Pakaian Evan

Mengandung tidak membuat Anggita menjadi wanita yang manja. Wanita itu tahu diri atas dirinya yang menjadi istri dari pria yang tidak menginginkan dirinya. Setelah memberikan buah kepada Evan. Wanita itu kembali ke kamar tamu.

Anggita merasakan hidupnya hampa. Tidak ada tempatnya bermanja. Dia hanya mempunyai harta berharga yaitu mama Feli. Sayangnya, sang mama berada dalam kuasa Indra sang papa tiri. Membuat Anggita harus berpikir panjang dan mengatur waktu untuk menjumpai sang mama.

Wanita mana yang tidak ingin dimanjakan di saat hamil muda seperti ini. Begitu juga dengan Anggita. Dia ingin dimanjakan oleh orang orang terdekatnya. Tapi Anggita harus menerima takdir yang kurang baik ini.

Tidak ingin berharap banyak. Anggita bertekad menjadi wanita yang mandiri Dan tangguh. Dia tidak akan membiarkan perlakuan tidak sopan dari papa tirinya dan perlakuan dingin suaminya menjadi penghambat bagi dirinya untuk menata Masa depan yang lebih bagus.

"28 hari lagi," gumam Anggita sambil melingkari angka di kalender yang berada di ruang tamu. Dia menghitung hari yang semakin mendekati perceraian dan Hari terakhir kakek Martin di dunia ini.

"Setelah itu, aku pastikan kamu akan menyesal mas," kata Anggita lagi dalam hati. Selama 28 Hari ini, Anggita akan berusaha menjadi istri yang baik bagaimanapun perlakuan Evan kepadanya. Bukan tanpa sebab dia melakukan itu. Bukankah penyesalan itu akan menyiksa jika tidak mendapatkan maaf dari yang disakiti. Anggita ingin hal itu terjadi pada diri Evan. Dia menghukum suaminya itu dengan hidup penuh penyesalan nantinya.

"Non, boleh Bibi masuk?" tanya Bibi Ani yang sudah berdiri di depan pintu. Wanita tua itu membuka pintu tanpa mengetuk membuat

Anggita terkejut.

"Masuklah bibi."

"Maaf non. Aku terlalu lancang masuk ke kamar ini tanpa mengetuk pintu."

"Tidak apa apa bi. Santai saja. Ada apa bi?"

"Non, non Adelia datang dan langsung naik ke atas," adu Bibi Ani membuat dada Anggita terasa sesak. Baru beberapa jam yang Lalu Evan menyetujui permintaannya untuk tidak membawa Adelia ke rumah ini. Tapi kini wanita itu sudah berkeliaran di rumahnya.

"Terima kasih atas informasinya bi. Aku ke kamar atas dulu." Bibi Ani menganggukkan setuju. Dan itulah tujuannya memberitahukan kedatangan Adelia kepada Anggita.

Setelah tiba di tangga teratas, Anggita merasakan kekesalan yang luar biasa. Bagaimana tidak kesal, pintu kamarnya tertutup sementara ada suami dan wanita lain di kamar itu.

Entah karena terbawa emosi, Anggita membuka pintu kamar itu dengan sedikit kasar. Dan benar saja, Adelia dan Evan terlihat dalam pembicaraan serius. Mereka terdiam Dan sedikit terkejut mendengar suara pintu yang terbuka itu.

Anggita menatap dua manusia itu dengan sinis. Tatapannya sebagai protes atas keberadaan Adelia di kamar itu.

"Maaf, kedatanganku kembali karena aku sangat mengkhawatirkan Evan. Aku sudah meminta ijin kepada tante Anita untuk ini," kata Adelia lembut seakan kedatangannya ke rumah ini adalah hal biasa.

"Pulanglah Adelia. Aku baik baik saja. Jangan datang dulu ke rumah ini selama aku masih belum bercerai," kata Evan sambil menoleh sekilas kepada Anggita. Pria itu masih jelas mengingat permintaan Anggita yang dia setujui. Dan perkataannya mengisyaratkan jika kedatangan Adelia bukan karena permintaannya.

"Iya sayang, aku akan pulang setelah aku memastikan kamu makan malam. Aku ingin kamu cepat sembuh."

Evan langsung menatap Anggita setelah mendengar kata sayang dari mulut Adelia. Sedangkan Anggita langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih jam empat kurang itu artinya wanita itu akan berada di rumah ini beberapa jam lagi.

"Kamu, tidak keberatan kan Anggita?" tanya Adelia.

