"Clay!" Tiara menghampiri Clay yang sedang mendekap Cherryl, karena pingsan. Dengan tatapan tidak suka.
"Eh, Tiara kebetulan lo kesini. Cepet bantu gue buat angkat dia ke uks," seru Clay panik.
"Kamu ngapain nolongin dia, paling juga dia cuman pura-pura," ketus Tiara, menyilangkan kedua tangan di dadanya.
"Tapi kayaknya dia nggak pura-pura deh, Ra. Dia beneran pingsan," seru Clay.
"Nggak ah, ngapain nolongin orang yang rese kayak dia," tolak Tiara mentah.
Karena mendapat penolakan, dari Tiara. Tanpa banyak bicara akhirnya Clay menggendong Cherryl sendiri dan membawa gadis yang sedang pingsan itu ke UKS.
"Ih, rese banget sih tuh cewek. Kenapa sih kerjaannya cuman pingsan Mulu!" gerutu Tiara sambil menghentakkan kakinya.
Tak, ingin melihat Clay berduaan bersama Cherryl di UKS Tiara mengikuti Clay dari belakang.
Sesampainya di UKS, Tiara duduk di samping Clay, melingkarkan tangannya di lengan kekar milik Clay. Membuat pria itu merasa risih,
Meskipun Clay, sudah menggeser duduknya tapi Tiara tetap mengikuti Clay.
"Tiara! lo bisa nggak?sih duduknya nggak mepet-mepet Mulu. Gue risih!" tegur Clay melepaskan tangan Tiara yang melingkar di lengannya
"Kenapa risih, gue kan cuman megang tangan lo doang Clay," seru Tiara sambil tersenyum
"Lepasin tangan gue, Tiara!" Pinta Clay, dengan wajah kesal.
"Gue, nggak mau!" tolak Tiara, yang semakin mengeratkan tangannya.
"Tiara! lo jadi cewek ngeselin banget ya. Lo pikir dengan cara Lo kayak gini ke gue, gue mau simpatik gitu sama Lo! yang ada gue malah ilfeel!" dengus Clay menaikan nada bicaranya.
"Terus gue harus gimana, clay? biar lo, bisa suka sama gue," cetus Tiara memasang wajah sedih.
"Sorry, Ra. Gue rasa sampai kapanpun gue nggak bakal suka sama Lo, jadi gue minta lo jauhin gue!" ucap Clay, kesal.
"Nggak, Clay. Gue nggak mau jauh dari lo, meskipun Lo nggak suka. Gue bakal tetep berusaha buat bikin lo suka sama gue!" sahut Tiara, yang terus memaksa.
Clay menarik napasnya dalam, ia merasa jengah dengan sikap Tiara yang di rasa sudah berlebihan. Gadis itu selalu menempel padanya sampai-sampai semua murid menggosipkan jika dirinya berpacaran dengan Tiara.
Sepanjang perdebatan Tiara dan Clay di dalam UKS, ternyata ada sepasang mata sedang memperhatikan mereka sembari menyangga dagunya dengan tangan. Ya orang itu adalah Cherryl.
Ternyata gadis itu, sudah sadar dari beberapa menit yang lalu. Karena tidak ingin menganggu kedua orang yang sedang berdebat di hadapannya, Cherryl memutuskan untuk menyimak berdebatan yang singkat itu.
"Perdebatan kalian, cuman sampai situ saja? nggak seru banget sih," cibir Cherryl, yang merasa kecewa dengan perdebatan temannya yang singkat.
"Sejak kapan, lo sadar?" ketus Tiara, yang melihat Cherryl sudah turun dari ranjangnya.
"Sejak, kalian memulai perdebatan," celoteh Cherryl sembari tersenyum.
Clay, menatap ke arah Cherryl. ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Cherryl.
"Lain kali, kalau pingsan jangan nyusahin orang!" dengus Clay, yang mendekatkan wajahnya pada Cherryl membuat gadis itu, mencondongkan tubuhnya kebelakang.
Sementara Tiara, tampak begitu kesal melihat Clay yang berbicara pada Cherryl dengan jarak yang begitu dekat.
Setelah Clay pergi dari ruang UKS itu, Tiara buru-buru menutup pintu UKS rapat. kini yang ada di ruangan itu tinggal dirinya berdua dengan Cherryl.
"Lo, sengajakan pura-pura pingsan di depan Clay?" tuduh Tiara pada Cherryl.
"Gue...pura-pura pingsan di depan si Clay?" Cherryl terkekeh mendengar pertanyaan dari teman sebayanya
"Ck, apa untungnya gue pura-pura pingsan di depan cowok ngeselin kayak dia," tampik Cherryl,tersenyum kecut
"Alaah, nggak usah berkelit lagi deh lo! Lo sukakan sama si Clay?"
"What? gue suka sama si Clay! helloo!! please ya gue rasa satu sekolah ini udah pada tau kali, kalau gue itu suka sama pak Austin. Jangan ngada-ngada deh lo, si Clay bukan tipe gue kali," tampik cherryl, sembari merapikan rambut panjangnya.
