Sebuah perhatian kecil dari pria idaman, membuat hati Cherryl seolah-olah akan terbang. Ia tak berhenti tersenyum saat suara pak Austin yang meminta dirinya untuk berhati-hati, terus terngiang-ngiang di telinganya.
***
Kediaman keluarga Cestaro.
Cherryl turun dari mobilnya dengan hati yang berbunga-bunga, ia membuka pintu rumah sembari bersenandung Tapi nyanyiannya seketika terhenti saat matanya melihat ke arah ruang tamu.
Ia melihat sekelompok orang sedang berkumpul ribut-ribut dengan raut wajah yang khawatir.Penasaran, dengan orang-orang yang sedang berkerumun Cherryl menghampiri mereka.
"Pak, ini ada apa ya kok pada ngumpul di rumah saya?" tanya Cherryl pada seorang satpam yang biasa berjaga di depan komplek rumahnya
"Lah, non gak tau itu mamahnya ke surupan," seru pak satpam
"Kesurupan?" Cherryl mengerutkan keningnya, heran.
Setaunya Mama Dewi adalah sosok wanita dengan fisik yang kuat, bahkan dulu ia dengar cerita, jika semasa muda Mama nya dulu, Mama Dewi pernah berwisata ke sebuah tempat yang bisa di bilang angker, di saat semua temannya mengalami kesurupan masal cuman Mama Dewi saja yang tidak ketempelan makhluk halus beliau malah anteng melihat benda-benda mistis seorang diri, tapi kenapa sekarang mamah Dewi bisa kerasukan? jin mana yang berani masuk kedalam tubuh Mama Dewi? apa dia tidak tahu jika mamah Dewi punya jurus andalan yaitu jurus seribu panci.
Kalau panci sudah melayang, kelar semua urusan.
"Iyah, non tadi ustadz nya bilang kalau ibunya non ke masukan arwah mendiang simbahnya non," sambung pak satpam dengan logat jawanya yang kental.
"Kemasukan arwah kakek? wah pasti ini cuman akal-akalan Mama aja." dengus batin Cherryl.
"Oh, ya pak apa yang di katakan Mama saya tadi?"
"Saya tidak tau banyak apa yang di katakan oleh Mama nya si non, tapi yang saya dengar kalau mbahnya non itu merasa tidak tenang dialam sana, karena cucunya tidak mau melaksanakan surat wasiat yang di berikan olehnya," jelas pak satpam sembari mengingat-ingat skenario yang di berikan oleh Mama Dewi.
Cherryl mengerlingkan matanya, ia sudah tahu jika Mama nya itu hanya pura-pura agar dirinya mau menerima perjodohan tersebut.
Cherryl terdiam memikirkan sebuah ide, setelah mendapat sebuah rencana, ia menjentikkan jarinya lalu ia menerobos ke kerumunan itu. Cherryl melihat ke arah ibunya yang sedang meracau tidak karuan.
"Aing maung, tong wani-wani ngalawan parentah nu ges di tangtukeun ku aing!"
(Terjemahan: Saya macan, jangan berani-berani melawan perintah yang sudah di tentukan oleh saya.)
Cherryl mengerutkan dahinya, ia melihat ke arah ibunya yang sedang di obati oleh seseorang yang berpakaian seperti ustadz.
Cherryl berdiri dengan tangan yang di lipat ke dadanya, ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. Ia merasa malu dengan kelakuan ibunya yang random itu.
"Hemm, jadi mamah kesurupan maung atau arwah kakek?"
"Ya arwah kakek kamu lah," celetuk mamah Dewi, ia langsung menutup mulutnya karena keceplosan setelah itu mamah Dewi melanjutkan akting kesurupannya lagi.
"Udah deh mah gak lucu tau, acting mamah itu jelek emang mamah gak malu apa guling-guling gitu di depan orang banyak. Kalo papah liat pasti papah gak akan mau lagi jalan sama Mama," sindir Cherryl pada ibunya
"Dasar cucu, tidak sopan!"
"Mah, mamah tau gak? sekarang di toko Oren lagi ngadain diskon besar-besaran sama gratis ongkir," cetus Cherryl.
"Wah, yang bener Cher?" seru Mama Dewi yang langsung bangkit dari berguling dan merapihkan rambutnya yang berantakan.
"Nahkan! perhatian semuanya!!" Cherryl menepukan tangan supaya warga itu memperhatikannya.
"Mama saya sudah sembuh jadi silahkan kalian bubar ya, maaf sudah merepotkan kalian," ujar Cherryl mengusir kerumunan warga di rumahnya.
"Bu, lalu bagaimana dengan bayaran kami?" bisik seorang pria yang berpakaian seperti ustadz tersebut.