"Jangan tanya aku mbak. Tanya kepada orang yang menjadi alasan keberadaan kamu di rumah ini," jawab Anggita melemparkan jawabannya kepada Evan.

"Bagaimana sayang?" tanya Adelia manja bersamaaan dengan itu terdengar bunyi rintik hujan yang deras.

Anggita berjalan ke arah jendela dan menatap langit sebentar. Langit yang tadinya terlihat cerah tapi kini sudah menurunkan hujan yang sangat deras bersamaaan dengan petir Dan angin kencang.

Adelia tersenyum. Dia merasa Alam ikut mendukung rencananya untuk secepatnya menjadi istri Evan. Di saat dirinya disuruh pulang, hujan deras ini bisa menjadi alasan baginya untuk berlama lama di rumah Evan.

"Seharusnya, kamu pulang Adelia."

Anggita menghentikan tangannya sebentar yang sedang menutup jendela. Sedangkan Adelia juga terkejut mendengar perkataan Evan. Dua wanita itu tidak menyangka jika Evan akan berkata seperti itu.

"Kamu tega kepadaku sayang?" Di luar hujan deras. Bagaimana aku pulang?.

Evan hanya menarik nafas panjang. Situasi ini sangat membuatnya bingung. Dia ingin konsisten dengan permintaan Anggita tapi di sisi lain dia juga tidak tega membiarkan Adelia pulang dengan cuaca ekstrim seperti ini.

"Turunlah ke bawah. Beristirahatlah di kamar tamu menunggu hujan reda," kata Evan akhirnya.

Anggita memalingkan wajahnya ketika Evan menoleh kepadanya. Dia juga sebenarnya tidak tega mengusir Adelia dalam situasi seperti ini. Tapi perkataan Evan yang penuh perhatian kepada Adelia membuat Anggita kembali terluka. Dia bisa melihat Evan bersikap hangat kepada Adelia, satu hal yang tidak dia dapatkan dari sang suami. Apalagi Adelia yang memanggil suaminya dengan kata sayang tentu saja Anggita merasakan sakit hati yang sangat dalam. Tapi Anggita berusaha tidak menampakan sakit hati tersebut.

Adelia bukannya menurut atas perkataan Evan. Wanita itu terlihat tersenyum Dan malah duduk di tepi ranjang. Tangannya menjangkau gelas berisi air putih dari atas nakas yang tidak jauh darinya.

"Aku Haus sayang. Aku minum ya," kata Adelia. Evan menganggukkan kepalanya.

Anggita melihat interaksi suaminya dengan Adelia sambil berjalan menuju pintu.

"Non, ada pak Rico di ruang tamu," lapor Bibi Ani setelah pintu terbuka. Anggita mengangguk senang. Matanya kembali berbinar mengingat buah kiwi yang dipesankan Evan untuk dirinya.

"Oke Bibi. Ayo turun," ajak Anggita bersemangat. Dia bahkan menarik tangan Bibi Ani yang menoleh ke dalam kamar.

"Pelan pelan non," kata Bibi Ani melihat Anggita yang menuruni tangga dengan cepat. Anggita tersadar akan kehamilannya akhirnya berjalan dengan pelan.

"Pak Rico, Mana buah kiwinya?" tanya Anggita setelah berada di ruang tamu.

"Ini nyonya. Maaf lama. Mobilku mogok. Jadi tidak bisa secepat mungkin mengantarkan buah ini."

"Mogok?. Jadi naik apa kemari pak?" tanya Anggita tidak enak hati. Apalagi melihat baju dan celana Rico terlihat basah.

"Naik ojek online," jawab Rico jujur. Dia menelepon pihak bengkel langganannya terlebih dahulu kemudian memesan ojek online.

"Tunggu disini pak, jangan pulang dulu ya. Tunggu hujan reda," kata Anggita. Rico menganggukkan kepalanya. Dia juga tidak ingin pulang dengan cuaca seperti ini. Kejadian pohon tumbang karena angin kencang di saat hujan adalah alasan utama Rico untuk menunda hujan reda.

Anggita meninggalkan Rico dan buah kiwi ruang tamu. Dia naik ke atas untuk mengambil baju ganti untuk Rico. Dia tidak tega melihat Rico memakai pakaian basah seperti itu.

Anggita tidak ambil pusing atas suaminya dan Adelia yang berbincang bincang di kamar itu. Dia fokus dengan tujuannya mengambil baju ganti untuk Rico.

"Pak Rico, ini," kata Anggita menyodorkan kaus Dan celana pendek untuk Rico.

