Lebih Cepat Lebih Bagus

Seorang pria tampan menghentikan mobilnya di depan sebuah gedung bertingkat. Pria itu adalah Evan Dinata. Pria yang menjadi pimpinan tertinggi di Perusahaan Dinata Berlian Sejahtera sejak dua tahun yang lalu.

Tidak seperti namanya yang ada embel-embel berlian, Perusahaan yang didirikan oleh kakek Martin Dinata itu bergerak dalam pengolahan makanan dan minuman.

Pemasarannya sudah menguasai pasar dalam negeri dan negara tetangga. Produknya yang mengutamakan kualitas membuat produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut digemari oleh masyarakat membuat perusahaan tersebut diperhitungkan.

Tidak hanya dari segi kualitas produk. Para sumber daya manusia yang bekerja juga di perusahaan tersebut adalah orang orang yang memiliki tingkat keahlian di bidangnya. Kakek Martin sangat menghargai orang orang yang bekerja keras di perusahaannya dengan memberinya imbalan yang lebih dari layak.

Kini pria itu sudah menurunkan kakinya dari mobil. Melangkah cepat menuju pintu utama gedung itu dimana Asistennya sudah menunggu kedatangannya.

Para karyawan menunduk hormat ke arah Evan dan asistennya yang bernama Rico. Evan hanya menganggukkan kepalanya mendengar sapaan sebagian karyawan dan melangkah cepat menuju lift khusus untuk dirinya.

Tidak ada senyum seperti ciri khas manusia ramah yang terpancar dari wajahnya. Sikapnya yang dingin membuat para karyawannya tidak berani menatap lama pimpinan mereka.

Tidak lama setelah Evan dan asistennya Rico berada di ruangan Evan. Seseorang mengetuk pintu ruangan itu.

Pintu terbuka setelah terdengar asisten Rico menyuruh masuk. Pria dari divisi keuangan itu duduk setelah asisten Rico menyuruhnya duduk. Sedangkan Evan mengulurkan tangannya menerima berkas dari bawahan tersebut.

"Laporan apa ini. Kamu bisa kerja gak sih."

Evan membanting berkas itu tepat di hadapan bawahan. Evan memulai jam kerjanya pagi ini dengan marah. Pria itu menatap bingung berkas itu dan mengambilnya. Dia mengamati berkas itu sebentar. Menurutnya tidak ada yang salah dengan laporan yang dia tulis di kertas kertas tersebut.

"Tapi pak...."

"Tidak ada tapi tapian. Keluar kamu. Jika kamu tidak bisa memperbaiki laporan itu dengan baik. Maka kamu harus angkat kaki dari perusahaan ini."

Pria itu tidak berani lagi menatap Evan sang pimpinan. Dia hendak keluar dari ruangan tapi Rico meminta berkas itu sehingga bawahan itu tertunda keluar dari ruangan yang menakutkan itu.

"Keluarlah," perintah Rico. Dengan cepat pria itu keluar dari ruangan. Rico masih menahan berkas itu di tangannya.

"Hanya kesalahan kecil. Mengapa kamu memarahi dia sekeras itu?" tanya Rico tenang setelah memeriksa laporan itu.

"Kesalahan kecil akan menjadi kesalahan besar jika tidak ditegur. Sudah berapa kali aku menemukan kesalahan yang sama di setiap laporannya."

"Jangan berlebihan. Jika kamu tidak memberitahu kesalahannya bagaimana dia memperbaikinya. Aku rasa kamu yang terlalu sensitif hingga karena kesalahan kecil seperti itu kamu mengeluarkan tenaga untuk marah."

"Diam lah Rico. Ingat batasan kamu. Kamu hanya asistenku bukan penasehat aku," kata Rico kesal.

"Ada apa denganmu. Apa kamu datang bulan. Biasanya hanya wanita yang datang bulan yang gampang marah atau sensitif."

"Rico. Keluar!.

"Atau apa kamu bertengkar dengan Anggita?.

