Tidur Satu Kamar

...I.B.U.S.A.M.B.U.N.G.U.N.T.U.K.A.N.A.K.K.U...

...Ketika seorang laki-laki mengajak istrinya baik-baik ke ranjang (berhubungan), lalu sang istri menolak keras (membangkang), sehingga suami marah besar kepadanya, maka malaikat akan menjauhkannya dari kasih sayang (rahmat) sampai subuh...

...(Sahih Bukhari, No. 3272)...

***

Rona jingga terukir indah di ufuk utara. Perlahan mulai samar dan berganti dengan cahaya rembulan. Cuaca cukup dingin, namun tak mampu membekukan.

Setelah puas bermain, Cila merengek minta pulang. Hari ini adalah hari yang bahagia menurut gadis kecil itu.

Bisa bermain, tertawa bersama Bunda dan Papihnya. Juga tak lupa mereka mengambil foto bersama sebagai keluarga bahagia..

Elea mengikuti punggung Ardha yang sedang berjalan meniti anak tangga sambil menggendong tubuh Cila yang sudah tertidur.

Bukan tanpa sebab Cila sering tidur, jelas karena obat yang ia konsumsi setiap 3 kali sehari agar kondisi tubuhnya tak lemah.

Secara perlahan, Ardha meletakkan tubuh mungil Cila ke atas kasur. Sebelum pergi Ayah dari gadis itu menyematkan satu kecupan di kening Cila.

Sedang Elea hanya diam mengamati, ia berdiri tak jauh dari Ardha berada. Menunggu laki-laki itu keluar dari kamar agar segera ikut Cila ke alam bawah sadar.

“Pindahin barang-barang lo sekarang juga!” titah Ardha saat melewati tubuh Elea beberapa meter tanpa memutar tubuh menghadap Elea.

Elea tercengang, membereskan barang-barangnya. Apa sekarang ia diusir? Dan apa sebabnya? Kenapa tiba-tiba?

Mata Ardha menengok saat Elea hanya diam dan tak sepatah kata pun yang terdengar.

“Lo ga dengar gue bilang apa barusan?”

“Kenapa tiba-tiba? Apa salah saya? Apa saya melakukan kesalahan sehingga kamu mengusir saya? Bahkan pernikahan kita baru beberapa hari.”

“Siapa yang mau ngusir lo, gue cuma bilang beresin barang-barang lo buat pindah ke kamar gue,”

“Kenapa harus pindah ke kamar kamu?”

“Ranjang Cila sempit, gue ga mau anak gue tidak nyaman saat tidur dan itu akan mengganggu kesehatannya karena kurang tidur.”

“Kalau begitu saya akan tidur di sofa,”

“Pindahin barang-barang lo sekarang juga karena gue juga ga mau kalo saat orang tua gue datang tiba-tiba dan liat kita tidur secara terpisah. Gue ga mau mereka berpikiran yang buruk tentang gue karena menelantarkan dan membiarkan menantunya tidur di sofa,”

“Nanti saya akan jelasin sama mereka kalau ini kehendak saya sendiri. Kamu ga perlu khawatir,”

“Lo ga ngerti juga ya, gue ga nerima sanggahan. Sekarang beresin barang-barang lo dan tidur di kamar gue!”

“Tapi—“

Elea terdiam saat melihat mata Ardha yang menatapnya dengan tajam. Laki-laki itu seakan tak mau menerima sanggahan apapun dari mulut Elea.

Tanpa diminta lagi, Elea segera memasukkan barang-barang yang memang hanya beberapa ia keluarkan dari koper. Bergegas mengikuti Ardha yang sudah keluar dari pintu.

Dengan hati-hati, Elea menutup pelan pintu kamar Cila agar tidur anak itu tak terusik dan melangkah menuju kamar Ardha.

Entah apa yang dipikirkan laki-laki itu sehingga meminta Elea untuk meindahkan barang-barangnya dan tidur bersama laki-laki itu.

Retina Elea mengamati seisi kamar. Sangat rapi jika masuk ke dalam kategori kamar seorang laki-laki.

Barang-barang tersusun sesuai porsinya dan bersih, juga harum aroma khas laki-laki.

Sebuah foto besar menggantung di dinding. Foto seorang wanita duduk dengan anggun diselimuti senyum yang menyejukkan.

Wajahnya sangat mirip dengan Cila, dan dapat Elea simpulkan jika wanita itu adalah orang yang telah melahirkan Cila.

Ardha mengikuti arah pandang Elea yang terus saja menatap foto Mita.

“Lo bisa tarus baju lo di lemari itu, disana ada beberapa baju Mita yang masih gue simpan. Kalo lo mau bisa lo pake, kalo lo ga mau ya terserah lo mau dikemanain,” jelas Ardha seperti tak mempermasalahkan beberapa baju yang masih berjejer rapi di lemari.

Mana mungkin Elea memakai baju Mita, dari bentuknya saja seakan tak menarik minat Elea karena baju tersebut tak cocok dikenakan Elea.

Bahannya yang kurang, tak akan cocok bila dipakai bersamaan dengan jilbab. Kecuali,,,untuk dipakai dimalam hari.

