Malam hari di saat orang-orang tengah meraih mimpi dalam tidurnya, seorang pria duduk di perpustakaan rumahnya, ia tampak sibuk dengan setumpuk buku tebal yang ada hadapannya.
Ya, pria itu adalah Clayton Alexander Dhanuendra. Putra sulung dari pasangan tuan Gerald Alexander Dhanuendra dan Valeriea Laruna, siapa yang tak kenal dengan kedua orang tua Clay, papi Clay adalah seorang CEO perusahaan sunshine group, dimana perusahaan itu bergerak di bidang, industri textile terbesar di Asia. Sedangkan Mamy Valerie ia seorang desainer yang memiliki brand terkenal yaitu brand Dandelion's.
Tidak banyak yang tau, jika Clay adalah putra dari seorang pengusaha terkenal, karena
Sesuai permintaan sangputra, yang meminta kedua orang tuanya untuk menyembunyikan identitas dirinya, dengan alasan dia tidak ingin orang-orang berteman dengannya hanya karena dia anak dari seorang konglomerat. dan orang-orang kini hanya mengenal Clay sebagai cucu dari pemilik sekolah, tempat Clay menimba ilmu sekarang.
Clay, terlihat sangat serius dengan buku-bukunya. Tapi saat ia menatap jam yang menempel di dinding ia jadi teringat akan ucapan Mamy Val yang mengatakan jika dirinya telah di jodohkan, dengan cucu teman mendiang kakeknya.
Clay menarik nafasnya panjang, entah langkah apa yang akan dia ambil. Besar keinginan hatinya untuk menolak perjodohan ini, karena ia ingin lebih fokus pada pendidikannya di tambah usianya yang terbilang masih sangat muda, dimana hasrat ingin bersenang-senangnya di masa remaja sedang bergejolak.
Tapi karena Mamy Val yang meminta pada Clay agar dia mau menerima perjodohan ini, akhirnya ia mengiyakan permintaan sang Mamy. Clay sangat mencintai Mamy Val, dia tidak ingin melihat ibunya kecewa karena dirinya menolak. Meskipun ia harus mengorbankan masa mudanya ia rela, asalkan Mamy Val bahagia ia akan melakukan apapun bahkan nyawanya sekalipun akan ia pertaruhkan demi kebahagiaan wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Masih ada waktu dua hari lagi, apa aku batalkan saja ya perjodohan ini? tapi bagaimana dengan Mamy, dia pasti akan merasa sangat kecewa padaku," lirih Clay, ia gamang dengan keputusannya
Waktu menunjukkan pukul, 01.00 pagi. mata Clay yang sudah terasa berat karena kantuk. Ia tak dapat lagi melihat tulisan-tulisan di buku tersebut remaja itu kini menutup bukunya, dan kembali ke kamarnya untuk tidur.
Mamy Val, yang terbangun karena haus melihat putra sulungnya berjalan menaiki tangga dengan malas.
"Clay, kamu belum tidur?" tegur Mamy Val, dengan segelas air di tangannya
"Mam, kenapa Mamy belum tidur?" Clay balik bertanya pada ibunya.
"Kamu, Mamy tanya malah balik bertanya."
"Maaf Mam, Clay kurang konsentrasi mungkin efek ngantuk," ujar Clay dengan wajah lesu.
"Ya sudah, kamu tidur sana besok sekolahkan."
"Iya Mam, Clay tidur duluan ya,"
pamit Clay pada ibunya
"Good night sayang," Mamy Val mengecup pucuk kepala putranya dengan penuh kasih sayang.
Mamy Val, menatap punggung putranya yang kini sudah menghilang di balik pintu kamar. Mamy Val terlihat cemas pada putranya yang sedikit berubah, semenjak mengetahui jika dirinya hendak di jodohkan.
"Sayang, mas cari-cari ternyata kamu di sini," suara Papi Gerald membuat Mamy Val yang sedang melamun terkejut.
"Ish, Mas bikin kaget saja."
"Kamu ngapain berdiri di sini?"
"Tadi aku kebangun, karena haus air di kamar habis jadi aku turun buat ambil minum. Gak sengaja liat Clay, dia kayak lesu gitu mas," jelas Mamy Val pada suaminya.
"Dia lesu mungkin karena ngantuk, ayo kembali ke kamar mas kangen," celoteh papi Gerald, dengan wajah yang genit
"Mas ih udah tua tapi tetep aja masih minta jatah, malu dong sama anak-anak."
"Yang tuakan cuman umur, kalo jiwa dan raga tetep muda hehe," papi Gerald terkekeh "Lagian kenapa mesti malu mereka pasti seneng kalau nambah adik lagi," sambung papi Gerald.
"Mas gak inget apa? waktu aku lahirin Nara aku sampai nyaris mati di ruang operasi, mas masih aja mikirin adik buat anak-anak," cetus Mamy Val.
Papi Gerald, tertawa dengan renyah melihat wajah istrinya yang panik.
"Ya sudah, kita bikin saja tanpa memberi mereka adik."
Papi Gerald, menggandeng Mamy Val menuju kamarnya yang berada di lantai paling atas. meskipun mereka sudah bertambah umur tapi kemesraannya selalu terlihat seperti pengantin baru.
****
Keesokan paginya, Mamy Val sedang sibuk melayani suami dan putri bungsunya Queenara, yang kini duduk di bangku kelas 2 SMP. gadis berparas cantik yang kerap di panggil dengan sapaan Nara itu terlihat bergelayut manja pada sang Mamy.
