Malam kian larut, suasana semakin sepi dan hening. Hanya ada suara-suara binatang malam yang terdengar saling bersahutan.
Seluruh penghuni rumah Cestaro tampak sudah tertidur dengan lelap, kecuali Cherryl gadis itu tampak gelisah, keningnya tampak basah oleh keringat ia hanya berguling-guling di atas ranjang. Tak dapat menutup kedua matanya.
"Ayolah cherr, tidur hantu itu nggak ada. Itu cuman halusinasi Lo doang," gumam batin Cherryl yang berusaha untuk tidur.
Ia mencoba menutup kedua matanya lagi, tapi bayangan nenek tua dengan wajah menyeramkan kembali muncul dalam benaknya. Membuat Cherryl tidak berani menutup mata kembali.
Gadis itu memiringkan tubuhnya, ke arah jendela. Bulu kuduknya kembali meremang akibat merasakan jika seseorang sedang memperhatikannya dari belakang.
Cherryl memberanikan dirinya untuk berbalik, tapi tidak ada siapapun di belakangnya. Bibir ranum Cherryl tampak komat Kamit membaca doa.
tuukkk...
tuukkk....
tuukkkk....
Terdengar suara ketukan dari balik jendela, semakin membuat Cherryl ketakutan. Gadis itu menarik selimutnya dan bersembunyi di balik selimut tebal itu, Tapi rasa takut yang berlebihan membuat Cherryl semakin berhalusinasi.
Srekkk..
Selimut yang di pakai oleh Cherryl terjatuh seperti ada yang menariknya dari bawah ranjang.
Glek,
"Ya Allah, selamatkan hambamu ini," bisik Cherryl yang tak henti-hentinya memanjatkan doa.
Keringat dingin semakin mengucur dari keningnya, ingin rasanya ia lari tapi pinggangnya masih sakit Cherryl juga takut jika nanti ia membuka pintu akan ada monster menakutkan yang akan menerkamnya.
"Shh, kenapa sih pak Austin ngajakin gue nonton horor segala. Gue jadi parnokan sekarang," gumam Cherryl menyalahkan gurunya gara-gara Austin Cherryl jadi di landa rasa takut.
"Si kampret juga, pake nakutin gue lagi. Ngeselin emang tuh orang," begitu juga dengan Clay ia ikut terseret dalam gerutuannya.
Cherryl yang sibuk merutuki, kedua pria yang telah membuatnya takut tiba-tiba saja di dalam kamar mandi terdengar suara barang yang jatuh membuat gadis itu meloncat karena kaget.
Prankk....
Sebuah vas bunga, yang sengaja ia simpan di kamar mandi pecah berhamburan.
"Aish, sekarang apa lagi. Kenapa kamar gue jadi horor gini sih," desis Cherryl dengan tubuh yang bergetar.
"Gue nggak bisa terus-terusan, diem di kamar ini. Gue harus ke kamar Mama,"
Cherryl dengan tergesa berlari menuju kamar mamanya yang ada di lantai bawah, melihat suasana bawah yang gelap dan hawa yang menyeramkan Cherryl mengurungkan niatnya untuk ke kamar sang mama.
Seerrr.....
Bulu-bulu Cherryl meremang, saat hembusan angin kecil melewati tengkuk lehernya. Gadis itu kembali memikirkan hal-hal yang aneh.
"Please jangan ganggu gue, please," Cherryl menutup kedua matanya sambil memohon.
Puk...
Sebuah tangan menyentuh pundak Cherryl, membuat gadis itu kembali berteriak membangunkan seisi rumah.
"Arghhh!!!!"
"Stttt, berisik tau Cher! lo ngapain teriak malem-malem," Clay,membekap mulut Cherryl
Gadis itu menepis tangan Clay yang menempel di bibirnya.
"Ihh, lo ngapain sih nakutin gue terus. Jantung gue hampir aja copot gara-gara lo!" dengus Cherryl yang terengah-engah, karena terkejut.
Mama Dewi, juga papa Cestaro terlihat panik saat mendengar putrinya berteriak histeris, begitu juga dengan sang asisten rumah tangga yang tergopoh menghampiri nona mudanya.
"Cherryl, kamu kenapa?" tanya Mama dengan wajah yang khawatir.
Cherryl memeluk mamah Dewi.
"Mah, aku tidur sama Mama ya. Cherryl takut," lirih Cherryl, yang masih gemetar.
"Kamu takut apa sih, Cher? kan ada suami kamu yang nemenin," sahut papa Cestaro.