Elea mengangguk patuh karena tak ingin membahas tentang baju dan mulai merapikan bajunya untuk digantung bersamaan dengan baju Mita.

Sementara Ardha sudah melongos masuk ke dalam kamar mandi.

Ardha telah usai dengan ritual mandinya sedang Elea juga sudah selesai merapikan baju.

Keduanya telah sama-sama berbaring di atas ranjang yang sama. Juga sama-sama tak dapat memejamkan mata.

Entah mengapa rasanya Elea sangat gugup. Berdekatan dengan Ardha membuat daksanya membeku, bernafas saja Elea sangat pelan.

“lo ga gerah semaleman tidur dengan berbalut kain tertutup seperti itu?” Tanya Ardha saat pertanyaan itu terus saja menghantui, membuat ia tak bisa menutup mata.

“Tidak!”

“Jadi lo tidur juga pakai jilbab?”

“Tidak!”

“Kenapa sekarang lo tidur pakai jilbab? “

“Hanya ingin,”

“Ck, lo takut sama gue? takut gue macam-macam sama lo?” Ardha berdecak.

“Tidak!”

“Kenapa lo ga takut sama gue?”

Wajah Ardha penuh selidik, ia sempat menengok sesaat ke tempat dimana perempuan yang sedang ia ajak bicara berada.

“Kenapa juga saya harus takut sama kamu? kamu manusia dan saya manusia,tak ada sesuatu yang harus membuat saya takut sama kamu.”

Ardha ingin memastikan, ia yakin pasti Elea hanya sekedar berucap. Karena yang Ardha tahu, beberapa kali Elea seakan tak ingin bersentuhan dengannya.

Ardha membuka kaosnya hingga sekarang ia telah bertelanjang dada, hanya meninggalkan celana kain selutut.

“Kalo sekarang yakin lo ga takut sama gue?”

Ardha tersenyum sinis, ingin melihat bagaimana rekasi Elea. Laki-laki itu telah mengungkung Elea dengan kedua tangan.

Meski sempat terkejut, Elea memberanikan diri untuk berujar.”Tidak!”

“Meski gue melakukan hal yang tak senonoh sama lo? Menyentuh setiap bagian tubuh lo? ”Tanya Ardha dengan senyum menggoda.

Elea ingin mengelak saat tangan kekar itu menyentuh permukaan kulitnya dipipi,namun tiba-tiba ia teringat sesuatu.

Ketika seorang laki-laki mengajak istrinya baik-baik ke ranjang (berhubungan), lalu sang istri menolak keras (membangkang), sehingga suami marah besar kepadanya, maka malaikat akan menjauhkannya dari kasih sayang (rahmat) sampai subuh

“Saya ikhlas jika kamu memintanya karena kamu adalah suami saya. Kamu yang berhak atas tubuh saya, jadi silahkan kalau kamu mau menyentuh saya.”

“Lo yakin?”

“Tapi untuk sekarang saya tidak bisa,”

“Kenapa?” Tanya Ardha tersenyum penuh makna. Mengerjai Elea seperti ini ternyata menyenangkan.

“Bilang aja lo takut gue sentuh,”

“Elea lagi-lagi menggeleng “Saya sedang datang bulan,”

Ardha kembali merebahkan tubuhnya disamping Elea. Niat untuk mengerjai perempuan itu tapi mengapa sekarang ia merasa sedang kalah.

“Jadi kamu meminta saya untuk tidur di kamar ini karena kamu mau meminta hak?”

“Ck, lo terlalu percaya diri. Sudah gue bilang, pertama karena gue ingin Cila tidur dengan nyaman. Kedua karena gue ga ingin di kira melentarkan istri gue. dan ketiga—“

“Yang ketiga apa?”

Terdiam sesaat, seakan Ardha memikirkan sesuatu “Ketiga, gue juga ga nafsu sama lo!”

Dahi Elea mengerut sesaat “Kenapa yang ketiga terdengar tidak logis?”

Ardha berdehem sesaat lalu kembali berujar “Brisik, gue ngantuk!”

Ardha menyembunyikan diri ke dalam selimut yang tebal. Tak ingin lagi mendengar pertanyaan dari Elea. Ia juga tak tahu mengapa pernyataan yang ketiga keluar begitu saja.

Dengkuran halus terdengar dari balik selimut, Elea menghela napas dan segera memejamkan matanya.

Pagi sekali, mata Elea sudah mengerjap. Jam menunjukkan pukul setengah lima.

Sedang Ardha masih dengan posisi telentang, selimut sudah merosot hingga paha.

Elea memberanikan diri untuk menaikkan selimut hingga menutupi dada Ardha yang saat itu masih polos.

Kaki Elea menapak marmer putih dengan perlahan menuju kamar mandi untuk menunaikan mandi wajib karena dirasa sudah bersih dari haid.

Mata Elea menyapu seisi kamar karena merasa ada yang aneh.

Baru saja ia menyelesaikan ritual mandi, tapi mengapa foto yang tergantung indah tadi malam sudah tak ada?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!