Rico tidak langsung mengambil pakaian itu dari tangan Anggita. Jelas terlihat keraguan di matanya.

"Memakai pakaian basah tidak bagus Pak Rico. Selain bisa masuk angin juga bisa mempercepat pertumbuhan panu di tubuh anda.

Rico membenarkan perkataan Anggita. Walau terlihat ragu akhirnya dia menerima pakaian itu dari tangan Anggita. Dia tidak ingin sakit karena masuk angin apalagi di tubuhnya tumbuh Panu.

"Apakah ini pakaian Evan?" tanya Evan.

"Iya. Aku memberikan pakaian itu sebagai kado ulang tahunnya. Mungkin karena tidak suka warna atau bahannya mas Evan belum pernah memakainya," kata Anggita jujur. Anggita hanya berpikir daripada Evan tidak memakai lebih baik diberikan kepada yang membutuhkan seperti situasi Rico saat ini.

Rico akhirnya ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Dari penjelasan Anggita, Rico berpikir jika tidak masalah memakai pakaian ini karena evan tidak pernah menyukainya.

Terpopuler

Comments

epifania rendo

epifania rendo

benar anggita

2022-09-28

0

Eliani Elly

Eliani Elly

makin seru

2022-06-28

1

borjun as

borjun as

👍👍👍

2022-06-28

0

lihat semua
Episodes
1 Menolak Bercerai
2 Marah
3 Teror
4 Lebih Cepat Lebih Bagus
5 Alasan Menerima Perjodohan
6 Istri Durhaka
7 Permintaan Evan
8 Pembelaan Bibi Ani
9 Permintaan Anggita
10 Ketakutan Adelia
11 Buah Kiwi
12 Pakaian Evan
13 Dewi Penolong
14 Mari, Kita Bercerai.
15 Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16 Fitnah
17 Fitnah2
18 Keras Kepala
19 Permohonan Anggita
20 Kabar Bahagia
21 Kakek Martin Kritis
22 Keselamatan Anggita
23 Keguguran
24 Keguguran2
25 Ikhlas
26 Pergi Darimu
27 Panggilan Sidang
28 Perasaan Evan
29 Rasa Bersalah yang Menyiksa
30 Aku Yang Kehilangan Kamu
31 Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32 Kejujuran Nia
33 Pesona Janda Muda
34 Persyaratan
35 Evan, Anita dan Rendra
36 Adelia
37 Adelia Dan Nia
38 Mama Ita
39 Evan Dan Adelia
40 Janji Evan
41 Penolakan Anggita
42 Petunjuk
43 Curahan Hati Evan
44 Kebaikan Dokter Angga
45 Danny Dan Dokter Angga
46 Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47 Kejujuran Danny
48 Saham lima Persen
49 Pendonor yang Sesungguhnya
50 Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51 Kafe Bintang
52 Anggita Melahirkan
53 Bertemu
54 Bayi Cantik
55 Keputusan Anggita.
56 Pengganggu
57 Evan Dan Cahaya
58 Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59 Anggita Dan Nia
60 Membawa Cahaya Pergi
61 Siapakah Dokter Angga
62 Titik Terang tentang Dokter Angga.
63 Janji Manis
64 Terperangkap Hujan
65 Terungkap
66 Hancur
67 Harapan Evan
68 Lembaran baru
69 Bahagia dan Marah
70 Saran Rendra
71 Lamaran
72 Lamaran2
73 Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74 Kesedihan nia
75 Diskusi Pengantin Baru
76 Malam Pengantin
77 Kebaikan Anggita
78 Kejujuran Danny
79 Penderitaan Dokter Angga
80 Wanita Untuk Rendra
81 Ulang Tahun Adelia
82 Wanita Terbaik
83 Sikap Evan
84 Memutuskan Hubungan
85 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86 Dukungan Keluarga
87 Tamu Di Pagi Hari
88 Saling Memaafkan
89 Perlawanan Dokter Angga
90 Kedatangan Dokter Angga
91 Lanjut Atau Gugur
92 Evan Dan Mama Anita
93 Mama Anita dan Nia
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 Bab 121
123 Bab 122
124 Bab 123
