[Sial, kenapa gue bisa dapet calon mertua gila kayak om Gerald sih?]
[Tampang doang, ganteng otaknya nggak beres,] gerutu batin Cherryl dengan tubuh bergetar.
[Masa iya, gue sama cowok ini di suruh berdiri di ujung balkon kayak gini. Sedikit aja gue atau si kampret ini yang gerak tamatlah riwayat,] Cherryl terus menggerutu dalam batinnya, pasalnya papi Gerald menyuruh mereka naik ke atas loteng dan berdiri di atas benteng balkon sambil berpegangan tangan pada Clay.
(Silahkan, bayangkan sendiri posisi Clay dan Cherryl yang berada di pinggir balkon dan papi Gerald yang duduk di kursi kuning.)
Sementara itu, papi Gerald yang masih duduk santai di atas kursi rotan hanya tersenyum ia jadi teringat ketika dirinya memaksa Mamy Val untuk menikah dengannya.
Papi Gerald, membawa mamy Val ke tengah lautan dia mengancam jika mamy Val tidak mau menerima cintanya maka papi Gerald akan melemparkannya ke tengah laut.
"Jadi bagaimana? masih mau bertengkar? dan masih mau menolak perjodohan ini?" tanya papi Gerald pada kedua remaja yang ada di hadapannya.
Cherryl menatap pada Clay, sorot matanya mengatakan jika ia tetap keukeuh menolak perjodohan ini, tapi Clay seolah memberi syarat pada Cherryl untuk menerima terlebih dulu perjodohan ini, karena untuk keselamatan mereka sendiri.
"Pi, ini sangat bahaya. Clay mohon jangan seperti ini," pinta Clay memelas.
"Papi, akan turunkan kalian setelah papi menerima jawaban," ucap papi Gerald.
"Cher, gue mohon demi keselamatan kita lo terima aja dulu," bisik Clay, pada Cherryl
"Nggak, gue nggak mau terima perjodohan ini!" tolak Cherryl, dengan mentah
"Cher, Lo mau mati muda. Gara-gara jatuh dari atas balkon?"
Cherryl menggelengkan kepalanya
[Kalau gue mati muda, nanti pak Austin bisa-bisa nikah sama cewek lain dong, huaaa gue nggak bisa bayangin itu,] jerit batin Cherryl
"Oke, oke. Om Cherryl mau menerima perjodohan ini," ujar Cherryl, dengan cepat
"Clay juga Pi," timpal Clay
"Kalian, serius?" tanya papi Gerald, meyakinkan
Keduanya dengan serentak mengucapkan, iya merasa puas dengan jawaban dari kedua anaknya. Papi Gerald membiarkan kedua remaja itu turun dari pinggir balkon tersebut.
"Ck, terus gimana kalau kita beneran di nikahin?" seloroh Cherryl khawatir.
"Ya, lo terima aja. Mau gimana lagi coba," jawab Clay dengan wajah santai
"Lo, ngejebak gue!" dengus Cherryl
"Siapa yang jebak sih, kan Lo tau sendiri nyawa kita terancam."
"Ih, rese banget sih lo. Papi lo bener-bener gila Clay," rutuk Cherryl
"Piii!!! Cherryl ngatain papi gila nih," sahut Clay mengadu pada papinya
Tuk..
Cherryl menjitak kepala Clay, keras.
"Bawel banget sih lo, jadi cowok,"
"Bodo," ejek Clay, ia pergi meninggalkan Cherryl yang masih berdiri di atas loteng dengan kaki yang masih gemetar.
Sementara itu, di ruang tamu kedua orang tua Cherryl dan kedua orang tua Clay, telah sepakat jika pernikahan putra putrinya di laksanakan besok, karena perjalanan bisnis papi Gerald dan mamy Val di undur akibat cuaca sedang tidak bagus. Jadi mereka mempercepat pernikahan tersebut.
"Iya, saya setuju kalau di tunda lebih lama lagi. Takutnya mereka berubah pikiran," seru papa Cestaro, yang baru pulang dari kantor beberapa menit yang lalu.
"Saya juga setuju," timpal Mama Dewi.
"Lalu, untuk acara akadnya kita akan memilih hotel yang mana?" tanya Mamy Val.
"Kalau saran saya, karena ini weeding secrets sebaiknya kita adakan di rumah ini saja. Untuk meminimalisir tersebarnya berita pernikahan anak-anak kita yang masih sekolah, Saya khawatir jika pihak sekolah tau mereka akan di keluarkan. Apalagi sebentar lagi ujian," saran Mama Dewi,
Papa Cestaro, papi Gerald dan mamy Val mengangguk. Mereka setuju dengan saran Mama Dewi, setelah semuanya di bicarakan dengan baik, dan tidak ada lagi yang akan di bicarakan keluarga Clay pun pamit pulang dari kediaman Cestaro.
"Tante pulang dulu ya sayang, tidur yang nyenyak biar besok fresh. Nanti Tante bawain hantaran skincare kesukaan kamu yang banyak. Oke," ujar mamy Val, sedikit membujuk pada calon menantunya.
Mendengar, Mamy Val yang akan membawakannya skincare yang banyak membuat Cherryl menjadi bahagia, tanpa tau jika dirinya besok akan menikah dengan putra dari wanita yang telah menjanjikannya barang yang ia sukai tersebut.
