Ketakutan Adelia

Dua orang wanita saling membisu dalam perjalanan menuju sebuah salon kecantikan tempat mereka akan memanjakan diri siang ini. Adelia fokus dengan setir di kedua tangannya dan pandangannya tertuju ke jalanan. Sedangkan mama Anita sibuk dengan pikirannya sendiri.

Tidak ada yang berniat satupun diantara mereka untuk memulai pembicaraan. Adelia, ternyata pikirannya juga bercabang. Memusatkan perhatian terhadap jalanan tapi ternyata pertemuannya denggan Evan Dan Anggita hari ini juga mengusik pikirannya. Ini pertemuan mereka yang pertama sejak Evan menikah. Tapi pertemuan ini tidak seindah yang dia bayangkan. Selain karena Evan sakit juga karena berjumpa dengan Anggita.

Yang ditakutkan oleh Adelia adalah jika Anggita Hamil. Sebenarnya, kata kata Evan yang menyuruh mereka untuk pulang dengan alasan beristirahat membuat Adelia tersinggung. Sebagai wanita yang sudah bertahun tahun menjalin cinta dengan Evan, Anggita bisa mengetahui jika alasan Evan untuk beristirahat hanyalah bentuk untuk mengusir mereka secara halus.

Bukan hanya itu yang membuat Adelia terusik. Juga bentuk badan Anggita yang mekar di bagian dadanya. Adelia mengetahui dengan jelas bagaimana ciri ciri hamil yang pertama bagi seorang wanita muda seperti Anggita. Dan ciri ciri itu bisa dia lihat dalam diri Anggita.

Adelia sungguh merasakan ketakutan. Dia takut jika kehamilan Anggita akan memperlama perceraian Evan Dan Anggita. Dia tidak sanggup lagi lebih lama menunggu Evan pujaan hatinya menjadi suami bagi dirinya.

"Tante, bagaimana kalau wanita itu benar benar hamil?" tanya Adelia yang tidak bisa memecahkan jalan keluar sendiri jika Anggita benar benar hamil.

"Mengapa kamu selalu membicarakan kehamilan?.

"Aku hanya takut saja tante, jika wanita itu benar benar hamil tapi bukan benih Evan. Wanita seperti itu pasti mempunyai banyak siasat untuk mempertahankan posisinya."

"Kalau hamil dari orang lain. Tante rasa tidak mungkin Adel. Evan mempunyai banyak mata mata untuk mengawasi wanita itu," jawab mama Anita sambil menatap lurus ke depan. Suaranya yang tenang tidak seperti biasanya jika membicarakan Anggita seakan menyimpan sesuatu yang tidak ingin dia katakan.

Adelia bergerak gelisah di tempat duduknya. Dia menoleh ke samping untuk melihat calon mama mertuanya. Adelia bisa menangkap sesuatu dari tingkah mama Anita. Biasanya setiap membicarakan tentang Anggita. Mama Anita pasti penuh kebencian.

"Tante, kakak iparku ketika hamil muda yang pertama. Dadanya sangat mekar seperti dadanya Anggita. Entah mengapa, aku sangat yakin jika Anggita benar benar hamil."

"Bukankah kamu tidak mempermasalahkan jika kamu menjadi ibu tiri dari anak Evan dan wanita itu?.

"Memang tidak masalah tante, tapi jika wanita itu hamil. Itu artinya perceraian mereka akan ditunda setelah melahirkan. Dan aku sangat yakin, jika waktu selama mengandung. Wanita itu akan berbuat licik untuk mencapai tujuannya. Bukankah tante bilang, jika wanita itu bersedia menikah dengan Evan karena harta."

Adelia sudah berubah menjadi kompor rinnai melebihi sumbu normal. Dia sudah siap membakar mama Anita untuk mencapai tujuannya sendiri.

"Bagaimanapun perceraian akan tertunda jika wanita itu benar benar hamil. Aku tidak ingin reputasi putraku menjadi jelek jika ketahuan ke rekan rekan bisnisnya menceraikan istrinya yang sedang hamil."

