Sholat

...I.B.U.S.A.M.B.U.N.G.U.N.T.U.K.A.N.A.K.K.U...

...Salat itu kewajiban bagi umat muslim, fardu yang ditentukan waktunya untuk orang-orang beriman...

***

Hari sudah mulai gelap, cahaya mentari berganti dengan gelapnya malam berselimut awan mendung. Hilir mudik tamu undangan perlahan menghilang menyisakan keluarga dan kerabat yang asik bercengkrama.

Cila terlihat beberapa kali menguap karena jam tidur anak itu telah lewat. Dan ia merengek minta pulang dalam gendongan Elea.

Pesta pernikahan diadakan disebuah hotel mewah, mereka bisa saja tidur disalah satu kamar yang memang telah dipesan. Namun kembali, Cila ingin tidur bersama Bunda dikamarnya.

“Tila mau tidul tama Bunah dikamal Tila. Nda mau tidul di hotel!” rengek Cila lagi.

Mama Nira berulang kali meminta cucunya untuk tidur bersama dikamar hotel agar tak mengganggu malam pertama Ardha dan Elea.

“Cila, Sayang. Malam ini Cila tidur sama Oma aja ya? Nanti Oma beliin boneka tikus yang besar!” bujuk Mama Nira agar cucunya mau mengalah.

Cila menggeleng “Nda mau!” tolak Cila dengan wajah memerah karena ingin menumpahkan air mata.

“Biar Cila sama Elea aja, Mah.”

“Tapi, Nak—“

“Ga apa, Mah. Benar kata Elea, biar Cila kami bawa pulang. Ardha takut jika terlalu memaksakan akan berakibat pada kesehatan Cila. ”

Ardha menyela, meski kondisi Cila berangsur membaik tetap saja anak itu harus rajin meminum obat selagi menunggu pendonor ginjal.

Mama Nira tak menyela dan membiarkan Ardha dan Elea berpamitan dengan hati yang berat.

Selama perjalanan tak ada satu kata pun yang terlontar dari mulut keduanya. Ardha dan Elea sama-sama bungkam karena tak tahu harus memulai percakapan dari mana.

Sedang Cila sudah memejamkan mata dalam pangkuan Elea. Kedua tangannya memeluk erat tubuh Elea.

Kendaraan dengan roda empat keluaran terbaru itu berhenti setelah di depan pagar. Menunggu terbuka dan menuju garasi tempat pemberhentian terakhir.

Ardha melirik ke arah Elea sembari melepaskan sealbet yang melingkar ditubuhnya, mengikat sebagai bentuk penyelamatan.

Elea sedikit kesusahan membuka pintu mobil karena tubuh Cila yang masih melekat seperti koala. Hingga pintu terbuka dari luar dan tangan Ardha terulur untuk membantu mengambil Cila agar Elea keluar mobil dengan mudah.

“Biar gue gendong!”

Elea mengangguk karena sejujurnya pun tangannya keram karena tubuh Cila yang hampir satu jam setia berada dipangkuannya.

Koper Elea diturunkan dari bagasi oleh pekerja dan ucapan terimakasih terlontar setelahnya.

Elea menarik koper dengan sedikit tergesa karena menyusul Ardha yang telah menaiki beberapa anak tangga.

Ardha membuka pintu dengan satu tangan lalu meletakkan Cila tepat diatas ranjang yang empuk.

“Ini kamar Cila,” ucap Ardha setelah menatap Elea.

Elea hanya mengangguk dan membiarkan Ardha berlalu meninggalkannya berdua bersama Cila.

Elea menafsirkan bahwa Ardha ingin mengatakan bahwa kamar Cila juga kamarnya, yang berarti ia tidur bersama Cila. Benar, seperti itu maksud Ardha yang Elea pahami.

Elea meletakkan koper di sudut kamar, ia ingin beristirahat karena acara yang berlangsung cukup untuk membuatnya letih.

Tak perlu waktu lama, karena setelah Elea membaringkan tubuh disamping Cila, matanya sudah terkantup rapat dan menuju alam bawah sadar.

Sementara disatu sisi, Ardha berada di kamar utama yang jaraknya tak terlalu jauh dari kamar Cila. Hanya terpisah sebuah lorong untuk tempat beberapa mainan besar Cila diletakkan. Lorong menuju balkon jika kaki terus melangkah.

Tubuh Ardha gelisah menunggu kedatangan seseorang yang ia tunggu, dan tentu saja menunggu Elea.