"Bayaran apa! rencananya juga gagal, udah bubar-bubar," usir mamah Dewi pada orang-orang yang ia bawa kerumahnya itu.
"Huuuhhh gimana sih."
"Gagal makan enak nih kita."
"Saya udah capek-capek, jadi ustad malah gak di bayar."
Keluhan para warga yang kecewa karena telah di PHP oleh Mama Dewi.
Setelah semua orang bubar, Cherryl pergi meninggalkan ibunya yang menatap dirinya dengan senyuman aneh.
"Eh, sayang gimana sama diskonnya!"
"Diskon apaan sih mah giliran denger diskon aja cepet Karena Mama udah nipu aku, Cherryl doain akun toko oren Mama gak dapet diskon sama gratis ongkir selamanya!" Dengus Cherryl sembari menaiki tangga menuju kamarnya
BRAk..
Cherryl menutup pintu kamar dengan kencang, membuat mamah Dewi terkejut
"Astagfirullah, anak itu," Mama Dewi mengusap dadanya yang berdebar akibat terkejut
"Gimana kalau doa Cherryl terkabul ya? gawat ini. Mamah gak bisa belanja panci lagi dong di toko Oren," ucap mamah Dewi sambil mengecek ponselnya.
***
Pukul, 19.00 malam.
Cherryl bersama kedua orang tuanya tampak menikmati makan malam buatan Mamanya.
Cherryl makan dengan lahap, membuat papa Cestaro khawatir jika putrinya tersedak.
"Sayang, pelan-pelan makannya. Tidak akan ada yang mencuri makananmu," Tegur papa Cestaro.
"Hehe, maaf pah habis ini enak," kekeh Cherryl dengan mulut yang penuh makanan.
"Oh ya pah, tolong bilangin sama Mama dong supaya gak maksa terus Cherryl buat nikah muda," ungkap Cherryl mengadu.
"Papah tau gak, tadi mamah sampai ngundang orang-orang ke rumah, terus pura-pura ke surupan segala lagi bikin malu aja deh," sambung Cherryl.
"Mama lakuin semua inikan demi kamu juga biar kamu percaya kalau mendiang kakek gak tenang di akhirat, Karena cucunya yang gak mau menuhin surat wasiat," ujar Mama Dewi.
"Cherryl kan udah bilang, ini itu udah jaman modern mah. Bukan jaman Siti Nurbaya lagi yang mesti di jodoh-jodohin."
"Iya, mamah tau ini sudah modern dan bukan jaman Siti Nurbaya lagi. Tapi ini surat wasiat yang mesti di jalankan sayang."
"Pah!!!! belain anaknya dong, masa papah diem aja liat anak perempuan satu-satunya terus di paksa nikah dini, sama mamahnya," Rengek Cherryl meminta pembelaan dari papahnya.
Namun, bukan pembelaan yang ia dapat melainkan sebuah wejangan yang di lontarkan oleh papa Cestaro.
"Sayang, surat wasiat itu beratloh kalau tidak di jalankan benar kata mamah kamu, kalau kamu tidak patuh mendiang kakek akan merasa tidak tenang di alam sana sebaiknya kamu ikutin saja permintaan terakhir mendiang kakek, Toh papa juga yakin kalau pria yang di pilih oleh mendiang kakek kamu itu bukan pria sembarangan," papa Cestaro memberi penjelasan pada putrinya.
"Ih, papah Sama aja kayak mamah. Cherryl sebel!" ketus Cherryl, ia mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Pah begini saja kalau Cherryl masih menolak dengan perjodohan ini, kita coret saja nama Cherryl dari kartu keluarga dan itu kunci mobil juga ATM Papah ambil lagi aja. Percuma jugakan ya punya anak tapi gak nurut, Pah." Tutur mamah Dewi, membuat Cherryl tambah sebal.
"Ide bagus tuh mah," timpal papa Cestaro yang setuju dengan ide sang istri.
"Pah! kok gitu sih, Mama sama papa jahat banget."
"Ayo kembalikan semua fasilitas yang sudah papah berikan pada kamu, setelah itu mamah dan papah tidak akan memaksa kamu lagi untuk menikah dengan pria pilihan mamah," pungkas Mama Dewi, dengan wajah yang serius.
"Mama nyebelin! heuh, pokoknya aku tidak mau mengembalikan semua yang sudah papah kasih ke aku, dan aku tetap menolak perjodohan ini!!" dengus Cherryl kasar kemudian ia pergi menuju kamarnya meninggalkan kedua orangtuanya yang masih belum selesai berbicara itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Nana
Wkwkwk
2022-05-14
2