Adelia merasa kecewa mendengar perkataan mama Anita. Tapi dia menganggukkan kepalanya seakan pertanda setuju dengan perkataan calon mama mertuanya. Tapi tidak dengan hatinya. Kalau bisa detik ini, dia bisa berubah status menjadi istri Evan. Apalagi perkataan mertuanya sangat berbanding terbalik dengan apa yang dia katakan tadi saat di kamar Evan. Mama Anita sangat yakin jika Anggita tidak hamil tapi saat ini mama Anita seakan tidak ingin melepas menantunya itu jika hamil.

"Jadi gimana donk tante. Itu artinya aku dan Evan akan tertunda lagi menjadi suami istri," kata Adelia setengah merajuk. Mama Anita tidak menjawab. Dia kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.

Melihat mama Anita hanya diam. Adelia mengerucutkan bibirnya.

"Tante," panggil Adelia tidak sabaran mendengar tanggapan calon mertuanya akan perkataannya tadi.

"Jika itu terjadi. Aku harap kamu bersabar menunggu perceraian mereka," kata mama Anita tenang. Dia lupa jika dirinya tadi menyarankan Evan dan Adelia untuk segera memulai hubungan bahkan bertunangan terlebih dahulu.

Adelia merasakan kekesalan tingkat dewa. Bukan itu jawaban yang dia tunggu. Dia mengharapkan tanggapan yang menguntungkan dirinya sendiri. Setidaknya menyarankan dirinya dan Evan menikah siri. terlebih dahulu.

"Aku sudah satu tahun mengorbankan perasaanku tante. Untuk apa aku kembali ke negara ini kalau hanya untuk melihat pria yang aku cintai bersama wanita lain. Lagipula yang meminta aku kembali ke negara ini tante sendiri kan. Seharusnya tante bertanggung jawab untuk itu," kata Adelia semakin menunjukkan taringnya.

Memang benar yang katakan oleh Adelia. Yang menyuruh wanita itu kembali ke negara ini adalah dirinya sendiri. Ketika mengetahui jika usia kakek Martin hanya menghitung hari. Mama Anita langsung menghubugi Adelia untuk segera kembali.

"Bertanggung jawab seperti apa yang kamu inginkan?" tanya mama Anita masih saja menatap lurus ke depan.

"Apa tante tidak pernah berpikir? jika wanita itu hamil anak Evan akan memperkuat posisinya di keluaga besar kakek Martin. Sedangkan belum punya anak saja dia sudah mendapat harta harta dari kakek Martin. Apalagi jika sudah punya anak. Bisa saja wanita itu akan mempengaruhi kakek untuk memberikan beberapa aset kepada dirinya."

Adelia berusaha mempengaruhi mama Anita untuk mendukung dirinya menjalankan rencana yang terlintas di otaknya. Dan benar saja, hanya dipancing sedikit, wanita itu sudah menunjukkan raut wajah yang berubah.

"Tidak perlu bertele tele Adel. Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan dari aku."

"Ijinkan aku dan Evan menikah walau mereka belum bercerai tante. Aku sangat mencintai Evan. Tante sendiri mengetahui kami putus karena apa. Kami saling mencintai. Sebenarnya, aku sangat kasihan dengan Evan. Dia tersiksa dalam pernikahannya. Aku bisa melihat dia tidak bahagia. Karena hanya aku yang bisa membahagiakannya."

"Tidak Adelia. Aku tidak mengijinkan kamu menikah siri dengan putraku. Bersabarlah, jika kamu berjodoh dengan Evan. Tante sangat senang dan itu yang aku harapkan. Tapi biarkan Evan memberikan kasih sayang kepada darah dagingnya sejak dari kandungan."

" Bukankah tadi tante menyarankan kami untuk bertunangan terlebih dahulu sebelum mereka bercerai. Berarti wanita itu benar benar hamil kan?.

