pergi.
Clay, melirik ke arah Cherryl yang sedang menyebarkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang. Selagi istrinya sibuk melirik kesana kemari Clay pergi meninggalkan Cherryl menuju ruang tunggu, begitu juga Cherryl setelah melihat suaminya pergi dia langsung mengikuti suaminya itu dari belakang.
"Kita nggak pulang? ngapain kita di sini?" tanya Cherryl
Pria yang sedang di ajak bicara oleh Cherryl hanya diam tak merespon pertanyaan istrinya.
"Clay, lo. Kalau di tanya itu jawab dong, malah diem aja," dengus Cherryl kesal karena Clay mengacuhkan dirinya.
Clay menatap tajam pada istrinya, membuat gadis itu tiba-tiba bergidik. Saat melihat tatapan maut suaminya.
"Mulai hari ini, biasakan bicaramu dengan ucapan yang sopan! Meskipun kau tak mencintaiku, Setidaknya tunjukan rasa hormatmu terhadapku!" ucap Clay datar.
Entah apa yang telah merasuki remaja tampan itu, setelah keluarganya pergi. Clay tiba-tiba saja berubah menjadi lebih dingin dan dewasa.
Cherryl saja sampe heran, jangan-jangan suaminya itu sedang kesambet hantu bandara.
"Pulanglah lebih dulu, aku ada urusan," titah Clay pada istrinya.
"Urusan? urusan apa?" Cherryl mengerutkan keningnya, memangnya urusan apa yang akan di kerjakan oleh remaja seusia Clay, selain berkumpul dengan teman-temannya.
Saat Cherryl sedang berpikir urusan apa yang di kerjakan suaminya? seorang wanita cantik berusia 20 tahunan ke atas menghampiri Clay dengan tergesa.
"Maaf tuan muda, saya terlambat jalanan macet sekali," seru sang wanita yang terengah-engah, karena saat masuk ke bandara dirinya berlari.
Clay, melihat istrinya dengan raut wajah penuh tanya. Seketika saja otaknya memikirkan sebuah ide untuk membuat Cherryl cemburu.
"Tidak apa-apa, nona Grace. Saya juga belum lama di sini, Bagaimana kalau kita makan dulu di cafe sekitar sini?" ajak Clay dengan senyuman ramah.
"Eh, kok tuan Clay ramah? bukannya orang bilang tuan muda itu dingin dan disiplin?" gumam batin Grace yang sebentar lagi akan menjadi sekertaris Clay Alexander Dhanuendra tersebut.
"Clay bukannya lo, ada urusan kok malah makan sama cewek?" celoteh Cherryl,
"Ehm, maksudnya kamu bukannya ada urusan kok malah makan sama dia," Cherryl mengulangi pertanyaannya dengan bahasa yang lebih sopan, karena Clay dan nona Grace menatap aneh padanya
Menggunakan bahasa sopan pada teman sebayanya membuat, lidah Cherryl terasa kaku.
"Oh ini istri anda tuan?... kenalkan saya Grace sek-," ucapan nona Grace terpotong.
"Dia temanku, kami sudah janjian mau makan berdua. Kamu pulang saja dengan pak Ardi, aku naik mobil yang satunya lagi," sambar Clay memotong ucapan nona Grace.
"Mari nona Grace," Clay mengulurkan tangannya, agar nona Grace menggemgam telapak tangannya, dengan canggung nona Gracepun mengiyakan permintaan bossnya.
Gadis itu menatap genggaman tangan Clay dan nona Grace, Cherryl tidak menyukai Clay. Tapi kenapa hatinya terasa sakit saat Clay pergi bersama wanita lain, meninggalkan dirinya sendirian di bandara.
"Cihh, katanya tadi pagi mau gue sekarang jalan sama cewek lain, dasar buaya!" dengus Cherryl kesal.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha udah bener apa yg Clay buat,Ngapain ngasih mahar mahal2 kalo kamu gak mau nurutin perintah suami,Gak jaga adab dan sikap lagi sama suami,Ngapain nikah,mending buangan..
2024-12-31
0
Qaisaa Nazarudin
Gitu dong Clay sebagai ketua keluarga kamu harus bersikap Tegas,Bukan hanya pada Cherryl pada orang-orang yg ingin merusak hubungan kalian,hempaskan aja..
2024-12-31
0
Nana
bunga utk kakak
2022-05-30
1