Qadar Ketetapan

...I.B.U.S.A.M.B.U.N.G.U.N.T.U.K.A.N.N.A.K.K.U...

...Dia allah yang menetapkan segala sesuatu, lalu dia menetapkan atasnya qadar ketetapan dengan sesempurna-sempurnanya...

...(Q.S Al-Furqn 25:2)...

***

Ardha membantu Sovia menekan permukaan tanah dengan jari lalu menaburkan biji tanaman diatasnya.

"Terimakasih," ucap Sovia sambil menatap mata Ardha. Kedua terdiam, seolah menyalurkan rasa yang sudah lama tidak bertemu.

Ardha melepaskan kaos tangan lalu perlahan merapikan rambut yang mengganggu pandangan Sovia.

"Maaf," lirih Ardha kemudian "Maaf untuk hari-hari berat yang kamu lalui tanpa aku,"

Sovia memejam, air mata merembes begitu saja dari pelupuk matanya. Sambil terisak, Sovia melepaskan kaos tangan dan menghambur ke pelukan Ardha.

"Kamu tau, saat itu aku benar-benar takut jika suatu saat kamu kembali, rasa kamu bukan untuk aku lagi," Sovia bersandar pada dada bidang Ardha. Manghirup aroma maskulin dari tubuh Ardha.

"Apa kamu lupa? kupu-kupu tidak bisa hidup tanpa bunga,"

Sovia melepaskan pelukannya lalu menyerngit.

Usapan dari tangan Ardha membuatnya bungkam. Jemari laki-laki itu menyisir hingga ke bawah dagu Sovia.

"Indah, cantik, unik dan penuh pesona. Anyelir putih dengan kelopak yang bergelombang. Baunya memang menyengat dan hanya sebagian orang yang suka, tapi mereka tidak sadar jika anyelir punya khasiat menyembuhkan,"

"Sweet and lovely?" tanya Sovia.

Ardha mengangguk sembari tersenyum tipis, kemudian mendekap erat tubuh Sovia. Memberikan usapan-usapan kecil pada puncuk kepala perempuan itu.

Andai saja ini nyata, bukan hanya sekedar fiktip belaka

Cut, teriakan sutradara membuat Ardha dengan sigap melepaskan pelukannya, lalu lekas berdiri saat perintah istirahat keluar dari mulut sutradara.

"Ardha tunggu!" teriak Sovia sambil berlari kecil.

Ardha menghentikan langkah namun enggan untuk berbalik.

"Perempuan tadi, dia siapa?"

Tanpa berbasa-basi, wajah Elea membekas diingatan Sovia. Seakan ia perlu jawaban yang lebih dari sekedar bukan siapa-siapa.

Perempuan memang begitu, rasa ingin tahunya sangat tinggi. Mencari tahu sesuatu yang kadang membuatnya sakit.

"Pemilik toko!" jawab Ardha sekenanya, cuek dan ketus.

Sovia mendengus "Maksud aku, kamu sama dia ada hubungan apa?"

"Apapun hubungan gue sama dia, ga ada hubungannya sama lo,"

"Kamu kok gitu sih, kamu sama aja nyakitin perasaan aku," keluh Sovia.

Ardha hanya diam, matanya memicing tajam memperhatikan Sovia yang terus merengek.

"Aku suka sama kamu, Ardha!"

"Gue ga pernah minta lo suka sama gue!" tekan Ardha. Sudah cukup, ia tak mau lagi mendengar ocehan tak penting dari Sovia.

"Apa karena perempuan itu?" tanya Sovia penuh selidik. Hatinya sedang menggebu, tangannya mengepal menahan amarah.

"Dia bukan saingan lo,"

Ardha berbalik sambil tersenyum meninggalkan Sovia dengan seribu tanya.

***

"Kamu!" pekik Sheryl.

Matanya tertuju pada sosok laki-laki yang baru saja melepas kacamata hitamnya.

Sosok yang sedang Sheryl cari.

"Loe siapa?"

Sheryl sedikit kecewa, bisa-bisanya laki-laki di depannya ini tidak ingat. Padahal baru tadi malam mereka bertemu "Ini saya yang kemarin malam kamu tolong," jelas Sheryl.

Fatih meyerngit "Oh loe yang tadi malam?"

Sheryl mengangguk "Terimakasih," ucapnya "Tadi malam belum sempat bilang," lanjut Sheryl lagi.

"Its oke, sama-sama,"

"Sebentar," Sheryl dengan tergesa lari mengambil tas dan mengobrak abrik isinya. mencari sesuatu yang ingin ia kembalikan.

"Ini, jatuh waktu kamu nyelamatin saya," Sheryl menyerahkan sebuah dompet kulit berwarna coklat.

Fatih membelalak "Ini dia yang gue cari, pantesan ga ada. Gue cari di rumah, mobil sampai caffe terakhir yang gue datengin juga ga ada, ternyata sama lo,"

"Saya udah coba hubungin kamu pakai nomor yang ada dikartu nama kamu, tapi ga dibales,"

Ocehan Sheryl tak masuk ditelinga Fatih. Hanya berdengung tanpa suara karena fokusnya tertuju pada wanita yang baru saja menuruni tangga. Posisinya tepat dibelakang Sheryl.

"Hai! ketemu lagi," Fatih menyembunyikan kegugupannya. Laki-laki itu berdehem dan melangkah maju mendekati Elea.