Rico bukannya keluar menuruti perkataan atasannya justru semakin cerewet bertanya tentang rumah tangga Evan. Rico memang bukan hanya sekedar asisten bagi Evan. Rico adalah sahabatnya. Mereka sudah bersahabat sejak duduk di Sekolah menengah umum.

"Diam lah Rico. Jangan terlalu ikut campur dengan pribadiku."

"Bukan bermaksud ikut campur. Tapi pernahkah kamu berpikir jika kejadian tadi adalah akibat tindakanmu?.

"Maksud kamu?.

"Kamu memecat Anggita dari kantor ini setelah dia istrimu. Tapi lihat. Orang yang kamu rekomendasikan menggantikan Anggita tidak sepintar yang kita duga. Entah apa yang akan dikatakan oleh kakek Martin jika di perusahaan ini sudah ada nepotisme," kata Rico tenang. Bawahan yang dimarahi oleh Rico tadi adalah orang bawaan Evan. Hal yang tidak pernah terjadi di perusahaan ini. Semua karyawan direkrut melalui proses seleksi ketat. Tapi khusus untuk menggantikan Anggita yang dia pecat satu tahun yang lalu tidak melalui proses seleksi.

Evan hanya menarik nafas panjang. Pria berusia 30 tahun itu membenarkan apa yang dikatakan oleh Rico di dalam hatinya. Satu tahun yang lalu, dia memecat Anggita hanya karena kesalahan kecil demi membalaskan dendamnya. Saat itu dia tidak suka melihat Anggita setelah mengeluarkan jika kakek Martin menjodohkan dirinya dengan Anggita. Dia berharap setelah memecat Anggita karena alasan yang dia buat akan membatalkan perjodohan mereka. Tapi rencananya hanya berhasil sebatas memecat Anggita. Kakek Martin tetap menjodohkan mereka hingga terjadi pernikahan.

Siapa yang tidak mengakui kepintaran Anggita di kantor ini. Gadis manis berusia belia yang sudah menyandang gelar sarjana di usia 21tahun. Setelah lulus kuliah, dia diterima bekerja di peringkat ini setelah melewati seleksi yang sangat ketat. Selama bekerja, Anggita bisa menunjukkan dirinya orang yang bertanggungjawab di setiap tugas yang dibebankan kepada dirinya. Tapi sayangnya, Anggita bisa bekerja di perusahaan ini hanya satu tahun.

"Selagi mulutmu tidak bocor, maka bisa dipastikan kakek tidak akan mengetahuinya," jawab Evan ketus.

"Aku tidak habis pikir denganmu Evan. Ada apa denganmu. Menurutku. Ada baiknya kamu mengajak Anggita kembali bergabung di perusahaan ini. Dia wanita yang pintar dan kakek mengakuinya. Aku rasa kepintarannya akan berguna untuk kemajuan perusahaan ini."

Evan tertawa mendengar perkataan asistennya. Mana mungkin itu terjadi. Yang ada Evan ingin menceraikan istrinya itu secepat mungkin supaya terbebas dari pernikahan perjodohan yang tidak pernah dia inginkan.

"Mengajak dia bergabung di perusahaan ini hanya membuat dia besar kepala. Kamu pikir siapa dirimu sehingga berani beraninya memberikan pendapat murahan itu," kata Evan sudah mulai terpancing emosi.

"Maaf kalau aku salah memberi pendapat. Silakan berbuat sesuka kamu terhadap perusahaan ini," kata Rico akhirnya. Dia memilih mengalah daripada berdebat yang berujung bertengkar dengan Evan. Sebagai sahabat, Dia sudah mengetahui tabiat baik dan buruk sahabatnya itu. Tidak ingin berhadapan terlalu lama dengan Evan. Rico memilih keluar dari ruangan itu.

Evan menyandarkan punggungnya ke kursi kebesarannya. Dia memejamkan matanya. Entah apa yang ada dipikiran saat ini. Sesaat kemudian, Evan membuka matanya setelah seseorang masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Mama."