Mama Anita gugup. Dia terjebak dengan kata kata Adelia sehingga perkataannya menyimpulkan jika Anggita benar benar hamil. Dari tadi dia berusaha diam supaya tidak lepas bicara tentang apa yang dia tahu sebelum meninggalkan rumah Evan.

Flashback on.

"Baiklah, mama Dan Adelia akan pulang. Tapi mama ke kamar Mandi dulu ya. Boleh mama pinjam kamar mandinya nak?" kata mama Anita yang sudah merasakan sangat sesak untuk membuang air kecil.

"Boleh ma, silahkan."

Mama Anita meletakkan tasnya terlebih dahulu sebelum masuk ke kamar Mandi.

"Apa sih yang dikerjakan wanita penggila harta itu di rumah ini. Sampah sebanyak ini belum juga dibuang," kata mama Anita setelah membuang air kecil. Dia melihat sampah yang menyembul dari tempat sampah yang tertutup.

Mama Anita membuka tempat sampah itu dengan menekan bagian bawah tempat sampah itu dengan kakinya. Setelah terbuka, mama Anita membuang tissue yang baru saja dia pakai. Karena sampah itu sudah penuh, Tempat sampah itu tidak bisa ditutup dengan sempurna.

Mama Anita adalah ibu rumah tangga yang sangat bersih dan rapi. Melihat sampah seperti itu, mama Anita menekan sampah itu dengan kakinya. Tujuannya supaya tempat sampah bisa tertutup sempurna tapi yang terjadi saat ini, jari jari kakinya tidak sengaja tersangkut sampah sehingga isi tempat sampah itu berhamburan ikut keluar.

Mama Anita terbelalak melihat satu benda yang dia ketahui sebagai alat test kehamilan. Tanpa jijik, mama Anita memungut benda tersebut dan melihat garis dua jelas terlihat di benda tersebut.

"Wanita itu hamil?" tanya mama Anita pada dirinya sendiri.

Rasa benci kepada Anggita dan rasa bahagia karena sebentar lagi menjadi nenek bercampur di dalam hatinya.

"Flashback off.