125 Bab 124
126 Bab 125
127 Bab 126
128 Bab 127
129 Bab 127
130 Bab 129
131 Bab 130
132 Bab 131
133 Bab 132
134 Bab 133
135 Bab 134
136 Bab 135
137 Bab 136
138 Bab 137
139 Bab 138
140 139
141 Bab 140
142 Bab 141
143 Bab 142
144 Bab 143
145 Bab 144
146 Bab 145
147 Bab 146
148 Bab 147
149 Bab 148
150 Bab 149
151 Bab 150
152 Bab 151
153 Bab 152
154 Bab 152
155 Bab 153
156 Bab 154
157 Bab 155
158 Bab 156
159 Bab 157
160 Bab 158
161 Bab 159
162 Bab 160
163 Bab 161
164 Bab 162
165 163
166 Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167 Novel terbaru. Panggil Aku Bunda
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Menolak Bercerai
2
Marah
3
Teror
4
Lebih Cepat Lebih Bagus
5
Alasan Menerima Perjodohan
6
Istri Durhaka
7
Permintaan Evan
8
Pembelaan Bibi Ani
9
Permintaan Anggita
10
Ketakutan Adelia
11
Buah Kiwi
12
Pakaian Evan
13
Dewi Penolong
14
Mari, Kita Bercerai.
15
Ijin dari Kakek Martin Untuk Bercerai
16
Fitnah
17
Fitnah2
18
Keras Kepala
19
Permohonan Anggita
20
Kabar Bahagia
21
Kakek Martin Kritis
22
Keselamatan Anggita
23
Keguguran
24
Keguguran2
25
Ikhlas
26
Pergi Darimu
27
Panggilan Sidang
28
Perasaan Evan
29
Rasa Bersalah yang Menyiksa
30
Aku Yang Kehilangan Kamu
31
Kehilangan Dua Orang Sekaligus.
32
Kejujuran Nia
33
Pesona Janda Muda
34
Persyaratan
35
Evan, Anita dan Rendra
36
Adelia
37
Adelia Dan Nia
38
Mama Ita
39
Evan Dan Adelia
40
Janji Evan
41
Penolakan Anggita
42
Petunjuk
43
Curahan Hati Evan
44
Kebaikan Dokter Angga
45
Danny Dan Dokter Angga
46
Perdebatan Tante Tiara dan Danny
47
Kejujuran Danny
48
Saham lima Persen
49
Pendonor yang Sesungguhnya
50
Kejadian Sepuluh Tahun Yang Lalu
51
Kafe Bintang
52
Anggita Melahirkan
53
Bertemu
54
Bayi Cantik
55
Keputusan Anggita.
56
Pengganggu
57
Evan Dan Cahaya
58
Kebahagiaan Keluaga Kakek Martin
59
Anggita Dan Nia
60
Membawa Cahaya Pergi
61
Siapakah Dokter Angga
62
Titik Terang tentang Dokter Angga.
63
Janji Manis
64
Terperangkap Hujan
65
Terungkap
66
Hancur
67
Harapan Evan
68
Lembaran baru
69
Bahagia dan Marah
70
Saran Rendra
71
Lamaran
72
Lamaran2
73
Kedatangan Bronson dan Dokter Angga.
74
Kesedihan nia
75
Diskusi Pengantin Baru
76
Malam Pengantin
77
Kebaikan Anggita
78
Kejujuran Danny
79
Penderitaan Dokter Angga
80
Wanita Untuk Rendra
81
Ulang Tahun Adelia
82
Wanita Terbaik
83
Sikap Evan
84
Memutuskan Hubungan
85
Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
86
Dukungan Keluarga
87
Tamu Di Pagi Hari
88
Saling Memaafkan
89
Perlawanan Dokter Angga
90
Kedatangan Dokter Angga
91
Lanjut Atau Gugur
92
Evan Dan Mama Anita
93
Mama Anita dan Nia
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
Bab 121
123
Bab 122
124
Bab 123
125
Bab 124
126
Bab 125
127
Bab 126
128
Bab 127
129
Bab 127
130
Bab 129
131
Bab 130
132
Bab 131
133
Bab 132
134
Bab 133
135
Bab 134
136
Bab 135
137
Bab 136
138
Bab 137
139
Bab 138
140
139
141
Bab 140
142
Bab 141
143
Bab 142
144
Bab 143
145
Bab 144
146
Bab 145
147
Bab 146
148
Bab 147
149
Bab 148
150
Bab 149
151
Bab 150
152
Bab 151
153
Bab 152
154
Bab 152
155
Bab 153
156
Bab 154
157
Bab 155
158
Bab 156
159
Bab 157
160
Bab 158
161
Bab 159
162
Bab 160
163
Bab 161
164
Bab 162
165
163
166
Promo Novel Baru Bukan Rahim Bayaran
167
Novel terbaru. Panggil Aku Bunda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!