"Selamat pagi sayang," sapa mama Anita sambil menghampiri putra semata wayangnya. Evan berdiri dan menyambut pelukan sang mama.

"Duduk ma," kata Evan sambil membantu Mama Anita duduk di sofa.

"Apa istrimu sudah menandatangani surat perceraian kalian," tanya mama Anita langsung ke inti pembicaraan.

"Belum ma. Dia menolak bercerai selama kakek masih hidup."

"Sudah aku duga. Dia pasti akan menggunakan taktik licik itu untuk memperlama perceraian kalian," kata mama Anita penuh kebencian. Dia sama sekali tidak menyukai Anggita.

"Sudahlah ma. Lagipula kakek juga umurnya tidak lama lagi. Itu artinya perceraian kami juga tidak lama lagi."

"Tapi lebih cepat lebih baik Evan. Paksa dia menandatangani surat perceraian itu secepatnya. Mama bisa membungkam mulutnya untuk menyembunyikan perceraian kalian. Bagaimana kalau ternyata umur kakek masih panjang. Dokter bukan Tuhan. Bisa saja perkiraan dokter itu meleset. Apa kamu ingin terus hidup dengan orang yang kamu tidak cinta?.

"Sudahlah ma. Jangan memaksaku. Sabarlah. Tinggal hitungan minggu lagi."

"Tapi yang aku mau. Kamu cepat menceraikan."

"Ma, pulanglah. Aku tidak mau berdebat tentang itu."

"Mama tidak mau tahu. Minggu depan aku harus mendengar gugatan kamu sudah terdaftar di pengadilan."

Evan memijit pelipisnya. Sikap mamanya yang terlalu memaksa membuat kepalanya berdenyut. Evan tidak mempedulikan lagi mamanya yang sudah beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan itu.

Terpopuler

Comments

哈哈ᵇᵃˢᵉ

哈哈ᵇᵃˢᵉ

buah tidak jauh dari pohonnya... ternyata ibunya sendiri yang menyuruh evan menceraikan anggita 😏😏

2022-09-23

0

Muliana Ana

Muliana Ana

pasti Thu Mak Lampir yg neror😏

2022-09-21

0

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

mertua yang jahat nih mama Evan.