"Awas aja lo, kalau sampai gue denger lo suka sama si Clay. Gue bakal bikin perhitungan sama Lo!" Tiara memberi ancaman pada Cherryl, gadis yang di anggap sebagai saingan dalam mengejar cinta pria idamannya
"Ihh, gue takut," ledek Cherryl sembari tertawa.
"Dasar cewek rese!" dengus Tiara, menghentakan kakinya.
Ketika kedua gadis itu sedang bercakap-cakap, seseorang dengan diam-diam menguping pembicaraan mereka. Namun saat telinganya mendengar sebuah pengakuan dari Cherryl, hatinya terasa sakit bak tertusuk oleh ribuan anak panah yang menghujam, terasa sakit tapi tidak berdarah.
Setelah, mendengar salah satu dari gadis itu membuka pintu uks. Orang itu segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
****
Satu hari penuh berada di sekolah, membuat Cherryl merasa bosan. Dan ingin cepat pulang, agar dirinya bisa segera merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk.
"Al, gue nebeng pulang ya," pinta Cherryl pada sahabatnya, tapi gadis yang sedang di ajak bicara olehnya malah tidak fokus, wajahnya terlihat gusar dan khawatir entah apa yang sedang di pikirkan oleh gadis itu.
"Al! Aulya! Lo denger gue ngomong nggak sih?" seru Cherryl membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.
"Eh, lo ngomong apa barusan?" tanya Aulya.
"Iih, lo kenapa sih Al? kok nggak fokus gitu?"
"Gue barusan dapet kabar, kalau ibu gue sakit, ibu gue jatuh dari kamar mandi. Gue jadi kepikiran, takut ibu gue kenapa-kenapa," lirih Aulya dengan raut wajah sedih.
"Ya ampun Al, terus ibu lo udah di bawa ke rumah sakit?"
"Udah, mangkanya pulang sekolah gue mau langsung kesana liat keadaan nyokap gue," Tutur Aulya.
"Oh, ya udah kalau gitu. Gue titip salam ya sama ibu lo, maaf gue belum bisa jenguk," ucap Cherryl menatap sendu sahabatnya.
Bel sekolah, berbunyi. Aulya dengan tergesa pamit pada Cherryl karena dirinya pulang lebih dulu.
Sementara Cherryl setelah melihat sahabatnya pulang duluan, tampak bingung. Ia memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa pulang, sedangkan uang yang di berikan oleh ibunya hanya tersisa lima ribu rupiah karena di pakai untuk jajan di kantin.
"His, gimana caranya gue pulang coba duit gue cuman sisa lima ribu perak. Ini mah cuman cukup buat naik angkot satu kali, masa iya gue mesti jalan kaki kan jauh." gerutu batin Cherryl
"Ini semua gara-gara Mama, masa cuman karena gue nolak perjodohan Mama bikin gue jadi sengsara seperti ini," gumam Cherryl yang lagi-lagi menyalahkan ibunya. Karena sudah membuat dirinya kehilangan mobil juga kartu ATMnya.
Tiiiinnnn.....
Suara klakson begitu nyaring di telinga Cherryl, membuat gadis itu semakin kesal.
"Ihhh, berisik!!!" teriak Cherryl pada pengemudi mobil itu, namun seketika wajah kesalnya berubah menjadi sebuah senyuman yang begitu manis.
"Eh, pak Austin. Maaf pak saya kira bukan bapak," ucap Cherryl, malu.
"Kamu ngapain berdiri di depan gerbang?" tanya pak Austin, yang berada di balik kemudi mobil sportnya.
"Em, hehe lagi nunggu taxi pak," jawab Cherryl, mengasal.
"Oh, mobil kamu masih mogok?"
"Iya pak, masih di bengkel," sahut Cherryl yang terlihat sangat gugup.
"Kalau begitu, ayo naik biar saya antar kamu pulang. dari pada naik taxi," ajak pak Austin pada Cherryl.
Membuat gadis itu tersenyum kegirangan dalam hatinya.
"Astaga, mimpi apa gue semalam. kenapa hari ini pak Austin baik banget sama gue, tadi ngajakin gue nonton sekarang dia nawarin buat nganter gue." gumam batin Cherryl.
"Cherryl! kok bengong? mau nggak?" pak Austin kembali bertanya
"Nggak usah, pak. Nanti malah repotin bapak lagi," jawab Cherryl, yang basa basi menolak, padahal hatinya berkata mau.
"Nggak ngerepotin, justru saya senang bisa nganter kamu pulang," ujar pak Austin, membuat Cherryl semakin ingin terbang tinggi, melayang ke angkasa.
Tak ingin, membuang kesempatan. Cherryl yang terus Manahan senyum bahagianya, langsung masuk ke dalam mobil sport milik guru pujaan hatinya itu, jantungnya berdegup dengan kencang seakan-akan mau meledak.
.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Zia_Lin
otw kak😁
2022-06-05
0