Sheryl termangu, ia juga membalikkan badan. Melihat interaksi keduanya.

"Iya," jawab Elea cuek.

"Pertemuan ketiga,"

Elea mengingat pertemuan pertama saat ia baru keluar dari jeruji besi, dan kedua..... ah Elea ingat, saat itu di depan alfamart, waktu hujan dan anak kecil dengan becak reotnya.

"Lo ngapain disini?" tanya Fatih sambil menelisik wajah cantik Elea. Tak perlu make up karena cantiknya alami. Putih bersih mungkin karena sering terkena air wudhu.

Sial, Fatih lagi-lagi terpesona.

"Sheryl, tolong kamu periksa lagi orderan bucket yang di caffe tulip. Apa sudah sampai ke pemiliknya atau belum?" Elea tak menjawab pertanyaan dari Fatih.

Sheryl mengangguk dan mengecek ponsel yang dikhususkan untuk menerima orderan bucket. Matanya tak lepas dari dua insan yang tak jauh dari posisinya.

"Lo kerja disini?" tanya Fatih lagi, berusaha berbasa-basi.

"Sepertinya perkataan saya tadi telah menjawab pertanyaan kamu" Elea berjalan menuju tempat penyimpanan bunga.

"Takdir!" seru Fatih yang sudah berjalan tepat di depan Elea. Ia berbalik dan sekarang mereka saling berhadapan.

"Apa lo ga mikir kenapa kita sering bertemu?" Fatih memasukkan tangannya ke dalam kantong celana jeans yang ia pakai.

"Kamu ngikutin saya!"

"Sorry gue sibuk, ga ada kesempatan buat ngikutin loe,"

Elea memutar kedua matanya, sangat jengah berhadapan dengan laki-laki sombong seperti Fatih.

Jika bisa, Elea ingin pertemuan ini adalah pertemuan terakhir mereka.

"Kalau sibuk ngapain kamu ngajak saya ngobrol dan mengoceh tidak jelas,"

Fatih menggigit bibir bawahnya. Sial, ia terjebak perkataannya sendiri.

"Hmmm," Fatih berdehem, menyisir rambutnya ke belakang. Berharap perempuan di depannya terpesona.

"Gue cuma mau bilang! takdir, kita selalu bertemu walau lo ga mau. Selalu berjumpa walau lo ga suka. Menurut lo kenapa?"

"Karena sudah rencananya,"

"Good! Belakangan ini, gue memohon sama tuhan buat diberikan jodoh dalam waktu dekat. Tak lama, tuhan mempertemukan gue dengan seorang perempuan yang membuat gue terpikat," jeda Fatih

"Lo mau tau siapa orangnya?"

Elea menggeleng "Tidak ada hubungannya dengan saya!" tegasnya seraya beranjak pergi.

"Perempuan itu adalah lo, Elea!"

Elea sampai terjingkat karena terkejut. Begitu juga dengan Sheryl yang sedari tadi terus memperhatikan. Ada rasa kecewa dihatinya.

"Gue suka sama lo!" tangan Fatih gemetar dibalik saku celana.

Elea berbalik menatap manik hitam pekat milik Fatih. Tak ada kebohongan, justru sebuah kebenaran yang tulus.

"Perlu lo tau, gue ga punya orang tua dan gue sebatang kara di dunia ini. Seorang remaja dari panti asuhan yang dipaksa menerima pahitnya kehidupan. Dipaksa mandiri dan hidup seorang diri,"

Fatih berasal dari salah satu panti asuhan di Jakarta. Ia terpaksa harus keluar dari panti asuhan karena sudah memasuki usia remaja, 17 tahun.

Sikapnya yang sombong terbentuk karena kerasnya kehidupan yang ia jalani. Ia tak mau di injak dan di anggap lemah.

"Tapi sekarang, gue mau hidup sama lo. Hidup sendiri dengan kesepian, gue rasa sudah cukup. Pertemuan kita memang singkat, tapi apa salah jika gue ingin mengenal lo lebih dalam?"

Tak pernah terlintas dalam pikiran Fatih, ia akan melamar wanita seperti ini. Dalam bayangannya suasana romantis dengan lilin dan sekuntum mawar merah serta alunan musik yang menyertai.

Elea tak mampu berkata-kata. Bibirnya kaku bahkan jantungnya berdetak dengan keras. Elea menunduk tak mampu menjawab.

"Gue tau, lo pasti ga nyangka. Gue ga akan maksa lo buat jawab sekarang. Lo bisa pikirin dulu kata-kata gue,"

"Gue pamit, Assalamualaikum," Fatih berjalan menuju taman belakang. Ia sempat tak percaya, mulutnya baru saja mengucap salam.

"Waalalaikumsalam," balas Elea pelan.

Elea mendongak, matanya langsung bersitatap dengan Sheryl. Gadis itu berusaha tersenyum meski hatinya bagai ditusuk ribuan belati. Laki-laki yang berhasil mencuri perhatiannya telah melamar seorang perempuan dihadapannya.

Dia allah yang menetapkan segala sesuatu, lalu dia menetapkan atasnya qadar ketetapan dengan sesempurna-sempurnanya

(Q.S Al-Furqan 25:2)

Terpopuler

Comments

RAMBE NAJOGI

RAMBE NAJOGI

ih ih dilamar mendadak... othoorrr cariin akoh juga dong yg seperti Fatih wkwkwkkw

2022-07-01

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!