2022-06-29

0

lihat semua
Episodes
1 Menolak Bercerai
2 Marah
3 Teror
4 Lebih Cepat Lebih Bagus
5 Alasan Menerima Perjodohan
6 Istri Durhaka
7 Permintaan Evan
8 Pembelaan Bibi Ani
9 Permintaan Anggita
10 Ketakutan Adelia
11 Buah Kiwi
12 Pakaian Evan
13 Dewi Penolong
14 Mari, Kita Bercerai.
15 Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16 Fitnah
17 Fitnah2
18 Keras Kepala
19 Permohonan Anggita
20 Kabar Bahagia
21 Kakek Martin Kritis
22 Keselamatan Anggita
23 Keguguran
24 Keguguran2
25 Ikhlas
26 Pergi Darimu
27 Panggilan Sidang
28 Perasaan Evan
29 Rasa Bersalah yang Menyiksa
30 Aku Yang Kehilangan Kamu
31 Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32 Kejujuran Nia
33 Pesona Janda Muda
34 Persyaratan
35 Evan, Anita dan Rendra
36 Adelia
37 Adelia Dan Nia
38 Mama Ita
39 Evan Dan Adelia
40 Janji Evan
41 Penolakan Anggita
42 Petunjuk
43 Curahan Hati Evan
44 Kebaikan Dokter Angga
45 Danny Dan Dokter Angga
46 Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47 Kejujuran Danny
48 Saham lima Persen
49 Pendonor yang Sesungguhnya
50 Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51 Kafe Bintang
52 Anggita Melahirkan
53 Bertemu
54 Bayi Cantik
55 Keputusan Anggita.
56 Pengganggu
57 Evan Dan Cahaya
58 Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59 Anggita Dan Nia
60 Membawa Cahaya Pergi
61 Siapakah Dokter Angga
62 Titik Terang tentang Dokter Angga.
63 Janji Manis
64 Terperangkap Hujan
65 Terungkap
66 Hancur
67 Harapan Evan
68 Lembaran baru
69 Bahagia dan Marah
70 Saran Rendra
71 Lamaran
72 Lamaran2
73 Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74 Kesedihan nia
75 Diskusi Pengantin Baru
76 Malam Pengantin
77 Kebaikan Anggita
78 Kejujuran Danny
79 Penderitaan Dokter Angga
80 Wanita Untuk Rendra
81 Ulang Tahun Adelia
82 Wanita Terbaik
83 Sikap Evan
84 Memutuskan Hubungan
85 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86 Dukungan Keluarga
87 Tamu Di Pagi Hari
88 Saling Memaafkan
89 Perlawanan Dokter Angga
90 Kedatangan Dokter Angga
91 Lanjut Atau Gugur
92 Evan Dan Mama Anita
93 Mama Anita dan Nia
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 127
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 163
166 Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167 Novel terbaru. Panggil Aku Bunda
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Menolak Bercerai
2
Marah
3
Teror
4
Lebih Cepat Lebih Bagus
5
Alasan Menerima Perjodohan
6
Istri Durhaka
7
Permintaan Evan
8
Pembelaan Bibi Ani
9
Permintaan Anggita
10
Ketakutan Adelia
11
Buah Kiwi
12
Pakaian Evan
13
Dewi Penolong
14
Mari, Kita Bercerai.
15
Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16
Fitnah
17
Fitnah2
18
Keras Kepala
19
Permohonan Anggita
20
Kabar Bahagia
21
Kakek Martin Kritis
22
Keselamatan Anggita
23
Keguguran
24
Keguguran2
25
Ikhlas
26
Pergi Darimu
27
Panggilan Sidang
28
Perasaan Evan
29
Rasa Bersalah yang Menyiksa
30
Aku Yang Kehilangan Kamu
31
Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32
Kejujuran Nia
33
Pesona Janda Muda
34
Persyaratan
35
Evan, Anita dan Rendra
36
Adelia
37
Adelia Dan Nia
38
Mama Ita
39
Evan Dan Adelia
40
Janji Evan
41
Penolakan Anggita
42
Petunjuk
43
Curahan Hati Evan
44
Kebaikan Dokter Angga
45
Danny Dan Dokter Angga
46
Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47
Kejujuran Danny
48
Saham lima Persen
49
Pendonor yang Sesungguhnya
50
Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51
Kafe Bintang
52
Anggita Melahirkan
53
Bertemu
54
Bayi Cantik
55
Keputusan Anggita.
56
Pengganggu
57
Evan Dan Cahaya
58
Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59
Anggita Dan Nia
60
Membawa Cahaya Pergi
61
Siapakah Dokter Angga
62
Titik Terang tentang Dokter Angga.
63
Janji Manis
64
Terperangkap Hujan
65
Terungkap
66
Hancur
67
Harapan Evan
68
Lembaran baru
69
Bahagia dan Marah
70
Saran Rendra
71
Lamaran
72
Lamaran2
73
Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74
Kesedihan nia
75
Diskusi Pengantin Baru
76
Malam Pengantin
77
Kebaikan Anggita
78
Kejujuran Danny
79
Penderitaan Dokter Angga
80
Wanita Untuk Rendra
81
Ulang Tahun Adelia
82
Wanita Terbaik
83
Sikap Evan
84
Memutuskan Hubungan
85
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86
Dukungan Keluarga
87
Tamu Di Pagi Hari
88
Saling Memaafkan
89
Perlawanan Dokter Angga
90
Kedatangan Dokter Angga
91
Lanjut Atau Gugur
92
Evan Dan Mama Anita
93
Mama Anita dan Nia
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 127
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
163
166
Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167
Novel terbaru. Panggil Aku Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!