Mendengar kata suami, membuat Cherryl semakin bergidik.
"Itu pah, sepertinya kamar Cherryl ada hantunya deh. Dari tadi aku denger suara-suara aneh, aku takut Mah,"
"Kamu, kalau ngomong suka ngaco sejak kapan rumah ini berhantu," timpal papa.
"Kalau nggak percaya, papa liat aja sendiri tadi Cherryl denger ada yang jatuh di kamar mandi,"
Semua orang masuk ke kamar Cherryl, untuk mengecek apakah benar yang di katakan oleh putrinya itu. Jika kamarnya berhantu.
Papa mengecek ke kamar mandi, ruangan itu masih bersih dan tertata dengan rapih tidak ada apapun yang mencurigakan.
"Coba kamu lihat Cher, ruangannya masih bersih tidak ada yang jatuh sama sekali," papa Cestaro, membuka kamar mandi itu lebar-lebar.
"Tapi pah, Cherryl bener-bener denger sendiri tadi ada yang jatuh, terus di jendela juga ada yang ketok-ketok, terus ini selimut Cherryl juga tadi ada yang narik dari bawah," Cherryl berusaha meyakinkan kedua orang tuanya agar percaya pada apa yang di ceritakan olehnya.
"Lo mimpi kali, Cherr," timpal Clay.
"Boro-boro, mimpi tidur aja gue enggak," dengus Cherryl mengerlingkan kedua matanya.
"Udah-udah jangan ribut, sekarang kalian tidur ini masih malam. Tidak ada apa-apa di kamar kamu, kamu nggak usah takut," ucap papa Cestaro, melerai keduanya.
"Iya Cherryl, udah ya Mama masih ngantuk,"
Mama dan papa pergi meninggalkan Cherryl di kamarnya, begitu juga dengan si mbok, yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan majikannya.
Karena papa Cestaro sudah berjalan lebih dulu, mama Dewi tersenyum pada mbok Jum.
"Kerja bagus mbok," bisik Mama Dewi, sebelum masuk ke dalam kamarnya, dan mbok Jum hanya mengangguk sembari tersenyum.
Dalam kamar, Clay sudah memutar badannya untuk kembali ke kamar yang tadi ia tempati, tapi Cherryl mencegahnya.
"Tunggu!" panggil Cherryl
"Apa lagi?" jawab Clay malas.
"Jangan pergi, tidur di sini aja," cetus Cherryl dengan canggung.
"Nggak mau, gue udah nyaman di kamar sebelah nggak berisik," tolak Clay sembari memegang gagang pintu.
"Clay, please," Cherryl menyatukan kedua telapak tangannya, memohon pada sang suami agar mau menemaninya tidur meskipun terpisah.
"Gue nggak mau, bukannya lo sendiri yang ngusir gue tadi."
"Iya, gue salah malam ini aja. ya please gue takut," wajah Cherryl terlihat memelas
Pria itu, hanya tersenyum kecut melihat wajah Cherryl yang memelas, tadi saja dia mengusirnya dengan paksa sekarang memelas minta di temani, dasar wanita plin-plan.
Clay mengabaikan Cherryl, ia hendak pergi tapi tangannya di raih oleh Cherryl. Gadis itu memasang wajah menggemaskan membuat Clay akhirnya mengalah dan menemani istrinya tidur, satu kamar tapi dalam tempat tidur yang terpisah.
"Mangkanya jangan nonton horor kalo penakut," sindir Clay yang menjatuhkan dirinya di atas sofa.
"Dari mana dia tau, kalau gue habis nonton horor?" Cherryl menghentikan langkahnya.
"Kok, lo tau kalau gue habis nonton horor?" Cherryl menatap Clay penuh curiga.
"Tidurlah, ini sudah malam," jawab Clay dengan mata yang tertutup
"Lo, ngikutin gue ya?" Cherryl terus mendesak Clay, tapi pria itu malah pura-pura tidur.
"Gue tau Lo, belum tidur." Cherryl berdiri di hadapan Clay, ia tahu jika pria itu hanya berpura-pura.
"Clay, jawab gue!"
Clay, tetap tak bergeming. Pria itu malah terus memejamkan matanya sampai ia benar-benar tertidur.
"Clay!" teriak Cherryl, kesal karena pria itu mengabaikan dirinya.
"Ck, pasti si Erick yang ngadu. Dasar menyebalkan," decak Cherryl, yang kini merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments