Hari Sakral

...I.B.U.S.A.M.B.U.N.G.U.N.T.U.K.A.N.A.K.K.U...

...Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan. Barangsiapa niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.”...

...(HR. Bukhari :54)...

***

Demi Cila,

Elea menekankan kata yang Ardha katakan saat melamar dirinya. Iya, demi Cila. Ardha melamar dan memintanya untuk menikah hanya karena Cila bukan karena rasa suka atau selebihnya.

Meski sakit, Elea tak mau berharap lebih.

Pernikahan yang seharusnya dibina oleh dua orang yang saling mencintai harus Elea simpan rapat-rapat.

Inilah takdirnya, inilah jalan yang harus Elea tempuh. Jalan yang telah diatur oleh sang pencipta. Dan mungkin saja sebegai penebus rasa bersalahnya dimasa lalu melalui Cila.

“Hmmm, Demi Cila!” balas Ardha dengan ketus. Dalam kata yang ia lontarkan terdapat kesan dingin dan nada tak suka.

Elea semakin menunduk, tak mampu dipungkiri hatinya sakit.

Setelah berujar demikian, Ardha menopang tubuh pada kedua kaki dan berjalan meninggalkan Elea yang masih saja menunduk. Keduanya diselimuti rasa yang tak karuan dan sedikit gusar.

“Holeeeee!” teriakan Cila dengan antusias saat diberitahu bahwa Bunda dan Papinya sebentar lagi akan menikah yang artinya mereka akan tinggal bersama, dirumah yang sama, dan diatap yang sama.

Cila semakin bersemangat untuk kembali sehat. Anak kecil itu bahkan menerima dengan senang hati saat suster membawakan beberapa obat yang harus ia minum.

Cila harus sehat!

Kalimat yang anak perempuan itu tanamkan agar segera tinggal bersama Bundanya dan pergi dari ruangan yang berbau obat ini.

Dan terbukti, 2 hari setelahnya kondisi Cila berangsur membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang. Tentu saja disambut dengan senyum merekah, bahkan tak henti-hentinya gadis kecil itu berceloteh Bunda baru.

Tanpa harus berletih-letih menyiapkan pesta pernikahan karena semua telah diserahkan pada WO. Elea hanya perlu duduk manis dan semua telah siap di depan mata.

Mulai dari fitting baju pengantin, tamu undangan, souvenir dan makanan semuanya telah siap.

Dan disinilah Elea sekarang, dirias beberapa Mua yang professional dibidangnya yang ikut membantu memeriahkan acara fenomenal sang pemain sinetron yang sedang naik daun.

Banyak media dan wartawan yang datang untuk mengabadikan acara sakral sang artis.

Berita-berita hangat bermunculan tanpa dikehendaki. Seperti berita tentang Ardha dan Sovia yang sempat viral karena satu program.

Banyak yang menyayangkan namun ada juga yang memberi dukungan.

Tapi Ardha tak peduli, ia tak suka jika nitijen mengatur kehidupan yang seharusnya privasi bukan untuk menjadi makanan khalayak ramai.

Elea telah selesai dirias, ia merasa sangat gugup karena sebentar lagi akan bertemu orang banyak. Rasa tak percaya diri terus saja mencuat.

Dengan langkah lambat karena gaun panjang menutup kaki dan tak lupa melati yang menjuntai indah dari kepala hingga pinggang Elea.

Elea menarik napas saat menampakkan wajahnya, banyak manik mata yang menatap kagum pada calon istri Ardha. Cantik dengan wajah yang bersih. Tak perlu make up tebal karena kecantikan Elea seakan memancar membuat beberapa mata menatap dengan wajah berbinar.

Cekrek, cekrek

Kilat dari kamera bersahutan membuat mata Elea mengedip karena silau, hingga satu tangan menghalau pandangan.

Tangan kekar dengan balutan jas membuat mata Elea menajam, sang pria meminta para wartawan untuk berhenti mengambil foto calon istrinya.

Lalu Ardha menggiring Elea ke tempat sakral.

Banyak yang histeris karena menurut mereka perlakuan Ardha sangat romantis. Berbeda dengan Elea, wanita itu menganggap perlakuan Ardha semata-mata karena adanya media dan laki-laki itu harus bersikap baik.

