Sebuah mobil masuk ke pelataran rumah mewah bernuansa klasik dengan dua pilar besar yang menjulang tinggi di depannya.
"Ini rumah siapa pak?" tanya Cherryl, pada pak supir.
"Ini rumah tuan muda dan anda nona," jawab pak supir.
"Wah gila, rumahnya gede banget," gumam Cherryl, ia begitu takjub dengan kemegahan rumah yang di berikan oleh mertuanya sebagai hadiah pernikahan.
Cherryl memasuki rumah tersebut, ia terkejut saat melihat deretan pelayan berbaris dengan rapih menyambut kedatangan dirinya.
Gadis itu menyebarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, ia begitu kagum dengan semua benda yang ada di rumah tersebut.
"Selamat siang, nona. Kenalkan saya Arum kepala pelayan di sini, nona bisa panggil saya Bi Arum." sapa seorang wanita berusia tiga puluh tahun.
"Oh iya bi, saya Cherryl."
"Mari saya, antar nona untuk berkeliling terlebih dahulu," ajak bi Arum, wanita itu cantik dan terlihat berwibawa.
Cherryl mengikuti bi Arum berkeliling di rumah yang luas tersebut, bi Arum memberitahukan satu persatu ruangan yang ada di rumah tersebut layaknya seorang pemandu wisata yang mengenalkan semua kecanggihan rumah itu pada wisatawan. Cherryl mengangguk sembari terkagum-kagum dengan semua fasilitas rumah itu.
Setelah satu jam berkeliling di rumah yang luas dengan fasilitas yang lengkap, bi Arum membawa Cherryl ke kamarnya.
Satu kamar yang begitu luas, jika di bandingkan dengan kamar Cherryl di rumahnya mungkin bisa dua kali lebih besar dari pada kamarnya.
"Silahkan nona istirahat lebih dulu, jika butuh sesuatu jangan sungkan untuk memanggil saya," ujar bi Arum, sembari mundur beberapa langkah untuk membiarkan nona muda itu masuk.
"Saya permisi nona," pamit bi Arum pada Cherryl.
"Terimakasih, bi." Cherryl tersenyum dengan ramah.
"Eh, bi.... em, apa Clay tidur di sini juga?" Cherryl bertanya dengan ragu, ia takut jika harus satu kamar dengan suaminya.
"Tidak, nona. Kamar tuan muda ada di sebelah anda," bi Arum menunjuk pada salah satu ruangan yang ada di sebelah kamar Cherryl.
"Oh, baiklah terimakasih bi."
Kepala pelayan itu mengangguk kemudian pergi meninggalkan Cherryl, membiarkan gadis itu untuk beristirahat.
"Wah, kamarnya gede banget," Cherryl berjalan menyusuri setiap sudut ruangan kamarnya ia melihat barang-barangnya sudah tersusun dengan rapih di kamar itu.
"Eh, ada balkonnya juga," gadis itu berlari kecil menuju balkon, balkon itu menghadap langsung ke sebuah taman yang di penuhi oleh tanaman hias yang cantik dan hijau cukup untuk memanjakan mata di pagi juga sore hari.
"Hem... seger banget." Cherryl menarik napasnya dalam dan meregangkan kedua tangannya di depan balkon tersebut.
Karena merasa lelah, setelah mengantar kedua mertua juga adik iparnya ke bandara dan berkeliling di rumah tersebut. Membuat gadis itu lelah iapun merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk berukuran king size.
Ia menatap langit-langit kamar yang berwarna putih polos, tanpa sadar ia jadi memikirkan suaminya yang sedang makan siang dengan wanita cantik yang tadi ia temui di bandara.
"kutu kampret itu lagi ngapain ya? bisa-bisanya dia makan sama cewek lain, ish." ucap Cherryl kesal.
"His, ngapain sih gue mikirin si Clay. Kurang kerjaan banget," desis Cherryl, lalu menggelengkan kepalanya untuk menepis bayangan suaminya dari dalam kepala.
"Dia mau ngapain sama siapa aja, terserah dia lah.Gue kan nggak suka sama si kampret itu, dari pada gue mikirin dia mending gue mikirin pak Austin," Cherryl terkekeh sembari, mengingat momen ketika dirinya makan di sebuah restoran bersama pak Austin.