"Mom, please beliin Nara ponsel keluaran baru ya," pinta Nara, ia memasang wajah gemasnya di hadapan sang mamy.
"Gak bisa! sayang ponsel kamu kan masih baru, masa baru seminggu kamu mau ganti ponsel lagi," tolak Mamy Val, tegas.
"Pih!!!" rengek Nara meminta pembelaan dari papinya
"Sayang, beliin aja sih. Kasian kan Nara sampai merengek begitu, lagian berapa sih harga ponsel harta kita tidak akan habis hanya karena beli satu ponsel ponsel," seru papi Gerald, membuat Nara tersenyum lebar karena mendapat dukungan dari papinya.
"Bukan begitu, mas. Ponsel Nara masih baru, masih bagus masa mau beli lagi. Meskipun harta kita banyak tetap saja kita tidak boleh boros, kita harus mengajarkan anak-anak kita untuk berhemat," timpal Mamy Val.
"Aaah, Momy please," Nara terus merengek pada ibunya
"Apa sih, Nara? pagi-pagi udah ngerengek aja," tegur Clay, yang baru saja turun dari kamarnya.
"Heuh, kepo wle," Nara mendengus pada kakaknya sembari memeletkan lidahnya.
"Kamu harus contoh tuh, kakak kamu. Sudah satu tahun dia belum pernah berganti-ganti ponsel seperti kamu yang sebulan bisa ganti ponsel sampe empat kali," Tutur Mamy Val, membuat Nara badmood karena selalu di bandingkan dengan kakak laki-lakinya itu.
Clay yang mewarisi semua sifat ibunya, ia selalu terlihat kalem dan dingin, walaupun sebenarnya hatinya sangat lembut dan hangat. ia juga lebih hemat dalam mengelola keuangan tidak seperti adiknya Queenara Aghnia Dhanuendra, yang selalu ceria, bawel dan tomboi. Ia jauh lebih boros, sifatnya yang selalu ingin di turuti menurun dari sang ayah yang selalu memiliki prinsip " Apapun yang aku, inginkan harus jadi milikku," membuat mamy Val terkadang kewalahan dalam menghadapi sifat putri bungsunya.
"Kamukan, baru aja beli ponsel."
"Emangnya kenapa? kalau ponsel aku masih baru? gak boleh apa kalo aku mau beli lagi," ketus Nara, pada sangkaka
"Bukannya, Gak boleh. lebih bagus lagi kalau uangnya kamu tabung kalau enggak kamu sedekahin ke orang yang lebih membutuhkan," Tutur Clay, menasehati adiknya.
"Ih, apa sih kakak ini. orang mau beli ponsel malah di suruh sedekah," Nara mendelikan manik matanya.
Melihat, kedua anaknya yang selalu berdebat membuat Mamy Val, memijat keningnya tidak ada yang mau mengalah diantara mereka berdua, keduanya sama-sama keras kepala.
"Jadi kalian mau sarapan, atau mau berdebat sampai siang?" tegur mamy Val pada kedua anaknya yang terus berdebat.
Melihat ibunya yang sudah menyindir, kedua anak itu kini terdiam dan menyantap sarapannya dengan tenang.
"Nara, mau berangkat bareng papi atau di antar sopir?" tanya papi Gerald pada putrinya.
"Diantar sopir aja deh, pih kalau sama papi Nara pusing denger om Rendi ngomongin kerjaan Mulu."
"Ya gak apa-apa, itung-itung kamu belajar, nanti yang akan meneruskan perusahaan papi itu kan kamu sama kak Clay jadi harus belajar sejak dini."
"Nara gak mau pih, Nara mau jadi model gak mau ngurusin perusahaan, biar kak Clay aja sendiri yang nerusin perusahaan," jawab Nara sambil tersenyum.
"Ya, udah kalau gitu papih berangkat dulu ya. Clay papi duluan ya," pamit papi Gerald yang sudah di jemput oleh sekertaris setianya.
"Hati-hati mas," seru mamy Val yang mengantarkan papi Gerald sampai depan pintu.
"Nara juga berangkat sekolah ya Mom," Susul Nara, yang juga pamit ke sekolah.
"Hati-hati Ra, jangan nakal di sekolahnya ya."
"Iya, Mam!" teriak Nara dari dalam mobil
Kini hanya tersisa Clay, dan Mamy Val yang masih di rumah. Mamy Val kembali duduk di kursi meja makan meneruskan sarapannya yang tertunda karena harus mengurusi suami dan putrinya. Clay tampak ragu ketika ia ingin berbicara pada Mamy nya setelah ia berpikir akhirnya ia memberanikan diri untuk berbicara pada sang ibu.
"Mam," ucap Clay gugup
"Ya, sayang," jawab Mamy Val lembut.
"B-boleh gak kalau Clay batalin perjodohan ini?" ujar Clay terbata.
"Kenapa berubah pikiran? bukankah kamu sudah setuju dengan perjodohan ini?"
"Setelah Clay, pikir-pikir... Clay belum mau menikah Mam, aku masih ingin sekolah." cetus Clay, ia tak berani menatap wajah ibunya yang akan kecewa dengan keputusannya yang tiba-tiba menolak perjodohan tersebut.
Bersambung...
Buat yang penasaran dengan kisah mamy Valerie dan papi Gerald waktu muda boleh yuk mampir ke novel yang berjudul "YOU'RE THE ONLY ONE IN MY HEART" masih on going, ya karena pindah lapak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Author SUPERSTAR
Revenge in Marriage mampir ya 💪💪
2022-05-25
1
Nana
Semangat kak
2022-05-14
1