Elea tak masalah, karena ia telah menetapkan hati untuk tak berharap banyak pada Ardha agar hatinya tak terluka.

Di ujung sana, Sovia Nampak mengepalkan tangan. Beberapa artis ikut berhadir dan beberapa ada yang menghina Sovia karena tak mampu mengambil hati Ardha. Bahkan ada beberapa yang memuji Elea lebih cantik dari Sovia.

“Lihat aja, lo ga akan berakhir bahagia. Gue akan buat keputusan lo menikah dengan Ardha adalah sebuah petaka,” gumam Sovia dengan senyum smirk dan berlalu meninggalkan ruangan karena tak tahan melihat adegan selanjutnya.

Tangan Elea berkeringat, sebentar lagi kehidupannya akan berubah. Ia akan menjadi seorang ibu dan lembaran baru pun akan segera ia buka.

Di depan dapat Elea lihat dengan jelas, antara deretan kursi para tamu ada Cila yang sedang berada dalam dekapan Mama Nira. Gadis kecil itu tersenyum riang saat melihat Elea dan Ardha yang sebentar lagi akan mengucapkan ijab qabul.

“Sah!” Elea tersentak saat teriakan para tamu dengan serentak membalas ucapan dari sang penghulu yang menanyakan apakah sah?

Elea mengambil tangan Ardha dan mencium punggung tangan laki-laki yang baru saja menjadi suaminya.

Lalu setelahnya mendongak saat tangan Ardha menangkup pipi Elea. Jantung Elea berdetak sangat cepat. Meneguk saliva saja rasanya sangat sulit, Elea takut jika hal yang ia lakukan dapat merusak suasana.

Dan cup,

Satu kecupan mendarat dengan halus dipermukaan kulit Elea. Bagai terkena sengatan listrik, tubuh Elea menegang meski ia sudah mempersiapkan diri.

“Wah ga nyangka gue, pantes aja lu gak pernah mau gue kenalin sama cewek ternyata tipe lo tinggi, cewek berhijab cuyyy!” celoteh teman Ardha yang datang untuk memberikan selamat.

“Selamat bro! istri lu cantik ,adem lagi.” tambah yang satu lagi.

“Kalo lu bosan sama istri lu, gue siap menerima jandanya dengan senang hati,”

“Bacot kalian!” umpat Ardha sambil menepuk keras punggung ketiganya secara bergantian. Ia beralih memandang Elea yang juga sedang berbincang dengan teman-teman sosialita Mama Nira.

Perempuan itu sesekali hanya tersenyum menanggapi beberapa pujian.

“Tumben lo ga sama Fatih, biasanya kaya perangko, nempel mulu sampai dikira suka sesama jenis!” laki-laki yang mempunyai nama Trian itu mengamati dengan seksama para tamu. Mencari sosok yang ia tanyakan.

“Iya, biasanya dimana Ardha disitu Fatih berada!” Bryan menaggapi.

“Ck, Lagi ada urusan dia!” jawab Ardha sekenanya.

Memang benar Fatih memberi alasan bahwa ia tak bisa hadir di acara pernikahan Ardha karena lagi sibuk. Ardha pun tak mempertanyakan karena mungkin Fatih juga perlu privasi.

Tanpa Ardha tau, disuatu tempat Fatih sedang menumpahkan tangisnya yang pertama kali untuk seorang perempuan.

Perempuan yang mampu membuatnya terpikat meski tanpa mengikat. Perempuan yang ia sematkan dalam hati untuk berubah dan kembali mendekat pada sang pencipta.

Perempuan yang membuatnya berubah untuk menjadi lebih baik. Namun tanpa sadar, cara yang ia lakukan adalah salah.

Jika ingin berubah, maka berubahlah karena Allah. Bukan karena perkara perasaan yang kamu miliki pada suatu makhluk ciptaannya.

Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan. Barangsiapa niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.” (HR. Bukhari :54)

Terpopuler

Comments

Pitri Minarti

Pitri Minarti

kasihan Fatih,semoga mendapatkan yg seperti Elea lagi

2022-07-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!