Terpopuler

Comments

Selvi Wondal

Selvi Wondal

semangat Anggita❤️❤️

2022-07-11

0

Zaitun

Zaitun

semoga mamanya sadar

2022-06-30

0

Ida Ismail

Ida Ismail

mak ga punya hati dan ga tau diri

2022-06-28

1

lihat semua
Episodes
1 Menolak Bercerai
2 Marah
3 Teror
4 Lebih Cepat Lebih Bagus
5 Alasan Menerima Perjodohan
6 Istri Durhaka
7 Permintaan Evan
8 Pembelaan Bibi Ani
9 Permintaan Anggita
10 Ketakutan Adelia
11 Buah Kiwi
12 Pakaian Evan
13 Dewi Penolong
14 Mari, Kita Bercerai.
15 Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16 Fitnah
17 Fitnah2
18 Keras Kepala
19 Permohonan Anggita
20 Kabar Bahagia
21 Kakek Martin Kritis
22 Keselamatan Anggita
23 Keguguran
24 Keguguran2
25 Ikhlas
26 Pergi Darimu
27 Panggilan Sidang
28 Perasaan Evan
29 Rasa Bersalah yang Menyiksa
30 Aku Yang Kehilangan Kamu
31 Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32 Kejujuran Nia
33 Pesona Janda Muda
34 Persyaratan
35 Evan, Anita dan Rendra
36 Adelia
37 Adelia Dan Nia
38 Mama Ita
39 Evan Dan Adelia
40 Janji Evan
41 Penolakan Anggita
42 Petunjuk
43 Curahan Hati Evan
44 Kebaikan Dokter Angga
45 Danny Dan Dokter Angga
46 Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47 Kejujuran Danny
48 Saham lima Persen
49 Pendonor yang Sesungguhnya
50 Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51 Kafe Bintang
52 Anggita Melahirkan
53 Bertemu
54 Bayi Cantik
55 Keputusan Anggita.
56 Pengganggu
57 Evan Dan Cahaya
58 Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59 Anggita Dan Nia
60 Membawa Cahaya Pergi
61 Siapakah Dokter Angga
62 Titik Terang tentang Dokter Angga.
63 Janji Manis
64 Terperangkap Hujan
65 Terungkap
66 Hancur
67 Harapan Evan
68 Lembaran baru
69 Bahagia dan Marah
70 Saran Rendra
71 Lamaran
72 Lamaran2
73 Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74 Kesedihan nia
75 Diskusi Pengantin Baru
76 Malam Pengantin
77 Kebaikan Anggita
78 Kejujuran Danny
79 Penderitaan Dokter Angga
80 Wanita Untuk Rendra
81 Ulang Tahun Adelia
82 Wanita Terbaik
83 Sikap Evan
84 Memutuskan Hubungan
85 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86 Dukungan Keluarga
87 Tamu Di Pagi Hari
88 Saling Memaafkan
89 Perlawanan Dokter Angga
90 Kedatangan Dokter Angga
91 Lanjut Atau Gugur
92 Evan Dan Mama Anita
93 Mama Anita dan Nia
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 127
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 163
166 Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167 Novel terbaru. Panggil Aku Bunda
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Menolak Bercerai
2
Marah
3
Teror
4
Lebih Cepat Lebih Bagus
5
Alasan Menerima Perjodohan
6
Istri Durhaka
7
Permintaan Evan
8
Pembelaan Bibi Ani
9
Permintaan Anggita
10
Ketakutan Adelia
11
Buah Kiwi
12
Pakaian Evan
13
Dewi Penolong
14
Mari, Kita Bercerai.
15
Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16
Fitnah
17
Fitnah2
18
Keras Kepala
19
Permohonan Anggita
20
Kabar Bahagia
21
Kakek Martin Kritis
22
Keselamatan Anggita
23
Keguguran
24
Keguguran2
25
Ikhlas
26
Pergi Darimu
27
Panggilan Sidang
28
Perasaan Evan
29
Rasa Bersalah yang Menyiksa
30
Aku Yang Kehilangan Kamu
31
Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32
Kejujuran Nia
33
Pesona Janda Muda
34
Persyaratan
35
Evan, Anita dan Rendra
36
Adelia
37
Adelia Dan Nia
38
Mama Ita
39
Evan Dan Adelia
40
Janji Evan
41
Penolakan Anggita
42
Petunjuk
43
Curahan Hati Evan
44
Kebaikan Dokter Angga
45
Danny Dan Dokter Angga
46
Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47
Kejujuran Danny
48
Saham lima Persen
49
Pendonor yang Sesungguhnya
50
Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51
Kafe Bintang
52
Anggita Melahirkan
53
Bertemu
54
Bayi Cantik
55
Keputusan Anggita.
56
Pengganggu
57
Evan Dan Cahaya
58
Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59
Anggita Dan Nia
60
Membawa Cahaya Pergi
61
Siapakah Dokter Angga
62
Titik Terang tentang Dokter Angga.
63
Janji Manis
64
Terperangkap Hujan
65
Terungkap
66
Hancur
67
Harapan Evan
68
Lembaran baru
69
Bahagia dan Marah
70
Saran Rendra
71
Lamaran
72
Lamaran2
73
Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74
Kesedihan nia
75
Diskusi Pengantin Baru
76
Malam Pengantin
77
Kebaikan Anggita
78
Kejujuran Danny
79
Penderitaan Dokter Angga
80
Wanita Untuk Rendra
81
Ulang Tahun Adelia
82
Wanita Terbaik
83
Sikap Evan
84
Memutuskan Hubungan
85
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86
Dukungan Keluarga
87
Tamu Di Pagi Hari
88
Saling Memaafkan
89
Perlawanan Dokter Angga
90
Kedatangan Dokter Angga
91
Lanjut Atau Gugur
92
Evan Dan Mama Anita
93
Mama Anita dan Nia
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 127
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
163
166
Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167
Novel terbaru. Panggil Aku Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!