Sudah hampir satu jam ia menunggu namun perempuan itu tak menunjukkan batang hidungnya walau hanya bayangan.

Ardha berdecak dan berinisiatif menyusul Elea karena tak sabar. Kembali emosi Ardha meluap saat melihat Elea yang sudah terlelap sambil memeluk Cila.

“Ck, segitunya dia ga mau sama gue!” Ardha mendengus kesal dan melangkahkan kaki kembali ke kamarnya dengan mulut yang terus saja menggerutu.

Ardha sangat kesal, apa ia begitu buruk di mata Elea sehingga saat malam pertama saja perempuan itu lebih memilih tidur bersama Cila.

Harga diri Ardha seakan runtuh. Ia merebahkan diri sambil terus mengumpat.

Pagi menyongsong namun mentari belum menampakkan diri dan mungkin saja masih malu.

Suara wajan dengan spatula beradu berdenting memenuhi dapur. Elea telah sibuk memotong dan menumis sayur untuk sarapan. Ia tak menunaikan kewajiban sholat karena sedang datang bulan.

Hanya sarapan sederhana karena sesuai dengan isi kulkas, tumis brokoli dan juga nila goreng sebagai lauk sudah tersaji rapi di atas meja.

Sebelum membangunkan Cila, Elea berinisiatif untuk membangunkan Ardha terlebih dahulu. Berkali-kali Elea mengetuk hingga suara kunci diputar pun menggelitik telinga.

“Kamu baru bangun?” Tanya Elea saat melihat wajah Ardha yang masih setengah sadar.

“Hmm!”

“Udah sholat?”

Sholat, bagai sesuatu yang tabu bagi Ardha. Ia telah lama tak mengerjakan sholat dan mungkin ia telah lupa bagaimana bacaan dari sholat.

“Bukan urusan lo!”

Kekesalan akan kejadian tadi malam masih bersarang dibenak Ardha.

“Sholat dulu mumpung masih ada waktu, baru setelah itu kamu sarapan. Saya udah masak buat kita makan sama-sama,”Elea berujar dengan ramah meski terdengar ketus ditelinga Ardha.

“Kalo gue ga mau?”

“Salat itu kewajiban bagi umat muslim, fardu yang ditentukan waktunya untuk orang-orang beriman.”

“Lo ceramahin gue?”

Elea menggeleng lantas kembali berkata “Hanya mengingatkan,”

Setelahnya perlahan tubuh Elea menghilang dari pandangan Ardha yang hanya bungkam tanpa mampu menjawab perkataan Elea.

Perempuan itu beralih membangunkan Cila untuk mengajari gadis kecil itu menunaikan kewajiban lima waktu meski belum wajib bagi anak seusia Cila tapi setidaknya membiasakan.

“Talat itu apa, Bunah? Apa talat itu dapat uang kaya biata Papih kelta?” Tanya Cila saat Elea meminta gadis kecil itu untuk salat.

“Salat itu adalah kewajiban bagi setiap umat islam yang sudah balig kepada Allah. Cila tau Allah itu siapa?”

Cila menggeleng dengan wajah menggemaskan karena baru bangundari tidur.

“Allah itu adalah zat yang telah menciptakan Langit tempat bulan, matahari, bintang dan temannya. Juga menciptakan Bumi beserta isinya seperti laut, gunung, binatang bahkan Allah jugalah yang telah menciptakan Bunda, Cila, papih, Oma, juga Opa.” Jelas Elea dengan sebisa mungkin agar Cila memahami.

“Nah, kaya vitamin yang kita minum agar tubuh kita sehat, membunuh kuman nakal yang bisa membuat kita sakit. Sedangkan sholat membunuh penyakit seperti iri,sombong dan temannya yang tak baik,” jelas Elea.

“Tila mau talat bial penakit ili dan tombongnya mati!” ucap Cila antusias.

Elea menggandeng Cila menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Dibalik tembok, Ardha yang sedang menguping dan kembali melangkahkan kaki menuju kamarnya. Mengambil ponsel dan mulai membrowsing sesuatu.

Tata cara sholat yang benar!

Terpopuler

Comments

nacita

nacita

wkwkwk 😂😂😂

2022-09-24

0

LILI AJAH 😊😊

LILI AJAH 😊😊

Elea ibarat cahaya dkegelapan ya bagi Ardha. semangat othorr💪💪💪💪

2022-07-06

0

Elfrina Binelka

Elfrina Binelka

bagus ceritanya Thor.. ditunggu upnya

2022-07-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!