****
Akasia cafe.
Clay dan nona Grace berada di satu meja yang sama, mereka terlihat begitu serius dengan tatapan fokus ke sebuah layar laptop yang ada di hadapannya.
Nona Grace, dengan sabar dan teliti menjelaskan apa saja yang harus di kerjakan oleh seorang CEO di perusahaannya.
Selain memberitahukan tugas, hak dan kewajiban seorang CEO. Nona Grace juga menjelaskan semua tentang perusahaan pada tuan mudanya, Clay menganggukan kepala sebagai tanda bahwa dia mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh sekertarisnya.
Clay adalah pria cerdas, tidak butuh waktu lama baginya untuk mempelajari semua tentang perusahaan, yang di berikan oleh ayahnya itu.
Karena Tuan Gerald sedang merintis perusahaannya yang ada di luar negeri, jadi beliau menyerahkan perusahaan Sunshine group sepenuhnya pada putra sulungnya, papi Gerald yakin meskipun usia putranya masih sangat muda. Tapi papi Gerald percaya perusahaan Sunshine group akan semakin berkembang di tangan putranya itu.
"Bagaimana tuan? apa anda sudah paham?"
"Ya aku sudah paham, aku akan mempelajarinya lagi nanti," Clay menyesap jus orange yang sudah ia pesan tadi hingga habis.
"Oh, ya nona Grace. Satu Minggu lagi aku akan menghadapi ujian, bisakah anda membantuku untuk menghandle semua pekerjaanku selama aku ujian?" tanya Clay, pada sekertarisnya itu.
"Tentu tuan, anda tidak perlu khawatir. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk anda juga perusahaan," tutur nona Grace dengan sopan.
"Aku percaya, papi tidak mungkin mengirim orang biasa ke sampingku, dan perihal tadi aku minta maaf karena sudah lancang menyentuh mu nona Grace."
"Tidak, apa-apa tuan. Saya mengerti."
"Dan satu lagi, aku harap lain kali usahakan pergi di awal waktu. Aku tidak suka dengan orang yang suka terlambat." cetus Clay, dengan wajah yang dingin, membuat nona Grace tertegun.
Ternyata rumor tentang putra dari pemilik sunshine grup yang selalu disiplin dan cenderung blak-blakan itu memang benar adanya.
"Kalau begitu aku pamit pulang dulu, terimakasih atas bantuan anda nona Grace."
Nona Grace bangkit dari duduknya, dan menundukan kepala ketika Clay pergi meninggalkan dirinya.
***
Kediaman Dhanuendra.
"Selamat malam tuan muda," sapa bi Arum.
Clay hanya menganggukan kepalanya pelan sambil berjalan.
"Cherryl sudah pulang bi?"
"Sudah tuan, nona sedang istirahat di kamarnya," jawab bi Arum.
"Oh ya tuan, saya sudah siapkan makan malam untuk anda dan nona."
"Saya mau mandi dulu," ucap Clay, kemudian pergi menuju kamarnya.
Beberapa menit kemudian, Clay sudah terlihat segar dan wangi. Ia kemudian berjalan menuju ruang makan, melewatkan pintu kamar istrinya yang masih tertutup rapat itu.
Clay, duduk di ruang makan sambil memainkan ponselnya mengecek beberapa pesan dan e-mail yang di kirimkan oleh nona Grace, dan juga beberapa pesan dari Tiara namun ia mengabaikannya.
"Silahkan tuan," bi Arum menyediakan semua makan malam untuk tuan mudanya, ia melirik ke sebuah kursi dengan penuh tanya. Kemana nona muda? kenapa dia belum turun untuk makan malam?
Melihat tuan mudanya, yang terlihat sibuk dengan ponsel. Bi Arum naik ke lantai atas dan memanggil nona muda agar turun untuk makan malam bersama dengan suaminya.
Tok...tokk...tokk..
"Nona, apa anda sudah bangun?" seru bi Arum dari luar kamar.
Tidak ada jawaban dari sangpemilik kamar, bi Arum kembali mengetuk pintu kamar dan melontarkan pertanyaan yang sama pada gadis yang masih tidak bergeming itu.
"Kenapa bi?"
Suara Clay yang tiba-tiba berada di belakang bi Arum.
"Em.. ini tuan nona sudah dari tadi saya panggil tapi tidak keluar-keluar."