"Iya Tante, hati-hati ya," ujar Cherryl melambaikan tangan pada calon mertuanya, Clay yang mengikuti kedua orang tuanya meniru cara bicara Cherryl dengan meledek. Dan percekcokan pun kembali terjadi, setelah mendapat jeweran dari Mamy Val dan Mama Dewi merekapun terdiam.
Cherryl masuk ke dalam rumah, begitu Clay menaiki motornya ia baru sadar jika ban motornya kempes dan semua itu adalah ulah calon istrinya yang iseng.
"Cherryl!!" teriak Clay geram, sementara Cherryl yang sedang duduk santai di depan televisi hanya terkekeh.
"Rasain lo."
***
Keesokan harinya, Pagi-pagi sekali Mama Dewi membangunkan putrinya yang masih bermanja di atas kasur empuknya.
Mama Dewi, juga sudah membawa makeup artis untuk merias wajah putrinya untuk acara akad nanti.
Srekk..
Mama Dewi, membuka tirai jendela kamar Cherryl. Membuat gadis yang masih betah dalam mimpinya itu mengerjapkan kelopak matanya karena silau dengan cahaya matahari yang menerpa wajah cantiknya.
"Ih, Mama ngapain sih? silau tau," protes Cherryl dengan suara seraknya, ia kembali menarik selimutnya dan menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari.
"Bangun sayang, hari ini pernikahan kamu. Sebentar lagi keluarga Tante Valerie datang loh."
"Apa, Mah! hari ini Cherryl nikah!" Sentak Cherryl langsung bangun dari tidurnya.
"Iya, sayang," jawab Mama Dewi
"Kenapa jadi mendadak begini sih, Cherryl nggak mau ah," tolak Cherryl menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Sayang, Mama janji deh setelah selesai kamu akad. Mama kembalikan kunci mobil dan ATM kamu," bujuk Mama Dewi
"Mama nggak bohong kan," lirih Cherryl
"Mama janji sayang, sejak kapan Mama bohong sama kamu,"
"Aahh, Cherryl nggak mau," rengek Cherryl
Mama Dewi menarik nafasnya dalam, ia mencoba membujuk putrinya dengan segala cara setelah bernegosiasi selama satu jam, akhirnya Cherryl setuju meskipun secara terpaksa iapun berjalan dengan malas menuju kamar mandi.
Setelah, Cherryl membersihkan dirinya iapun duduk di depan meja riasnya dan membiarkan makeup artis yang di bawa oleh Mama Dewi mencoret-coret wajah cantiknya.
Ia menatap dalam bayangan dirinya, yang ada dalam cermin. Wajahnya tampak murung dan nyaris menangis ketika perias itu membantu dirinya untuk mengenakan kebaya pengantin buatan Mamy Val.
Cherryl sedih bukan karena terharu, dengan pernikahan. Melainkan ia sedih dengan nasibnya yang harus menikah di usia yang masih sangat muda.
Di saat remaja seusianya, sedang menikmati masa-masa remaja dengan bermain bersama teman-temannya, dan melakukan banyak hal.
Tapi cherryl harus menikah dengan pria yang selalu membuatnya kesal. Jika saja saat masih dalam kandungan ibunya, dia sudah tahu akan di jodohkan dan menikah muda mungkin dia akan bersimpuh di hadapan tuhan untuk minta tidak di lahirkan.
Nasi sudah menjadi bubur, dan takdir tak bisa di hindari. Mau tidak mau dirinya harus menerima semua kenyataan ini.
"Sudah selesai non, nona terlihat sangat cantik," puji makeup artis tersebut.
Cherryl kembali menatap bayangan dirinya di cermin sembari tersenyum getir, ia terlihat cantik dan anggun dengan makeup sederhana tapi terlihat wah, juga balutan kebaya putih yang sangat pas dengan ukuran tubuhnya menambah aura kecantikan yang di miliki oleh Cherryl.
"Sayang, sudah siap?" tanya Mama Dewi, yang mengecek putrinya
Cherryl mengangguk pelan, hatinya terasa sangat sakit. Bahkan langkahnya pun terasa begitu berat, saat ia akan menghampiri ibunya yang ada di ambang pintu.
Cherryl berjalan menuruni tangga bersama Mama Dewi dengan lemas, ia melihat keseluruh ruangan rumahnya hanya ada segelintir orang yang datang ke pernikahannya, itu pun hanya keluarga inti dari kedua orang tuanya.
Sedangkan Tante Valerie hanya datang, dengan papi Gerald dan putri bungsunya di tambah sekertaris papi Gerald beserta istrinya.
Karena ia harus merahasiakan pernikahan ini dari semua orang, bahkan iapun tidak mengundang dan memberi tahu sahabatnya Aulya untuk datang ke acara bahagianya, lebih tepatnya mungkin pura-pura bahagia.
Cherryl yang semula, wajahnya terlihat kusut dan muram seketika berubah menjadi berseri-seri di kala ia melihat hantaran yang begitu banyak di bawa oleh para karyawan papi Gerald, ke dalam rumahnya.
"Ya ampun, hantarannya banyak banget ini sih nggak akan habis sampe satu tahun ternyata nikah sama si kampret ada untungnya juga ya," Gumam batin Cherryl, sambil terkekeh.
.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments