Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai

Seorang wanita cantik berusia diatas lima puluhan menyambut kedatangan Anggita di rumah kakek Martin. Wanita itu menarik tangan Anggita lembut. Dua wanita cantik itu beriringan masuk ke dalam rumah.

"Apa Evan belum bersedia menemui kakek?" tante Tiara lembut. Tiara adalah menantu pertama di keluarga kakek Martin. Suaminya bernama Gunawan. Kakek Martin mempunyai dua orang anak laki laki. Gunawan dan papanya Evan yang bernama Rendra.

Tidak ingin salah menjawab, Anggita hanya tersenyum mendengar pertanyaan tante Tiara.

"Sayang sekali, kalau dia tidak datang. Danny akan kembali besok ke Amerika."

"Danny?" tanya Anggita seakan tidak percaya mendengar nama itu. Danny adalah putra tunggal dari Tiara dan Gunawan.

"Iya. Danny. Dia datang bersama cucuku. Ayo. Tante akan memperkenalkan kamu dengan mereka," kata tante Tiara dengan antusias. Anggita mengangguk gugup. Anggita merasa enggan berkenalan dengan adik sepupu dari suaminya itu. Danny adalah sosok yang selalu dibanggakan oleh keluarga besar kakek Martin terutama kakek Martin sendiri.

Kedatangan Anggita ternyata sudah dinantikan sejak beberapa menit yang lalu. Ketika dua wanita itu tiba di ruang keluarga. Semua anggota keluarga sudah berkumpul. Kakek Martin, nenek Rieta Dan juga kedua mertuanya sudah berkumpul di ruang tamu.

"Selamat pagi kakek, nenek," sapa Anggita lembut. Setelah kakek dan nenek menjawab sapaannya. Anggita kemudian menyapa kedua mertuanya dan Gunawan. Dia tidak menyapa seseorang yang dia yakini sebagai Danny karena pria itu sangat fokus dengan ponselnya.

Anggita bergerak untuk bersalaman dengan kakek dan nenek.

"Apa kabar kamu nak?" tanya kakek Martin lemah dan masih menggenggam tangan Anggita.

"Kabar baik kek," jawab Anggita pelan. Ingin rasanya Anggita melihat wajah tua itu berbahagia dengan kehamilannya. Tapi mengingat sikap Evan. Membuat Anggita tetap pada pendiriannya yaitu menyembunyikan kehamilannya.

"Syukurlah. Mana suami kamu?" tanya kakek Martin lagi.

"Mas Evan sangat sibuk kakek."

"Begitu ya. Apa kakek mengundang kalian di waktu yang tidak tepat?"

Anggita menunjukkan kepalanya. Dia tidak tahu menjawab apa atas pertanyaan kakek. Tidak mungkin dirinya mengatakan alasan yang sebenarnya.

Ketika tiba saatnya dia bersalaman dengan mama Anita. Anggita terkejut dengan sikap mama mertuanya.

Mama Anita mengelus tangannya dengan lembut dan juga tersenyum. Walau Anggita merasa bingung dengan sikap mertuanya. Anggita membalas senyum itu.

"Danny, dia Anggita kakak ipar kamu," kata tante Tiara kepada putra tunggalnya. Danny yang sedang serius mengetik di ponselnya, langsung meletakkan ponsel tersebut di atas meja.

Danny berdiri setelah melihat Anggita dan mama Anita selesai bersalaman. Anggita terkejut ketika melihat wajah dari adik sepupu dari suaminya itu. Pria itu adalah pria yang berhasil terlebih dahulu mengambil buah kiwi ketika di supermarket kemarin.

Anggita mengulurkan tangannya setelah berhasil mengusai dirinya. Sepertinya Danny tidak mengingat dirinya karena pria itu terlihat biasa saja.

"Danny."

"Anggita."

"Danny, tidak bisa menghadiri pernikahan kalian tahun lalu karena Danny sangat sibuk mengurus hak asuh putrinya," kata Tante Tiara setelah Anggita dan Danny bersalaman.

"Tidak apa apa Tante," jawab Anggita. Dia sudah mendengar sedikit tentang rumah tangga Danny. Tapi tidak menyangka jika Danny dan istrinya akhirnya berpisah.

Anggita bergerak menuju sofa di sebelah nenek Rieta setelah wanita tua itu memberikan isyarat untuk duduk disana.

"Apa sudah ada tanda tanda nak?" tanya nenek Rieta lembut sambil meraih tangan Anggita. Anggita menatap tangannya yang sudah digenggam oleh nenek Rieta.

" Belum nek."

Dua pasang mata langsung menoleh ke Anggita. Mama Anita menatap Anggita dengan raut wajah yang tidak terbaca. Dia duduk gelisah setelah mendengar jawaban Anggita. Mama Anita tidak menyangka jika Anggita menyembunyikan kehamilannya.

"Ada apa mah?" tanya Rendra yang bisa melihat pergerakan istrinya.

"Tidak apa apa pah," jawab mama Anita kemudian duduk dengan tenang.

"Danny, hubungi Evan sekarang juga. Katakan jika kamu ada di rumah ini. Suruh dia membawa wanita itu ke hadapan aku," perintah kakek Martin. Setelah mengatakan itu kakek Martin merasakan sesak di dadanya. Dia tidak sanggup untuk berbicara panjang lagi. Kanker paru paru yang menggerogoti tubuhnya membuat kakek Martin gampang lemah.

Semua yang ada di ruang keluarga itu terlihat cemas melihat keadaan kakek Martin yang semakin lemah. Tapi kakek Martin menggerakkan tangannya ke arah Danny untuk secepatnya menghubungi Evan.

Danny melaksanakan perintah kakek Martin. Dan benar saja. Setelah Danny mengatakan jika dirinya ada di rumah kakek Martin. Evan bersedia datang ke rumah itu.

Semua menarik nafas lega kecuali Anggita. Dia mengetahui dengan jelas siapa wanita yang dimaksud oleh kakek Martin. Anggita bertanya tanya dalam hati apa maksud kakek menyuruh Evan membawa wanita itu ke rumah ini.

Setelah tiga puluh menit menunggu akhirnya Evan Dan Adelia tiba di rumah kakek Martin. Anggita menundukkan kepalanya melihat dua manusia itu yang sedang berjalan ke arah ruang keluarga. Sedangkan Adelia berjalan penuh percaya diri sambil tersenyum.

"Duduk," kata kakek Martin tegas ketika Evan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan dirinya.

Tanpa merasa bersalah Evan langsung duduk di sofa. Sedangkan Adelia juga duduk di sebelah Evan.

"Ini pertemuan keluarga. Yang merasa dirinya bukan Anggota keluarga Martin Dinata. Silahkan menunggu di ruang tamu," kata Rendra papanya Evan. Rendra tidak sama dengan mama Anita. Rendra merestui Anggita sebagai menantunya. Bisa dikatakan di keluarga kakek besar kakek Martin hanya mama Anita dan Evan yang menilai Anggita sebagai wanita penggila harta.

Adelia menatap Evan dan mama Anita secara bergantian. Evan menganggukkan kepalanya seakan setuju dengan perkataan papanya. Sedangkan mama Anita terlihat sibuk melihat jari jari tangannya.

Adelia akhirnya beranjak dari duduknya dengan kesal. Tidak ada yang menahan dirinya untuk duduk di sofa itu.

"Tujuan papa mengundang kita di rumah ini berhubungan dengan Perusahaan," kata Gunawan mengawali pembicaraan.

Evan sedikit terkejut mendengar itu. Sedangkan Danny terlihat biasa saja karena sudah mengetahui tujuan dari pertemuan keluarga ini.

"Evan, karena kamu menuruti keinginan kakek untuk menikahi Anggita maka apa yang dijanjikan oleh kakek adalah milik kamu. Perusahaan yang dibawah pimpinan kamu menjadi milik kamu. Sedangkan Perusahaan yang dikelola oleh Danny yang ada di America adalah milik Danny. Tentang harta harta tidak bergerak lainnya itu akan menjadi milik mama Rieta," kata Gunawan lagi.

"Semua itu akan menjadi milik kalian sebelum aku meninggal," kata kakek Martin lemah.

"Bagaimana Rendra?. Apa kamu setuju dengan keputusan papa?" tanya Gunawan kepada Rendra.

"Setuju," jawab Rendra singkat. Tidak ada alasan tidak setuju atas keputusan yang dibuat oleh kakek Martin walau bukan dirinya dan Gunawan yang mewarisi perusahaan yang dirintis sang papa.

Menurut Rendra, papanya sangat Adil memberlakukan kedua cucunya. Dirinya dan Gunawan sudah mempunyai perusahaan sendiri sendiri yang harus mereka kelola.

"Evan," panggil kakek Martin. Pria itu mengangkat kepalanya menatap sang kakek. Ada rasa sedih yang menyelinap masuk ke hatinya melihat keadaan kakek Martin yang dia abaikan juga selama satu tahun ini.

"Anggita," panggil kakek Martin lagi. Anggita memiringkan tubuhnya supaya bisa menatap wajah kakek Martin.

"Terima kasih. Karena kalian berdua sudah berkorban untuk kakek." Kakek menarik nafas kemudian menghembuskan secara perlahan.

"Anggita, maafkan kakek nak." Kakek kembali terdiam. Dadanya yang terlihat naik turun menandakan jika dirinya sangat lelah.

"A..aku mengijinkan kalian berdua bercerai," kata Kakek Martin lagi. Semua yang ada di ruang keluarga itu terkejut mendengar perkataan kakek Martin. Selama ini mereka mengetahui berbagai upaya yang dilakukan oleh kakek untuk membuat Evan dan Anggita supaya saling jatuh cinta.

"Aku mengetahui semuanya. Daripada setelah kematianku kalian bercerai lebih baik di masa hidupku. Maafkan, kakek Anggita. Evan, segeralah mengurus perceraianmu dengan Anggita. Kakek juga ingin melihat kamu bahagia jika wanita itu adalah tujuan hidup kamu."

Kakek Martin berusaha tidak lemah setelah mengatakan itu walau keringat sebesar biji jagung sudah menetes dari pelipisnya. Dia menahan rasa sakit demi membebaskan Anggita dari Evan. Dia tidak ingin melihat Anggita semakin menderita karena tinggal satu atap dengan Adelia.

Anggita juga berusaha tegar mendengar keputusan dari kakek Martin. Sedangkan Evan menundukkan kepalanya. Setelah mendengar perkataan kakek Martin dia tersadar jika Bibi Ani adalah pemberi informasi tentang semua masalah rumah tangganya selama ini. Dia sudah menduga itu sebelumnya.

"Bagaimana Anggita. Kamu bersedia berpisah dari Evan?" tanya Gunawan.

"Bersedia om," jawab Anggita mantap. Tidak Ada lagi yang perlu dijaga. Selama ini dia bertahan demi kakek Martin. Jika sang kakek sudah merestui dirinya keluar dari keluarga besar kakek Martin apa lagi yang harus ditunggu selain mantap bercerai.

Anggita dan Evan yang akan bercerai tapi tante Tiara yang menangis sesunggukan. Wanita itu dapat merasakan luka hati Anggita walau Anggita tidak menangis sedangkan mama Anita menatap Anggita seakan tidak percaya jika Anggita menginginkan perceraian itu.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

😢😢😢😢😢😢😢

2024-04-20

0

Yunita aristya

Yunita aristya

😭😭😭😭😭

2023-03-27

0

Bilal Muamar

Bilal Muamar

part ini nyesek banget Thor...aq mewek...😭😭😭

2023-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Menolak Bercerai
2 Marah
3 Teror
4 Lebih Cepat Lebih Bagus
5 Alasan Menerima Perjodohan
6 Istri Durhaka
7 Permintaan Evan
8 Pembelaan Bibi Ani
9 Permintaan Anggita
10 Ketakutan Adelia
11 Buah Kiwi
12 Pakaian Evan
13 Dewi Penolong
14 Mari, Kita Bercerai.
15 Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16 Fitnah
17 Fitnah2
18 Keras Kepala
19 Permohonan Anggita
20 Kabar Bahagia
21 Kakek Martin Kritis
22 Keselamatan Anggita
23 Keguguran
24 Keguguran2
25 Ikhlas
26 Pergi Darimu
27 Panggilan Sidang
28 Perasaan Evan
29 Rasa Bersalah yang Menyiksa
30 Aku Yang Kehilangan Kamu
31 Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32 Kejujuran Nia
33 Pesona Janda Muda
34 Persyaratan
35 Evan, Anita dan Rendra
36 Adelia
37 Adelia Dan Nia
38 Mama Ita
39 Evan Dan Adelia
40 Janji Evan
41 Penolakan Anggita
42 Petunjuk
43 Curahan Hati Evan
44 Kebaikan Dokter Angga
45 Danny Dan Dokter Angga
46 Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47 Kejujuran Danny
48 Saham lima Persen
49 Pendonor yang Sesungguhnya
50 Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51 Kafe Bintang
52 Anggita Melahirkan
53 Bertemu
54 Bayi Cantik
55 Keputusan Anggita.
56 Pengganggu
57 Evan Dan Cahaya
58 Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59 Anggita Dan Nia
60 Membawa Cahaya Pergi
61 Siapakah Dokter Angga
62 Titik Terang tentang Dokter Angga.
63 Janji Manis
64 Terperangkap Hujan
65 Terungkap
66 Hancur
67 Harapan Evan
68 Lembaran baru
69 Bahagia dan Marah
70 Saran Rendra
71 Lamaran
72 Lamaran2
73 Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74 Kesedihan nia
75 Diskusi Pengantin Baru
76 Malam Pengantin
77 Kebaikan Anggita
78 Kejujuran Danny
79 Penderitaan Dokter Angga
80 Wanita Untuk Rendra
81 Ulang Tahun Adelia
82 Wanita Terbaik
83 Sikap Evan
84 Memutuskan Hubungan
85 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86 Dukungan Keluarga
87 Tamu Di Pagi Hari
88 Saling Memaafkan
89 Perlawanan Dokter Angga
90 Kedatangan Dokter Angga
91 Lanjut Atau Gugur
92 Evan Dan Mama Anita
93 Mama Anita dan Nia
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 127
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 163
166 Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167 Novel terbaru. Panggil Aku Bunda
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Menolak Bercerai
2
Marah
3
Teror
4
Lebih Cepat Lebih Bagus
5
Alasan Menerima Perjodohan
6
Istri Durhaka
7
Permintaan Evan
8
Pembelaan Bibi Ani
9
Permintaan Anggita
10
Ketakutan Adelia
11
Buah Kiwi
12
Pakaian Evan
13
Dewi Penolong
14
Mari, Kita Bercerai.
15
Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16
Fitnah
17
Fitnah2
18
Keras Kepala
19
Permohonan Anggita
20
Kabar Bahagia
21
Kakek Martin Kritis
22
Keselamatan Anggita
23
Keguguran
24
Keguguran2
25
Ikhlas
26
Pergi Darimu
27
Panggilan Sidang
28
Perasaan Evan
29
Rasa Bersalah yang Menyiksa
30
Aku Yang Kehilangan Kamu
31
Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32
Kejujuran Nia
33
Pesona Janda Muda
34
Persyaratan
35
Evan, Anita dan Rendra
36
Adelia
37
Adelia Dan Nia
38
Mama Ita
39
Evan Dan Adelia
40
Janji Evan
41
Penolakan Anggita
42
Petunjuk
43
Curahan Hati Evan
44
Kebaikan Dokter Angga
45
Danny Dan Dokter Angga
46
Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47
Kejujuran Danny
48
Saham lima Persen
49
Pendonor yang Sesungguhnya
50
Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51
Kafe Bintang
52
Anggita Melahirkan
53
Bertemu
54
Bayi Cantik
55
Keputusan Anggita.
56
Pengganggu
57
Evan Dan Cahaya
58
Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59
Anggita Dan Nia
60
Membawa Cahaya Pergi
61
Siapakah Dokter Angga
62
Titik Terang tentang Dokter Angga.
63
Janji Manis
64
Terperangkap Hujan
65
Terungkap
66
Hancur
67
Harapan Evan
68
Lembaran baru
69
Bahagia dan Marah
70
Saran Rendra
71
Lamaran
72
Lamaran2
73
Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74
Kesedihan nia
75
Diskusi Pengantin Baru
76
Malam Pengantin
77
Kebaikan Anggita
78
Kejujuran Danny
79
Penderitaan Dokter Angga
80
Wanita Untuk Rendra
81
Ulang Tahun Adelia
82
Wanita Terbaik
83
Sikap Evan
84
Memutuskan Hubungan
85
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86
Dukungan Keluarga
87
Tamu Di Pagi Hari
88
Saling Memaafkan
89
Perlawanan Dokter Angga
90
Kedatangan Dokter Angga
91
Lanjut Atau Gugur
92
Evan Dan Mama Anita
93
Mama Anita dan Nia
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 127
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
163
166
Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167
Novel terbaru. Panggil Aku Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!