"Ambilkan kunci cadangan bi."
Kepala pelayan itu dengan segera mengambil kunci cadangan yang ada di laci dekat pintu kamar, lalu memberikannya pada Clay.
Klek..
Pintu kamar terbuka, di lihatnya Cherryl masih terlelap dalam tidurnya. Mungkin karena kemarin malam dirinya kurang tidur akibat rasa takutnya pada hantu, jadi hari ini ia tidur dengan sangat nyenyak.
"Cher.. Bangun," Clay membangunkan istrinya tanpa menyentuh gadis itu.
Setelah beberapa kali di panggil, oleh suaminya dan di goyahkan oleh bi Arum. Gadis itu tetap tak kunjung bangun Cherryl hanya menggeliatkan tubuhnya kemudian tidur kembali, karena kesal istrinya tak bangun akhirnya Clay menyuruh bi Arum untuk mengambil satu gelas air.
Tanpa menunggu perintah kedua, bi Arum membawa segelas air yang di minta oleh majikannya.
"Ini tuan," bi Arum menyodorkan air tersebut pada Clay.
"Siramkan pada wajahnya, bi." titah Clay pada bi Arum. membuat wanita berusia tiga puluh tahun itu terkejut dengan perintah majikannya, sudah cukup lama dirinya melayani keluarga Dhanuendra. Tapi baru kali ini dirinya melihat Clay, sekejam ini pada istri barunya.
"Kenapa diam? bibi mau saya pecat, karena tidak patuh pada perintah saya!" ancam Clay, pada bi Arum yang masih berdiri sambil memegang gelas tersebut.
"Tidak, tuan," Mendengar ancaman dari majikannya, bi Arum yang masih betah bekerja di rumah Dhanuendra. Langsung menyiramkan air itu tepat di wajah Cherryl, membuat gadis itu terperanjat dalam tidurnya.
Byur....
"Ah, astaga," pekik Cherryl, terperanjat dari tidurnya dan melihat Clay dan bi Arum sedang berdiri di samping ranjang.
"Clay, lo apa-apaan sih. Pake nyiram gue segala," Cherryl mendengus sambil mengusap wajahnya yang basah.
"Siapa yang nyiram? kamu nggak liat , siapa yang megang gelas?" pungkas Clay, dengan santai.
Melihat nona mudanya yang menatap dirinya sinis, bi Arum yang masih memegang gelas di tangannya Langsung menyimpan gelas tersebut di atas nakas.
"Ini pasti lo kan, nggak usah playing victim deh Lo."
"Ck, bukankah kamu sendiri yang melarang ku untuk menyentuh. Aku dari tadi sudah membangunkan mu secara baik-baik, tapi kau tidur seperti orang mati jadi terpaksa aku menyirammu," seloroh Clay sambil berdecak.
"Ngeselin banget sih,lo! gue heran kenapa Tante Val bisa punya anak serese lo!"
"Bi, bantu dia untuk mandi dan berikan catatan yang aku berikan tadi padanya. Jangan terlalu lama aku tidak suka dengan orang lelet!" pungkas Clay ia pergi dan mengabaikan ocehan istrinya.
"Heh kampret mau kemana lo, gue belum selesai ngomong!" teriak Cherryl memanggil suaminya, yang kini sudah hilang di balik pintu.
Gadis itu mengepalkan kedua tangannya kesal, ia menjadikan bantal sebagai sasaran kekesalannya terhadap pria yang sudah menyiram wajahnya sambil berteriak.
"Nona, hentikan jangan berteriak lagi. Tuan muda tidak suka ada kebisingan di rumahnya," tegur bi Arum menenangkan, Cherryl.
"Biarin, aku tidak peduli. Dia sudah membuatku kesal bi," timpal Cherryl, yang semakin mengeraskan suaranya.
"Nona, nona muda... dari pada seperti itu lebih baik nona baca ini baik-baik lalu bergegaslah untuk membersihkan diri," ujar bi Arum mengasongkan gulungan kertas ke arah Cherryl.
Cherryl mengambil gulungan kertas itu dengan kesal, Cherryl membelalakkan kedua matanya saat membuka gulungan yang panjangnya sampai bermeter-meter.
.
.
.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nana
semangat kak
2022-06-01
2